13. Menghidar

♥♥♥

Luna keluar Apartemen tergesa-gesa, sesekali dia menolehkan wajahnya kesegala arah untuk memghindari seseorang. Memang aneh karena ia tahu bila lantai mereka berdua berbeda tidak ada kemungkinan mereka dapat bertemu dimana pun. Setelah segalanya cukup aman, tidak bertemu dengan Reza didalam lift ia pun sampai dilobby bawah dan menunggu taksi online yang dipesannya beberapa menit lalu. Tidak butuh lama taksi online pun datang, dengan sigap Luna masuk dengan cepat takut dia tiba-tiba bertemu dengan Reza. Memang konyol menghidari seseorang yang tidak mempunyai status hubungan. Luna melirik kearah jendela sampingnya melihat mobil dan motor berlalu linting dengan kepadatanya yang lumayan penat tapi untung tidak macet terlalu lama sehingga ia tidak akan terlambat masuk. Tapi sejak kejadian kemarin pikirannya semakin kalut soal kerjaan, cinta dan masa lalunya yang datang secara berurutan seperti sudah disiratkan.

Taksi online berhenti tepat diperepatan kantor, mereka tidak akan berpikir kalau ia turun dengan taksi online berwarna biru dengan logo burung itu. Sampai sekarang pun teringat kembali setiap kejadian saat ditoilet lobby, mendengar ancaman mereka membuat Luna sedikit cemas bukan takut.

Luna mendekati gedung menjulang tinggi dihadapannya dan memasuki pintu lobby yang sudah banyak karyawan memasuki kantor, pandangan pun tertuju dengan tiga wanita yang sering disebut Novi and Genk yang terus menatap tajam dirinya. Saat Luna menunggu antrian lift secara bergilir. Ia pun mengalihkan pandangan saat seorang perempuan menghampirinya dari arah belakang.

"Luna, sudah baikan?", kata Rani dengan raut muka sumbringah.

"Sudah baikan Mbak, terima kasih". ucap Luna lembut.

"Aku perhatikan Novi and Genk ngeliatin kearah sini mulu. Ngerasa nggak sih?".

"Masa sih, mungkin perasaan Mbak".

"Mungkin".

Lift pun terbuka kembali, karyawan lainya masuk termasuk Luna dan Rani tiba-tiba lift berhenti bekerja karena beban mereka terlalu berat, beberapa orang pun keluar sebagian. Untung keduanya berada tepat dibelakang pintu lift sehingga mereka tidak harus keluar disaat jam masuk kerja sudah akan berakhir.

Luna duduk dimejanya dengan dokumen-dokumen ditanganya memeriksa kembali data yang akan dibawa untuk dimeeting hari ini bersama dengan Pak Reza, karena akhir-akhir ini pengeluaran uang perusahaan cukup membengkak. Dengan teliti ia cek tiap lembar dokumen agar tidak ada kesalahan saat meeting berlangsung.

"Kamu ikut meeting juga, ini perintah Pak Reza". seru Rani sambil menekankan nama atasanyanya begitu laun dan jelas. Luna hanya mengerutkan alisnya karena berbidik aneh melihat Mbak Rani yang terlihat seperti mengetahui sesuatu antara Luna dan Reza.

"Kenapa? Aku kan masih magang".

"Tidak tahu, pokoknya kamu harus ikut tanpa protes dan alasan-alasan lainnya. Buat ini menjadi pengalaman kamu".

Luna pun hanya mengangguk paham maksud Mbak Rani dan melupakan sejenak pikirannya dan kembali mengerjakan tugasnya sebelum meeting dimulai. Perasaan ia pun mulai gusar, belum siap melihat wajah Reza yang akan membuat hatinya kembali berdebar-debar. Karena untuk sekarang ia tak ingin melihat pria itu karena semakin berhubungan dengannya semakin banyak orang yang akan mencaci dirinya seperti kemarin.

Beberapa menit sebelum pergi keruang meeting besar. Luna tiba-tiba mengeluh merasa kesakitan dikepalanya. Dengan sigap Rani membawa Luna keruang istirahat disamping ruangan Pak Fredi dibaringkannya Luna diranjang kecil untuk satu orang, Rani pun keluar untuk mengambil kotak obat yang disediakan perusahaan untuk setiap ruangan bagian. Dan tak lama Rani kembali membawa kantong plastik berisi roti yang biasa dia beli, air minum dan obat diletakan dimeja samping rajang Luna

"Kalau masih sakit, kamu nggak usah masuk Lun?". Rani begitu cemas.

"Maaf aku bikin Mbak repot mulu, lagian Luna nggak enak masih magang masa udah nggak masuk gitu aja. Baru kemarin aku izin pulang".

"Ya sudah kamu istirahat, minum obatnya. Kamu nggak usah ikut meeting nanti Mbak bilang kamu sakit".

"Terima kasih".

"Aku pergi meeting dulu, kamu hati-hati".

"Iya".

Setelah kepergian Mbak Rani dari ruanga, Luna mendekati pintu dan menguncinya. Dan bernapas lega karena aktingnya tidak dicurigai oleh Mbak Rani, ia melakukan itu untuk menghidarinya dari masalah karena dia cemas akan dibully oleh ketiga wanita kemarin menuduhnya penggoda.

Maafkan aku Mbak, aku bohongin kamu. Gumamnya

Meeting

"Apa penampilanku sudah rapih?", tanya Reza sambil merapihkan penampilannya.

"Rapih", balasnya sedikit mengerutkan alis, merasa aneh dengan sikap Reza berbeda seperti biasanya. Yang ia kenal Bossnya ini tidak begitu peduli dengan penampilannya. Entah apa yang sudah mengubahnya bisa lebih baik ini, banyak ekspresi yang dia tunjukan akhir-akhir ini, biasanya ia memasang wajah dingin dan datar. Saat melangkah kembali menuju ruang meeting Reza kembali bertanya pada Soni dengan tidak percaya diri dengan penampilannya.

"Kamu yakin, udah rapih dan bagus?", tanyanya lagi.

Soni pun dibuat kesal oleh Boss nya ini, sudah beberapa kali dia bertanya, dan apa meeting kali ini benar-benar ada sesuatu yang spesial untuk Reza karena beberapa jam lalu dia melihat kegelisahan dipikirannya, seperti akan menemui seseorang yang dia sukai. Tunggu Suka? Apa mungkin Boss nya ini sedang menyukai seseorang. Padahal mereka meeting dengan orang yang biasa dia temui, hanya saja ada tambahan karyawan magang dari bagian keuangan. Soni pun jadi banyak pemikiran diotaknya gara-gara Boss nya.

"Perfect", singkatnya lagi.

Saat memasuki ruang meeting, Reza langsung mencari seseorang yang dia kenal. Namun orang itu tidak ada diruangan, banyak pertanyaan dihatinya, aku kenapa dia tidak ada dan sebagainya. Suara dehaman Soni membuyarkan pikiranya dan kembali pada meeting hari ini meski tanpa melihat wajah Luna, karena akhir-akhir ini jarang bertemu ataupun menyapanya karena kesibukannya ini.

"Apa semuanya sudah kumpul?", tanya Reza sebelum memulai meeting.

Kemudian seorang wanita berbicara, "Maaf Pak, Luna anak magang dari bagian kami tidak ikut karena sakit". Seru Rani memberitahu pada Reza yang terlihat khawatir saat ia berkata Luna sedang sakit.

"Benarkah? Apa dia sudah minum obat?", spontan Reza membuat para karyawan yang ikut meeting menatap curiga dan aneh karena kekhawatirnya terhadap anak magang. Rezapun berdeham cepat, "Maksud saya, anak magang disini harus kita rangkul karena dia juga bekerja disini meskipun hanya membantu sedikit pekerjaan kita". ucapnya gugup.

"Sudah Pak", kata Rani, melihat Boss nya begitu khawatir ia sudah menyimpulkan bahwa pria didepannya ini sangat menyukai Luna. Rani pun hanya tersenyum dengan tingkah pria dihadapanya yang terlihat gugup.

Entah kenapa meeting hari membuat Reza gelisah karena pikiran terlalu mengarah pada Luna dibandingkan dengan dokumennya diatas meja, baru kali ini dia merasa kalau meeting begitu membosankan dan tak lama dia memerintahkan Soni untuk menunda meeting hari ini, dan dia pun kembali kerungannya dan mondar-mandir didepan meja.

Dia sakit apa? Aku benar-benar khawatir. Batinnya.

Reza mengambil ponselnya dimeja untuk mengetik chat pada Luna

Reza : Apa kamu sakit?

Reza : Sakit apa?

Reza : Apa sudah minum obat?

Reza: Kalau masih sakit kamu pulang saja

Beberapa pesan sudah dikirim, tapi belum ada satu pun yang dibales dan belum dibaca. Pikirannya pun menjadi semakin gelisah, bila dia bukan Boss disini dirinya sudah menemui Luna, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa bila sudah dikantor. Luna adalah karyawannya sementara dirinya Atasannya.

Sudah hampir setengah jam masih menunggu balasan dari chat yang ia kirim. Masih belum tenang Reza dengan cepat dia mencari kontak perempuan itu ditekan tombol tanda telpon diponselnya dengan gusar.

Luna Calling...

Masih belum diangkat.

Setelah 3x menelpon tetap Luna tidak mengangkat telpon. Perasaan Reza pun menjadi kalut, ia pun bertanya-tanya kenapa chat dan telponnya tidak dibalas dan tidak diangkat olehnya. Reza pun berpikir apa dia pernah membuat kesal atau kecewa sehingga dia mengabaikannya. Tapi setahu dirinya dia tidak berbuat salah atau sebagainya.

Disisi lain

Luna masih dalam ruangan tempat istirahat, ia mondar-mandir disamping ranjang melihat chat dari Reza masuk beberapa kali ingin membalas tapi dia tidak bisa ini adalah cara agar dirinya bisa menghidarinya sementara waktu. Dirinya terus memandangi ponselnya entah berapa menit dalam situasi seperti itu. Tiba-tiba telpon masuk dengan terkejut Luna terus diam tanpa melakukan apa-apa masih tetap dengan pendirianya setelah beberapa kali telpon, bunyi ponsel pun hening tidak ada tanda-tanda panggilan masuk lagi.

Kemudian Luna kembali ke ranjang dan berbaring saat mendengar ketukan pintu dari luar dan  Mbak Rani masuk dan mengecek keadaan dirinya. Seperti biasanya memberitahu bahwa jam kerjanya sudah selesai.

"Kamu sudah mendingan? Ini udah jam 16.00 kamu pulang nanti Mbak pesankan taksi online buat kamu?". Seru Rani.

"Udah mendingan. Gak usah nanti aku pesan sendiri". ucap Luna. "Oh iya Mbak, meetingnya bagaimana?". Katanya lagi.

"Meetingnya diundur tidak tahu kenapa". Sebenarnya Rani tahu yang membuat Mood Bossnya itu menjadi gelisah adalah Luna.

Setelah mendengarkan cerita  bahwa meeting diudur besok, dan tidak menutup kemungkin Luna harus mengikuti meeting besok. Padahal tadi saja dia sudah pura-pura sakit, dan tidak bisa beralasan lagi. Kata Mbak Rani bukan hanya beruntung bisa meeting dengan beliau tapi juga suatu kebanggaan tersendiri.

Luna sudah menunggu taksi online diperempatan kantor, tapi tak lama dia melihat mobil yang sering ditumpangi Reza. Pura-pura tidak melihat Luna membuang muka pada arah lain.

"Luna, naiklah kita pulang bareng?". Ajak Reza dari balik jendela.

"Maaf Pak saya sedang menunggu taksi online bentar lagi datang". Seru Luna dengan wajah datar.

"Apa kamu baik-baik saja, aku dengar kamu sakit?". tanya Reza cemas.

"Baik, saya cuma pusing sedikit. Maaf Pak taksi online saya sudah datang. Saya permisi". Kata Luna sambil meninggalkan Reza yang masih didalam mobilnya.

Mungkin kejam Luna melakukan itu pada Reza, tapi dia tidak tahu harus bagaimana lagi, tidak ingin melibatkan pria itu dalam masalahnya meskipun bersangkut paut dengan pria itu juga. Setelah meninggalkan Reza hati Luna benar-benar terasa sakit ia tidak sanggup bila harus bersikap jahat pada Reza yang sudah baik padanya. Sepanjang perjalanan ia terus-terusan memaki dirinya sendiri tentang sikap acuhnya tadi.

Maafkan aku Mas Reza. batin Luna

Sedangkan Reza merasa bahwa Luna sedang menghindar dirinya, dengan tidak membalas chat, tidak mengangkat telponnya dan sekarang menolak pulang dengannya apalagi dengan raut muka dingin tadi membuat Reza benar-benar pusing dibuatnya.

Kenapa kamu menghindariku Luna. batin Reza.

♥♥♥

Terpopuler

Comments

diky hermawanrieo

diky hermawanrieo

ngobrol atuh ngobrol,dari pada pada nyangka yg nggak2,gemezzzz bgt deh ma autor,ehhh

2021-05-21

0

Li Can

Li Can

emg susah mencinta dalam diam. sakiiiiiitttttt😮🤐

2021-05-01

0

Lucki RM

Lucki RM

aku tebak alurnya pasti Luna ntar akan ketemu sama Aldo dan Reza lihat terus Reza pasti menyimpulkan kalau Luna menghindari dirinya karena Aldo.

2021-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 01. Pertemuan
2 02. Karyawan Magang
3 03. Perempuan Dimasa Lalu
4 04. Kejutan
5 05. Perasaan
6 06. Kebersamaan
7 07. Jatuh Cinta
8 08. Makan Malam
9 09. Pria Dimasa Lalu
10 10. Curahan Hati
11 11. Tukar Pikiran
12 12. Bimbang
13 13. Menghidar
14 14. Kesabaran
15 15. Berbaikan
16 16. Kencan Pertama
17 17. Kekacauan
18 18. Kerinduan
19 19. Kegusaran
20 20. Kenalan Lama
21 21. Restu
22 22. Berlibur
23 23. Kecemasan
24 24. Kejujuran
25 25. Permintaan Maaf
26 26. Penentuan
27 27. Kepulangan
28 28. Sidang
29 29. Lamaran
30 30. Kesalah pahaman
31 31. Pernikahan
32 32. Kehidupan Baru
33 33. Rencana
34 34. To Japan
35 35. Keluarga Kecil
36 36. Marah
37 37. Bertingkah Aneh
38 38. Hamil
39 39. Rumah Baru
40 40. Keputusan
41 41. Peringatan
42 42. Kejadian Masa Lalu
43 43. Syukuran
44 44. Penasaran
45 45. Ide Gila
46 46. Kepercayaan
47 47. Reuni
48 48. Kegilaan
49 49. Penangkapan
50 50. Kantor Polisi
51 51. Maaf
52 52. Rencan dan Kejutan
53 53. Rapat dan Rencana
54 54. Penangkapan dan kesepakatan
55 55. Barberque
56 56. Manja
57 57. Posesif
58 58. Thank You, Mom
59 59. Perhatian...
60 60. Say Yes
61 61. Cemburu Buta
62 62. Si Kembar
63 63. Pertingkaian
64 64. Pengasuh
65 65. Pesta Ulangtahun
66 66. Teguran
67 67. Bohong
68 68. Berubah
69 69. Kabur
70 70. Penjelasan
71 71. Dede Bayi
72 72. Lupa
73 73. Kejutan Untuk Reza
74 74. I'm Home
75 75. Happy Ending
76 76. Ext. Part 1
77 77. Ext. Part 2
78 78. EXTRA PART SPECIAL (1)
79 79. EXTRA PART SPECIAL (2)
80 80. EXTRA PART SPECIAL (3)
81 81. EXTRA PART SPECIAL (4)
82 82. EXTRA PART SPECIAL (5)
83 83. EXTRA PART SPECIAL (6)
84 Say Hi (Bukan Update) Read Please
85 84. EXTRA PART SPECIAL (7)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
01. Pertemuan
2
02. Karyawan Magang
3
03. Perempuan Dimasa Lalu
4
04. Kejutan
5
05. Perasaan
6
06. Kebersamaan
7
07. Jatuh Cinta
8
08. Makan Malam
9
09. Pria Dimasa Lalu
10
10. Curahan Hati
11
11. Tukar Pikiran
12
12. Bimbang
13
13. Menghidar
14
14. Kesabaran
15
15. Berbaikan
16
16. Kencan Pertama
17
17. Kekacauan
18
18. Kerinduan
19
19. Kegusaran
20
20. Kenalan Lama
21
21. Restu
22
22. Berlibur
23
23. Kecemasan
24
24. Kejujuran
25
25. Permintaan Maaf
26
26. Penentuan
27
27. Kepulangan
28
28. Sidang
29
29. Lamaran
30
30. Kesalah pahaman
31
31. Pernikahan
32
32. Kehidupan Baru
33
33. Rencana
34
34. To Japan
35
35. Keluarga Kecil
36
36. Marah
37
37. Bertingkah Aneh
38
38. Hamil
39
39. Rumah Baru
40
40. Keputusan
41
41. Peringatan
42
42. Kejadian Masa Lalu
43
43. Syukuran
44
44. Penasaran
45
45. Ide Gila
46
46. Kepercayaan
47
47. Reuni
48
48. Kegilaan
49
49. Penangkapan
50
50. Kantor Polisi
51
51. Maaf
52
52. Rencan dan Kejutan
53
53. Rapat dan Rencana
54
54. Penangkapan dan kesepakatan
55
55. Barberque
56
56. Manja
57
57. Posesif
58
58. Thank You, Mom
59
59. Perhatian...
60
60. Say Yes
61
61. Cemburu Buta
62
62. Si Kembar
63
63. Pertingkaian
64
64. Pengasuh
65
65. Pesta Ulangtahun
66
66. Teguran
67
67. Bohong
68
68. Berubah
69
69. Kabur
70
70. Penjelasan
71
71. Dede Bayi
72
72. Lupa
73
73. Kejutan Untuk Reza
74
74. I'm Home
75
75. Happy Ending
76
76. Ext. Part 1
77
77. Ext. Part 2
78
78. EXTRA PART SPECIAL (1)
79
79. EXTRA PART SPECIAL (2)
80
80. EXTRA PART SPECIAL (3)
81
81. EXTRA PART SPECIAL (4)
82
82. EXTRA PART SPECIAL (5)
83
83. EXTRA PART SPECIAL (6)
84
Say Hi (Bukan Update) Read Please
85
84. EXTRA PART SPECIAL (7)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!