♥♥♥
kejadian itu sudah beberapa hari setelah kejadian Luna bertemu kembali dengan Aldo. Dia ingin sekali menceritakannya pada Abel dan Rara yang sekarang sedang menginap diapartemennya. Namun takut mereka berpikir bahwa dirinya masih belum bisa melupakan Aldo orang yang menyakiti dan mengkhianati cintanya. Masalahnya adalah, bagaimana cara untuk bisa memaafkannya sampai sekarang saja dirinya tidak ingin bicara ataupun menatapnya, saat kami bertemu kembali setelah beberapa tahun lamanya. Egois memang bila Luna tidak memaafkanya toh dia sudah tidak memiliki rasa cinta untuk pria itu sama sekali.
Saat Luna duduk terdiam ditengah Abel dan Rara, dia terkejut saat mendengar ucapan Abel yang tiba-tiba disaat dia baru sadar dalam lamunannya.
"Luna jujur ya, kamu suka nggak sama Kak Reza?", tanya Abel
Hah!
Masih belum merespon
Luna!
"Kamu suka nggak sama Kak Reza", serunya kembali setelah Luna belum menjawab pertanyaannya.
"Kenapa tiba-tiba".
"Aku butuh jawaban kamu", protesnya
"Kenapa aku harus jawab pertanyaan kamu, Harusnya dia sendiri yang bertanya seperti itu". Balas Luna sedikit tersentak tanpa sadar, membuat Abel dan Rara terkejut dengan ucapan Luna.
Suara gelak tawa temannya disamping membuat dia binggung apa yang salah dengan jawabnya.
"Kok malah ketawa sih", seru Luna merasa bodoh dengan sikapnya.
Masih tertawa Rara berujar, "Dasar Luna polos, aku baru tahu Luna ngarepin ditembak sama duren", masih tertawa.
"Rara", protesnya. Lalu menekukan wajahnya karena malu.
"Kasian banget teman aku belum juga ditembak-tembak", goda Abel pada Luna yang sudah merah padam diwajahnya.
"Udah jangan meledek", Luna menutup wajah dengan kedua lapak tanganya, karena terus digoda oleh kedua temannya.
Saat sedang asyik berbicang suara bel pun berbunyi, Lunapun mengerutkan alisnya dan bertanya-tanya siapa yang datang. Setahu dirinya tidak ada yang tahu apartemenya selain teman-temanya.
"Aku buka pintu dulu", kata Luna meninggalkan kedua temannya. Dan melangkahkan kakinya kearah pintu.
Mas Reza, Biboy
"Apa aku ganggu kamu", kata Reza yang sedang mengendong anaknya.
"Nggak, silahkan masuk", balas Luna mempersilahkan keduanya masuk.
Kedatangan Reza dan Biboy membuat dirinya senang tak karuan. namun Luna baru sadar bahwa diapartemen bukan hanya ada dirinya tapi bersama dengan Abel dan Rara.
"Kak Reza", seru Abel.
"Abel, kamu ngapain disini_", Reza kaget karena dirinya merasa malu kedatangannya dipergoki adiknya. Dia pun menoleh ke Luna yang tersenyum kikuk.
"Mas, mereka berdua menginap disini", seru Luna.
Sebelum Reza berbicara adiknya dengan cepat bergumam,
"Wait, Kak Reza ngapain kesini. Jangan bilang ini karena Biboy".
Deg!
Dada Reza pun mati rasa saat adiknya tahu Biboy menjadi alasan dirinya untuk bertemu Luna.
Abel malu-maluin aku aja. batin Reza
"Kok diam aja", tanya Abel mengoda.
Reza belum menjawab, Luna dengan cepat membuka suara untuk mengalihkan pertanyaan agar Abel tidak banyak bertanya. "Aku yang suruh Mas Reza kesini, soalnya aku kangen sama Biboy", Luna berbohong dan mempersilahkan Reza untuk duduk.
Karena mendengar penjelasan dari Luna tentang maksud kedatangan Reza. Temannya sekaligus adik dari atasanya itu, Abelpun berhenti bertanya-tanya. Dalam apartemen yang biasanya hanya ada Luna sendiri, tapi sekarang dia ditemani oleh Reza, Abel, Rara dan Biboy membuat suasana apartemen terasa hangat dengan suara tawa mereka.
Tak terasa sudah jam makan malam, Luna bergegas kedapur untuk memasak untuk mereka, ia pun memeriksa bahan makanan dikulkas. Untuk bahan pertimbangan apa yang bisa dimasak. Saat Luna sedang sibuk memasak seseorang datang menghampirinya. "Apa ada yang bisa aku bantu?".
Luna pun menoleh dan menjawab, "Nggak usah mas duduk aja", ia sambil mencicipi masakannya.
"Aku nggak bisa berdiam diri, kalau kamu sibuk didapur", protes Reza.
"Baiklah", Luna menyerah.
Berkat bantuan Reza acara masak pun lebih cepat selesai, keduanya meletakkan pasta yang sudah jadi dimeja. Abel dan Rara datang Menghampiri, sementara Biboy tidur dikamar Luna.
"Wah! Pasta", seru Abel.
"Udah lama nggak cobain pasta buatan Luna", Rara menghirup bau pasta yang begitu mengoda mulutnya.
"Silahkan dimakan", ajak Luna.
Mereka pun menikmati hidangan pasta yang menggugah selera dan disela-sela makan Reza memecahkan keheningan.
"Pasta kamu mirip buatan Unclenya Biboy ". Ketika itu Abel sedikit tersedak, dan cepat mengambil minum tanpa mengganggu sekitarnya.
"Masa sih", singkat Luna.
"Nanti aku ajak kesana. Dia punya restoran Italy. Namanya A_", ucapanya terhenti saat Abel pura-pura merasa kesakitan.
"Aw, sakit", mereka pun menoleh pada sumber suara.
"Kenapa kamu?", gerutu Reza.
"Bibir aku kegigit", Abel pura-pura agar kakaknya tidak melanjutkan kembali ucapanya. Karena tidak ingin Luna tahu tentang pria yang sudah menyakiti temannya.
"Makanya hati-hati kalau makan", Reza kesal dengan tingkah adiknya yang terlalu kekanak-kanakan. Sementara Luna, Rara hanya tersenyum melihat Abel dan melupakan ucapan Reza sampai mereka selesai makan.
Berselang satu jam Reza mengambil Biboy dikamar Luna, kamar yang rapih, dan terpampang lukisan suasana persawahan yang didominasi warna putih terlihan simple dan calm seperti kepribadian perempuan disampingnya.
"Aku pulang dulu ya", Reza mengendong Biboy yang sedang tidur dipelukannya. Berjalan mengarah pintu keluar yang ditemani Luna dan mengantar Reza sampai Lift.
"Hati-hati, Mas". Seru Luna memandang kearah Reza yang sudah berada dalam lift.
"Iya, terima kasih juga buat makan malamnya", balas Reza tersenyum.
Pintu lift pun tertutup, dan setelah melepas kepulangan pria itu Luna kembali keapartemen yang sudah ditunggu temannya diruang tamu.
"Luna, tumben kamu buatin kita pasta", ujar Rara. Ia tahu bahwa Luna sejak kejadian dulu tidak ingin mengingat tentang hal-hal pria itu. Mungkin orang akan berpikir aneh, ingin melupakan seseorang apa hubungannya dengan pasta? Tapi itu benar-benar berhubungan erat dengan hubungan keduanya saat itu.
Luna mengerutkan kedua halisnya merasa ada yang aneh dengan Rara maupun Abel, apalagi dengan pertanyaan itu. Ia pun semakin gusar saat ditatap tajam yang sedang menunggu jawabanya. Luna menjadi tak karuan dan sesak didadanya pun terasa menyakitkan saat dia akan menjawab. Menghela napas panjang membantunya lebih tenang. Seperti yang mereka tahu Luna sangat benci dengan makanan itu, tapi tidak dengan makanan khas Italy lainnya. Karena hanya makanan itu yang mengingat masa lalunya.
"Didalam kulkas hanya ada itu", berhenti sejenak, "Lalu aku buat pasta. Memangnya kenpa? Hah?", suara Luna sedikit bergetar. Rara dan Abel begitu mengintrograsinya karean ia membuatkan pasta. Memang salah membuat makanan itu, toh sekarang ia sudah melupakan masa lalunya, dan sekarang Luna hanya bisa melihat masa depannya dengan pria yang mencintai dirinya dengan tulus. Dan masa lalu menjadi pelajaran untuk dirinya berhati-hati memulai sebuah hubungan.
Rara maupun Abel terus menatapnya tajam dan dengan hati yang masih bertanya-tanya.
"Aneh aja. kamu yang bilang sendiri, sudah tidak mau hal-hal yang mengingatkan tentang dia. Apa kamu masih belum melupakannya?", kata Rara dan Abel disebelahnya hanya mengangguk setuju.
"STOP. Aku nggak mau bahas dia sekarang. Dan aku nggak mau dengar", sentak Luna sambil menutup kedua telinganya dengan tangan disisi lainya. Rara dan Abel pun terkejut bukan main melihat respon Luna yang terlalu berlebihan. Merekapun beranggapan bahwa Luna masih belum bisa melupakan Aldo. Keduanya diam tanpa mengucapkan satu patahpun memberikan waktu Luna untuk bisa menenangkan pikiranya, da mengubah posisi duduk mereka kembali mengarah kelayar televisi.
Entah hanya perasaan Luna, tapi dirinya benar-benar bodoh dan sudah kelewatan dengan ucapanya hingga dirinya menyentak kedua temannya yang begitu perhatian dan peduli dengannya.
"Maaf, sekali lagi maaf", Luna menundukan wajahnya merasa bersalah dengan mata yang sedikit basah karena menangis dalam diam.
Rara dan Abel menoleh melihat Luna sudah menangis, dan merekapun memeluk erat perempuan yang sedang tertuduk dan menenangkannya dengan elusan rambut maupun punggungnya lembut dalam keheningan.
Sampai Luna mau berbicara pada mereka kembali dan mencurahkan hati, pikiran dan emosinya.
Tebakan mereka benar, Luna bersuara dan masih serak efek menangis, "Aku ketemu sama dia".
Mendengar ucapa Luna keduanya benar-benar tidak percaya, terutama Abel saat ini begitu sangat terkejut.
"APA", masih dengan ekspresi terkejutnya yang telalu over. Ia tidak menyangka keduanya akan bertemu dengan cepat. Mungkin egois, bila Abel berharap mereka tidak bertemu kembali. Bukanya ia punya perasaan pada pria itu, sebaliknya ia juga tidak begitu suka dengannya karena sudah menyakiti teman baiknya. Yang ia takutkan bila ia tahu kalau pria itu memiliki hubungan dengan anaknya Reza kakaknya. Apa dia akan menjauhi Biboy ataupun kakaknya yang sangat ia cintai? itu pikiran yang terus berputar dibenaknya. Semenjak ia tahu bahwa Aldo ternyata adalah adik dari Alm. Lisa kekasih Reza.
"Ketemu dimana?", tanya Rara penasaran.
"Direstoran Italy, saat aku sama Mbak Rani makan disana. Dan yang aku nggak percaya, ternyata dia Chef dan pemilik restoran itu." balas Luna dengan hatinya yang mulai tenang.
"Maksud kamu di 'Losso' ?", Abel keceplosan.
"Kok kamu tahu? Jangan-jangan kamu udah ketemu sama dia", ujar Luna menatap Abel curiga.
"Mampus_", gumam Abel.
Luna masih dengan tatapan tajam kearah Abel yang terlihat gugup, "Jadi kamu sudah tahu sejak kapan?", dilihatnya Abel masih bungkam, "Jawab Abel".
"Maaf, seminggu yang lalu. Aku lakukan demi kamu. Aku nggak mau lihat kamu sedih apalagi mengingatkan dia yang sudah buat kamu patah hati". Abel menjelaskan namun tidak semua yang ia ketahui. Beruntung karena Luna tidak melanjutkan pertanyaanya atau marah, karena Luna langsung memeluk dirinya dan berbisik ditelinga Abel, "Maaf, aku memang bodoh. Terima kasih karena kamu dan Rara selalu ada buat aku", kata Luna tidak ingin membuat suasana kembali tegang karena masalahnya. Dan mereka bertiga tanpa sadar berpelukan dan menangis bersama, karena untuk hari ini emosi mereka benar-bener keluar dan membuat Luna maupun keduanya ini merasa lega sudah meluapkan semua curahan hati mereka masing-masing.
♥♥♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Rika Istiana
Owalaaahh adeknya Lisa too, kirain sodara dr pihak Reza...
2021-03-09
0
HANABI
lope lope
2021-02-28
0
Aqnez Bihgoliq
Abel suka sm Aldo??🤔🤔🤔
2020-12-05
0