♥♥♥
"Apa? Mbak gak bohongkan?", teriak Abel kaget dengan cerita Sarah. "Tapi kok bisa sih?". Katanya lagi masih dengan kata yang sedikit keras.
"Benaran Abel, Mbak nggak bohong, tanya Mas kamu kalau tak percaya, Bi memanggil Luna dengan sebutan Mommy". Lanjutnya sejenak, saat Abel belum merespon perkataannya. "Terus menurut kamu Luna cocok nggak sama Reza?".
"Aku sih cocok-cocok aja, tapi gimana Luna sama kak Reza?". Balik bertanya pada Sarah.
"Itu dia kayaknya Reza masih malu-malu kucing, Kalo Luna Mbak nggak tahu, kamu kan temanan sama Luna coba kamu cari tahu dia punya pacar apa tidak?". Tegas Sarah.
Abel pun mengangguk mengerti maksud Mbak Sarah. Seketika Obrolan keduanya memudar saat Reza dan Bi datang keruang tamu dengan pakaian rapi tapi santai.
"Kak Reza mau kemana?". Tanya Abel.
"Mau jalan-jalan. Kenapa memang?". Seru Reza bertanya balik.
"Nggak Apa-apa". Abel tersenyum.
Abel pun mengambil Bi dari gendongan Reza, tapi bocah kecil itu malah menolak tidak mau digendong oleh Abel.
"Biboy, why? C'mon with My Aunty?". Kesal Abel yang masih mengangkat tanganya pada Bi agar dia mau digendong olehnya.
"No". Ucap Bi sambil menjulurkan lidahnya pada Abel.
"Jadi nggak mau Aunty gendong. Kalau gitu nggak akan Aunty ajak ketemu Mommy Luna". Ancam Abel sambil meletakkan kedua tangannya diatas pinggangnya.
"Mommy? Bi mau Mommy". Kata Biboy dan menjulukan badannya pada Abel minta untuk digendong.
Dan ternyata dengan menyebut nama temannya Bi langsung beraksi begitu cepatnya, pengaruh Luna memang sangat besar untuk keponakannya ini.
Reza hanya mengelengkan kepala pelan dengan tingkah adiknya, bisa-bisanya dia memanfaatkan Luna sebagai acaman.
•••
Siang ini Luna berpakaian menggunakan Lace Mini Dress bermotif dibalut dengan Leather Jacket dan Sneakers putih memberi kesan santai dan memaksimalkan penampilannya terlihat Feminim.
Calling Rara
Rara
Luna aku udah dilobby, cepat turun jangan pake lama.
Luna
Iya bawel, sabar kenapa aku lagi pake sepatu. Bentar juga turun.
Rara
Ok. Aku tunggu, Abel juga bentar lagi turun.
Luna
Oke
Calling End
Luna pun bergegas keluar dari Apartemennya, dan menekan tombol menunggu pintu lift terbuka, tidak lama pintu pun terbuka dan dilihatnya Reza, Bi, Abel, Pak Abdul dan Bu Sarah ada didalamnya. Luna pun tersenyum menyapa mereka, dan masuk dengan canggung. Bocah kecil itu pun langsung memanggil Luna dengan spontan.
"Mommy", serunya. Luna pun sedikit kaget, ternyata masih memanggilnya Mommy. Ia pun menyentuh kedua pipi tembem Bi yang masih dalam pelukan Reza disampingnya.
"Biboy, panggil tante bukan Mommy". Ujar Reza cepat.
"Tidak apa-apa Mas, kalau buat Bi senang". Jawabnya yang masih gemas menyentuh pipi tembemnya Bi lalu mengerutkan alisnya memukul pelan bibirnya dengan tangan.
Kenapa aku manggil Pak Reza, dengan sebutan Mas. Dasar Luna bodoh. Batinnya.
Suara dehamam Abel membuyarkan, kegiatan Luna. Dan kembali megubah posisinya kedepan pintu lift, merasa malu dan membuat wajah Luna merona merah.
"Luna, kamu cantik banget. Mau kemana". Tanya Bu Sarah.
"Mau nonton bareng Abel sama Rara". Jawabnya.
"Kita mau have fun hari ini, kira aja ada cowok ganteng nempelin kita bertiga, benar nggak Lun". Canda Abel lalu menyikut tangannya pada tangan Luna agar memberi respon. dan memandang kearah kakaknya, ingin melihat raut wajahnya, tenyata masih tetap datar tanpa ekspresi.
Luna tersenyum terpaksa dan berkata, "Iya". Singkatnya.
"Inget, jangan pulang malam-malam kalian". Mbak Sarah sambil mengacungkan jari telunjuk pada Abel dan Luna memginggatkan. mereka pun hanya tersenyum.
Pintu lift pun terbuka, mereka pun keluar secara bersamaan dan dilihat Rara sudah menunggu dilobby berdiri tak jauh dari Luna dan Abel.
Ketiganya pun berpamitan pada Pak Abdul, Bu Sarah dan Reza yang mengendong Bi dan berjalan meninggalkan mereka yang masih melihat kepergian mereka. Namun terdengar suara teriakan Bi memanggil Luna dan menggeliat turun dari gendongan Reza berlari mengejar Luna.
"Mommy.....Mommy". Teriak Bocah itu berlarian kearah Luna.
Luna pun menoleh dan berseru, "Bi".
Dan lari kearah suara, mendekap badan Bi yang sudah ada dipelukannya. Disaat itu pun Reza mengejar kearah Anaknya.
Mereka yang melihat hanya terdiam menyaksikan kejadian yang sedang terjadi seperti sebuah drama televisi benar-benar membuat terharu.
"Biboy kamu nggak boleh ganggu tante Luna". Cetus Reza mengelus kepala anaknya.
"No, mau sama Mommy", gerutu Bi masih dalam pelukan Luna yang setengah jongkok.
"Hey, Bi kamu mau ikut sama Mommy". Kata Luna. Lalu memandangkan kedua temannya ini. Rara dan Abel hanya mengangkat kedua bahunya tanda setuju namun masih ragu.
Namun tiba-tiba Abel tersenyum menyunging, dan membuat rencan untuk mendekatkan mereka berdua.
Dan dengan terpaksa mereka berangkat dengan membawa bocah kecil itu bersama dengan Daddy nya.
Reza pun menyetir mobil, Luna duduk disampingnya bersama anaknya dan sementara Abel, Rara duduk dibelakang. Dan Pak Abdul dan Sarah pulang kerumah mereka ditebet menggunakan kendaraanya.
Sesampainya di Mall, mereka tidak jadi menonton tapi mereka menjelajahi semua toko di Mall. Tak lupa mereka mengisi perut mereka untuk makan.
Dan membeli sesuatu yang mereka butuhkan. Dan belanjaan mereka pun dibayarkan oleh Reza semua tanpa terkecuali. Sebuah keberuntungan mereka mengajak Reza ikut, kapan lagi shopping gratisan.
Abel dan Rara sengaja memisahkan diri agar dua insan ini bisa berdua meski ada Bi diantara mereka. Sementara Luna dan Reza mengajak bocah ini pergi ke tempat bermain khusus balita. Reza pun membiarkan Reza berguling-guling dikolam yang dipenuhi bola berwarna-warni bersama anak lainnya.
Semetara Luna duduk dekat tempat bermain bocah kecil itu, sambil memegang dua coffee ditanganya dan diberikannya pada Reza yang baru kembali bermain bersama anaknya, dan duduk menemani Luna.
"Bi kelihatan senang banget?". Kata Luna masih mengawasi bocah itu yang sedang bermain riang.
"Iya, ini pertama kali Bi main disini dan berbaur sama anak lainnya". Jawabnya sekilah melihat kearah Luna yang masih mengarahkan pandanganya pada anaknya.
Luna pun menoleh pada Reza, mereka pun saling berpandangan sejenak dan memalingkan kembali pandangan mereka dan secara bersamaan meminum pelan coffee ditangan keduanya, untuk mengusir kecanggungan mereka.
"Kenapa nggak pernah ajak anak mas ketempat begini, anak seusianya dia itu masih harus mengembangkan motoriknya, dan berinterasi dengan teman seusianya juga". Jelas Luna memandang lembut kearah Reza disampingnya.
"Mungkin karena aku terlalu sibuk kerja, tidak ada waktu buat Bi. Aku memang Daddy yang buruk". Ucapnya sambil menundukkan sedikit kepala yang masih memegang gelas coffee ditangannya. Mendengar ucapan Reza merasa bersalah dengan sikapnya, Luna pun mengelus pundak Reza lembut. Tanpa berkata-kata, membiarkan pria disampingnya meluapkan sedikit emosi saat ini. Suara panggilan bocah kecil itu pun memecahkan keheningan Luna dan Reza. Keduanya pun menghampiri Bi dan mengendongnya dipelukan Reza.
Reza, Luna dan Bi bergegas menemui Rara dan Abel yang sudah menunggu keduanya dilobby mall untuk langsung pulang karena langit sudah mulai gelap tanpa mereka sadari.
Sesampainya didepan apartemennya, merekapun beranjak masuk dan mengarah ke lift, langsung memasuki lift. Karena mereka semua kelelahan dan Bi yang sudah tidur digendongan Reza terlihat kecapean. Lift terbuka menujukan lantai lima, tempat Apartemen Luna berada. Luna dan Rara pun berpamitan pada Reza dan Abel dan melambaikan tangan mereka satu sama lain sebelum pintu lift tertutup.
Luna membuka pintu Apartemenya dan menyalakan saklar lampu untuk menerangkan ruangan, tiba-tiba Rara langsung menerobos masuk dan membaringkan badannya disofa karena kelelahan. Luna bergegas untuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya dan setelah selesai dengan ritual mandinya, dia pun keluar kamar dan melihat Rara sudah tidur lelap disofa, tak ingin menganggu dia pun menyelimuti temannya.
Drrrt, Drrrt
Getaran ponsel menujukan chat masuk
(087xxxxxxxxx) : Apa kamu sudah tidur
Luna : Belum, ini siapa?
(087xxxxxxxxx) : Ini aku Reza. Tadi aku meminta nomormu pada Abel, kamu nggak marahkan?
Demi apa Mas Reza chat aku. Batinnya saking senang.
Luna : Oh Mas Reza, tenang aja aku nggak marah kok.
(087xxxxxxxxx) : Terima kasih buat hari ini aku sama Biboy senang banget
Luna: Iya sama-sama, saya juga ikut senang
(087xxxxxxxxx) : Cepat tidur jangan bergandang. Good night.
Luna: Night 🤗
Diranjang tidur Luna berguling dengan senyum-senyum karena mendapat chat dari Reza, saking terkejutnya Sampai-sampai dia tidak bisa tidur. Padahal hanya sebuah chat tapi perasaanya seperti mendapatkan hadiah lotre. "Apa aku udah jatuh cinta sama Mas Reza?". Ucapnya pada dirinya sendiri.
Disisi lain Reza yang sedang berbaring diranjangnya terus memandang ponselnya dan melihat kembali chat nya, masih dengan hati berdebar-debar Reza memejamkan matanya dan terbayang wajah Luna saat tersenyum manis bersama dengan Biboy anaknya. "Apa boleh aku memilikimu, Luna". Ucapnya sambil memejamkan kembali matanya dan masih meletakan tangannya didada bidangnya.
♥♥♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Adhie Ningsih
banyak banget typo nya...
dikoreksi lagi ya thor
2024-09-24
0
Mutia
koreksi + baca ulang thor
Reza => bi
2023-02-10
0
Megumiia
boleh to mas Reza siapa yg larang kalo bisa cepat nikahin biar kejadian di masa lalu tidak terulang kembali
2022-06-22
0