♥♥♥
Masih dengan tersenyum sumbringah, Luna berdiri didepan cermin yang mengenakan kemeja panjang warna peach yang dilipat sampai sikut tangannya dan dipadukan dengan rok span sampai lutut berwarna abu-abu muda. Terlihat menawan ditubuhnya yang ramping. Pintu kamar terbuka ia melihat Rara memasuki kamarnya dan duduk diujung ranjang dan memandangi Luna seksama.
"Bagaimana penampilanku?" tanya Luna ketika Rara sembari tadi memandangnya.
Rara memandang dari ujung kepala ke ujung kaki dan tersenyum jahil. "Cantik cocok sama kamu, tapi kok tumben kamu dandan segala jadi curiga?" sahutnya.
"Salah begitu kalau aku dandan, ini juga buat menunjang pekerjaan selama magang disana. Harus bisa membawa diri agar_" belum sempat melanjutkan perkataannya yang terhenti tiba-tiba, Rara menyahut cepat yang sudah ada disampingnya berdiri.
"Aku tahu agar kamu dapet penilaian bagus, dan bisa_dapetin hati duren itu kan?" Goda Rara.
Mendengar perkataan temannya ini, dengan wajah Luna semakin merona saat dia mengingat kembali kejadian kemarin. "Tau ah aku berangkat, yang ada nanti telat kekantor. Dari pada mendengarkan ocehan kamu yang tidak-tidak". Kesalnya tidak ingin menjawab pertanyaan Rara yang terus-terus mengodanya. Dan bergegas meninggalkan kamarnya.
"Luna, tunggu jangan marah dong", sahut Rara sambil mengejar Luna dengan langkah pelan.
Selesai sarapan pagi, Luna berpamita berangkat pada temannya yang sedang asyik menonton acara cartoon yang dia sukai. Luna terdiam sesaat diambang pintu lift dan menunggu pintu lift terbuka. Setelah suara 'ting' terdengar Luna memandangkan arah matanya kedepan, dan melihat sosok pria berjas abu-abu didalamnya dan tersenyum manis.
"Mas Reza". Ucap Luna pelan, pria itu hanya melambaikan tangan kanannya menyapa.
"Kamu mau berangkat kekantor?", tanya Reza dengan hatinya yang merasa panas dingin melihat wanita dihadapannya terlihat lebih cantik dengan balutan baju yang senada dengan dirinya.
Luna tersenyum kikuk dan menjawab, "Iya, Mas juga mau berangkat kekantor?", Luna bertanya balik, Reza hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
Suasana menjadi canggung saat didalam lift, lontaran pertanyanan dan jawaban mereka yang terbilang berbelit-belit saking ketenganggan diantara mereka rasakan. Keheningan pun terpecahkan saat Reza dengan tiba-tiba mengajaknya untuk berangkat bersama. Agak kaget, tidak bisa langsung menjawab. Butuh beberapa detik dia pun membuka suara dan menjawab, "Iya", singkat dengan satu kata. Pria disampingnya pun tersenyum lebar, senang dengan jawan perempuan disampingnya itu.
'ting'
Pintu pun terbuka, tepat dilantai dasar tempat parkiran mobil apartemen disini. Keduanya berdiri sampai sebuah mobil mewah berhenti didepan mereka dan dengan sigap Reza membuka pintu mobil dan berseru, "Ladies First". Dipandangnya Luna yang terlihat merona merah menghiasi wajah cantiknya dan mulai memasuki mobil, tak lama berselang Reza pun masuk dan duduk disamping Luna yang terlihat gugup.
Luna hanya diam dan memikirkan kembali sikap Reza yang menurutnya sangat kelewat romantis.
Apa aku bermimpi? batinnya yang masih memikirkan sikap pria yang ada disampingnya.
Sama hal nya dengan perasaan Luna. Reza dengan hati yang masih berasa jantungnya mulai bergemuruh, panas dingin dan merasa konyol mengingat sikapnya tadi secara spontan membuat perempuan disampingnya bersemu-semu.
Apa yang sudah aku lakukan, dasar bodoh. Gunamnya dalam hati.
Sepanjang perjalanan keduanya tidak berbicara satu sama lain, mereka pun memandang kearah jendela untuk menggalihkan kecanggunan diantara mereka. Suara Luna pun memecakan keheningan dan sembari berkata, "Aku turun diperepatan kantor saja, Mas". Katanya yang memang perjalanan sudah hampir sampai.
"Kenapa tidak didepan gedung saja". Jawabnya santai.
"Aku tidak mau orang kantor berpikir yang tidak-tidak, tentang aku sama Mas saat turun bersamaan dimobil", Jelasnya membuat pria itu berpikir lagi agar tidak menurunkannya didepan kantor, karena tidak ingin karyawan dikantor berpikir anak magang seperti dirinya dicap menggoda atasannya.
"Baiklah, kalau itu mau kamu". Reza mengerti kekhawatirnya.
Mobil berhenti tepat diperempatan kantor, sebelum dia bergegas turun dan menutup kembali pintu mobil. Luna terhenti dan berseru senyum, "Terima kasih atas tumpangannya".
Dan tidak lama pria itu memberikan respon cepat sebelum sopir tersebut menjalankan mobilnya. "Hati-hati" sahutnya cepat. Luna pun tersenyum saat mendengar ucapan Reza yang mengkhawatirkannya.
Sementara Luna terus memandangi mobil yang ditumpangi Reza, dan berjalan cepat agar dia tidak telat masuk ruangan, karena dipastikan bila hari ini dia akan sangat banyak perkerjaan yang menunggu disana.
•••
"Kok dari tadi Mbak lihat kamu senyum-senyum aja, Lun?". Tanya Rani melihat ada yang tidak beres dengan anak bimbingannya itu.
"Siapa yang senyum-senyum?", belanya saat Mbak Rani menatapnya dengan tatapan curiga. Memang semejak kejadian kemarin dan hari ini hati maupun pikirannya dipenuhi oleh Reza.
Ia terus menimbang-imbang sudah lama dia tidak seperti ini, terakhir perasaan ini muncul saat dia dengan pria dimasa lalunya. Yang tidak ingin ia bahas dan pikirkan lagi. Suara Mbak Rani pun membuyarkan lamunan dirinya.
"Tadi senyum-senyum, sekarang malah melamun. Biasanya kalau gejala-gelaja begini kamu lagi jatuh cinta sama seseorang ya?", ucapan Rani sontak membuat Luna kaget dan malu mendengar ucapan perempuan disamping menggodanya.
"Jatuh cinta? Mbak Rani sok tahu deh? siapa juga yang lagi jatuh cinta", katanya masih dengan rona merah diwajah.
"Kelihatan kali, perbedaannya", Rani tersenyum sambil mengangkat alis sebelah kananya.
"Masa sih", jawab Luna mengakui bahwa dia memang sedang kasmaran.
Ia pun menceritakan semuanya dan mengakui bahwa dia sedang jatuh cinta dengan seseorang pada Mbak Rani, tanpa memberi tahu siapa namanya. Waktu istirahat terasa panjang masih ada waktu dua puluh menit untuk mereka masuk.
Luna mengangkat alis sebelum dia sempat akan berkata, tetapi seorang pria itu cepat menghampirinya dan Mbak Rani sedang duduk disamping jendela.
"Luna_Rani", kata pria itu sontak membuat Rani dan Luna menatap kaget, bersahutan secara bersamaan "Mas Yuda", keduanya pun saling menoleh.
Pria yang terlihat gagah dan maskulin dengan balutan kemeja hitam yang digulung sampai sikutnya membuat keduanya sontak melebarkan padangan yang kearah Yuda suami dari Alm. Anggi Kakaknya.
"Sudah lama banget tidak bertemu Mas", kata Luna sambil mencium punggung tangan kekar pria itu.
"Kamu udah besar sekarang", Yuda mengelus adik iparnya yang sudah beberapa tahun tidak bertemu, semenjak ditinggal Kak Anggi hidup Yuda menjadi kacau, sehingga dia memutuskan untuk tinggal diluar negri tepatnya negara Ratu Elisabeth Inggris Raya.
"Mas Yuda, apa kabar?", tanya Rani.
"Baik, kamu sendiri apa kabar? sudah punya anak berapa?", sahut Yuda tanpa menyaring ucapannya membuat Rani seketika memukul bahu pria itu keras.
"Meledek kamu, Married saja belum, dapat anak dari mana, hah?", Rani kesal.
"Sorry", sesalnya dan mengalihkan pandang Luna yang duduk dihadapanya, "Kamu kok bisa sama Rani, kerja di SJC Juga?", tanyanya pada Luna.
"Masih magang Mas", Jawab Luna.
"Oh begitu, yang baik kerjanya biar selesai magang dan lulus, kamu bisa dipanggil kerja lagi disini". Jelasnya memberikan semangat untuk adik iparnya ini.
"Itu pasti Mas".
Waktu jam makan siang pun akan habis Luna dan Rani asyik mengobrol dengan Yuda. Keduanya bergegas merapihkan pakaian mereka yang sedikit kusut karena lama berduduk ria. Dan berpamitan dengan pria itu, dan tak lupa mereka bertukar kontak nomor telpon bila mana mereka akan bertemu kembali.
•••
Drrt, Drrt tanda chat masuk 'Mas Reza'
Reza : Kamu sudah selesai kerja?
Luna masih memandang ponselnya.
Aku harus balas apa dong. Katanya dalam hati. Sambil menbalas chatnya.
Luna : Belum, masih ada kerjaan. Memangnya kenapa?
Luna berbohong
Reza : Aku mau ajak kamu pulang bareng? Mas Abdul, Mbak Sarah sama Abel minta kamu datang buat makan malam bersama.
Reza membuat Alasan agar bisa pulang bareng Luna. Untuk makan malam memang benar adanya.
Luna : Maaf aku masih mengerjakan beberapa laporan, tapi Luna janji datang untuk makan malam.
Balas Luna sesali dengan sikapnya, menolak pulang bareng Reza. Dia takut dengan perasaanya yang semakin tidak karuan saat berduan dengan pria itu.
Reza : Baiklah kami menunggu nanti makan malam, selamat bekerja.
Reza merasa kecewa karena ajakannya ditolak secara lembut.
Luna : Iya, terima kasih
Dia pun menghela napas panjang, merasa lega namun pikirannya menjadi tak karuan. Perasaanya bertolak belakang dengan balasan chat yang dia sent pada Reza. Sebenarnya Luna amat kegirangan mengetahui bahwa dia mengajak pulang bareng dengan dirinya. Tapi dia berpikir kembali dengan statusnya yang seorang anak magang. Dan tidak ingin orang bermacam-macam mengosipi dirinya dengan atasanya. Terlebih dia tidak ingin Reza mendapatkan masalah karena ulahnya.
Jangan terlalu berharap Luna. batinnya.
♥♥♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lasmanah Ramdani
yuuuhuuu udah ada mas Yudha nih buat calon saingan 🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭
2022-02-19
0
diky hermawanrieo
kirain bakal jaim reza nya,ternyata gercep dy.aku suka
2021-05-21
0
Li Can
orang jatuh cinta emg aneh,,,,
2021-05-01
0