♥♥♥
Jam menujukkan pukul dua belas siang, Semua para karyawan tergesa-gesa menuju kantin atau tempat makan terdekat. Dan Luna lebih memilih makan didalam bersama Rani dan Lukas karena pekerjaan belum bisa mereka tinggalkan dalam situasi urgent.
Tapi sebelumnya mereka sudah memesankan terlebih dahulu makanannya dan siap mereka nikmati.
Hingga ada seorang menghampiri keduanya itu.
"Mau makan sekarang?". tawarnya seorang pria dengan perawakan kecil dan berambut sedikit pirang cerah, Lukas adalah seorang K-poper yang lumayan aktif bila ada event atau pun konser penyanyi, apalagi dengan group Idol Twice dia akan bolos kerja dan nonton konser mereka.
"Baiklah, kita makan sekarang saja". balas Rani dan sementara Luna masih fokus dengan pekerjaannya.
"Luna makan dulu, tinggalin dulu tugasnya". ucap Rani menghampiri meja Luna mengajaknya untuk makan.
Ia pun segera merapihkan meja dan dokumen lainnya dan bergegas menghampiri Rani maupun Lukas yang sudah berada dimeja berbentuk oval dengan ukuran sedang, tempat khusus meeting untuk bagian keuangan.
"Aku pesanin, ayam penyet nggak apa-apa kan?". kata Lukas sembari memberikan kotak makan yang dipesannya.
"Nggak apa-apa yang penting bisa makan". balas Luna dan membuka kotak makannya dengan isi nasi, ayam goreng, sambel dan lalapan.
Setelah beberapa menit selesai dengan makan siang, Reza menghampiri ruang dan memberikan lima Cup Coffee Ukuran Large dengan sebuah logo wanita dengan aksen warna hijau.
"Saya mendengar kalau kalian tidak istirahat dan makan didalam, saya hanya mau memberikan Coffee agar kalian lebih segar dan tidak terlalu lelah". kata Reza menyodorkan Coffee pada tangan Luna.
"Terima kasih Pak". balasnya Luna dengan sikap sopan dan profesionalnya. Meski mereka adalah sepasang Kekasih tapi dikantor mereka atasan dan bawahan.
"Tumben sekali Pak Reza kemari?". Bisik Lukas pada Rani dengan raut muka penasaran. Rani tidak balas hanya mengangkat kedua bahunya sebagai respon.
"Baiklah kalian jangan terlalu lelah bekerja". sahut Reza dan bergegas keluar dari ruangan.
"Sekali lagi kami ucapkan terima kasih". kata Rani dan Luna maupun Lukas tersenyum.
"Dia sangat perhatian denganmu Luna". kata Rani pelan sehingga Lukas tidak akan mendengarkan ucapannya.
Luna hanya tersenyum sumbringah dan melihat Reza sudah meninggalkan Ruanganya.
Reza keluar dari ruangan dan saat melanjutkan langkahnya, dia merasakan seperti ada seorang yang mengikuti atau pun memerhatikannya dari suatu tempat.
Tapi Reza tidak memperdulikannya dan lanjut untuk kembali keruangan. karena sebentar lagi jam makan sudah akan habis, saat ini kantornya sedang sepinya karyawan belum masuk dari jam istirahat.
•••
"Benarkah? Baik saya kesana sekarang", ucap Luna menjawab dengan seseorang diujung telpon. Selesai menerima telpon Luna merasa aneh, karena suara Karin yang dia tahu sangat lembut. Apakah mungkin disedang sakit perkiraan Luna.
"Kenpa?", tanya Rani.
"Tadi telpon dari resepsionis, katanya ada yang cariin aku dibawah". balas Luna tanpa curiga apa-apa.
"Siapa?", Rani merasa heran. "Kalau orang asing yang tidak kamu kenal, nggak usah kamu temuin". Ucap Rani merasa khawatir.
"Takutnya penting". sahut Luna.
"Hati-hati".
Dia tersenyum, "Iya Mbak".
Luna keluar ruangan menuju lift yang tepat didepan ruanganya, sebelum itu seseorang menghampirinya.
"Eh Luna buru-buru banget mau kemana kamu?", tanya Agni menatap tidak suka terlihat diwajahnya.
"Mau kelobby bawah, Mbak Agni". balas Luna sopan.
Kedua wanita itu masih menatap tajam kearah Luna.
"Luna kamu hebat, bisa godain Boss Reza sampai kamu tiap hari diajak berangkat sama-sama pergi ke kantor". cetus Yuni tajam dengan tingkah sok lemah lembut dan santai.
"Maksud Mbak?".
"Kamu jangan pura-pura semua orang kantor disini sudah tahu kelakuan kamu". ujar Agni cepat.
Luna berbindik alis mendengarkan ucapan Agni dan Yuni yang ternyata gosip tentang dirinya seorang pengoda sudah tersebar kesemua karyawan dikantor.
Pantas saja akhir-akhir ini Luna pun merasakan ada yang aneh berupa tatapan jengkel terhadap dirinya.
"Maaf saya sedang ditunggu". Pamit Luna pada keduanya tidak berniat membalas perkataan mereka masuk menuju lift.
"Dasar wanita penggoda". Sahut Agni sedikit teriak sehingga saat lift akan tertutup Luna bisa mendegar ucapan wanita itu, yang menyebut seorang pengoda.
Sabar Luna sabar sabar Batinnya.
Sampai dilobby, Lina menghampiri Karin penjaga resepsionis menanyakan siapa yang mencarinya, tapi anehnya Karin tidak pernah merasa ataupun menghubungi Luna untuk datang kemari.
Ia pun merasa ada sesuatu yang membuatnya terasa ganjil. Pantas saja saat seseorang telpon memberitahunya itu jelas bukan suara Karin yang dia kenal.
Tidak lama seseorang datang dan menariknya paksa membawanya ketoilet lobby yang masih sepi. Siapa lagi kalau bukan Novi and Genk yang selalu saja mengusik dirinya. Luna pun meronta minta dilepaskan namun cengkraman Novi begitu susah untuk dilepaskan.
Merasakan ada yang tidak beres diam-diam Karin mengikuti dan mengintip apa yang mereka lakukan terhadap Luna. Dan sangat terkejut ia menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara melihat Luna ditampar keras oleh Novi.
Plak!!
Suara tamparan keras mendarat dipipi sebelah kiri Luna.
"DASAR JALANG". teriaknya, "Aku sudah bilang jangan dekat-dekat dengan Boss Reza. Kamu tidak merasa takut sama ancaman aku, huh?". sentak Novi murka.
"Kalian jangan menuduh saya sembarangan ya, saya nggak pernah godain Pak Reza, saya__", ucapannya sembari memegang pipinya yang terasa sakit.
"Kamu berani sama kita". Eria menjambak rambut Luna kebelakang sehingga Luna merasa kesakitan.
"Ahhh, sakit Mbak", rintih Luna.
"Hukuman buat kamu karena nggak dengar ucapan kita". kata Shella mendorong Luna sampai terjatuh kelantai.
Shella dan Eria memegang kedua tangan Luna agar tidak bisa bergerak atau meronta.
"Lepaskan saya, kalian mau main keroyokan?". ronta Luna dan badannya terasa remuk tak berdaya.
"DIAM JALANG". sentaknya dan menamparkan wajah Luna yang kedua kali membuat bibirnya terluka, dan menidih badan Luna oleh Novi dan mencengkram pipi Luna kencang. "Kita acak-acak mukanya biar nggak berbentuk".
Disisi lain Karin menekan nomor telpon ruangan Rani.
"Rani_Luna dikeroyok Novi ditoilet lobby. Cepat". kata Karin sedikit terbata-bata karena hati tak karuan sekarang.
"APA_".
Tanpa berpikir panjang membanting keras telpon ditangannya dan bergegas keluar dari ruangan dengan hati yang begitu cemas mencengram hatinya, mendengar bahwa Luna yang sudah dianggap adiknya dikeroyok oleh Novi and Genk.
Rani terus saja menekan tombol agar lift terbuka namun belum juga terbuka dan membuat gusar dirinya, dan tak sengaja melihat Reza yang baru keluar dari lift eksekutif dan mengahampirinya.
"Pak Reza tolongin Luna__". Rani semakin kacau.
"Kenapa Luna?". kata Reza merasa tak tenang sambil memegang bahu Rani yang terlihat kaku dan khawatir.
"Luna dikeroyok ditoilet lobby".
"Apa?".
Merekapun memasuki lift eksekutif agar lebih cepat dan sesampainya dilobby bawah mereka mengarah ketoilet dan kemudian melihat Karin yang sudah siap ketempat Luna sudah bersama dengan security dan berjalan cepat kearah toilet.
Saat mereka memasuki toilet Rani menghampiri Luna sudah terlihat kacau dan luka diwajahnya terlihat jelas, spontan Rani mendorong Novi yang berada diatas Luna pun terjatuh kebelakang dan sementara dua orang lainnya menjauhi Luna saat merasakan ketakutan dengan kedatangan Reza dihadapannya.
"APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN". teriak Reza membuat semua orang terkejut karena mendengar teriakan Reza yang terlihat marah.
Ketiga wanita itupun terdiam dan syok.
"KALIAN TULI JAWAB SAYA". teriaknya lagi.
"Jalang ini sudah berani goda bapak makanya kami mau kasih pelajaran". Jawab Novi tanpa ingin melihat wajah Reza yang sudah pasti marah dengan sikapnya.
"Apa Jalang kata kalian? Kalian tahu sikap kalian sudah sangat kelewatan, kalian juga menuduh Luna menggoada saya. Kalian pikir saya akan diam gitu saja melihat tindakan kekerasan yang kalian lakukan dikantor ini". tegas Reza menoleh pada Luna terlihat kacau dan merasa amat sakit melihat apa yang sudah mereka lakukan pada kekeasihnya itu.
"Soni kamu urus surat pemecatan mereka hari ini". lanjut Reza mengarahkan tatapan tajam pada ketiga wanita yang sekarang ada dihadapannya dan ditemani dua security agar bisa melalarkan bisa ada sesuatu terjadi.
"Bapak tidak bisa pecat kami begitu saja". Eria membela karena merasa apa yang dilakukan pantas didapatkan oleh Luna.
"Kenapa tidak bisa. Ini perusahaan adalah milik saya dan berhak memecat kalian. karena saya tidak ingin punya karyawan yang tidak punya rasa etika seperti kalian". Reza marah menunjuk wanita-wanita itu geram.
"Ini tidak adil. Bapak dengan gamblang membela Luna yang hanya anak magang. Sementara kami sudah lama bekerja diperusahaan ini". Kata Shella.
"Apa kalian mau saya laporkan kepolisian atas tindakan kekerasan yang telah kalian lakukan, hah?". kesal Reza menompangkan tangan kirinya dan tangan kanannya menjukan kearah mereka.
"Saya tidak terima, Jalang ini yang buat masalah". ucap Novi merasa habis emosinya terkuras.
"STOP! Kalian menyebutkan Luna seperti itu". Sentak Reza benar-benar sudah dibuat pusing oleh mereka dengan pembela-belaannya.
Sementara orang yang berada didalam seperti Luna, Rani, Karin, Soni dan Security hanya bisa diam dan menonton saja, karena tidak dapat melakukan apa-apa karena masih dalam situasi emosi diantara mereka dalam percecokannya.
"Memang Luna siapanya Bapak? Jangan-jangan Bapak sudah tergoda sama Jalang itu". sontak Novi.
"JAGA MULUT KAMU YA. LUNA ITU CALON ISTRI SAYA". ucapan Reza keras sehingga membuat telinga mereka bergeming mendengarkan suara keras Reza dan semua orang didalam terkejut.
Dengan sadar Reza mengucapkan kata itu dan membuat ketiga wanita dihadapannya tertunduk malu dan menangis kesal atas semua perbuatan mereka.
"Soni segera urus mereka".
Merasa malu dengan apa yang dilakukan Reza dengan membopong tubuhnya dan melewati karyawan yang berlalu lintang dilobby dengan wajah penasaran lihat Reza membawa gendong seorang wanita.
Untungnya Luna menutup wajah dengan kedua tangannya agar tidak terlihat oleh beberapa karyawan disana. Dan memasuki mobil yang sudah terparkir didepan kantor dan menuju rumah sakit terdekat.
"Mas aku nggak apa-apa. Kita langsung pulang aja". ucap Luna menoleh pada Reza yang masih belum mau buka suara dengan rahangnya yang begitu keras terlihat.
Reza pun memeluk erat wanita dihadapannya dan merasa bersalah karena semuanya karena dirinya Luna bisa terluka seperti ini.
"Maafkan aku. Aku benar-benar khawatir banget sama kamu. Apalagi lihat kamu terluka begini karena aku". Jelas Reza dan mencium kening Luna singkat.
•••
Rumah Sakit♥
"LUNA". Panggil Abel melihat Luna terbaring diranjang rumah sakit dan menghampiri sambil memeluk Luna yang terlihat pucat dihadapanya.
Melihat keadaan temannya seperti ini membuat Abel maupun Rara geram ingin membelas perbuatan yang telah mereka lakukan pada Luna. Tapi Reza melarang karna ketiganya sudah dihukum atas perbuatannya.
"Pengen aku pites itu orang bertiga, sudah buat kamu kayak begini". Sewot Abel mengempalkan tangannya.
"Udah Abel, aku nggak apa-apa kok". balas Luna masih sedikit lemah.
"Lihat muka kamu memar dan bibir kamu terluka". sahut Rara melihat Luna yang terlalu tidak peduli.
Luna hanya tersenyum tidak banyak bicara karena bibirnya masih terasa sakit dan belum bisa banyak bicara, Rezapun datang menghampiri Luna, Abel dan Rara yang berada disisi ranjang mengobrol.
Terlihat Reza baru selesai menelpon seseorang diponselnya dengan raut wajah yang terbilang sangat emosi dan dingin.
"Bagaimana kak, kelanjutan mereka bertiga?". tanya Abel begitu sangat penasaran karena Reza tidak ingin dirinya ikut dalam masalah ini.
"Aku sudah pecat mereka dan mencabut laporan dari kepolisian". balas Reza.
Sebenarnya dia ingin melanjutkan kasus ini tapi Luna menolak karena dia merasa sangat kasian pada mereka meskipun dirinya sudah disakiti oleh ketiganya.
"Kenapa dicabut sih Mas, mereka itu sudah buat Luna terluka?". Abel kesal.
"Aku yang minta mencabut laporan itu". Sahut Luna cepat dan menjawab karena itu adalah keinginannya bukan Reza yang ingin mencabut.
"Kenapa Luna? Kamu berhenti jadi orang baik deh. Aku sebel sama sikap kamu lebih peduli sama orang dari pada diri kamu sendiri. Aku tuh cemas sama kamu dan nggak mau kalau kamu kenapa-kenapa. Dan mereka itu pantas dimasukin penjara biar mereka berpikir bahwa apa yang telah mereka perbuat itu salah". Jelas Abel memandang Luna dihadapanya.
"Abel sok bijak". Luna hanya tersenyum melihat Abel begitu peduli dan memperhatikan dirinya.
"Susah kalau diajak serius. Luna nyebelin". kata Abel cemberut pada temannya yang susah diajak serius, karena ia terlalu baik dan sangat baik.
Secara tiba-tiba Reza menggeser Abel agar menjauhi Luna dari sisi ranjang dan membawa makan untuk kekasih hatinyabitu. "Udah sana kamu minggir, aku mau suapin Luna makan?".
"Biasa aja kali, kak". Abel jengkel melihatnya.
Karena tidak ingin mengganggu dua pasangan ini, Abel dan Rara bergegas kebangku menonton acara tv. Jangan ditanya lagi kamar rawat Luna adalah kamar kelas atas.
Diruangan ini benar-benar lengkap seperti kulkas, televisi, bangku tamu dan kamar untuk menginap juga ada disini. Betapa besar dan mahal kamar rawat ini hanya Reza yang tahu.
"Mas Reza nggak kembali kekantor, aku sudah baikan kok. Disini juga ada Abel sama Rara yang bisa urusin aku". kata Luna akan mengambil sendok dari tangan Reza.
"Nggak. Urusan kantor ada Soni, dia bakal kasih tahu aku kalau emang ada hal penting. Sekarang kamu itu yang paling penting. Terus jangan banyak bicara dan kamu makan yang banyak biar lekas sembuh". Reza pun menatap perhatian dan menyodorkan makan kemulut Luna.
Reza senang sudah menyuapi kekasihnya makan dan melahap habis makanannya, memberikan minum dan obat yang sudah diberikan dokter.
Luna menatap diam Reza yang sedang duduk disampingnya yang sedang sibuk dengan berkas dan laptopnya, karena ia tahu bahwa dia sangat sibuk karena pekerjaanya dan malah menunggu Luna dirumah sakit ia merasa tidak enak hati.
Reza menoleh pada Luna yang diam menatap dirinya.
"Kenapa? Apa aku terlihat ganteng?", goda Reza.
Luna tertunduk malu diam menutup wajahnya dengan selimut.
"Hey, malu kenapa?". goda lagi, menghampirinya dan duduk disisi ranjang dan menatap lekat kekasihnya dan mencium lama kening Luna.
"Mas_", ucap Luna. "Kata kamu bilang aku calon istri kamu, menurutku itu berlebihan?". kata Luna menegakkan lagi posisi badannya, sekarang ia sudah berhadapan dekat dengan Reza.
"Kenapa? Kamu tidak suka kalau aku bilang begitu?". Reza memainkan rambut Luna dan mengusapnya dengan lembut.
"Bukan begitu aku merasa__". Belum sempat ia bicara tiba-tiba Reza sudah mengecup bibir Luna singkat.
"Kamu merasa tidak enak dengan karyawan mungkin karena ucapanku dan membopongmu keluar, kamu takut mereka mengosipi kita, dan aku tidak peduli karena ucapanku itu serius Luna". Jelas kata Reza dan melihat kekasihnya terkejut dengan matanya sedikit melebar tidak percaya.
Hening.
Reza senyum, "Listen, Will you marry me?".
Luna masih terdiam dan matanya berkaca-kaca mendengarkan Reza sedang melamarnya.
"Ini terlalu cepat, kita belum lama kenal?". ucap Luna dan menatap Reza.
"Aku nggak butuh waktu lama buat kenal sama kamu, karena aku yakin kamu adalah wanita yang pantas menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Aku tahu kamu masih terkejut, tapi aku serius sama kamu". kata Reza menatap penuh kasih sayang pada wanita dihadapanya.
"Aku__", Luna tidak tahu harus menjawab apa karena ia masih belum bisa mencerna semua dalam pikiranya karena secara tiba-tiba Reza mengajaknya menikah.
terdiam menunggu jawaban.
"Aku tahu kamu butuh waktu, aku akan siap menunggu kamu". Reza mengecup punggung tangan Luna lembut. "Kamu bisa menjawabnya kalau memang sudah tahu apa jawabanya. Aku tidak akan memaksa untuk jawab sekarang". ucapnya lagi.
"Terima kasih Mas, sudah mengerti perasaan aku". balas Luna dan memeluk erat Reza dan mendekapkan wajahnya berada didada bidang kekasihnya yang terdengar detakan jantung yang begitu terdengar indah.
Luna belum bisa menjawab karena bukan tidak siap atau tidak punya jawabannya.
Malah dia sudah siap dan jawabannya adalah 'Yes' tapi ada satu hal yang masih menganjal dihatinya yaitu hubungan mereka terlalu singkat ia takut kalau hubungan mereka hanya luapan cinta sesaat. Karena pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan seumur hidup.
pernikahan yang sangat diidamkan semua orang adalh pernikahan yang bahagia dan bisa menjaga keutuhan keluarganya, saling percaya terhadap pasangan dan menerima apa adanya pasangan kita.
♥♥♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
crush onyou
🦋
2022-02-18
0
Wanda Meilani
jsgsushsbksjagsysh
2022-01-23
0
Wanda Meilani
dih siapa lo ngatur ngatur
2022-01-23
0