Kenan termenung di kursi kebesarannya melupakan tumpukan berkas yang menumpuk di depannya, pikirannya sejak kejadian kemarin di penuhi oleh bayangan wajah Kania yang tersenyum manis.
Entahlah Kenan sudah berusaha menghilangkan bayangan wanita yang akhir akhir ini terus menghantui pikirannya.
Arghhh
Kenan sudah sangat frustasi, bagaimana dirinya bisa bekerja sekarang. Kenan mengusap wajahnya kasar, tangan besarnya mengambil ponsel miliknya yang berada di meja.
"Sepertinya saya harus menghubungi nya agar ke sini, semoga saja membuat saya lebih tenang dengan kedatangannya"Kata Kenan menghela nafasnya pelan sambil mengubungi nomor gadis yang terus menghantui pikirannya.
Panggilan akhirnya tersambung. "Hallo, ada apa Lo hubungin gue?"
Terdengar di sebrang sana sangat ribut, mungkin Kania sedang nongkrong bersama temannya.
"Ekhem, apa kelas kau sudah selesai?"Kata Kenan menetralkan kegugupannya.
"Sudah, barusan baru aja beres, kenapa memangnya?"Kania di sebrang sana
"Siapa?"Suara lembut di sebrang sana membuat Kenan membulatkan matanya
Sedang apa Kania di sebrang sana? apa itu suara pacarnya? apa mereka sedang berkencan? shitt! tidak akan pernah saya biarkan milik saya berdekatan dengan pria manapun selain saya
"Ah ini atasan aku bekerja"Jawab Kania di sebrang sana suaranya pun tak kalah lembut dari pria tadi
Tangan Kenan terkepal kuat. matanya sudah memerah menahan kekesalan yang akan meledak saat mendengar jawaban Kania. sungguh Kenan tidak suka mendengar nya, dan kenapa Kania suaranya sangat lembut ke pria itu.
Tidak bisa dibiarkan. akan ku selidiki siapa pria brengsek tersebut, beraninya dia dekat dengan Kania ku! awas saja kau akan ku tandai
"Baguslah jika kau tidak ada lagi kelas. Sekarang kau kemari, kau jangan lupa dengan tugasmu Kania, jangan berdekatan dengan pria lain kalau membuat kau lupa dengan tugas mu. saya tunggu sepuluh menit lagi kau harus sudah berada di ruangan saya, jika telat kau akan mendapatkan hukuman dari ku"Kata Kenan dingin sambil mematikan sambungan telpon tersebut secara sepihak.
Shitt!!
Ingin rasanya Kenan melempar barang barang yang berada di dekatnya sekarang untuk melampiaskan kemarahannya.
...🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝...
Kania menatap kesal ponselnya, dengan wajah cemberutnya Kania bangkit dari duduknya menggambil tas miliknya yang berada di atas meja.
Bumi menatap keran Kania, tangganya terangkat mengusap tangan Kania lembut. "Ada apa? kenapa setelah mendapat telpon wajahnya cemberut sih, terus kamu mau kemana?"
"Iye Lo kenapa? si kenebo buat ulah lagi?"Tanya Keysa merasa heran dengan berubahnya raut muka Kania.
Kania menghela nafasnya pelan. "Huft.. biasa lah, anjirr tujuh menit lagi"
Teriak Kania panik melihat jarum jam di tangganya, kini waktunya hanya tersisa tujuh menit lagi buat dirinya ke tempat tuan raja yang terhormat.
Kania berlari kesetanan tanpa mendengar beberapa umpatan orang orang yang Kania tabrak.
Bumi tersenyum kecut menatap punggung Kania yang semakin menjauh dari pandangannya. apa Kania melupakan janjinya akan menemani aku bertanding basket nanti?
Bumi Aksara Prayoga dia memiliki perasaan lebih ke Kania lebih dari sebuah teman. lebih tepatnya Bumi menyukai Kania saat pertama kali masuk kuliah, bumi jatuh cinta pada pandangan pertama.
Namun Bumi hanya bisa memendam perasaannya, pikirnya lebih baik dirinya menyimpan perasaannya sendiri dari pada kalau dirinya mengungkapkan perasaannya membuat persahabatan nya hancur.
Sampai sekarang Bumi hanya bisa mengagumi Kania dalam diam, tidak ada satupun sahabatnya yang tau. Satya pun sahabat dekatnya tidak mengetahuinya.
"Oy kenapa Lo bengong? kesambet lo?"Kata Satya menepuk pundak Bumi.
Bumi langsung tersadar. "Enggak. eh kalo gitu gue pamit pulang duluan ya, bunda tadi chat gue buat jemput di swalayan"
Bumi bangkit dari duduknya, Satya menautkan alisnya bingung. kapan bundanya Buku chat? dia yakin sahabatnya sedang berbohong.
"Gue pamit duluan. eh sat Lo nanti duluan aja ke tempat tandingnya, entar gue nyusul kayaknya gue bakal rada telat dikit"Kata Bumi sambil berlalu menjauhi kantin.
Satya dengan ketiga wanita yang berada di meja tersebut saling tatap, namun beda lagi dengan Kirana dirinya sibuk sendiri saling menatap tajam dengan Migo yang mejanya tak jauh dari tempatnya.
Dari mata Kirana seolah mengatakan, 'Apa Lo berani sama gue hah? awas aja Lo kita sekarang musuhan. dasar indomie sinting'
Mata Migo pun seolah mengatakan. 'Cih ga takut gue sama Lo sukijem, gue tendang aja Lo udah terpental ke pluto'
"Lo pada aneh gak sih sama sikap bumi? apa cuma gue doang yang ngerasa"Tanya Bumi.
"Iya sih gue juga"Jawab Tina mendapat anggukan dari Fani.
Kesya mengangkat bahunya acuh. "Udah sih lah, mungkin bumi lagi ada masalah sama keluarganya"
...🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝...
Kaki jenjang Kania berlari masuk tergesa gesa kedalam gedung menjulang tinggi, dilihatnya jam di tangganya. shitt! waktunya hanya 1 menit lagi.
Ingin rasanya Kania mengumpat kesal ke lift yang sangat lambat sampai di lantai atas, dan kenapa ruangan Kenan tidak di bawah saja sih sangat merepotkan.
Setelah pintu lift terbuka Kania langsung berlari kencang menuju ruangan Kenan tidak waktunya lima detik lagi. Kania lari sekencang kencangnya.
Tangganya langsung menarik gagang pintu untuk membukanya, tidak ada waktu lagi kalau harus mengetuk, dan untuknya waktu nya pas dengan Kania sudah masuk kedalam ruangan Kenan dengan nafas memburunya.
Hah hah.... anjirr kaki gue berasa mau copot
Kenan membalikan kursi kebesarannya menghadap tepat Kania berada, bibirnya tersenyum tipis melihat peluh keringat yang menetes di dahi Kania. tidak lupa dengan wajah merah Kania membuat menambah kesan sangat menggemaskan menurut Kenan.
Kenan menyadari tingkahnya, dirinya mengembalikan raut wajahnya menjadi datar, Kenan bangkit dari duduknya berjalan mendekati Kania.
"Hah.. hah.. maaf gue gak sopan langsung masuk ga ketuk pintu dulu.. hos..hos.."Jelas Kania dengan nafasnya masih memburu tidak teratur.
Kenan masih diam matanya menatap tajam nan dingin wajah Kania, membuat sang empunya yang ditatap menelan salipannya susah paya.
Kania merutuki kebodohannya yang menggunakan bahasa Lo-gue di hadapan Kenan.
"Ma..maaf tuan, bibir saya kadang suka ke seleo, nanti akan saya menceramahi nya deh beneran, maafkan kesalahan saya tuan"Kata Kania membungkukkan kepalanya.
Kenan berusaha menahan senyumnya melihat wajah ketakutan Kania yang menurutnya terlihat sangat lucu.
Kania dibuat congo dengan jawaban Kenan hanya berdehem saja, dengan takut Kania mengangkat kepalanya untuk mendongak menatap Kenan yang kembali duduk di meja kerjanya.
"Em kalo boleh tau, tuan memanggil saya ada apa?"Tanya Kania takut takut.
Eh anjir kenapa gue takut ya sama dia, kan biasanya gue gak perduli dia natap tajam gue, lah sekarang Napa auranya beda ya. seketika kan gue jadi kaku gak bisa berkutik
"Huh! ini semua salah kau, akibat saya lama menunggu kau datang saya jadi lupa dengan tujuan saya memanggil kau kesini"Sinis Kenan.
Sumpah Kania ingin sekali mengumpat Kenan saat ini juga, namun sekarang nyalinya seketika menciut melihat tatapan tajam itu.
Huaa!! gue pen nangis, gue udah berjuang lari dari kampus ngejar waktu sampe semut aja gue injek, astoge Eneng sedih ingin deh gue sungsebin si kenebo kering ke sumur atau ke rawa rawa gemes gue!!
"Heh kau kenapa diam saja, bagaimana sih kau sangat lelet dalam bekerja. jika sudah bosan silahkan undurkan diri. menyusahkan saja"
Kania mengelus dadanya sabar, kalau tidak mengingat banyak pinalti yang menjadi 3x lipat dari yang tertera di surat perjanjian itu Kania dari dulu sudah berhenti.
Jika di ruangan Kenan sangat mencengkeram akibat kecemburuan terhadap Kania, beda lagi di sebuah ruangan yang sangat sunyi hanya terdengar suara keyboard yang di tekan.
Seorang pria tak kalah tampan dari Kenan sedang fokus menatap monitor di depannya dengan serius, dengan sebuah kacamata yang nangkring di hidung mancungnya menambah ketampanannya.
Dia adalah Leo, gerak tangannya terhenti saat mendengar dering ponsel yang membuat mata tajamnya teralihkan ke layar ponsel yang tertera nama Kenan.
"Ya tuan?"Kata Leo bangkit dari duduknya melangkah menuju jendela yang menampakkan jalanan yang sangat padat.
"Tolong kau gantikan saya nanti malam datang ke acara anniversary perusahaan LA crop"
"Baik tuan, jika tidak ada lagi yang akan anda sampaikan saya akan tutup sambungannya"Ucap Leo
"Hey saya belum mengatakan untuk kau mematikannya. satu lagi barusan Migo menelpon ku, dia menyuruhmu buat..."
Leo tidak sempat mendengar lanjutan ucapan Kenan dengan refleks dirinya langsung mematikan sambungan saat merasakan ada sebuah tangan melingkar di perutnya.
Belum sempat Leo akan melepaskan tangan seseorang itu dengan lancangnya memeluk dirinya dari belakang, Leo berusaha melepaskan lilitan tangan tersebut namun seketika pergerakannya terhenti mendengar suara wanita yang sangat familiar.
"Aku sangat merindukanmu..."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Bhebz
mampir LG nih kak
2022-05-24
1
uyhull01
aihh si ken ini bner benernya cemburu buta😂,,
siapa si tu cwe ?? apkah mantannya si leo
2022-05-09
0
Nita.P
lanjut thor
2022-05-09
0