Hujan deras dengan petir yang bersahutan mengubah suasana malam hari yang sunyi menjadi malam mengerikan.
Kania duduk menekuk menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya dengan kedua tangannya menutup rapat telinganya agar suara petir itu tidak terdengar.
Keysa dan Kirana perlahan membuka matanya saat merasakan ranjang yang bergerak. sayup sayup keduanya mendengar suara Isak tangis.
"Kania!"Teriak keduanya panik melihat Kania yang sedang ketakutan.
Keysa dan Kirana memeluk tubuh Kania untuk menenangkan ketakutannya, tangan keduanya terus mengusap punggung Kania yang bergetar.
"Udah Lo tenang kan, Lo gak sendirian ada kita di sini"Kata Keysa.
"Gue takut hiks..."Cicit Kania pelan.
"Kania Lo harus bisa lawan trauma Lo itu, Lo pasti bisa"Kata Kirana mengurai pelukannya.
Kania menunduk dengan bahu bergetar "Gue ga bisa, gue udah berusaha buat ga takut sama hujan dan petir tapi gue gak bi..bisa"
Keduanya kembali memeluk tubuh bergetar Kania, dapat dilihat wajah Kania sangat ketakutan menyangkut dengan petir, akibat kejadian beberapa tahun lalu membuat Kania trauma akan petir.
Kini suara petir mulai mereda bersama dengan hujan yang tidak terlalu besar, Kesya dan Kirana mengurai pelukannya keduanya menatap wajah Kania yang dibanjiri keringat.
"Makasih"Kata Kania pelan.
"Lo kaya sama siapa aja, udah kita tidur lagi masih malem"Kata Keysa menarik selimut sampai ke dada.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Pagi harinya Keysa dan Kirana di buat panik dengan keadaan Kania yang demam tinggi, mungkin akibat kejadian tadi malam Kania sampai sakit.
Kenan, Leo dan Migo pun saat mendengar berita Kania demam tinggi langsung lari ke kamar tamu dan memanggil dokter.
Bahkan Kenan tidak bisa menutupi kekhawatiran nya melihat keadaan Kania, Kenan duduk di tepi ranjang dengan tangan ngan besarnya terus menggenggam tangan mungil Kania yang lemah.
Kania sedang terbaring lemah di ranjang dengan dokter pribadi sekaligus Om Kenan yang memeriksa keadaan nya.
"Aku takut"Lirik Kania sambil mata terpejam gelisah.
"Sutt, udah ada saya"Kata Kenan mengusap dahi Kania yang berkeringat.
"Jadi bagaimana keadaan teman sama dok?"Tanya Keysa.
"Tidak ada yang serius cuman demam biasa, mungkin dia kelelahan. nanti setelah minum obat penurun panas pasti demamnya akan turun"
Semua orang yang berada di sana menghela nafas lega.
"Em tapi, apa dia memiliki trauma? saya lihat dia seperti gelisah sambil terus bergumam aku takut"Lanjut om Gibran.
Mata tajam Kenan beralih menatap Keysa dan Kirana secara bergantian menuntut jawaban.
"Iya Kania memiliki trauma pada hujan dan petir, kemarin malam pun Kania ketakutan"
Kenan menghela nafasnya pelan, matanya menatap sendu wajah damai Kania yang terpejam.
"Kenapa kalian tidak memberi tahu kami?"Beo Leo yang sedari tadi diam menyimak.
"Maaf, kemarin terlalu malam buat ngasih tau. kita takutnya menganggu istirahat kalian"
"Lain kali kalau ada apa apa langsung beri tahu kami"Tegas Kenan.
Om Gibran melihat jam di tangannya. "Kalau begitu om unduh diri, om masih ada pasien di rumah sakit"
"Om tunggu undangan pernikahan nya ken"Bisik Om Gibran sambil menaik turunkan alisnya mendapat tatapan tajam dari Kenan.
"Le, kau tolong gantikan saya buat rapat jam 8 pagi ini saya akan menjaga Kania"Kata Kenan mendapat anggukan dari Leo.
"Loh loh.... ga ada angin gak ada hujan, Lo tiba tiba mau jagain si Kania, kan mereka berdua juga bisa. jangan jangan..."Migo menjeda ucapannya sambil menarik turunkan alisnya menggoda.
"Iyup tuh"Sambung Kirana
Seketika Kenan langsung menata tajam Migo, membuat hawa di sana seketika mencekam.
"Ehehe... canda bos santai ngeri banget tatapannya"Cengengesan Migo sambil bersembunyi di belakang Kirana.
Kirana menatap garang Migo, menyentaknya tangan besar itu yang berada di pundaknya. "Jan pegang pegang, tangan Lo banyak dosanya.
Migo mencebikkan bibirnya kesal, mendapatkan gelengan dari Leo melihat kelakuan sodaranya.
"Sudahlah. kau Leo cepat berangkat mau sampai kapan berdiri di situ, ini sudah mau hampir jam 8!"
"Dan juga kau bocah ingusan sana pergi ke kampus biar otak kau berfungsi sedikit"
Migo langsung heboh, dirinya baru ingat kalau hari ini hari pertama masuk kembali ke kampus.
"Anjrottt gue lupa sekarang masuk kampus"Teriak Migo heboh.
Kenan memutar matanya malas. "Kalian juga pergilah, biar Kania saya yang jaga"
Keysa dan Kirana hanya mengangguk patuh, mereka juga baru ingat kalau akan kembali masuk kampus hari ini.
"Tunggu. tolong ijinkan Kania"
Perkataan Kenan menghentikan keduanya. keduanya berbalik sambil mengangguk lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Hah
Kenan menghela nafasnya pelan, di usapnya tangan mungil itu dari raut wajah Kenan menatap khawatir Kania.
Bibir mungil itu melenguh pelan bersama dengan mata yang berbuka perlahan, Kania menatap seseorang di pinggirnya yang menggenggam tangannya.
"Keysa sama Kirana mana?"Lirih Kania.
"Mereka pergi kuliah, sekarang kau makan dulu terus minum obat. kau tunggu sebentar di sini biar saya buatkan bubur dulu"Kata Kenan menatap lembut.
Kenan bangkit dari duduknya untuk pergi ke dapur, namun baru beberapa langkah tangannya tercekal. Kenan berbaik menatap Kania.
"Makasih"
Tidak lama Kenan datang sambil membawa mapan di tangganya. Kenan menyimpan mapan tersebut si meja sebelah kasur.
"Saya bantu buat bersandar biar tidak tersedak"
Kania sudah bersandar nyaman di kasur, mata sayunya terus menatap pergerakan Kenan yang sedang meniup bubur.
Gue baru tau dia ternyata perhatian juga ya, kalo di liat liat Kenan ganteng banget deh. kaya opa opa Korea, jadi makin pen nampol dehh
Kenan menyuapinya dengan telaten, namun baru saja dalam suapan ke lima Kania menolaknya.
"Minum dulu"Kata Kenan lembut sambil membantu Kania.
"Makasih"
Kania duduk gelisah saat Kenan membuka obat, dirinya tidak bisa minum obat tablet maupun sirup.
Anjirr gimana nih gue harus minum obat lagi. kan nanti juga gue bakal sembuh sendiri pasti
"Em Ken, gu...gue gak mau minum obat"
Pergerakan Kenan terhenti, mata elangnya menatap Kania. "Kau harus minum obat. agar cepat sembuh, biar tidak merepotkan saya terus"
Kania mendelik. Anjirr nyesel gue udah muji muji dia, kan kelakuan nya sama ke dajal tetep
Kenan menyodorkan obat ke depan Kania sambil menatap tajam. "Nih cepetan minum. saya harus ke kantor, gara gara kamu sakit waktu saya terbuang sia sia buat bekerja"
"Heh kenebo kering, gue ga nyuruh Lo ya buat jagain gue. ya Lo mau ke kantor ya kekantor aja apa susahnya? gue bisa sendiri juga tanpa bantuan lo"Sewot Kania menekan kata terakhir.
Kenan menghela nafasnya pelan, bakal tidak akan beres kalau berdebat dengan Kania.
"Sudah nih cepat"
Kania tidak menjawab, wajahnya di palingkan ke arah lain. Mata tajam Kenan menatap nyalang Kania.
Dengan kesal Kenan memasukan obat tersebut ke dalam mulutnya, tangan besarnya dengan cepat Manarik dagu Kania agar menghadapnya.
Bibir keduanya menempel, Kenan menggigit bibir bawah Kania agar membuka mulutnya. setelah terbuka dengan cepat Kenan memasukan obat yang berada di dalam mulutnya.
Kenan menjauhkan bibirnya, Kenan merutuki kebodohan nya, dirinya berdehem pelan menghilangkan kegugupannya.
"Kau jangan senang, bibir saya khilaf barusan"
"Ah sudahlah kau istirahat"Kata Kenan sambil keluar cepat dari ruangan tersebut.
Anjirr gue kayanya sakit jantung kalo deket sama si kenebo, huaa... ini jantung kok ga normal kembali sihh
Kenan menghela nafasnya pelan. "Sudah kau jangan melamun saja, sekarang kau tidur biar saya yang jaga di sini"
Suara lembut Kenan membuat Kania terhipnotis menurutinya, tubuhnya berbaring dengan kedua matanya menatap pergerakan Kenan menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Tidur ya biar cepat sehat"Kata Kenan mengusap pipi Kania.
Perlakuan Kenan membuat Kania salah tingkah dibuatnya, bahkan sekarang pipinya sudah memerah.
"Eh, em i..iya"Gugup Kania
Tanpa Kania ketahui Kenan tersenyum tipis melihat kegugupan gadis di depannya.
Tangan besarnya setia mengusap punggung tangan Kania. hingga mata yang tadinya terbuka perlahan tertutup merasakan kenyamanan oleh perlakuan Kenan.
*Hah... saya sangat bingung dengan diri saya sendiri, kenapa saya sangat khawatir saat melihat mu terbaring lemah saat ini. bahkan saya merasakan kenyamanan berada di dekat mu
Setiap saya di dekatmu jantung saya selalu berdetak lebih cepat. apakah benar saya menyukai mu? Tapi tidak mungkin. tapi.... Aghrrr saya bingung dengan diri saya sendiri*!
Kenan tidak mau terus memikirkan perasaanya terhadap gadis yang terlelap di depannya, Kenan memutuskan untuk membaringkan tubuhnya sejenak di tempat agak kosong di sebelah Kania.
Mata Kenan perlahan memberat, tangan kekarnya memeluk pinggang ramping Kania sambil menyimpan kepalanya di tengkuk leher Kania yang sedang memunggunginya.
Kedua insan tersebut terlelap menyelami mimpinya, Kenan mengeratkan rengkuhannya merasakan kenyamanan.
Bersambung...
*Hola author come back...
Maaf ya baru bisa update lagi, author mau mengucapkan banyak banyak terimakasih buat kalian yang masih mantengin cerita gabut author ini sampai sekarang walaupun author jarang update hehe...
Banyakin Dukungan, komen, like dan vote kalian ya hehe... itu membuat author semangat buat terus update*.
Dan satu lagi author mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. selamat merayakan hari kemenangan dengan keluarga kalian💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Bhebz
semangat kak, salam dari EMHD
2022-05-14
0
uyhull01
d tunggu up slnjutnya kak,,
dan minal aidzin walfaidzin juga kak🙏
2022-05-03
2
Maura
aww othorr update.... lanjutkan lagii chapter nya😭
2022-05-03
1