Bimbang

Melewati malam pertamanya di rumah Agam dengan tidur nyenyak. Setelah apa yang di lakukan Bela kepada Agam semalam, baginya cukup untuk sebuah awal dari semua rencananya.

Bela melihat jam di nakas, waktu menujukan pukul 05.00. Sengaja bela bangun lebih pagi dari biasanya, karena dia tidak ingin kebiasaan mandi paginya yang lama, membuat tidak nyaman tuan rumah. Karena harus menunggunya untuk sarapan.

Bela bergegas menyiapkan air hangat untuk berendamnya. Sambil mendengarkan musik, memang mampu menambah semangat pagi harinya, Apa lagi pagi ini dia akan sarapan bersama dengan Agam.

Setelah selesai dengan mandi paginya. Bela memilih pakaian yang akan dia kenakan untuk ke kampus. Tiba-tiba Bela mendengar suara mesin mobil menyala, dia langsung mengintip dari jendelanya, melihat siapa yang pagi hari sudah meninggalkan rumah. Dan ternyata Reyna yang keluar rumah di pagi hari.

Awalnya Bela khawatir jika yang pergi itu adalah Agam. Karena dia sudah membayangkan akan menikmati sarapan bersama Agam. Walaupun ini bukan yang pertama kalinya sarapan bersama Agam. Tapi Bela tetap menantikannya.

Setelah siap dengan pakaiannya. Bela turun menunu ruang makan. Tapi dia tidak melihat satu orangpun disana selain para ART yang sedang menyiapkan sarapan untuk majikannya.

Akhirnya Bela kembali lagi kemarnya, kemudian Bela mendapatkan ide. Dia tidak masuk kedalam kamarnya, melainkan Bela membuka pintu kamar Agam.

"Selamat pagi, AGAM." Sapanya dengan seperti biasa ada penekanan saat nama Agam di sebut.

"Bela, Kenapa kamu kesini?" Tanya Agam panik.

"Kenapa? Lagi pula kamu sedang sendirian!" Bela mendekati agam sampai tak ada jarak antara mereka berdua.

"Kamu tidak bisa begini Bela!" Suara Agam tetahan karena harus menahan nafas berdekatan dengan Bela.

Bela merebut dasi dari tangan Agam.

"Setidaknya aku bisa melakukan ini!" Bela memakiakan dasi di leher Agam. dengan Mata masih lekat menatap mata Agam. Bagi Bela memakaikan Dasi bukanlah hal yang sulit, Karena dia sering membantu David memakaikan dasinya.

Agam terdiam. Dia sangat gugup berada sedekat ini dengan Bela, apa lagi pandangan mata yang beradu. beberapa kali Agam menelan ludahnya. Jakunnya yang bergerak keatas dan kebawah membuat Agam terlihat sangan sexy.

Ddhhemmm.... Agam berdehem saat Bela telah selesai memakaikan dasi dan memecah keheningan diantara mereka.

"Terimakasih" Ucap Agam bergerak menjauh dari Bela.

"Baiklah, Aku tunggu di bawah!" Bela keluar dari kamar Agam, tak lama Agampun ikut menyusulnya.

"Om akan mengantarkan kamu ke kampus!" Ucap Agam sambil menikmati sarapannya.

"Aku tidak mau. Aku akan berangkat dengan Maya." Bela menolaknya, Bela berbohong dia sama sekali tidak pernah menghubungi Maya untuk berangkat Bersamanya.

"Tidak bisa, David mempercayakan kamu kepada Om!" Agam tidak setuju dengan Bela. dia tetap akan mengantarkan Bela karena ini pesan dari David.

"Aku tidak mau, jika itu bukan keinginan kamu sendiri." Bela hanya ingin Agam melakukan semua hal dari hatinya.

"Aku juga. Aku juga ingin mengantarkan kamu Bela!" Jawab Agam mengakui bahwa bukan semata-mata permintaan David. Dia pun menantikan bisa bersama dengan Bela.

Bela tersenyum setelah mendengar pengakuan dari Agam.

"Berhenti memanggil dirimu sendiri dengan sebutan OM!" Keluh Bela saat suda sampai di depan kampusnya.

"Memangnya kenapa?"

"Ingat waktu kamu melarangku memanggil kamu Om, padahal usia kamu sudah pantas dengan panggilan itu, tapi kamu menolaknya." Bela mengingatkan Agam awal-awal saat mereka bertemu.

"Itu dulu Bela, saat ini berbeda!" Agam tidak ingin hatinya goyah. setidaknya dengan panggilan Om adalah pengingat bahwa Bela adalah anak David.

"Aku mohon! aku sudah terbiasa memanggil namamu, Agam." Bela menempelkan kedua telapk tangannya, memohon kepada Agam.

"Baiklah, terserah kamu saja." Akhirnya Agam mengalah, supaya Bela cepat turun dari mobilnya. Karena kalau tidak, dia pasti tertinggl kelas pertamanya.

...※※※※...

Malam ini seperti malam sebelumnya, Reyna tidak ada di rumah. Tapi ada yang aneh dengan malam ini. Agam pulang lebih cepat, tidak seperti biasanya. Agam menyempatkan makan malam di rumah bersama Bela.

Seharian ini agam sangat menantikan waktu pulang kerumahnya. Dia ingin segera bertemu dengan Bela. dan sudah pasti Reyna tidak ada dirumah.

"Kenapa tidak ada photo tante Reyna di ruangan ini, bahkan photo pernikahanpun tidak ada?" Tanya Bela kepada Agam. Saat ini Bela sedang mengganggu Agam di ruang kerjanya.Agam sedang membuka laptopnya di temani Bela di sampingnya.

"Karena ini ruang kerja Bel." Jawab Agam, seolah-olah itu bukan hal yang penting.

"Bukan karena memang kamu tidak mencintainya?" Tanya Bela lagi menebak. Hatinya berdebar saat menanyakan pertanyaan itu.

"Jika tidak cinta tidak mungkin kami menikah!" Jawab Agam yang masih santai menanggapi semua pertanyaan Bela.

"Bagaimana denganku? Aku juga mencintaimu Gam." Bela membalikan badannya menatap Agam yang sedang fokus kepada laptopnya.

Agam berhenti menatap laptopnya. saat mendengar pengakuan yang kesekian kalinya dari Bela, hatinya merasa sakit, harus mendengarnya lagi.

"Bela kita tidak mungkin..." Agampun membalikan badannya menghadap dan menatap Bela.

Namun kalimat Agam terpotong karena Bela mendekatkan bibirnya mengecup bibir Agam, Agam yang sudah lama merindukan Milik Bela, terlena denga kecupan Bela,dia tak sadar kalau kecupan Bela berubah menjadi ciuman panas. Agam telah melupakan tekad dan komitmennya untuk menjauh dari Bela. Semua dinding pertahanan yang dia bangun harus hancur.

Bela mepaskannya, dan memgang wajah Agam dengan kedua tangannya.

"Aku hanya ingin sebuah jawaban, iya atau tidak. bukan sebuah alasan!" Ucap Bela dengan menatap kedua mata Agam.

"Maafkan Aku Bela. Aku tidak tahu." Ucap Agam begitu saja, setelah apa yang mereka telah lakukan.

Bela mendorong bahu Agam.keluar dari ruangan Agam, dia menangis setelah mendengar jawaban dari Agam. dia terluka. sangat jelas agam menikmati ciuaman yang dia berikan, tapi Agam seolah tidak tahu tentang perasaanya sendiri.

Agam mengusap wajahnya kesal. Dia sangat mencintai Bela. tapi dia juga punya tanggung jawab terhadap Reyna.Dia tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Tak lama Agam mendengar suara mobil datang. dia fikir itu adalah Reyna tapi suara mesin mobilnya berbeda.

Agam langsung keluar ruang kerjanya dia membuka kamar bela dan dia tidak melihat Bela ada di dalamnya.

Agam Berlari keluar rumah, dia melihat Bela yang naik mobil bersama seorang pria.Agam sangat khawatir jika Bela bertindak di luar batasnya. mengingat tadi Bela keluar dari ruangannya dengan wajah yang sangat sedih. Akhirnya Agam membawa mobilnya mengejar Bela.

Agam langsung membawa mobilnya mengikuti kemana tujuan Bela.Dia membawa mobil dengan sangat kencang, dia tidak ingin kehilangan mobil yang membawa Bela. Dan ternyata mobil itu berhenti di klub malam.

"Bela...." Teriak Agam saat Melihat Bela sedang meneguk minuman Beralkohol dengan seorang pria, yang Agam sendiri tidak mengenalnya.

"Lo siapa?" Tanya Laki-laki tersebut kepada Agam.

"Jangan ikut campur. saya hanya ingin membawa Bela." Jawab Agam dengan sorot mata tajam, membuat laki-laki itu tidak berani mencegahnya lagi.

Agam menarik tangan Bela keluar klub, melewati puluhan manusia. Bela meronta meminta Agam melepaskan tangannya. Tapi genggaman Agam sangat kuat.

"Lepas Agam, kenapa kamu mengikutiku kesini?" Tanya Bela membentak Agam. karena baru saja dia duduk dan meminum seteguk dirinya langsung di tarik keluar oleh Agam.

"Bela ini sudah lewat jam malam kamu." Agam beralasan. memang waktu sudah menunjukan jam 01.00 malam. tapi alasan yang sebnarnya adalah Agam sangat khawatir dengan Bela.

"Apa pedulimu Agam,dan juga kamu bukan siapa-siapa aku!" Teriaknya lagi.

"Kamu adalah anak sahabtku. David menitipkan kamu kepadaku!" Ucap Agam mengimbangi nada bicara Bela.

"Berhenti melakuka ini atas nama papa. Mengapa bukan keinginan kamu sendiri Gam?" Ucap Bela melemah, Dia menangis lagi di hadapan Agam.

Agam membawa Bela kedalam pelukannya. Membiarkan Bela menangis di bahunya. Tanpa di sadari, Agam sudah sering membuat Bela menangis.

"Maafkan aku Bela, aku bukan lak-laki yang baik untukmu, kamu pantas mendapatkan lelaki yang lebih dariku. Apalah aku Bela. hanya laki-laki yang tidak bisa mempertahankan rumah tangganya sendiri."

Terpopuler

Comments

Yulisma H Nuna

Yulisma H Nuna

😯

2022-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Siapakah Dia?
2 Just call me, Agam.
3 Sebuah Kisah
4 Setitik Ragu
5 Tanggung Jawab
6 Pagi Bersamamu
7 Pesta
8 Supir Idaman
9 Berdua Denganmu
10 Tak Bisa Mencintai
11 Kecelakaan
12 Makan Malam
13 Agam = OM
14 Sebuah Rencana
15 Bimbang
16 Mencoba Menjauh
17 Rencana Jahat
18 Malam Ini
19 Gudang Kosong
20 Peringatan
21 Bisikan
22 Malaikat Penolong
23 Kesempatan lagi
24 Terusik
25 Cemburu
26 Tertidur di sampingmu
27 Cinta Kita Nyata
28 Aku Kangen Kamu
29 Singapura
30 Dunia Sangat Sempit
31 Sebatas Teman
32 Double Date
33 AMARAH
34 Sebuah Kata Maaf
35 Siasat Reyna
36 Konflik Berkepanjangan
37 Hamil?
38 Harus Berakhir
39 Tubuh Tak Berjiwa
40 Laki-Laki Pemarah
41 Move On
42 Bertemu
43 Malam Yang Panjang
44 Bersama Rangga
45 EGOIS
46 SARAN
47 Melepaskanmu
48 Rencana perjodohan
49 Bela vs Reyna
50 Tuduhan yang Menyakitkan
51 Keputusan Bela
52 Pertemuan Dua Keluarga
53 Menjenguk Sang Bayi
54 Kecurigaan Agam
55 Perasaan Ini Lagi
56 Menjelang Hari Pertunangan
57 Engagement Day
58 Rumah Sakit
59 Siapa Wanita Itu
60 Status Baru
61 Butik
62 Teka Teki
63 Wajah Di Balik Topeng
64 Kebenaran
65 Terbongkar
66 Menghilang
67 Menikah denganku
68 Wawancara Kerja
69 Masa Depan
70 Masa Depan
71 Meminta Restu
72 Wisuda
73 Mendonorkan Darah
74 Keluarga Wijaya
75 Bertemu Kembali
76 Hak Arka
77 Menanti Kabar
78 Diambang Batas
79 Waktu Yang Berlalu
80 Berusha Menemukanmu
81 Ingatan Jery
82 Mencoba Menghindar
83 Aku Merindukamu
84 Kesedihan Bela
85 Uluran Tangan
86 Wanita Lainnya
87 Pesta Maya
88 Saran Harun
89 Aku Mencintaimu
90 Langit Paris
91 Manja
92 Berjuang Bersama
93 Rahasia Kelahiran Agam
94 Keras Kepala
95 Nyamuk Dalam Hubungan
96 Kesadaran Diri
97 Syarat David
98 Mulai Bersemi
99 Selamanya Cinta
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Siapakah Dia?
2
Just call me, Agam.
3
Sebuah Kisah
4
Setitik Ragu
5
Tanggung Jawab
6
Pagi Bersamamu
7
Pesta
8
Supir Idaman
9
Berdua Denganmu
10
Tak Bisa Mencintai
11
Kecelakaan
12
Makan Malam
13
Agam = OM
14
Sebuah Rencana
15
Bimbang
16
Mencoba Menjauh
17
Rencana Jahat
18
Malam Ini
19
Gudang Kosong
20
Peringatan
21
Bisikan
22
Malaikat Penolong
23
Kesempatan lagi
24
Terusik
25
Cemburu
26
Tertidur di sampingmu
27
Cinta Kita Nyata
28
Aku Kangen Kamu
29
Singapura
30
Dunia Sangat Sempit
31
Sebatas Teman
32
Double Date
33
AMARAH
34
Sebuah Kata Maaf
35
Siasat Reyna
36
Konflik Berkepanjangan
37
Hamil?
38
Harus Berakhir
39
Tubuh Tak Berjiwa
40
Laki-Laki Pemarah
41
Move On
42
Bertemu
43
Malam Yang Panjang
44
Bersama Rangga
45
EGOIS
46
SARAN
47
Melepaskanmu
48
Rencana perjodohan
49
Bela vs Reyna
50
Tuduhan yang Menyakitkan
51
Keputusan Bela
52
Pertemuan Dua Keluarga
53
Menjenguk Sang Bayi
54
Kecurigaan Agam
55
Perasaan Ini Lagi
56
Menjelang Hari Pertunangan
57
Engagement Day
58
Rumah Sakit
59
Siapa Wanita Itu
60
Status Baru
61
Butik
62
Teka Teki
63
Wajah Di Balik Topeng
64
Kebenaran
65
Terbongkar
66
Menghilang
67
Menikah denganku
68
Wawancara Kerja
69
Masa Depan
70
Masa Depan
71
Meminta Restu
72
Wisuda
73
Mendonorkan Darah
74
Keluarga Wijaya
75
Bertemu Kembali
76
Hak Arka
77
Menanti Kabar
78
Diambang Batas
79
Waktu Yang Berlalu
80
Berusha Menemukanmu
81
Ingatan Jery
82
Mencoba Menghindar
83
Aku Merindukamu
84
Kesedihan Bela
85
Uluran Tangan
86
Wanita Lainnya
87
Pesta Maya
88
Saran Harun
89
Aku Mencintaimu
90
Langit Paris
91
Manja
92
Berjuang Bersama
93
Rahasia Kelahiran Agam
94
Keras Kepala
95
Nyamuk Dalam Hubungan
96
Kesadaran Diri
97
Syarat David
98
Mulai Bersemi
99
Selamanya Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!