"Mas, kenapa akhir-akhir ini kamu selalu pergi mendadak, tiba-tiba ada urusan, tiba-tiba lupa pekerjaan? Keluh Reyna ketika suaminya baru saja sampai.
"Rey, aku tidak ingin bertengkar. aku lelah." Ucapnya berusaha tak terpancing amarahnya. Fikirannya sedang kacau, imbas peringatan dari Maya.
"Lelah katamu mas? Aku juga lelah mas.tapi kita harus membahas ini!" Reyna berteriak marah.
Agam mengalah, dia mendengarkan semua yang akan Reyna ucapkan.
"Mas, kamu sudah terbiasa dengan aku yang jarang ada dirumah. dan aku juga sudah terbiasa saat pulang melihat kamu yang sudah ada di rumah. tapi, akhir-akhir ini kamu selalu pergi ketika aku sudah ada di rumah. kamu berubah mas. jangan-jangan kamu selingkuh di belakang aku mas?" Tuduh Reyna kepada Agam, Agam hanya diam mendengarkan, tanpa membela ataupun membenarkannya.
"Sudah? aku akan istirahat!" Ucap Agam, seakan omongan Reyna hanya angin lalu. kemudian Agam meninggalkan Reyna, masuk kedalam ruang kerjanya.
"Mas... mas Agam!" Reyna mengikuti dengan terus meneriaki nama Agam.
"Mas aku tidak akan memaafkan kamu jika berselingkuh, aku akan mengadukan kepada mama dan papa. Bagaimana kita akan memiliki anak, jika kamu saja tidak perhatian! Teriak Reyna di depan pintu ruang kerja Agam.
Agam mengurung diri di ruangannya, Masalahnya dengan Bela belum juga selesai, di tambah istrinya yang tiba-tiba bersifat aneh. Biasanya Reyna tidak peduli dengan Agam. Seperti kapan agam pulang, apa yang Agam kerjakan bahkan Agam sudah makan atau belum, Reyna tidak peduli, tapi mengapa hari ini dia mempermasalahkannya?
...※※※※...
Bela sudah bisa keluar dari kamarnya kondisinya saat ini sudah membaik, Sakit di kepalanya sudah berkurang, Dia turun menghampiri David yang sedang sarapan.
"Bela sayang, kenapa kamu turun?" Tanya David begitu sangat khawatir.
"Aku ingin sarapan berdua dengan papa!" Jawab Bela manja, dia sudah sangat bosan berada di dalam kamarnya.
"Pah, boleh hari ini aku ke kampus?" Tanya Bela dengan hati-hati, dia tahu bahwa papanya pasti tidak mengizinkannya. tapi, apa salahnya dengan mencoba.
"Jangan dong sayang, nanti setelah kontrol, kita dengar apa saran dokter!" David dengan lembut menolak keinginan putri sematawayangnya.
"Aku BT pah harus di rumah terus!" Bela memaksa dengan bergelayut manja di lengan David.
"Nanti malam akan ada sahabat papa dan istrinya. Kita akan makan malam bersama, papa jamin kamu tidak akan bosan!" Bujuk David kepada Bela
"Sahabat papa yang mana?"Tanya Bela penasaran.
"Itu loh, kemarin kamu sempat bertemu dengan istrinya!" David mengingatkan kembali saat Bela bertemu Reyna di pesta ulang tahun perusahaan.
"Ooohhh, tante Reyna!" Bela mengingatnya, dia adalah wanita yang banyak pil Kb di tasnya.
"Iya. Kamu nanti bisa ngobrol banyak hal, dia sangat paham tentang wanita." Ucap David seperti sangat mengenal Reyna.
...※※※※...
Agam sedang menikmati sarapannya karena dari semalam dia melewarkan makan malamnya karena harus menghindari pertengkaran dengan Reyna.
"Mas, kamu ingatkan nanti malam David ngundang kita makan malam dirumahnya?" Reyna memulai pembicaraannya di pagi hari dengan Agam, setelah pertengkaran semalam.
"Iya, aku ingat!" Jawab Agam singkat
"Tapi mas, kamu belum menjawab pertanyaanku kemarin?" Reyna kembali membahas tentang pertanyaan semalam yang belum sempat Agam jawab.
"Apa lagi sih Rey?" Tanya Agan dengan kesal, ***** makan Agam hilang, karena Reyna membahasa kembali masalah semalam.
"Kamu berubah. Aku khawatir kamu tergoda wanita murahan di luar sana!" Ucap Reyna lantang.
"Stop Rey. Buang semua fikiran jelekmu itu! Ingat, kita akan bertamu ke rumah David, jangan memulai pertengkaran lagi!" Agam meninggalkan Reyna, tanpa menyelesaikan sarapannya.
Reyna yang kesal, karena merasa Agam menyembunyikan sesuatu, mengikuti kemana Agam pergi.
Reyna terus mengikuti Agam, dia menjaga jarak mobilnya dengan Agam. Dan ternyata Agam hanya pergi ke kantornya.
Dua jam sudah berlalu, Reyna masih tetap menunggu di depan kantor Agam, Reyna sangat yakin, apalagi ini hari sabtu, biasanya pekerjaan tidak terlalu banyak. Pasti Agam akan meninggalkan kantor dan menemui selingkuhannya.
Tapi Reyna sudah cukup lelah menunggu Agam tanpa hasil. Kemudian Reyna menelphon Naya, mereka akan bertemu untuk makan siang bersama. Reyna akan meceritakan perubahan sikap Agam kepada Naya. dan berharap Naya punya solusinya.
"Nay, menurut lo apa yang harus gw lakukan?"
"Aduh Rey, gampang aja, coba lu cek mulai dari handphonenya, apa ada nomor yang lo curigai atau ada foto yang lo curigai. lo bisa kumpulkan semua bukti yang lo punya."
"Gw harus cari buktinya, dan membuat Agam mengakuinya. terus dia pasti di coret dari hak waris keluarganya dan jatuh ketangan gw." Ucap Reyna dengan girang.
"Tapi Rey, sebelum itu, loe harus pastiin bahwa Agam tidak tahu tentatang kebiasan loe." Naya memperingati.
"Tenang Nay, dia gak peduli sama gw, dan gw yakin dia tidak tahu sama sekali perbuatan gw selama ini!" Jawab Reyna sangat yakin sekali.
"Good. loe emang pinter Rey. Menikah dengan pengusaha kaya, tapi masih bisa main dengan berondong. Hahaha" Mereka tertawa seolah-olah yang di lakukannya adalah benar.
...※※※※...
Di rumah Bela sudah wangi masakan yang akan di sajikan nanti malam. semua orang sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing, begitu pun David yang sedang mempersiapkan berkas untuk diperlihatkan kepada Agam.
"Pah, aku ke rumah Maya saja ya!" Keluh Bela, yang tidak ingin bertemu dengan sahabat David.
"Jangan dong, kamu akan papa kenalkan dengan sahabat papa. karena, waktu acara ulang tahun perusahaan papa tidak sempat memperkenalman kamu!"
"Tapi pah....!"
"Gak ada tapi-tapian sayang, ingat luka kamu belum sembuh, kamu tidak boleh pergi jauh-jauh dulu! David mengeluarkan semua nasehathya untuk Bela.
Bela hanya manggut-manggut, tanpa mendengarkan ucapan David!
"Kamu siap-siap sana, pakai pakaian yang sopan!"
"Iya pah." Bela berlalau dengan wajah di tekuk.
Bela masuk ke kamarnya, dia mulai memilih baju yang akan di gunakan. Dress pink polos dengan panjang selutut nampak anggun di pakai Bela.
Sementara Bela tengah bersiap-siap. David sudah rapih dengan pakaiannya menunggu tamunya datang. Tak lama suara mobil berhenti di halam rumahnya.
"Selamat datang..." David menyambut gembira agam dan istrinya.
Sebelum memulai makan malam, mereka mengobrol ringan di ruang tamu. Membahas tujuan dari makan malam ini.
"Sebaiknya kita makan dulu, Mari...!" Ajak David menuju ruang makan.
David mempersilahkan Agam dan Reyna duduk semntara dirinya akan memanggil putrinya.
tok...tok... tok...
"Bela, ayo turun, kita makan!" Suara David terdengar dari luar kamar Bela.
"Mereka sudah datang?"Tanya Bela ketika Pintu dibuka.
"Sudah. ayo, gak baik membuat mereka menunggu." Ajak David, yang melihat Bela sudah siap.
Bela menuruni tangga dengan di rangkul David, Ada dua pasang mata yang sudah menunggunya, Agam membulatkan mata, dia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Merasa Bingung dengan ini semua, Dia tidak habis fikir, mencintai anak sahabtanya sendiri.
Begitupun Bela yang nampak ragu menuruni tangga setelah matanya berpapasan dengan Agam. Dia baru mengetahui bahwa sahabat papanya adalah orang yang dia cintai.
"A...agam sahabat papa?" tanyanya tak percaya.
"Perkenalkan Gam putri cantik ku, Bela Davinson. sayang dia sahabat papa, yang slalu papa ceritakan, kamu bisa memanggilnya om Agam!"
"Hai Bela, saya Agam. Ternyata memang seperti yang selalu di ceritakan, dia sangat cantik." Ucap Agam memuji. Agam mengulurkan tangannya, seolah-olah ini kali pertamanya mereka bertemu.
"Bela." Ucapnya singkat, Bela menjabat tangan Agam, Dengan sorot mata saling memandang.
"Aku sudah bilangkan mas, anaknya David sangat cantik." Ucapan Reyna menyadarkan mereka, Bela langsung menarik tangannya dari genggaman Agam.
Bela lebih banyak diam, dia masih kaget dengan kenyataan yang baru saja terungkap.
"Kamu pasti sudah lupa Bel, dulu om Agam pernah menggendong kamu, waktu umur berapa tahun Gam?" Tanya David kepada Agam tentang masa lalaunya.
"Waktu umur 3 tahun, sampai kamu tertidur di gendongan om!" Ucap Agam
"Iya betul aku ingat, karena pada waktu itu kamu selalu menolak ajakan orang baru, kecuali om Agam, kamu langsung mau dia gendong!"
David dan Agam tertawa mengingat kembali ceritanya Bersama Bela.
"Wah... berarti kamu sudah pengalam mas dengan anak kecil." Ucap Reyna riang.
"Justru itu, ayo kalian kapan akan punya anak?"
"Kita lagi berusahakan Mas? aku tidak mau memaksakan, kalau sudah waktunya aku hamil pasti aku akan hamil." Reyna menjelaskan keadaannya kepada David.
"Cekk... kamu di bodohi Agam, bagaimana bisa hamil, jika meminum pil KB?" Bisik hati Bela yang mengetahui bahwa Reyna bukanlah perempuan baik, dan tidak pantas untuk Agam.
"Kamu kuliah semester berapa?" Reyna memgalihkan pembicaraannya tentang anak, dengan bertanya kepada Bela.
"Semster 5 tante!" Ucap Bela sedikit acuh.
"Sudah punya pacar?" Pertanyaan Reyna kali ini mengusik Agam.
"Rey..." Tegur Agam kepada istrinya.
"Apa sih mas, wajar dong anak kuliah sudah pacaran. Pasti gadis secantik Bela banyak yang ngantri!"Reyna membenarkan ucapannya.
"Ada tante!" Jawab Bela menatap mata Agam.Kemudian Bela tersenyum,
"Ada di depan ku, suamimu. Aku pastikan dia akan meninggalkan wanita curang sepertimu."
"Bukannya kalian sudah putus Bel." David kaget dengan pengakuan Bela,karena terakhir kali Bela bilang, dia sudah putus.
"Ada papa!" Bela sedikit kesal dengan papanya, karena membahas Digta.
"Baru lagi? Tanya papanya yang semakin penasaran. Baru kali ini Bela tidak berterus terang kepadanya.
Bela hanya menaikan kedua alisnya, tanda mengiyakan pertanyaan David.
"Anak jaman sekarang baru putus, sudah dapat ganti lagi." Ucap David sambil tertawa.
Mereka berempat meneruskan makan malamnya dengan obrolan-obrolan ringan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yulisma H Nuna
wkwkwk
2022-03-20
0