David dan Agam sedang membicarakan bisnis yang akan mereka jalankan bersama, tersisalah Reyna dan Bela yang masih di meja makan.
"Sudah lama, menikah dengan om Agam?" Tanya Bela memulai pembicaraannya."
"Sudah 5 tahun!" Ucap Reyna sambil tersenyum.
"Sepertinya om Agam tipe lelaki romantis!" Tebak Bela, memancing Reyna untuk bercerita tentang Agam.
"Iya, dia sangat romantis. Bahkan dia selalu memberikan hadiah-hadiah kecik setiap harinya."
Reyna menceritakan semua tentang Agam kepada Bela.
Bela sangat kesal mendemgar cerita Reyna. Atau lebih tepatnya cemburu dengan kisah cinta Mereka.
"Ceritakan kekasih baru kamu!" Ucap Reyna mengubah topik
"Aku bertemu dengannya di salah satu klub malam, pada saat itu dia terlihat sangat kacau sepertinya dia tidak bahagia dengan pernikahannya."
"Maksud kamu dia sudah punya istri?" Tanya Reyna memotong cerita Bela.
"Tidak. Karena sejak awal dia tidak tulus dengan pernikahnya, pernikahanya hanya bisnis, dan tidak di dasari cinta." Mendengar cerita Bela, wajah Reyna berubah menjadi serba salah, mungkin cerita Bela sama persis dengan dirinya.
Reyan kembali mengingat kemungkinan Agam selingkuh, sperti cerita yang dia dengar dari Bela
"Terus sekarang, kamu jadi selingkuhannya?" Tanya Reyna penasaran
"Bodoh sekali jika hanya jadi selingkuhan. mereka sudah bercerai!" Bela membedakan ceritanya.
"Hhuuuhhh... tante lega sekali, karena kamu tidak menjadi selingkuhannya."
"Aku tidak akan menjadi selingkuhan, tapi aku akan menjadi pengganti dirimu."
"Sepertinya obrolan kalian sangat menarik?" Tanya Agam ketika sudah selesai dengan urusan bisnisnya.
"Aku sedang mendengarkan Bela menceritakan kekasih barunya mas!" Jawab Reyna menghampiri Agam, dan bergelayut manja di lengannya.
Bela memutarkan bola matanya, risih dengan pemandangan yang di lihatnya.
"Sebelum kalian pualng, nikmati dulu makanan penutupnya." Uacp David mengarahkan untuk berpindah ke taman samping rumahnya.
"Aku ketoilet dulu!" Agam izin untuk ketoilet, dia sudah hapal denga rumah David, jadi tidak perlu petunjuk arah.
"Pah, Bela ngantuk!" Bisik Bela di telinga David.
David pun memperbolehkan Bela istirahat mengingat cidera di kepalanya.
Bela tidak masuk kedalam kamarnya, melainkan Bela menuju toliet untuk menemui Agam.
"Bela,sedang apa disini?" Tanyanya ketika membuka pintu toilet, mendapati Bela berada di depannya.Agam kahwatir jika ada yang melihatnya mereka sedang berdua.
"Kenapa, apa tidak boleh aku bertemu kamu!" Semula niat Bela akan merelakan Agam bersama istrinya, tapi setelah mengetahui bahwa istrinya Adalah Reyna, Bela bertekad tidak akan melepaskan Agam.
Bela membelai leher Agam dengan kedua telapak tangannya.
"Tidakah kamu ingin mengetahui kabarku Agam?" ucapnya Lirih
Tiba-tiba Agam mendengar suara Reyna.
"Mas..., mas Agam? Teriak Reyna yang mencari Agam.
Agam langsung menarik Bela masuk kedalam kamar mandi.
Tok...tok...tok...
"Mas,masih lama?" Reyna mengetuk pintu kamar mandi.
Bela berada di kungkungan Agam, dia membenamkan dirinya di dada Agam, dia takut kalau keberadaanya di ketahu Reyna, karena ini belum saatnya.
"Iya Rey, aku sakit perut!" alasan Agam yang membuat ku hampir saja tertawa, namun mulutku langsung di bungkam oleh ciuman yang Agam berikan.
Hatiku dibuat dag dig dug, seperti berlari maraton.
Agam melepsakan ciumannya. kemudian, dia membuka pintu kamar mandi menyudahi pertemuan rahasia ini.
"Tunggu Agam." Bela memeluknya dari belakang
Agam terdiam sejenak.Kemudian Agam berbalik dan memegang kedua tangan Bela.
"Aku akan mengantar kamu kontrol, sesuai janjiku. mari bertemu pada hari itu." Ucapnya sebelum meninggalkan Bela dan bergabung dengan yang lainnya.
...※※※※...
Bela tak bisa memejamkan matanya. Dia bingung bagaimana cara membuka sifat asli Reyna. Agam harus segera mengetahui semua tentang keburukan istrinya. Bela membuka sosial medianya. Dia akan mencari tahu tentang Reyna dari akun sosial medianya.
"Bukankah ini Naya?" Bela bertanya kepada dirinya sendiri saat melihat photo Naya sedang bersama Reyna.
"Oooohh.... ternyata mereka berteman. Pantas saja tidak ada bedanya.Kelakuannya sama." Bela tersenyum, mendapatkan ide untuk membongkar kebusukan Reyna.
Di ruang tamu, David masih mengobrol dengan Agam, padahal waktu sudah menujukan tengah malam. Reyna yang merasa bosan memberikan kode kepada suaminya agar segera pulang.
Kemudian Agam pun berpamitan kepada sahabatnya. lagi pula mereka akan sering bertemu untuk membahas bisnis barunya.
"Mas, lain kali tahu waktu dong! masa jam segini kita baru pulang?" Ucap Reyna dengan wajah cemberutnya. Ketika menaiki mobil.
"Bukannya kita memang sering pulang tengah malam?" Jawab Agam santai.
"Iya aku tahu.Tapi tadi kalian hanya asyik ngobrol berdua, dan mengacuhkanku!"
"Kalau begitu, kenapa kamu tidak pulang saja duluan!" Saran Agam, yang masih tetap fokus mengendarai mobilnya.
"Mas, kamu kok tega membiarkan istri kamu pulang sendiri?" Tanya Reyna marah, dia sangat marah kepada suaminya karena tidak peka dengan apa yang di rasakannya.
"Sudah ya Rey, aku tidak mau berdebat lagi." Agam mulai risih dengan clotehan Reyna. Dia meninggalkan Reyna yang masih di dalam mobil untuk masuk kedalam rumah.
"Mas... mas Agam, Aku belum selesai!" Teriak Reyna dalam mobil, dia kesal, lagi dan lagi Agam pergi saat dia belum selesai dengan ucapannya.
Seperti biasa Agam langsung masuk ruang kerjanya. Dia melepas pakaiannya dan berbaring di sofa ruang kerjanya. memandangi langit-langit, mengingat ciuman yang Agam berikan, padahal dirinya sudah menahan sekuatnya Agar tidak bertindak lebih jauh lagi kepada Bela.
Setelah mengetahui Bela adalah anak dari sahabatnya sendiri, Agam merasa bersalah karena sudah berani mencintai Bela, bahkan Agam sudah berani menyentuh gadis yang seharusnya dia anggap seperti anaknya sendiri.
Gadis kecil yang dulu tertidur di pangkuannya, kini menjelma menjadi gadis yang membuatnya jatuh cinta.
"Aarrggghhhh.....kenpa harus kamu Bela? Kenapa harus kamu yang menjadi anak David?" Teriaknya dalam hati, sambil mengusap kasar wajahnya.
...※※※※...
Hari ini adalah jadwal kontrol Bela, Bela sudah rapih dengan pakaiannya. Dia mengingat kalimat terakhir yang di ucapkan Agam pada malam itu bahwa dia akan mengantarkan Bela ke rumah sakit. Bela merasa itu adalah hal yang tidak mungkin, Bagaimana cara Agam akan meminta izin ke pada David? Bela tidak berani berharap terlalu tinggi.
Bela menuruni tangga, karena sudah waktunya untuk berangkat.
"Papa, bela sudah siap!" Teriaknya tertahan dengan kehadiran Agam bersama papanya di ruang tamu.
"Om Agam!" Sapa Bela, dalam hatinya berteriak bahagia, melihat kehadiran Agam.
"Sayang, papa tidak bisa mengantarkan kamu, kamu akan di antar om Agam kontrol."
"Om akan mengantarkanmu" Ucap Agam
"Telphon papa begitu hasilnya keluar, kebetulan hari ini papa harus terbang ke gorontalo.papa 3 hari di sana!"
Agam dan Bela di antar David sampai menaiki mobilnya. Agam membukakan pontu untuk Bela, mempersilahkan Bela untuk masuk terlebih dahulu.
"Bagaimana cara om izin ke papa?" Tanya Bela dengan menggunakan panggilan 'om', Tapi Agam tidak protes seperti saat Bela pertama kali memanggilnya om.
"Aku mengajukan diri, karena hari ini aku tahu David akan pergi ke gorontalo."
Bela merasa Agam membuat dinding pembatas antara mereka. Sikapnya berbeda hari ini.
Agam sendiri tidak ingin berada di situasi seperti ini. Tapi Agam sangat menghargai David, dia telah memutuskan untuk menganggap Bela hanya sebagai anak dari sahabatnya.
Bela sedari tadi hanya diam. bahkan saat ini, setelah selesai dengan semua pemeriksaannya. Bela belum mengelurakan satupun kata dari mulutnya.
"Ayo, pasti kamu lapar. Mau makan di mana?" Tanya Agam setelah keluar dari ruangan dokter.
"Terserah.!" Jawab Bela tanpa expresi.
Agam membawa Bela untuk makan di restoran depan rumah sakit. Agam akan mengatakan yang seharusnya Agam katakan sejak pertama kali bertemu dengan Bela.
"Bela, ada yang harus om katakan! Agam melihat mata Bela tajam.
"Oh... jadi kamu akan terus menggunakan panggilan OM? padahal hanya ada kita berdua disini?" Tanya Bela kesal, karena sikap Agam berubaha kepada dirinya.
"Iya, Kamu harus terbiasa memanggil dengan panggilan OM. Karena kamu adalah anak David, sahabat om." Ucap Agam dengan penuh penekanan.
"Tidak gam, aku tidak mau. Tapi aku akan mengikuti semua keinginan kamu. Karena aku sudah memiliki rencana."
"Baiklah jika itu mau Om. Mulai hari ini aku akan anggap om seperti omku sendiri." Jawab Bela santai, seperti bukan hal yang sulit untuknya.
Agam heran karena semudah itu Bela menuruti kata-katanya. walau bagaimanapun Agam harus konsisten dengan kepustusannya. Dia harus benar-benar membulatkan Hati dan perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yulisma H Nuna
papa david ke gorontalo yaa😊
2022-03-20
0