Udara dingin menembus kulit Agam, Padahal dirinya sudah memakai jaket, tapi tetap saja masih terasa dingin.Matanya melirik ke wanita yang tidur nyenayak di sebelahnya, Agam tak tega harus membangunkannya. Sedangkan mereka sudah sampai di depan villa.
Akhirnya Agam menggendong Bela keluar mobil dan masuk kedalam villa. Tubuhnya hangat begitu ia menggendong Bela.
"Dimana May?" Tanya Agam.
Maya menunjukkan kamar yang akan di pakai oleh dirinya dan Bela. Agam membaringkan Bela di atas kasur, tak lupa melepaskan sepatunya dan menyelimutinya.
"Villa ini hanya ada dua kamar, yang ini untukku dan Bela, yang itu kamar kalian berdua." Ucap Maya menjelaskan.
Karena lelah Agam dan Adit langsung masuk kamar dan beristirahat. Begitu pun Maya langsung tidur di samping Bela.
...※※※※...
Dengan mata yang masih setengah tertutup Bela berjalan mencari dapur, dia merasa haus, Biasnya Bela selalu menyiapkan air minum di samping tempat tidurnya. Dia membua kulkas dan meminum air kemasan yang ada di kulkas itu.
Bela tidak sadar sedari tadi ada sepasang mata sedang memperhatikannya.
Bela yang masih merasa ngantuk tak sadar merebahkan dirinya di soffa dekat dapur.
Agam hanya tersenyum melihat kebiasaan Bela yang baru di ketahuinya itu,
"Memang kamu si tukang tidur di sembarang tempat" ucap Agam dalam hatinya.
Agam masuk kedalam kamarnya untuk mengabil selimut, lalu dia selimuti Bela dan Berjongkong di depannya. Menatap lekat wajah Bela sambil tersenyum, dia membayangkan Bagaimana jika wajah ini yang selalu menghiasi pagi hari Agam.
"Sudah jangan di tatap terus, nanti bola matamu keluar loh." Canda Adit yang menyadarkan Agam. Agam merasa malu Adit memergokinya.
"Hahaha... Aku kira kamu belum bangun?" Agam bangun dan pergi kedapur.
"Jangan tunggu lama-lama, nanti di ambil orang! Ucap Adit yang belum selsai dengan ucapannya.
Agam hanya tersenyum menanggapi Adit
Agam merasa yang Adit ucapkan benar adanya. tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain merelakan Bela untuk lelaki yang nanti dipilihnya.
"Mau kopi?" Tawar Agam kepada Adit mengalihkan pembicaraannya.
"Boleh!"
" Kalian sudah bangun? Gam kamu lihat Bela?" Tanya Maya yang tidak melihat Bela di dalam kamar.
"Tuh..." Unjuk Agam
"Ya ampun, Bela.... Bangun." Maya membangunkan Bela dengan berteriak. Dia kaget karena Bela tertidur di soffa.
"Biarkan saja may, dia mungkin masih ngantuk!" Ucap Adit kepada Maya.
"Ya sudahlah. Aku dan Adit akan keluar sampe sore. nanti malam kita pesta barbeque, Kalian terserah mau ngapain aja di villa ini bebas."
Ucap Maya menjelskan kepada Agam, dan Bela yang masih tertidur.
Tinggalah Agam dan Bela di dalam Villa tersebut. Agam sedang membuat sarapan untuk Bela jika bangun nanti. Ini adalah kali pertama Agam membuat sarapan untuk seorang wanita.
Walaupun 5 tahun usia rumah tangganya, Agam tidak pernah memasak untuk Reyna. Begitupun sebaliknya Reyna tak pernah membuatkan apapun untuk Agam, Ada ART yang selalu menyiapkan semuanya.
Agam sangat bersemangat. Memasak bukan hal baru, dulu sebelum menikah dia selalu memasak untuk dirinya sendiri.
Bela terbangun mencium aroma sedap dari arah dapur.
"Agam, kamu masak?" Ucapnya, Bela terpesona melihat Agam yang sedang memasak. Apa lagi saat ini Agam hanya menggunakan celana pendek dan kaos tanpa lengan. Pemandangan pagi yang indah.
"Duduk. sebntar lagi matang!" Bela duduk tanpa melepaskan pandangannya.
"Apa Agam selalu sesexy ini di rumah?"
"Makanan siap...!" Agam menyiapkan makanan di meja makan .
"Maya dan Adit kemana?" Tanya Bela, sambil menyuap makananya.
"Mereka keluar sampai sore!"
"Di rumah hanya kita bedua?" Tanya Bela membulatkan mata.
"Iya. Tenang saja, aku tidak akan memakanmu!" Canda Agam kepada Bela.
"Silahkan saja kalau berani, aku tidak takut, Hahaha! Bela tertawa.
Agam bahagia bisa sarapan dan tertawa bersama Bela.
"Aku selesai, terimaksih makanannya, enak sekali!" Bela meninggalkan meja makan.
Tak lama, agampun selesai makan, dia membereskan bekas makannya dan bekas masaknya.
Bela masih mendengar suara dari arah Dapur. Bela baru sadar, tadi sehabis makan dirinya langsung pergi tanpa membereskan bekas makannya.langsung saja Bela memakai bajunya. dan keluar kamar, menghampiri Agam. Mandinya kali ini sangat singkat, karena Bela tidak berendam, bukannya tidak mau tapi, di dalam kamar mandi hanya ada shower saja.
"Aku bantu!"Pinta bela, Bela mengambil piring yang ada di tangan agam untuk di basuhnya,
Tangannya yang bersentuhan, membuat Agam sedikit gugup. Hanya menuci piring saja membuat Agam berkeringat, jika dekat Bela.
"Agam, sepertinya kamus udah terbiasa melakukan semua ini, memasak, mencuci piring. hhmmm suami idaman!" Ucap Bela memuji.
Agam tertawa mendengar celotehan Bela.
"Bela, aku ingin mengatakan sesuatu." Ucap Agam. tiba-tiba susana menjadi serius.
Belapun sdah siap mendengar yang akan Agam katakan, setelah dia selalu menghindar dari situasi seperti ini.
"Aku mendengarkan, tapi sebelum itu aku juga ingin mengatakan sesuatu."
"Katakanlah!"
"Aku mencintaimu." Bela menutup mata, meyakinkan diri untuk mengucapkan kalimat yang sudah lama Bela simpan. Bela sudah siap mendengar apapun jawaban dari Agam.
Agam menarik nafasnya sebelum benar-benar mengungkapkan semuanya, jelas Agam bahagia dengan pernyataan cinta Bela, tapi dalam hatinya juga sakit, karena harus menolak wanita yang juga dia cintai.
"Aku juga mencintaimu, tapi Aku tidak bisa. Bela, aku sudah memiliki istri!" Ucap Agam perlahan.
Bela seperti di tusuk ribuang pedang, hatinya sangat sakit,Air mata yang berusaha dia bendung pecah seketika. Padahal Bela sudah memperkirakan banyak kemungkinan, salah satunya adalah Agam memeiliki Istri. Tapi tetap saja rasa sakit tidak bisa dia hindari.
Agam memeluk Bela, dan membiarkan Bela menangsi di bahunya. Isak tangisnya membuat hati Agam sakit. Tapi agam tidak bisa berbuat apapun selain menenagkan Bela.
"Gam, jadilah pacarku selama di sini, untuk terakhir kali, sebelum kita kembali ke kehidupan masing-masing." Pinta Bela di sela tangisannya.
...※※※※...
Pesta barbeque di mulai, Maya sudah menyiapkan semuanya, bahkan dia mendatangkan koki untuk acara malam ini.
Suasana malam ini sangat pas bagi Bela, ada banyak minuman yang akan menemani dirinya yang sedang patah hati. Bela sudah mulai meneguk minumannya, sedangakan makananpun belum tersajikan.
"Makanan sudah siap..." Teriak Maya dan Adit, menghampiri Bela dan Agam
Mereka mulai makan dengan diringi musik.
"Kamu harus makan dulu!" Agam memaksa Bela untuk makan, dia memaksa sampai harus menyuapi Bela.
"Apa ini selalu kamu lakuakn jika istri kamu sedang tidak ingin makan?" Tanya Bela di telinga Agam.
Agam tidak mersepon ucapan Bela.
Agam pun meneguk minumannya, sebanyak apapun agam minum dia tidak akan mabuk, kecuali saat suasana hatinya buruk. Seperti malam ini, dia agak sedikit mabuk. jika diteruskan mungkin akan benar-benar mabuk.
Bela menyandarkan kepalanya di bahu Agam, dia sudah tidak bisa menegakkan kepalanya lagi.
Maya dan Adit sudah masuk kedalam villa, sedangkan Agam masih menemani Bela minum.Minum bersama sambil berpegangan tangan.
"Apa kamu Bahagai gam?" tanya Bela membelai pipi Agam.
"Kamu sudah sangat mabuk Bel, ayo kita masuk!"
"Aku tidak mau. Apa arti aku dalam hidupmu gam?" Agam membangunkan Bela tanpa menaggapi semua pertanyaanya. Agam memapah Bela perlahan untuk masuk kedalam Villa.
Lalu Agam membawa bela masuk kekamar, lalu membaringkan Bela di atas kasur dan tak lupa Agam menyelimutinya.
"Agam, jangan tinggalkan aku." Bela mengengam tangan Agam, ketika Agam akan meninggalkan kamar, Kemudian Bela bangun, berdiri mensejajarkan tubuhnya menghadap Agam.
Bela mengalungkan tangannya di leher Agam, menatap kedua mata Agam.
"Aku mencintaimu!" Ucapnya lagi.
Agam yang sedari tadi menahan hasratnya, kini tidak terbendung lagi, lalu Agam mencium bibir Bela. Belum pernah dia menginginkan seorang wanita seperti saat ini.
Melepaskan satu persatu pakaian yang melekat di tubuh mereka, Agam pernah melihat Bela seperti ini, tapi kali ini lebih jelas. Melakukan hal yang seharusnya Agam hindari, tapi mereka sama-sama terpengaruh minuman, dan dalam suasana hati yang buruk.
Bela mendorong Agam sampai terjatuh di atas kasur. Berada diatasnya, bermain dengan dada bidangnya, lalu berpindah ke atas,membelai- belai leher Agam yang sensitif.
Agampun tak lepas dari tatapan Bela, memebelai punggung lembutnya,kemudian melepaskan pengait baranya.
Hanya belaian saja membuat mereka tidak kuat menahan ******* yang saling saut menyaut.
Bugghh....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yulisma H Nuna
😘
2022-03-20
0