Just call me, Agam.

Tidak ada yang spesial dari kehidupan Bela. Melainkan kisah cintanya yang harus berakhir. Padahal Bela sudah memberikan semuanya kepada Dikta. Memberikan Apa yang Dikta butuhkan.

Menjalin cinta 5 tahun, dari bangku SMA sampai kuliah di tahun keduanya. Telah banyak Kenangan manis yang Dikta berikan. Rasanya Bela tidak sanggup jika harus berpisah dari Digta.

Flashback

"Awas...." Teriak seseorang, berlari dan menarik tangan Bela.

"Aaaww...." Mereka berdua terjatuh di pinggir jalan raya.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya seseorang, mengecek keadaan Bela.

justru dirinyalah yang sedikit terluka karena telah menyelamatkan Bela dari laju motor yang sangat kencang.

"Aku baik-baik saja. Itu, Kamu berdarah!" Tunjuk Bela ke lengan laki-laki yang terluka.

"aahh... ini, gak sakit kok." melirik kearah lengannya sendiri.

"Tunggu sebentar, Sepertinya aku punya sesuatu di mobilku." Bela berlari ke mobilnya yang tak jauh dari tempatnya terjatuh.

Mencari kotak P3K di mobilnya dengan terburu-buru, dan berlari kembali menghampiri Laki-laki tadi."

huh...huh...huh.....

Suara nafas Bela yang tersenggal-senggal karena berlari. Lalu Bela mulai mengobati dengan sangat hati-hati.

"Maaf, Karena aku, kamu jadi terluka." ucap Bela sambil mengobati.

"Aku Digta...!" Mengulurkan tangan, menunggu jabatan tangan dari Bela.

"Aku Bela, Terimakasih kamu sudah menyelamtkanku!" Bela tersenyum ramah.

Bela menawarkan diri untuk mengantar Digta pulang, kebetulan arah rumah Digta sama dengannya. Terlebih lagi, sebagai ucapan terimakasin atas pertolongan Digta.

Ternyata Bela dan Digta satu sekolah hanya beda kelas. pantas saja Bela merasa pernah melihat Digta sebelumnya.

Bagi Bela, Digta adalah penolongnya. Sejak kejadian Digta menyelamtkannya, mereka menjadi dekat. Sampai setelah 3 bulan dekat Digta menyatakan perasaannya.

Flasback end

"Hai. Pagi-pagi melamun!" Maya sengaja mengagetkan Bela yang sedang melamun di dalam kelas.

"Maya... gw kaget tau." Bela terperanjat atas perlakuan maya.

"Mikirin siapa?" Tanya maya penasaran

"Digta!"

"Aduh Bel, gak usah mikirin dia, gak ada manfaatnya. gw kira lu mikirin om-om semalm."

"Huuusss..... ngaco deh."

"Gw penasaran deh bel mukanya. Apa udah keliatan tua atau masih muda?"

"Hhmmm.... menurut gw seusia papa deh! Tebak Bela ragu.

"Waw...." Teriak Maya, yang membuat semua orang melirik ke arahnya.

Maya hanya tersenyum, menganggukan kepalnya tanda meminta maaf atas ketidak nyamanan teman -temannya.

Bela hanya tertawa pelan, melihat tingkah konyol maya.

...※※※※...

Bela datang kembali ke klub malam, dia datang seorang diri, walaupun sudah mendaptkan saran agar tidak datang sendirian. Tapi Bela berniat malam ini dia tidak akan mabuk. Hanya saja dia ingin melupakan bayang-bayang Digta dengan berbaur menari di klub malam.

Meliuk-liukan tubuhnya, mengikuti alunan musik. Ada beberapa laki-laki menghampiri, mengajaknya menari bersma, Bela sama sekali tidak terganggu selagi mereka tidak berbuat macam-macam kepadanya.

Hanya saja ada sosok yang sedari tadi sedang melihat kearahnya. Bela mencoba mengalihkan pandangannya, namun kembali lagi saling menatap.

Merasa penasaran dengan sosok yang sedari tadi memperhatikannya, Bela memberanikan diri menghampiri laki-laki tersebut.Semakin dekat, semakin jelas wajahnya, Dia adalah laki-laki asing kemarin.

Bela berdiri tepat di sebelahnya, yang duduk di kursi bar. Bela menarik pundaknya agar sejajar dengan telinganya.

"Sepertinya kamu sering kesini?" Tanya Bela tepat di samping telinganya.

"Iya, sepertinya kamu juga!" Jawabnya sambil meneguk minumannya. Seketika tubuhnya panas ketika bibir Bela sangat dekat dengan daerah sensitifnya.

"Aku Bela." Diulurkan tangannya menunggu sambutan tangan laki-laki itu.

"Sepertinya kamu tidak mendengarkan saranku. Agam." Meraih tangan Bela dan menyebutkan namanya.

Bela duduk di samping Agam dan memesan minuman.

"Hari ini aku tidak akan mabuk."

"Sepertinya kamu masih sekolah? Tidak baik sering berkunjung kesini!"

"Aku kuliah." jawabku tegas. aku tidak ingin masih dikira anak remaja.

"Ooohh...." Agam hanya menganguk-anggukan kepalanya sambil terus meminum minumannya.

Bela melihat agam sudah banya meneguk minuman, tapi kesadarannya belum hilang sedikitpun. Agam terilhat sangat sexy di mata Bela.Rasanya ingin sekali Bela meminum apa yang Agam minum. Lalu dia merebut gelas dari tangan Agam dan langsung meminumnya.

"Jangan di minum!" Cegah Agam, yang minumannya tiba-tiba di rebut Bela.

"Ah... apa ini?" tanya bela setelah menghabiskan satu tegukan.

"Itu alkholnya sangat kuat, harusnya kamu tidak meminum ini."

Agam sedikit kesal, karena sebentar lagi Bela pasti akan mabuk. dan membuat dia kerepotan lagi.

"Satu kali lagi" Dengan mengacungkan tangan yang menunjukan angka 1. Bela mengisi lagi gelas yang di pegangnya.

Agam hanya memperhatikannya, melihat bibir bela yang menyentuh gelas bekas bibirnya, melihat leher jenjangnya yang bergerak menelan minumannya. Agam hanya menelan ludah, mencoba sadar dari bayangan Nakalnya.

"Kamu berengsek.hiks...hiks....hiks...." Tak lama Bela mulai terpengaruh alkohol.Dia menjatuhkan kepalnya di meja bar sambil menangis.

Lalu Bela menoleh ke arah Agam. dan memukuk-mukul dada bidang Agam

"Kenapa kamu selingkuh, apa kurangnya aku, apa dia bisa memberikan segalanya?" Teriak Bela melampiaskannya kepada Agam.

Dengan terpaksa Agam membawa Bela keluar klub tersebut.

"Harusnya aku tidak bertemu kamu malam ini!" kesal Agam sambil menggendong Bela di punggungnya.

"Aku sudah bilang agar kamu tidak datang seorang diri. menyusahkan orang lain saja!

"Apa kamu bilang? turunkan aku. Kamu yang tidak tahu terimakasih. harusnya kamu bersyukur bisa mendaptkanku yang mendukung kamu dari semua hal. Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan wanita yang pantasnya jadi ibu kamu"

Teriak Bela kepada Agam.

Agam hanya mendengarkan apa yang Bela katakan, karena dia tahu yang Bela maksud bukan dirinya tetapi mantan kekasihnya yang sudah berselingkuh dengan wanita dewasa. Setidaknya itu yang Agam pahami dari ucapan melantur Bela.

Bela bejalan sempoyongan mendahului Agam. Agam tetap mengikuti dari belakang, karena Agam khawatir Bela akan terjatuh. Betul saja, beberapa detik kemudian tubuh Bela lemas, untung saja ada Agam yang sigap menangkap tubuhnya, sehingga tidak terjatuh di jalanan.

Agam hanya menggelengkan kepalanya, merutuki dirinya yang berakhir bersama Bela dengan kebiasaan mabuknya yang aneh.

Agam membawa Bela masuk kedalam mobilnya, seperti sebelumnya dia akan menunggu Bela sampai terbngun.

Agam memperhatikan wajah Bela dengan lekat, dari mulai mata,hidung,hingga bibirnya. Disaat banyak masalah yang membuat dirinya sangat kelelahan, hadir sosok gadis yang bisa membuatnya melupakan masalah yang tengah di hadapinya.

Hampir setiap pulang kerja Agam mengunjungi klub malam. Dia tidak ingin pulang terlalu cepat. Semenjak bertemu Bela, Tujuannya ke klub hanya untuk melihat Bela. Membelai rambut Bela,Bela tertidur pulas seakan nyaman dengan kursi mobil. Andai saja Agam bisa membawa Bela kerumahnya atau pun tempat yang lebih nyaman untuk Bela tidur.

Tiba-tiba Agam merasakan kantuk, tapi dia tidak ingin tertidur di dalam mobil bersama Bela, karena dia khawatir jika Bela terbangun dan meninggalkannya saat tertidur.

Akhirnya Agam keluar dari dalam mobil untuk menghilangkan kantuknya dan juga membeli air mineral untuk Bela.

"Sudah bangun,ini minum dulu" Agam memberi sebotol air mineral kepada Bela.

"Terimakasih, sepertinya aku merepotkan om lagi!"

"Kamu bilang apa, om? ha...ha...ha..." Agam tertawa geli mendengar dirinya mendapatkan panggilan om, bukan dari seorang anak kecil atau pun remaja, melainkan seorang gadis dewasa.

"Memang kenapa? sepertinya umur om sudah pantas untuk panggilan itu."

"Memang umurku ini hampir kepala empat, tapi mendengar panggilan om keluar dari mulut kamu, Aku tidak menyukainya. Panggil saja aku Agam, just Agam."

"Ha...ha...ha..., oke A...agam." Bela tertawa.

Bela melihat jam di tangannya, dia kaget mendapti jarum jam sebentar lagi tepat pukul 12 malam, Bak cinderella yang berubah wujudnya jika tak segera pulang.

"Terimakasih untuk malam ini, Aku harus segera pulang." Pamit Bela kepada Agam sambil menunjukan jam ditangannya.

"Aku antar kamu pulang!"

"Aku bawa mobil." Bela menggelngkan kepalanya. dan menunjuk ke tempat ia memarkirkan mobilnya.

"see you again!" Kalimat terakhir sebelum keluar dan menutup pintu mobil Agam.

Episodes
1 Siapakah Dia?
2 Just call me, Agam.
3 Sebuah Kisah
4 Setitik Ragu
5 Tanggung Jawab
6 Pagi Bersamamu
7 Pesta
8 Supir Idaman
9 Berdua Denganmu
10 Tak Bisa Mencintai
11 Kecelakaan
12 Makan Malam
13 Agam = OM
14 Sebuah Rencana
15 Bimbang
16 Mencoba Menjauh
17 Rencana Jahat
18 Malam Ini
19 Gudang Kosong
20 Peringatan
21 Bisikan
22 Malaikat Penolong
23 Kesempatan lagi
24 Terusik
25 Cemburu
26 Tertidur di sampingmu
27 Cinta Kita Nyata
28 Aku Kangen Kamu
29 Singapura
30 Dunia Sangat Sempit
31 Sebatas Teman
32 Double Date
33 AMARAH
34 Sebuah Kata Maaf
35 Siasat Reyna
36 Konflik Berkepanjangan
37 Hamil?
38 Harus Berakhir
39 Tubuh Tak Berjiwa
40 Laki-Laki Pemarah
41 Move On
42 Bertemu
43 Malam Yang Panjang
44 Bersama Rangga
45 EGOIS
46 SARAN
47 Melepaskanmu
48 Rencana perjodohan
49 Bela vs Reyna
50 Tuduhan yang Menyakitkan
51 Keputusan Bela
52 Pertemuan Dua Keluarga
53 Menjenguk Sang Bayi
54 Kecurigaan Agam
55 Perasaan Ini Lagi
56 Menjelang Hari Pertunangan
57 Engagement Day
58 Rumah Sakit
59 Siapa Wanita Itu
60 Status Baru
61 Butik
62 Teka Teki
63 Wajah Di Balik Topeng
64 Kebenaran
65 Terbongkar
66 Menghilang
67 Menikah denganku
68 Wawancara Kerja
69 Masa Depan
70 Masa Depan
71 Meminta Restu
72 Wisuda
73 Mendonorkan Darah
74 Keluarga Wijaya
75 Bertemu Kembali
76 Hak Arka
77 Menanti Kabar
78 Diambang Batas
79 Waktu Yang Berlalu
80 Berusha Menemukanmu
81 Ingatan Jery
82 Mencoba Menghindar
83 Aku Merindukamu
84 Kesedihan Bela
85 Uluran Tangan
86 Wanita Lainnya
87 Pesta Maya
88 Saran Harun
89 Aku Mencintaimu
90 Langit Paris
91 Manja
92 Berjuang Bersama
93 Rahasia Kelahiran Agam
94 Keras Kepala
95 Nyamuk Dalam Hubungan
96 Kesadaran Diri
97 Syarat David
98 Mulai Bersemi
99 Selamanya Cinta
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Siapakah Dia?
2
Just call me, Agam.
3
Sebuah Kisah
4
Setitik Ragu
5
Tanggung Jawab
6
Pagi Bersamamu
7
Pesta
8
Supir Idaman
9
Berdua Denganmu
10
Tak Bisa Mencintai
11
Kecelakaan
12
Makan Malam
13
Agam = OM
14
Sebuah Rencana
15
Bimbang
16
Mencoba Menjauh
17
Rencana Jahat
18
Malam Ini
19
Gudang Kosong
20
Peringatan
21
Bisikan
22
Malaikat Penolong
23
Kesempatan lagi
24
Terusik
25
Cemburu
26
Tertidur di sampingmu
27
Cinta Kita Nyata
28
Aku Kangen Kamu
29
Singapura
30
Dunia Sangat Sempit
31
Sebatas Teman
32
Double Date
33
AMARAH
34
Sebuah Kata Maaf
35
Siasat Reyna
36
Konflik Berkepanjangan
37
Hamil?
38
Harus Berakhir
39
Tubuh Tak Berjiwa
40
Laki-Laki Pemarah
41
Move On
42
Bertemu
43
Malam Yang Panjang
44
Bersama Rangga
45
EGOIS
46
SARAN
47
Melepaskanmu
48
Rencana perjodohan
49
Bela vs Reyna
50
Tuduhan yang Menyakitkan
51
Keputusan Bela
52
Pertemuan Dua Keluarga
53
Menjenguk Sang Bayi
54
Kecurigaan Agam
55
Perasaan Ini Lagi
56
Menjelang Hari Pertunangan
57
Engagement Day
58
Rumah Sakit
59
Siapa Wanita Itu
60
Status Baru
61
Butik
62
Teka Teki
63
Wajah Di Balik Topeng
64
Kebenaran
65
Terbongkar
66
Menghilang
67
Menikah denganku
68
Wawancara Kerja
69
Masa Depan
70
Masa Depan
71
Meminta Restu
72
Wisuda
73
Mendonorkan Darah
74
Keluarga Wijaya
75
Bertemu Kembali
76
Hak Arka
77
Menanti Kabar
78
Diambang Batas
79
Waktu Yang Berlalu
80
Berusha Menemukanmu
81
Ingatan Jery
82
Mencoba Menghindar
83
Aku Merindukamu
84
Kesedihan Bela
85
Uluran Tangan
86
Wanita Lainnya
87
Pesta Maya
88
Saran Harun
89
Aku Mencintaimu
90
Langit Paris
91
Manja
92
Berjuang Bersama
93
Rahasia Kelahiran Agam
94
Keras Kepala
95
Nyamuk Dalam Hubungan
96
Kesadaran Diri
97
Syarat David
98
Mulai Bersemi
99
Selamanya Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!