Pagi Bersamamu

Bela sangat kesal, sudah dua hari ini dia mengunjungi klub mencari keberadaan Agam, Tapi dia tidak mendapti sosok Agam di dalam klub tersebut.

Bela merasa Agam menjauhi dirinya, pesan whatsapp dari Bela tidak di balasnya. Bela merasa bingung dia mengira Agam membenci dirinya, Bela terus berfikir kesalahan apa yang bela lakukan. Sebab terakhir bertemu dengan Agam mereka baik-baik saja. Bahkan Agam masih tertawa di depannya.

Fikiran Bela sangat kacau, dia telah meneguk beberapa botol minuman.

Agam merebahkan diri diatas kasurnya, dia merasa lelah karena sudah seharain ini bergelut dengan komputernya. Lalu Agam membuka hpnya, ada beberpa panggilan dari Bela yang dia lewatkan.

Memang sudah beberapa hari ini Agam tidak membalas satupun chat dari Bela, tapi hari ini bela ada menelphonnya. Agam merasa aneh, tidak biasanya Bela menelphon dirinya.

"Mas, mandi dulu!"Ucap Reyna yang mengagetkan dirinya.

"Iya, sebntar lagi!" Agam menyimpan Hpnya sebelum masuk kekamar mandi.

Suara dering dari Hp Agam kembali berbunyi.

"Mas, ada telphon. sepertinya penting!" Teriak Reyna yang terganggu dengan suara Hp Agam yang terus berbunyi.

Reyna penasarn dengan siapa yang menelphon Agam. Tertulis di layar hanya sebuah inisial BD, Reyna mengira itu nama dari sebuah perusahaan.

"Siapa?" Teriak Agam dari dalam Kamar mandi. Tapi tak lama agam menyadari bahwa mungkin saja itu Bela. Lantas dia keluar dari kamar mandi dan merebut Hpnya dari tangan Reyna.

Reyna menaikan kedua Alisnya, merasa heran dengan sikap Agam.

Dengan masih memakai handuk Agam mengangkat telphon dari Bela. Dia berjalan menjauhi istrinya. Dia tidak mau Reyna curiga.

Agam mendekatkan Hp di telinganya. Terdengar suara Bela yang sangat berat memanggil namanya. Agam langsung mengetahui bahwa Saat ini Bela sedang mabuk. Dirinya dilema, apakah tetap berada di rumah dengan istrinya Atau pergi menjemput Bela. Tapi, mengingat kebiasaan mabuk Bela Agam menjadi khawatir.

"Bagaimana jika bela tertidur di sembarang tempat? Bagaimna jika Bela bertemu Lelaki hidung belang?" kemungkinan-kemungkinan Aneh berkeliaran di kepala Agam.

"Aku pergi dulu!" Pamit Agam kepada Reyna. Agam langsung pergi terburu-buru tanpa melihat Reyna yang sudah siap dengan linggerinnya.

Reyna merasa kesal melihat kepergian Agam, "sepenting itukah telphon yang Agam terima sehingga membuatnya pergi dengan terburu-buru." Ucapnya dalam hati.

"Tapi mas, kita harus..." Belum selwsai Reyna menjawab Agam sudah menutup pintu kamarnya.

Agam tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada Bela, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya. Dia terus menginjak gas mobilnya. Dia sangat cemas, karena pasti Bela sudah menunggunya lama.

Agam berlari masuk kedalam klub, dia melihat Bela sedang membaringkan kepalanya di meja bar.

"Bela...?" Agam membangunkan Bela.

"Lo yang di telphon BiDi? Dia sudah lama seperti ini!" Ucap salah satu bartender yang sepertinya mengenal Bela.

"Thanks Bro!" Ucap Agam,

Agam membawa bela masuk kedalam mobilnya. Seperti biasa dia akan melihat waja Bela dengan seksama.

"Maafkan aku, pasti kamu mabuk seperti ini karenaku!" Ucapnya lirih sambil membelai rambut panjang Bela yang terurai.

Tak lama Bela bangun dari tidurnya. Dia kaget karena dirinya sudah berada di tempat berbeda, "ini bukan di mobil!" Bela panik karena mendaptkan dirinya sedang berbaring di sebuah kasur yang empuk.

Lalu dia melihat ke badannya, dan bersyukur dia masih memakai pakaian lengkap. Lalu Kemudian melirik jam di tangannya.

"Ya ampun... Bagaimana ini?" Bela sangat panik, mengetahui dirinya tidak pulang kerumah.

Bela berjalan kesana kemari memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya dia menelphon Maya dan mendapti kemarah dari Maya.

"lo kemana semalaman, Gw harus berbohong ke om David demi nyelamatin lo Bela." Teriak Maya dari sebrang sana. Rupanya Maya beralasan bahwa Bela sedang mengerjakan tugas bersamanya dan akan menginap dirumahnya.

"Makasih may, lo udah selamtin gw." Ucap Bela mengakhiri telphonnya.

Bela kembali menjatuhkan tubunhnya di atas kasur, merasa lega karena masalahnya telah teratasi.

"Tapi, siapa yang bawa aku ke kamar ini?" Ada satu masalah lagi yang Bela fikirkan, yaitu keberadaannya di hotel.

Tiba-Tiba suara pintu terbuka, sontak saja Bela bangun dari tidurnya.

"Agam...?" Panggilnya saat melihat Agam masuk kedalam kamar,dengan membawa sarapan untuk Bela.

"Sarapan dulu!" Ucap Agam lembut.

Bela mendekati Agam untuk memulai sarapannya. Bela mengamati wajah Agam dia takut Agam akan memarahi dirinya.

"Lain kali bawa seseorang, jika ingin minum." Masih dengan wajah datarnya.

"Aku fikir kamu akan berada di sana!" Bela terlihat santai, tanpa mengetahui beta Agam sangat mengkhawatirkan dirinya semalam.

"Aku tidak bisa selamanya menemani kamu di sana! Ucap Agam yang membuat bela menghentikan sarapannya.

"Memangnya kenapa, Aku sudah terbiasa ada kamu. Bela menatap Mata Agam tajam, dia berharap Agam akan selalu ada untuknya.

"Maaf Bela, sebenarnya aku sudah...." Agam ingin mengakui semuanya, Dia akan berkata jujur kepada Bela.

" Stop, jangaan diteruskan. Aku tidak mau mendengarnya." Bela menutupi telinganya dengan tangannya.

"Bela, aku...." Agam meneruskan omongannya, dia sudah yakin akan mengungkapkan semuanya.

Bela mengecup bibir Agam untuk menghentikannya bicara.Bela tidak terfikirkan cara lain selain ini. Bela taku kalau mendengar kebenran yang mungkin akan membuatnya terluka.

Agam membulatkan matanya, Dia Tidak percaya Bela berani melakukan hal yang menurutnya hanya boleh di lakukan kepada orang yang dia cintai.

"Mobilku dimana? Aku harus segera berangkat ke kampus!" Tanya Bela mencairkan suasana. seolah-olah tidak terjadi apapun.

"Berangkat? tidak mandi?" Tanya Agam mengingatkan Bela untuk mandi sebelum berangkat.

"Aku harus ganti baju gam!"

"Ini!" Agam memberikan satu buah paperbag yang berisi baju untuk Bela.

Bela Tersenyum melihat wajah Agam yang sedikit malu saat memberikannya Paperbag tersebut.

"Aku tunggu di bawah, Lain kali jangan mencium orang sembarangan, berikan hanya kepada lelaki yang kami cintai!" Ucap Agam berbisik di samping telinga Bela.

Seperti biasa rutinitas paginya dia lakukan. Bela terbayang saat dirinya mengecup Agam, dia merutuki keberaniannya mengecup Agam, harga dirinya sudah hilang di depan Agam.

Mengingat kembali perkataan agam yang mengganggunya. Agar memberi ciuman untuk orang yang di cintai. "Apa Agam mencintaiku? Apa itu arti dari ciuman yang dulu dia berikan?"

Tak habis-habisnya Bela memikirkan Agam.

Bela keluar dari kamar mandi dengan bersenandung riang, Membuka Paperbag yang Agam berikan.

"Bagaimana Agam tahu ukuranku?" Tannya dalam hati, "pasti dia berpengalaman dengan hal seperti ini."

"Aaaaa.... Agam!" Teriak Bela saat Agam masuk kedalam kamar.

Agam langsung membalikan badannya membelakangi Bela yang sedang berpakaian.

"Maaf Bel, aku kira kamu sudah selesai! Ucapnya menyesal, karena tidak mengetuk pintu lebih dulu.

Bela menutupi tubuhnya kembali menggunakan handuk kimononya.

"Aku khawatir. Karena kamu tidak juga datang!" Ucapnya masih membelakangi Bela.

"Mandiku lama gam, tapi sebentar lagi aku turun!"

Agam kembali keluar kamar dan menunggu Bela di lobi hotel.

Sepeninggalan Agam, Bela langsung memakai pakaiannya, dia sangat malu ketika Agam memergokinya tidak berbusana, walaupun Agam langsung membalikan Badan, Tapi pasti Agam sudah melihatnya.

"Dhhemm... aku sudah siap" Ucap Bela saat sudah berada di deka Agam

Mereka Akhirnya keluar Hotel bersama. Bela fokus menyetir mobilnya, sedangkan Agam sibuk menerima telphon dari klien-kliennya.

"Apa semalam kita?" Tanya Bela Ragu

"Semalam, aku bingung harus mengantarkan kamu kemana. Hotel adalah tempat yang aku fikirkan. Tapi aku hanya mengantarkan kamu saja. dan datang lagi pagi tadi."

"Syukurlah, tidak terjadi apa-apa!" Ucap bela lega.

"Lain kali jangan mabuk sendirian!"

Pesan Agam sebelum keluar dari mobil Bela.

...※※※※...

Lagi-lagi agam tidak fokus dengan pekerjaanya, Dia masih mengingat saat dirinya hampir hilang kontrol saat melihat Bela tertidur. Ingin rasanya Agam menamni Bela sampai terbangun, Tapi dia tidak bisa. Dia tidak percaya dengan dirinya sendiri, dia khawatir berada dekat Bela akan mebambah rasa sukanya kepada Bela.

"Ya ampun Bela, Kenapa kamu tidak pergi dari kepala ini?"

Agam mencoba mengembalika fokusnya. Tapi dia kembali teringat Bela. Agam tersenyum membayangkan saat Bela mngecupnya, dan juga sangat jelas terbayang saat dia tidak sengaja melihat tubuh polos Bela.

Ada hasrat dalam diri Agam untuk bisa memiliki Bela seutuhnya. Tapi dia kembali lagi sadar, dirinya yang sudah mempunyai istri dan akan mempunyai anak, dan juga usianya yang tidak mungkin bisa bersanding dengan Bela, orang tua mana yang akan mengijinkan anaknya memiliki hubungan dengan laki-laki tua. Jika di hitung jarak usia Agam dan Bela terpaut 17 tahun.

Agam mengusap wajahnya kasar. Dia harus segera sadar dari bayang-bayang Bela.

Terpopuler

Comments

Yulisma H Nuna

Yulisma H Nuna

hmm

2022-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Siapakah Dia?
2 Just call me, Agam.
3 Sebuah Kisah
4 Setitik Ragu
5 Tanggung Jawab
6 Pagi Bersamamu
7 Pesta
8 Supir Idaman
9 Berdua Denganmu
10 Tak Bisa Mencintai
11 Kecelakaan
12 Makan Malam
13 Agam = OM
14 Sebuah Rencana
15 Bimbang
16 Mencoba Menjauh
17 Rencana Jahat
18 Malam Ini
19 Gudang Kosong
20 Peringatan
21 Bisikan
22 Malaikat Penolong
23 Kesempatan lagi
24 Terusik
25 Cemburu
26 Tertidur di sampingmu
27 Cinta Kita Nyata
28 Aku Kangen Kamu
29 Singapura
30 Dunia Sangat Sempit
31 Sebatas Teman
32 Double Date
33 AMARAH
34 Sebuah Kata Maaf
35 Siasat Reyna
36 Konflik Berkepanjangan
37 Hamil?
38 Harus Berakhir
39 Tubuh Tak Berjiwa
40 Laki-Laki Pemarah
41 Move On
42 Bertemu
43 Malam Yang Panjang
44 Bersama Rangga
45 EGOIS
46 SARAN
47 Melepaskanmu
48 Rencana perjodohan
49 Bela vs Reyna
50 Tuduhan yang Menyakitkan
51 Keputusan Bela
52 Pertemuan Dua Keluarga
53 Menjenguk Sang Bayi
54 Kecurigaan Agam
55 Perasaan Ini Lagi
56 Menjelang Hari Pertunangan
57 Engagement Day
58 Rumah Sakit
59 Siapa Wanita Itu
60 Status Baru
61 Butik
62 Teka Teki
63 Wajah Di Balik Topeng
64 Kebenaran
65 Terbongkar
66 Menghilang
67 Menikah denganku
68 Wawancara Kerja
69 Masa Depan
70 Masa Depan
71 Meminta Restu
72 Wisuda
73 Mendonorkan Darah
74 Keluarga Wijaya
75 Bertemu Kembali
76 Hak Arka
77 Menanti Kabar
78 Diambang Batas
79 Waktu Yang Berlalu
80 Berusha Menemukanmu
81 Ingatan Jery
82 Mencoba Menghindar
83 Aku Merindukamu
84 Kesedihan Bela
85 Uluran Tangan
86 Wanita Lainnya
87 Pesta Maya
88 Saran Harun
89 Aku Mencintaimu
90 Langit Paris
91 Manja
92 Berjuang Bersama
93 Rahasia Kelahiran Agam
94 Keras Kepala
95 Nyamuk Dalam Hubungan
96 Kesadaran Diri
97 Syarat David
98 Mulai Bersemi
99 Selamanya Cinta
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Siapakah Dia?
2
Just call me, Agam.
3
Sebuah Kisah
4
Setitik Ragu
5
Tanggung Jawab
6
Pagi Bersamamu
7
Pesta
8
Supir Idaman
9
Berdua Denganmu
10
Tak Bisa Mencintai
11
Kecelakaan
12
Makan Malam
13
Agam = OM
14
Sebuah Rencana
15
Bimbang
16
Mencoba Menjauh
17
Rencana Jahat
18
Malam Ini
19
Gudang Kosong
20
Peringatan
21
Bisikan
22
Malaikat Penolong
23
Kesempatan lagi
24
Terusik
25
Cemburu
26
Tertidur di sampingmu
27
Cinta Kita Nyata
28
Aku Kangen Kamu
29
Singapura
30
Dunia Sangat Sempit
31
Sebatas Teman
32
Double Date
33
AMARAH
34
Sebuah Kata Maaf
35
Siasat Reyna
36
Konflik Berkepanjangan
37
Hamil?
38
Harus Berakhir
39
Tubuh Tak Berjiwa
40
Laki-Laki Pemarah
41
Move On
42
Bertemu
43
Malam Yang Panjang
44
Bersama Rangga
45
EGOIS
46
SARAN
47
Melepaskanmu
48
Rencana perjodohan
49
Bela vs Reyna
50
Tuduhan yang Menyakitkan
51
Keputusan Bela
52
Pertemuan Dua Keluarga
53
Menjenguk Sang Bayi
54
Kecurigaan Agam
55
Perasaan Ini Lagi
56
Menjelang Hari Pertunangan
57
Engagement Day
58
Rumah Sakit
59
Siapa Wanita Itu
60
Status Baru
61
Butik
62
Teka Teki
63
Wajah Di Balik Topeng
64
Kebenaran
65
Terbongkar
66
Menghilang
67
Menikah denganku
68
Wawancara Kerja
69
Masa Depan
70
Masa Depan
71
Meminta Restu
72
Wisuda
73
Mendonorkan Darah
74
Keluarga Wijaya
75
Bertemu Kembali
76
Hak Arka
77
Menanti Kabar
78
Diambang Batas
79
Waktu Yang Berlalu
80
Berusha Menemukanmu
81
Ingatan Jery
82
Mencoba Menghindar
83
Aku Merindukamu
84
Kesedihan Bela
85
Uluran Tangan
86
Wanita Lainnya
87
Pesta Maya
88
Saran Harun
89
Aku Mencintaimu
90
Langit Paris
91
Manja
92
Berjuang Bersama
93
Rahasia Kelahiran Agam
94
Keras Kepala
95
Nyamuk Dalam Hubungan
96
Kesadaran Diri
97
Syarat David
98
Mulai Bersemi
99
Selamanya Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!