POV HAKU
Keesokan harinya aku memutuskan untuk menemui Yuko di Tokyo Station. Aku berharap aku belum terlambat untuk menemuinya lagi.
Sesampainya disana aku mencari Yuko, dan ternyata kereta yang dinaiki Yuko sudah mulai melaju pelan. Aku berlari dan mengejarnya dengan sekuat tenaga.
"Yuko..!!" teriakku yang masih berusaha mengejar keretanya. Aku berusaha mengerahkan segala kekuatan dan tenagaku untuk berlari mengejar kereta itu. Dan akhirnya aku semakin mendekatinya. Yuko segera membuka jendela disampingnya.
"Senpai!Terima kasih untuk yang kemarin!" teriak Yuko sambil melambaikan tangannya keluar jendela.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya. Aku masih terus berlari mengejarnya. Aku mengulurkan tanganku untuk memberikan sesuatu kepadanya. Yah, sebuah surat dan sebuah gelang yang pernah kubeli saat di Tokyo Tower tahun lalu.
"Siapa namamu..?" Yuko berteriak lagi.
"HA-KU..!!" balasku berteriak dengan mengeja karena suara kereta yang sangat keras.
"Haku?" kulihat Yuko bergeming pelan tapi aku masih bisa membaca bahasa bibirnya.
Kereta semakin melaju dengan kencang. Aku hanya melambaikan tangan kepada Yuko sambil tersenyum melihat kepergiannya.
Dan dia juga melambaikan tangan padaku.
Suatu saat aku akan menemuimu lagi, Yuko. Aku sangat berharap bisa bersamamu lagi sebelum aku benar-benar pergi untuk selamanya.
Walau kita sudah berbeda dunia. Biarkan kebersamaan yang mungkin terakhir ini, kita buat seindah mungkin. Kita ukir seindah mungkin. Dan kita akan membuat kenangan bersama.
...***...
Malam hari tiba, dan tiba-tiba ponselku berdering. Aku tersenyum menatap ponselku. Lalu aku mengangkat teleponnya.
"Hallo. Kaukah ini, Yuko?" kataku tersenyum sendiri.
"Bagaimana kau tau?" kudengar Yuko tertawa kecil.
"Tentu saja aku tau. Kau sudah sampai di rumah?" aku berbaring diatas ranjangku. Yah, aku masih sering pulang ke rumah meskipun aku sudah tiada. Ibuku masih membiarkan kamarku seperti saat aku masih hidup. Dia hanya membersihkannya saja. Bahkan ibuku sering tidur di kamarku saat dia merindukanku. Aku tau dia sangat terpukul dengan kepergianku.
Ibu, maafkan aku jika selama hidup selalu menyusahkanmu. Kini aku sangat menyesal. Selama hidup belum bisa membahagiakanmu sama sekali. Malah selalu menyusahkanmu.. 🥺
"Yeap. Baru 2 jam yang lalu sih." jawaban Yuko membuyarkan anganku.
"Kau pasti lelah, istirahatlah dulu." kataku padanya.
"Tentu." jawabnya. "Eh, tunggu!" kata Yuko cepat-cepat.
"Ya. Kenapa, Yuko?"
"Ah.. Ehm.. Aku.. Terima kasih kemarin telah menemaniku di Tokyo. Aku belum berterima kasih dengan benar padamu." kata Yuko sedikit kaku.
Aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang lucu.
"Ada yang lucu? Kenapa tertawa?"
"Kau ingin berterima kasih dengan benar?"
"Tentu saja.."
"Traktir aku saat kita bertemu lagi. Bagaimana?" usulku padanya.
"Yata! Aku tak sabar ingin mentraktirmu." kata Yuko sangat bersemangat.
Aku tertawa kecil mendengar jawaban Yuko. Aku juga tak sabar ingin bertemu denganmu lagi, Yuko.
"Kenapa kau menertawakanku terus sih? "
"Kau lucu, Yuko."
"Ehm.. Untuk gelangnya.. Terima kasih ya. Cantikk sekali. Aku suka."
"Do-itashimashite, Yuko-chan."
"Haku.."
"Yeap.."
"Kenapa aku merasa seperti sudah lama mengenalmu ya?" kata Yuko dari seberang.
Kau memang sudah lama mengenalku Yuko. Aku ingin memberitahumu semua. Tapi aku terlalu takut. Aku takut kehilanganmu lagi. Aku takut saat kau mengetahui aku bukan lagi seorang manusia, aku takut kau tak akan bisa lagi melihatku. Dan aku takut apakah kita masih bisa saling bicara nanti?
Jadi lebih baik seperti ini dulu karena aku masih ingin bersamamu.
"Ehm, Serius? Kita baru bertemu kemarin lho." kataku berpura-pura.
"Hmm. Benar juga ya. "
"Kau beristirahatlah! Besok akan kutelpon lagi deh."
"Hmm. Oke. "
"Oyasuminasai. Bye.."
" Bye.."
...***...
Aku dan Yuko menjadi lebih dekat dan akrab kembali. Aku sering sering menelponnya menanyakan kabar dan sedang apa dia disana? Bahkan terkadang kita melakukan Video Call.
Tiga bulan hubungan seperti ini berjalan dengan sangat baik. Hingga aku berniat mengunjungi Yuko ke Sapporo. Aku memberanikan diri untuk kembali menemuinya. Dan berniat untuk memberitahukan semua padanya.
Aku mengirimkan sebuah pesan kepada Yuko.
...📱Aku sedang di Sapporo sekarang. Bisa kita bertemu di Taman Odori ?...
Tak beberapa lama, Yuko sudah membalas pesanku.
...📱Sekarang ?...
Beberapa saat dia membalasnya lagi.
...📱Yeap. Jangan terburu-buru. Aku akan menunggumu....
Tiga bulan sejak pertemuan kita di Tokyo. Dan kini kita akan bertemu lagi. Rasanya bahagia sekali. Aku tak sabar ingin segera berjumpa dengannya. Aku sungguh merindukanmu, Yuko.
Awalnya aku berniat menemui Yuko di Minami Cafe. Tapi kuurungkan niatku itu. Aku lebih suka menikmati pemandangan Taman Odori sore itu. Indah sekali. Kebetulan sedang berlangsung Sapporo Snow Festival dibulan ini. Sudah lama sekali aku tak pergi ke tempat ini. Dua belas tahun aku tak melihat kota ini.
Tiba-tiba aku sudah melihat Yuko yang terduduk di salah satu bangku taman. Aku bangkit dan berjalan ke arahnya dari belakang. Aku berniat mengejutkannya dengan menutup mata Yuko dari belakang. Lalu Yuko meraih tanganku yang masih menutupi matanya.
"Ha.. Hakkku.." kata Yuko ragu-ragu. "Kaukah itu?"
Aku menurunkan tanganku, dan tangan Yuko masih mengenggam tanganku. Aku tesenyum manis kepadanya. Yuko.. Akhirnya aku bisa melihatmu lagi. Ini benar-benar sebuah keajaiban. Kau bahkan masih bisa melihat dan berbicara padaku. Terima kasih Tuhan.
Hari ini Yuko terlihat sangat cantik dan manis. Dia memakai sweater berwarna pastel lilac. Dengan memakai luaran coat berwarna beige. Dia juga memakai syal berwarna abu-abu. Dan memakai bawahan celana jeans dan boat berwarna sweet caramel.
Cuaca Jepang di bulan Februari masih sangat dingin. Kalau kamu menghabiskan waktu yang lama di luar ruangan, sangat disarankan untuk menjaga kaki agar tetap hangat, serta membawa atau menempelkan hot pack sekali pakai.
Suhu rata-rata kota Sapporo di bulan Februari adalah -2℃ (Suhu tertinggi 2℃/Susu terendah -11℃). Lebih dingin daripada di Tokyo.
Musim dingin di Jepang memang dingin, tapi ada banyak yang bisa dinikmati disaat musim dingin. Dengan mengenakan perlengkapan melawan dingin yang lengkap tentunya.
Yuko terdiam mematung masih memandangiku seolah tek percaya jika yang dihadapannya ini adalah aku.
Kami bertapapan sangat lama, mata kami saling bertemu saat ini.
"Kenapa bengong saja? Tak suka melihatku ya?" godaku lalu duduk disebelahnya.
"Ah, Buk.. Bukan begitu.." katanya tergagap.
Aku tertawa geli melihatnya. Dia sangat lucu. Aku mendekat kearah wajah Yuko.
"Sekarang aku sudah dihadapanmu. Ayo kita lakukan!" bisikku sambil tersenyum menatapnya dengan sangat dekat. Mata Yuko langsung melotot mendengar aku berkata seperti itu.
"La.. Lakukan apa?" tanya dia sedikit shock.
"Wajahmu sangat merah, Yuko. Padahal aku cuma mau menagih janjimu yang mau mentraktirku." kataku lalu tertawa kecil.
Terlihat wajah Yuko yang memerah, karena malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang cinta sejati haku adalah yoku, tapi kalau kembali untuk pergi lagi, itu nyakitin namanya..
2023-10-06
1
Jennie
wah pikiran Yuko kemana itu kenapa pas Haku bilang melakukan langsung gugup gitu
2022-12-03
1
Jennie
Yuko masih belum sadar ya kalau mereka emang udah kenal lama
2022-12-03
1