Aku dan Haku menjadi lebih dekat. Dia sering menelponku hanya kadang untuk menyapaku saja. Atau menayakan apa aku makan dengan benar.
Yeap, walaupun kita belum pernah bertemu lagi sejak pertemuan di Tokyo itu sih.. Tapi aku merasa sudah sangat nyaman dengannya. Dan aku merasa seperti sudah sangat lama mengenalnya.
Apa benar aku sudah jatuh cinta padanya seperti yang Kanna dan Mayu bilang? Apa benar aku akan segera melepas gelar Ratu Jomblo ku ? Ah... Aku tidak peduli.
Ponselku bergetar, ada SMS masuk.
...📱Aku sedang di Sapporo sekarang. Bisa kita bertemu di Taman Odori ? Haku...
Aku yang tadinya posisi tiduran langsung melompat duduk di atas kasurku.
Haku? Di Sapporo? Aku segera membalas SMSnya.
...📱Sekarang ?...
Beberapa saat dia membalasnya lagi.
...📱****Yeap. Jangan terburu-buru. Aku akan menunggumu....
Aku langsung berganti pakaian dan berdandan tipis. Setelah itu aku bergegas ke Taman Odori dengan menaiki Taxi.
Tiga bulan sejak pertemuan pertama kita di Tokyo. Dan kini kita akan bertemu lagi. Rasanya bahagia sekali. Saat itu aku masih belum menyadari perasaanku. Namun kini, menyebut namanya saja sudah membuat jantungku berdegup sangat kencang.
Menatapnya? Apa aku sanggup berdiri dihadapannya?
Haku..
Aku mencari Haku di Taman Odori. Tapi tak kutemukan dia. Dia bilang tadi ada di Minami Cafe. Dan ternyata dia juga tidak ada disana.
Apa dia sedang mengerjaiku? Aku duduk di bangku taman Odori. Menikmati Sapporo Snow Festival.
Sapporo Snow Festival menjadi salah satu festival rutin yang diadakan di setiap tahunnya di bulan February. Festival saljunya sendiri berpusat di tiga tempat yaitu di Odori, Susukino, dan Tsu Dome.
Kita bisa menikmati patung-patung yang sengaja dibangun terbuat dari salju.
Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang. Aku meraih tangannya yang masih menutupi mataku. Tangannya begitu dingin sekali.
"Ha.. Hakkku.." kataku ragu-ragu. "Kaukah itu?"
Dia menurunkan tangannya, tanganku masih mengenggam tangannya. Kulihat Haku tersenyum sangat manis. Dia terlihat sangat bersinar hari ini.
Aku tak mampu berkata-kata lagi. Seolah tubuh dan lidahku kelu dan membeku seperti musim saat ini.
"Kenapa bengong saja? Tak suka melihatku ya..?" goda Haku lalu duduk disebelahku.
"Ahh.. Buk.. Bukan begitu.." kataku tergagap.
Haku tertawa geli melihatku. Dia mendekatkan wajahnya kearahku.
"Sekarang aku sudah dihadapanmu. Ayo kita lakukan..!" bisiknya sambil tersenyum. Mataku melotot mendengar dia berkata seperti itu.
"La.. Lakukan apa?" tanyaku shock. Jangan-jangan dia mengajakku begituan? Ah, Aku harus bilang apa? Aku belum siap..!! 🙄
"Wajahmu sangat merah, Yuko! Padahal aku cuma mau nagih janjimu yang mau mentraktirku." katanya lalu tertawa kecil.
Oh My..!! Bagaimana aku bisa memikirkan hal mesum seperti itu?! 😣 Duhh..! Malu..!
"Ah..Oh.. Iya.. Ayo..!! Kau sukanya makan apa? Yang pedes, yang manis atau yang..?" aku menghentikkan kalimatku karena dia saat ini menatapku dengan sangat dekat.
"Ada yang salah di wajahku?" aku meraba-raba wajahku.
"Tidak.. Aku hanya ingin terus mengingat wajahmu. Dan ternyata aku memang masih mengingatnya sampai sekarang. Dua belas tahun..."
"Dua belas tahun?" apa maksud Haku?
"Dua belas tahun lalu.. Kita sudah pernah bertemu. Apa kau tidak ingat, Yuko?"
Aku terdiam dan berfikir keras. Aku berusaha mengingat sesuatu. Dua belas tahun lalu.. Sebenarnya apa yang sudah terjadi dua belas tahun yang lalu?
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Dulu saat pra TK aku mengenal seseorang yang bernama Haku. Saat itu kita masih sama-sama di Sapporo. Kita sering bermain bersama dan sangat dekat. Dan bahkan dia pernah berjanji padaku, saat sudah dewasa nanti dia akan menikahiku. Namun takdir berkata lain. Orang tuanya mengajaknya pindah ke Tokyo. Karena ayahnya dipindahkan ke perusahaan cabang di Tokyo.
Aku dan dia terpisah. Tanpa ada komunikasi sampai 12 tahun. Yah, Aku masih ingat. Pantas saja aku seperti mengenal Haku selama ini. Ternyata memang aku sudah lama mengenalnya.
"Kau.. Haku yang itu?" aku menutup mulutku tak percaya. Antara haru dan bahagia bercampur jadi satu.
Haku mengangguk sambil tersenyum menatapku.
"Saat itu kau pernah berjanji padaku akan mengunjungiku ke Tokyo." Haku menggenggam tanganku erat. Dingin sekali kurasakan tangannya.
"Aku terus menunggumu. Kau tau betapa aku sangat merindukanmu, Yuko?" Haku menatapku dengan mata berkaca-kaca.
Aku langsung memelukknya erat. Sangat erat! Pangeranku yang selama ini menghilang kini dia sedang berada dihadapanku.
"Gomenne, ( Maaf ) Haku. Aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama." kini aku juga sudah tak mampu membendung tangisku.
Kita berdua berpelukan cukup lama. Meluapkan kerinduan selama ini.
"Biarkan dulu seperti ini, Yuko. Aku ingin memelukmu lebih lama lagi."
"Hhm..."
"Aku harap kita bisa terus bersama lagi." kataku yang masih memeluknya.
Tak ada jawaban dari Haku.
"Haku?"
"Hhmm.. Yah.. Maaf aku terlalu bahagia karena bisa bertemu denganmu lagi." Dia melepas pelukannya lalu dengan cepat mengusap air matanya yang sudah tumpah.
"Kita makan dulu yuk!" ajakku. "Kau masih suka makan yang manis-manis kan? Ayokk!" aku menggandeng Haku mengajaknya ke sebuah cafe yang dekat dari situ.
Setelah di cafe aku memesan beberapa cake kesukaanya.
"Kau masih ingat makanan kesukaanku?" tanyanya sambil melihat beeberapa cake yang baru saja diantarkan waiter.
"Tentu..!!" aku tersenyum menatapnya.
"Kalau begitu.. Suapan pertama ini untukmu. Aakkk" Haku berusaha menyuapiku.
Aku dengan senang hati membuka mulutku.
Sungguh tak pernah kubayangkan aku bisa bertemu dengannya lagi seperti ini...
"Kapan kau kembali ke Tokyo, Haku?"
"Aku tidak ingin meninggalkanmu lagi... Jadi aku memutuskan untuk pindah sekolah di daerah Sapporo."
"Serius?"
"Yeap.. " dia mengangguk sambil menyantap cakenya.
"Pelan-pelan, Haku..!" aku gemas melihatnya makan seperti anak kecil. Aku mengelap sudut bibirnya yang terkena whipe cream.
Dia hanya nyengir malu.
"Haku, kenapa saat di Tokyo kemarin kau tidak langsung memberitahuku semua ini?"
"Sebenarnya aku ingin sekali memberitahumu, Yuko. Tapi aku takut kau tak ingat padaku. Bahkan aku takut kau sudah melupakanku." dia cemberut. "Aku berusaha menyimpan dan memendamnya sendiri, tapi aku tak bisa. Makanya saat keberangkatan keretamu aku mengejarmu. Karena aku tak mau kehilanganmu lagi."
"Sebenarnya saat kita bertemu di Tokyo, aku merasa seperti sudah pernah mengenalmu."
"Sungguh? Kenapa kau tak bilang?"
"Aku belum mengingat sepenuhnya. Maaf."
"Daijoubu ( tidak papa ), yang terpenting sekarang kita sudah bertemu kembali. Dan saling mengingat." kata Haku tersenyum manis.
"Hhm, Kau benar." tak bosan aku menatapnya terus.
"Mau ke Taman bermain bareng besok?"
"Tentu!"
...***...
Keesokan harinya sepulang sekolah aku dan Haku bertemu. Dia menungguku di depan gerbang sekolahku, lalu kita menaiki taxi untuk pergi ke taman bermain.
"Kita coba yang mana dulu, Yuko?" kata Haku antusias sambil menebarkan pandangannya saat di taman bermain.
"Ahh.. Aku terserah kamu saja." jujur aku tak pernah naik wahana-wahana itu ketika sudah dewasa. Terakhir naik adalah naik kuda putar, dan itu juga bersama Haku saat kita masih kecil.
"Bagaimana kalau Bumper Car?" Haku tersenyum lebar padaku. "Bagaimana?"
"Ahhh! Bo.. Boleh..!" kataku bingung. Bagaimana cara mengemudikannya ya? Aku tidak tau. Dan aku sedikit takut.
Haku mengantarku masuk ke dalam salah satu mobil berwarna biru.
"Cukup injak gasnya untuk mengemudikannya. Oke?" Dia mengedipkan satu matanya padaku lalu dia menaiki mobil lain berwarna merah.
Oke..! Pasti aku bisa...!!
Aku dengan tegang mengemudikannya, sementara aku terus tertabrak oleh mobil pengunjung lain. Aduhh.. Bagaimana ini?
Tiba-tiba Haku meloncat ke mobil yang sedang aku naiki.
"Sini, biar aku yang setir." lagi-lagi dia mengedipkan satu matanya padaku.
"Ahh.. I.. Iya..." kataku sedikit bergeser. Dia terlihat sangat menikmatinya. Wajahnya yang terlihat begitu ceria dan bersinar membuatku terdiam kagum hanya dengan menatapnya.
"Yata! Ini seru sekali, Yuko!" teriaknya saat kita sudah turun. Aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang begitu menggemaskan.
"Ada yang lucu?" Haku menatapku serius.
"Ahhh, Tidak!" kataku. "Kau sangat menggemaskan, Haku." kataku sangat pelan karena aku malu, takut dia mendengarnya.
"Kau bahkan lebih menggemaskan, Yuko." katanya sambil mengusap kepalaku dan tersenyum lebar.
Ahh.. Dia mendengarnya ternyata. 😭
"Oke. Next apa ya..?" Haku kembali melihat-lihat wahana itu. "Bagaimana kalau.." Haku melirikku.
Aduduh..!! Semua wahana ini terlihat sangat menakutkan. Bagaimana ini..? 😣 Jelas aku tak bisa mengatakannya pada Haku. Dia sangat menyukainya.
"Kita beli Ice Cream saja yuk." Haku menggandengku untuk pergi ke penjual Ice Cream. Sepertinya Haku melihatku sangat ketakutan. Jadi dia tidak lagi mengajakku naik wahana-wahana itu.
Setelah membeli Ice Cream kita duduk di sebuah bangku.
"Habis ini, kita coba yang mana lagi Haku?" kataku pura-pura bersemangat. Agar dia tidak kecewa hari ini.
"Ehmm.. Tiba-tiba saja aku tak ingin naik wahana-wahana itu.." katanya sambil memakan Ice Creamnya. "Aku mau makan saja!"
"Tapi kenapa? Bukannya kau sangat menyukainya..?"
"Kau salah, Yuko. Karena yang sangat aku sukai itu kamu." lagi-lagi dia tersenyum sangat manis.
Ahhh..! Pasti muka merahku sangat terlihat di siang bolong begini.😣
Haku tertawa kecil melihatku.
"Jangan menggodaku terus deh!" kataku agak kesal.
"Maaf deh. Tapi itu memang benar kok. Aku tidak sedang menggodamu, Yuko. Aku jujur." katanya yang masih tertawa.
"Hhm.. Haku.. Bagaimana kalau kita foto bareng?" usulku.
"Hhmm, Boleh!"
Aku mengeluarkan ponselku dari dalam tasku.
Lalu kita berfoto bersama.
"Ah, Manisnya!" kataku kagum saat melihat hasil foto itu.
"Iya, Kau sangat manis!" Haku ikut melihat hasil foto itu. Wajah kita sangat dekat saat kita melihat hasil foto itu. Bahkan bisa kudengar nafasnya dan bisa kucium aroma tubuhnya.😳
Ah, Padahal yang kumaksud manis tadi itu dia.
"Bagaimana kalau sekali lagi?" usul Haku. Aku langsung mencari menu camera di ponselku.
Kali ini dia merangkulku. Aku sedikit salah tingkah tapi aku langsung mengambil gambar kita berdua.
"Bagaimana hasilnya?" Haku mendekat lagi untuk ikut melihat hasil foto kita.
"Bagus kok.."
"Wah.. Iya.. Kau memang photograper yang hebat deh." goda Haku mengacungi jempol.
"Jangan meledekku deh." kataku cemberut. "Ehm.. Haku. Kita naik itu yuk!" aku menuding wahana Bee Tower. Aku memang sedikit takut.Tapi dengan bersama Haku pasti aku akan jadi lebih berani.
"Kau yakin?"
"Hmm, aku yakin!"
"Bener?"
" Iya, Haku." aku bangkit dari dudukku. "Ayo.."
"Oke.."
Setelah membeli tiket kita menaiki Bee Tower. Sebenarnya wahana ini merupakan wahana favorit kebanyakan pengunjung. Kita bisa melihat pemandangan indah dari atas. Ternyata tidak semenakutkan yang kubayangkan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yuko & haku, rasa yg terjaga dari kecil. manisnyaaa
2023-09-14
1
Jennie
kalian ini sama2 menggemaskan ya🥰 pengen cubit kalian deh 🤭
2022-11-04
1
Jennie
ikut terharu deh, pertemuan yang setelah sekian lama berpisah 🥰
2022-11-04
1