"Yuko..!! Ada sesuatu yang serius!" kata Kanna sangat serius.
Aku menatap Kanna bingung. Lalu aku metatap Mayu, Mayu hanya menunjukkan wajah bingung dan gelisah.
"Sebenarnya ada apa?" tanyaku penasaran.
"Sepulang sekolah Kiro akan memberitahumu semuanya." kata Kanna sambil memegang kedua lenganku.
"Kiro?"
"Hhm.." Kanna mengangguk.
Aku melihat bangku Kiro, dan dia tak ada. Kiro tak masuk sekolah hari ini. Ada apa ya? Aku tak sabar menunggu pulang sekolah.
Kukirim SMS pada Haku. Untuk memberitahunya kalau hari ini aku agak terlambat menemuinya.
...📱Haku. Maaf, tapi hari ini aku agak terlambat ya. Ada sesuatu yang harus kulakukan....
...***...
Hingga sampai waktu pulang sekolah tiba, Haku tak juga membalas pesanku. Tak biasanya dia seperti ini. Ada apa ya? Apa dia marah padaku?
"Ayo! Kiro sudah menunggu kita!" Mayu menarikku.
Mayu dan Kanna mengajakku pergi kesebuah tempat yang tak jauh dari sekolahan. Ternyata Kiro sudah menunggu disana.
"Kiro, ada apa?" tanyaku.
Kiro, Kanna, dan Mayu saling bertatapan aneh. Sebenarnga ada apa?
"Kenapa kalian diam saja?" tanyaku lagi.
"Yuko, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." kata Kiro lalu menarik nafas panjang dan mengeluarkan perlahan.
"Ya, Soal apa ya?"
"Soal Haku.."
Degghhh..
Darimana Kiro tau aku sudah bertemu dengan Haku lagi? Aku melirik Kanna dan Mayu. Dan mereka langsung menunduk.
"Apa benar kau berpacaran dengan Haku yang pernah kita kenal dulu?" tanya Kiro.
Aku terdiam sesaat.
Lalu akhirnya aku mengangguk " Iya.." kataku.
"Kau yakin itu Haku teman TK kita yang dulu?" tanya Kiro lagi seolah tak percaya.
Aku mengangguk "Tentu aku yakin. Ada apa, Kiro?" tanyaku penasaran.
"Itu nggak mungkin, Yuko...!!"
"Kenapa tidak mungkin?"
"Karena Haku sudah meninggal 2 tahun yang lalu."
"Apa yang kau bicarakan, Kiro? Jangan bercanda..!!"
"Aku tidak sedang bercanda, Yuko. Aku melihat kejadian itu dengan mata kepalaku sendiri. Waktu itu saat 14 Februari 2020 Sekolah kita sedang mengadakan wisata di Edo Museum. Saat Haku menyebrang jalan. Ada mobil ugal-ugalan yang menabraknya. Setelah menabrak Haku, dia pergi begitu saja. Kita membawa Haku ke Rumah Sakit. Tapi dia sudah tak tertolong lagi karena terlalu kehilangan banyak darah."
Jederrrrrr..
Seperti ada kilat yang menyambarku.
"Itu nggak mungkin..!! Karena aku bertemu dia 5 bulan yang lalu di Tokyo. Bahkan dia menyusulku kesini. Dan kita juga sering bersama 2 bulan ini..!!" aku masih mengelaknya. Tapi ternyata aku sudah menangis.
Kanna dan Mayu langsung memelukku.
"Bahkan baru kemarin aku bertemu dia." kataku dalam isak tangisku.
Itu tidak mungkin!! Aku segera menghapus air mataku lalu merogoh ponselku. Langsung kucari nomor ponsel Haku. Tapi betapa bingungnya aku. Tak kutemukan nomor Haku di ponselku. Bahkan semua pesan dan percakapan kita menghilang begitu saja. Kubuka gallery, dan semua foto kita menghilang. Bagaimana ini bisa terjadi?
Padahal 5 bulan terakhir ini semua terasa nyata. Pertemuan dengannya.
Sentuhannya.
Bahkan aku bisa mencium wangi khasnya...
Kalau Haku sudah meninggal 2 tahun lalu. Lalu siapa yang selalu bersamaku 5 bulan ini? Hantu? Ini sungguh tidak masuk akal..!!
Aku berlari meninggalkan mereka bertiga.
"Yuko..!! Kau mau kemana?" teriak Kanna.
"Aku akan mengejarnya!" kudengar Kiro berkata.
Aku pergi ke appartement yang baru kudatangi kemarin. Aku langsung naik ke lantai 2, kamar Haku. Aku memencet bel rumahnya berulang kali tapi tak ada respon. Tak jera juga aku masih disitu menunggunya. Tak lama ada kamar sebelah yang terbuka. Aku lekas menghampirinya.
"Maaf mengganggu. Apa anda mengenal seorang cowok yang tinggal dikamar 207 ya? Namanya Haku. Dia tinggi, berambut hitam pekat." tanyaku berharap dia mengenalnya.
"Maaf, Nona. Tapi kamar 207 sudah 1 tahun kosong. Tak ada penghuni baru sejak penghuni lama pindah. Dan disini tak ada penghuni yang bernama Haku."
"Tid.. Tidak mungkin! Pasti ada!" kataku ngeyel.
"Maaf, Nona. Sepertinya anda salah alamat. Permisi." orang tadi pergi meninggalkanku.
Bagaimana mungkin? Padahal baru saja kemarin aku datang ke kamar ini. Yah.. Kamar ini. Aku sangat yakin. Aku teringat dengan sangat jelas kejadian kemarin.
Aku segera meminta ijin keamanan Appartment ini untuk menunjukkan rekaman CCTV padaku. Tapi mereka tak mengijinkannya dengan alasan itu adalah privacy.
Lalu aku bergegas mendatangi sekolahan Haku. Disana aku menanyakan pada bagian arsip data.
"Maaf Pak, apa ada anak pindahan dari Tokyo yang pindah kesini 2 bulan yang lalu ya? Namanya Haku Mizaki. Orangnya tinggi dan rambutnya hitam pekat." aku masih berharap ada yang pernah mengenal Haku. Aku berharap aku tidak sedang berhalusinasi tentang Haku. Kerena bagiku semua itu begitu nyata.
"Maaf ya. Tapi dalam setahun ini tidak ada murid pindahan sama sekali."
"Tidak mungkin! Pasti Bapak salah lihat data."
"Tidak ada. Maaf saya sibuk. Saya permisi duluan."
Aku keluar dari Sekolahan tersebut. Saat sampai di pagar luar sekolah aku terduduk lemas. Tak bisa kutahan air mataku lagi. Tangisku mulai pecah, tak peduli orang-orang melihatku aneh.
Haku..!! Dimana kamu? Kenapa tiba-tiba pergi begitu saja? Kau sudah berjanji untuk selalu bersamaku..!! Kau sudah berjanji untuk tidak akan meninggalkanku lagi..!! Kemana lagi aku harus mencarimu?! Kemana lagi, Haku..?!
Aku tak bisa tanpamu! Kembalilah, Haku!
"Yuko.." tiba-tiba Kiro sudah jongkok dihadapanku. Dia meraihku dan memelukku.
"Aku yakin sekali yang kujumpai selama ini adalah Haku, Kiro! Karena semua begitu nyata!" kataku dalam isak tangisku.
"Hhm.. Aku percaya padamu." katanya pelan. "Kamu harus kuat ya. Haku akan sedih jika melihatmu seperti ini."
Aku masih menangis dipelukan Kiro. Aku menangis seperti anak kecil yamg sedang kehilangan permennya.
...***...
Tiga hari aku tak masuk sekolah. Bahkan tiga hari sudah aku mogok makan. Aku masih belum bisa menerima semua kenyataan ini. Ibu dan ayahku sempat sangat cemas melihat keadaanku yang seperti ini. Seberapa keras mereka membujukku, aku tetap kekeh.
Rasanya hidupku menjadi sangat hampa sekarang. Tanpa warna, tanpa kekuatan.
Setiap hari Kana dan Mayu selalu datang kerumahku seusai pulang sekolah. Mencoba menghiburku, membujukku agar mau makan.
"Yuko, kau harus makan! Lihatlah dirimu sudah semakin kurus." kata Mayu sangat khawatir padaku.
"Kau bisa sakit kalau seperti ini terus, Yuko." tambah Kanna.
Aku tak menghiraukannya. Pikiranku kosong dan hanya melamun dan melamun sehari-hari.
"Yuko. Kamu harus terus melangkah! Janganlah kamu menyiksa diri seperti ini! Kamu harus tegar dan tidak boleh menjadi lemah! Kamu harus bisa melewatinya! Hiduplah dengan baik! Haku akan sangat sedih jika melihatmu seperti ini." tiba-tiba Kiro datang.
Aku kembali teringat dengan pesan Haku. Jadi, Inilah alasannya Haku selalu mengingatkanku selama ini? Karena suatu saat dia akan benar-benar pergi meninggalkanku? Tiba-tiba air mataku kembali tumpah. Dan aku menunduk dalam tangisku.
"Kamu tidak boleh menjadi lemah! Aku tau ini pasti berat untukmu. Tapi percayalah. Kamu tidak sendirian. Kamu masih punya orang tuamu dan sahabat-sahabat yang menyayangimu. Mereka akan ikut sedih jika melihatmu seperti ini." Kiro menghapus air mataku perlahan.
Kiro benar. Aku tidak boleh egois! Aku tak mau membuat ayah, ibu, Kanna, dan Mayu mengkhawatirkanku. Meskipun aku memang sangat frustasi dengan semua kejadian ini.
"Aku suapi ya.." bujuk Kiro pelan sambil tersenyum. Aku mengangguk pelan. Aku sempat melihat Mayu dan Kanna tersenyum lega. Kiro mengambil sebuah mangkok sup yang berada di meja samping ranjangku. Lalu kemudian menyuapiku dengan sangat telaten. Setelah itu dia menyuapiku nasi kepal yang ia bawa tadi.
"Bagaimana? Aku memasaknya sendiri lo." kata Kiro pamer.
"Ini enak sekali.." kataku pelan.
"Kalau enak, habisin dong." canda Kiro.
Aku mengangguk pelan sambil tersenyum samar.
"Terima kasih, Kiro."
"Tak perlu berterima kasih, Yuko. Aku senang kok bisa melihatmu tersenyum lagi."
"Ehm anu.. Apa aku boleh minta satu lagi? Aku masih lapar..." kataku pelan, sedikit malu.
"Tentu saja." Kiro menyuapiku lagi. "Ini sangat wajar, tiga hari kau bahkan tidak makan."
Akhir pekan Kiro mengajakku jalan-jalan di Taman Odori. Aku terima tawarannya karena mungkin aku juga butuh refreshing. Dan aku juga pernah berjanji padanya dulu akan mentraktirnya.
Lagi-lagi tempat ini mengingatkanku kepada Haku.
Aku pertama bertemu dengannya di Taman Odori setelah pertemuan kita di Tokyo.
Iya.. Malam itu kurasakan dingin sekali saat dia menggenggamku.
Malam itu masih kuingat dengan sangat jelas. Dia sangat bersinar saat itu.
"Yuko, Kau baik-baik saja?" kata Kiro yang sedari tadi melihatku melamun.
"Ah.. Iy.. Iya.. Maaf.. Aku malah melamun."
"Kau mau ice cream?"
"Boleh."
"Oke, Tunggu disini dan jangan kemana-mana ya!"
Aku mengangguk saja. Lalu Kiro bergegas pergi untuk membeli Ice cream.
"Yuko.." terdengar samar-samar suara seorang pria. Aku celingukan mencari suara itu. Tapi tak ada seseorang disekitarku.
"Hai! Kau mencari apa?" Tiba-tiba Kiro sudah datang lagi.
"Ah, Tidak. Tadi seperti ada yang memanggilku. Tapi kurasa aku salah dengar."
"Ini!" Kiro menyodorkan sebuah Ice Cream coklat kepadaku. Lalu dia duduk disebelahku.
"Uhm, Kiro. Sebenernya aku lebih suka yang Strawberry." kataku pelan.
"Ah, Maaf aku tak tau kalau kau tak suka rasa coklat. Mau tukar denganku?" kebetulan Kiro tadi membeli rasa coklat dan strawbery.
"Boleh?" tanyaku padanya.
"Hhmm.." Kiro mengangguk dan tersenyum.
Lalu kita bertukar Ice Cream. Setelah menghabiskan Ice Cream kita, Kiro mengajakku ke Aso Beach yang lokasinya tak terlalu jauh dari Taman Odori.
"Wah, Pantai! Sudah lama sekali aku tak pergi ke pantai." kataku riang.
"Kau suka pantai?"
"Tentu. Bagaimana denganmu?"
"Aku sering pergi bersama keluargaku sih."
"Benarkah? Wah, Pasti menyenangkan sekali bisa pergi ke pantai bersama keluarga. Keluargaku tak pernah melakukannya. Kami kalau liburan pasti ya ke rumah nenek saja."
"Lain kali aku akan mengajakmu deh saat liburan bareng keluargaku."
"Serius?"
"Yeap.."
"Kiro, Tempat ini sungguh indah. Mau kufoto?"
"Kau mau memfotoku?"
"Yeap! Tetap disitu dan rilex!" aku menjauh dari Kiro bersiap untuk memfotonya.
"Oke. Tetap seperti itu!" kataku dari kejauhan.
Beberapa saat aku menghampiri Kiro lagi dan menunjukkan hasil jebretanku padanya.
"Wah, Kau terlihat sangat keren, Kiro. Kenapa tak jadi foto model saja?" kataku takjub.
"Pernah kok dulu." Kiro tertawa kecil.
"Sungguh?"
"Ya. Saat di Tokyo, saat aku SMP. Tapi aku sudah vacum. Aku mau fokos belajar saja."
"Wah, sayang sekali! Padahal kau terlihat sangat keren dan berbakat, Kiro."
"Ah, Tidak juga." Kiro tertawa kecil. "Yuko, ada yang mau kukatakan padamu."
"Ya..?"
"Ini tentang Haku."
Deggghhh....
"Haku.." kataku lirih.
"Aku tau ini pasti sangat berat untukmu. Tapi percayalah, Haku akan selalu dekat denganmu." Kiro tersenyum samar padaku. "Dia sangat menyukaimu sejak kecil. Dan dia selalu menunggumu datang ke Tokyo saat itu. Tapi, karena kecelakaan itu. Dia harus pergi. Dan dia adalah sahabatku. Jadi, saat itu.. Saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Sebelum dia pergi untuk selamanya. Dia pernah berpesan kepadaku. Untuk selalu menjagamu." Kiro menggenggam jemariku dan menatapku lekat-lekat. "Jadi sekarang akulah yang akan menjagamu, Yuko. Aku akan memenuhi janjiku pada Haku."
"Jadi karena itulah kau pindah ke Sapporo lagi?" tanyaku pelan. Dan mataku sudah berkaca-kaca. Teringat kembali dengan Haku.
"Itu adalah salah satu alasan mengapa aku kembali ke Sapporo. Untuk memenuhi janjiku pada Haku. Sebenarnya aku mau menyelesaikan sekolahku dulu baru kembali ke Sapporo. Tapi aku tidak mengerti. Akhir-akhir ini Haku sering datang dalam mimpiku. Jadi aku langsung pindah saja."
..."Lalu.. Kenapa 5 bulan ini dia menemuiku ya, Kiro?...
Membuatku kembali mengingat semuanya, menumbuhkan kembali ingatan itu. Lalu siapa yang selama ini aku temui?"
"Tentu saja dia Haku." Kiro tersenyum padaku.
..."Mungkin dia hanya pamit padamu."...
"Jujur.. Aku masih belum bisa menerima semua ini, Kiro. Semuanya terlalu berat untukku." aku menunduk menahan air mataku.
"Tenang saja. Aku akan membantumu melewati ini semua."
"Terima kasih, Kiro."
"Tak perlu berterima kasih, Yuko. Karena aku senang melakukannya." Kiro mengusap-usap kepalaku lalu tertawa kecil.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kenapa haku harus datang pada yuko jika tak bisa bersama? beda alam sudah.. 😭😭😭😭
2023-09-22
0
Jennie
berarti yang selama ini Yuko lakukan dengan Haku itu hanya halusinasi saja ya
2022-12-02
1
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
Kiro adalah sahabat dekat Haku dan dia sangat baik...dan memenuhi keinginan Haku u menjaga Yuko...sungguh mengharukan yaa...hm
2022-08-24
3