"Jadi Pangeran Haku adalah Pangeran masa kecilmu, Yuko?" tanya Kanna setelah mendengar ceritaku.
Aku mengangguk dan tersenyum malu. Hanya dengan Haku lah aku dekat dengan seorang pria. Semenjak dia dan keluarganya pindah ke Tokyo, aku tak pernah lagi dekat ataupun menyukai seorang pria. Jadi, inikah alasanku selama ini memilih menjadi seorang jomblo?
Dan inikah alasanku sangat antusias dengan Tokyo? Sepertinya memang iya.
"Cie.. Sang Pangeran akhirnya datang kembali." goda Mayu cekikikan.
"Tapi kenapa aku bisa tidak mengenalinya sama sekali saat di Tokyo ya?" kataku sedikit bingung.
"Wajar saja dong. Kalian kan udah lama banget nggak bertemu." sahut Kanna.
"Hmm.. Tapi sebenarnya ketika dia menyebutkan namanya aku merasa sedikit familiar sih dengan nama itu." kataku.
"Akhirnya Yuko melepas masa sendirinya deh." goda Mayu lalu tertawa bersama Kanna. Aku tersenyum melihat kedua sahabatku ini.
"Ceritakan lagi dong tentang masa kecil kalian..!!" pinta Mayu.
"Aku tak terlalu ingat sih. Yang kuingat hanya beberapa saja." aku mencoba mengingat-ingat kejadian saat aku kecil. "Saat itu aku sedang berlarian dan aku terjatuh. Lalu aku menangis. Dia begitu kebingungan melihatku yang terus menangis. Dia pergi beberapa saat lalu kembali lagi dengan membawa permen kapas dan memberikannya padaku. Saat itu aku langsung terdiam." aku tersenyum samar mengingat kejadian itu.
..."Wah.. Ini enak sekali. Rasanya manis sekali.Aku suka." kata aku kecil saat itu dengan nada anak kecil yang menggemaskan. "Kau mau coba?" aku menawari Haku kecil....
..."Tidak, itu buatmu saja.Tapi jangan nangis lagi ya!" kata Haku kecil sambil tersenyum....
"Kalian benar-benar membuatku iri deh." kata Kanna membuyarkan bayangan masa kecilku.
...***...
Malam ini aku dan Haku pergi ke Tanukikoji Shopping Street. Disana menyajikan berbagai makanan untuk bisa dinikmati oleh wisatawan.
Seperti shopping street lainnya, tempat ini dipenuhi berbagai toko mulai dari pakaian, perlengkapan olahraga, hotel, hingga restauran pun ada.
Namun, keunikannya tempat ini merupakan tempat perbelanjaan yang masuk kategori tertua yang ada di Sapporo.
Sebenarnya kemanapun kita pergi aku tak masalah. Asal aku bersama Haku aku sudah bahagia. Kita membeli beberapa cemilan lalu membeli aksesoris couplean. Terakhir kita menonton film bioskop.
Andai aku bisa menghentikkan waktu. Akan kuhentikkan sekarang. Aku ingin lebih lama lagi dengannya. Aku rindu sekali dengannya.
"Haku.." panggilku sambil bersandar dibahunya. Sangat nyaman dan hangat sekali. Aku bisa mendengar nafas dan detak jantungnya.
"Hhm.." sahutnya sambil agak sedikit menoleh kearahku.
"Aku masih merasa ini seperti mimpi saja." kataku sambil menatap langit malam ini.
"Lalu janganlah bangun dulu..! Biarkan kita bersama dulu..!" Haku menggenggam tanganku erat.
Dingin.. Dingin sekali tangannya..
"Kau sakit, Haku? Kenapa tanganmu dingin sekali?" Aku menatapnya lalu memegang keningnya. Tapi tidak panas.
"Tidak. Aku merasa sangat sehat kok." dia mengelus rambutku. "Apalagi setelah bertemu denganmu." Dia tersenyum sangat manis. Senyuman yang seakan menghentikkan waktu untuk beberapa saat.
"Berjanjilah padaku kita akan terus bersama!" kataku sambil menatapnya serius.
"Hhmm.. Dan berjanjilah padaku, apapun yang terjadi kau harus tetap menjalani hidupmu dengan baik..!!" kata Haku dan menatapku dengan hangat.
"Tentu. Aku akan selalu mengingatnya." aku kembali bersandar dibahunya. Kupejamkan mataku sambil memeluk lengannya.
"Suatu saat.. Jika aku pergi jauh dan tak pernah kembali padamu. Kau juga harus bisa hidup dengan baik." katanya pelan.
"Apa maksudmu? Jangan berkata seperti itu...!!" aku memukul pelan dada bidangnya.
"Aku takut berpisah denganmu lagi, Yuko." katanya pelan.
Aku melepas pelukanku. Dan menatapnya. Tatapan Haku begitu penuh dengan rasa ketakutan dan kesedihan.
"Kita akan bersama selamanya." kataku sambil tersenyum padanya. "Hanya kematian yang bisa memisahkan kita."
Mendengar ucapanku Haku langsung menunduk, matanya sudah merah dan berkaca-kaca.
"Cup.. Cup Haku-ku sayang. Jangan menangis lagi!" godaku sambil mencubit kedua pipinya. "Yang terpenting kan sekarang kita sudah bersama. Ehm, Bagaimana kalau kita makan ramen?" kataku antusias.
Dia hanya mengangguk sambil tersenyum samar.
...***...
Aku masih seperti bermimpi saja saat ini. Aku bisa bertemu dan bersama Pangeran kecilku kembali. Sosok yang aku sukai saat kecil. Sosok yang sangat mengayomiku saat kecil. Dia selalu menjaga dan melindungiku saat kecil. Bahkan dia akan kebingungan saat melihatku menangis. Dia yang selalu mengalah saat berebut sesuatu denganku.
Dia sangat membuatku merasa nyaman saat itu. Bahkan sampai sekarang dia juga sangat membuatku merasa nyaman.
Terkadang aku merasa sangat bingung. Kenapa dia bisa begitu dewasa? Padahal kita ini seumuran.
Pangeran Kecilku.. Bahkan kau telah membuatku dua kali jatuh cinta padamu.
Tidak,
Lebih tepatnya kau telah menumbuhkan kembali cinta yang telah lama tandus ini. Karena sebenarnya cinta ini masih sama.
Yah,
Ikatan ini masih sama seperti saat kita masih kecil.
"Kita pulang?" Haku melirikku sambil tersenyum.
"Uhm, Iya." aku mengangguk menyetujuinya.
Lalu dia memesan sebuah taxi dan mengantarkanku pulang. Setelah mengantarku dia segera pulang juga.
...***...
Sesampainya di rumah aku langsung membersihkan diri lalu segera pergi ke kamarku. Aku berbaring di atas ranjangku. Memejamkan mataku. Namun tiba-tiba aku melihat senyuman Haku.
Ah, Bahkan saat mau tidur pun terus teringat dia... Tak lama ponselku berdering. Ternyata Haku menelponku. Aku langsung mengangkatnya dengan sangat semangat.
"Hallo.." sapaku.
"Kau belum tidur?" tanya Haku dari seberang.
"Baru mau tidur. Kau sendiri kenapa belum tidur?"
"Aku tak bisa tidur. Aku kangen." katanya dari seberang. Meskipun dia jauh disana, tapi rasanya seperti sedang berbicara dengannya secara langsung. Suara dan nafasnya seperti seakan dihadapanku. Suaranya terdengar sangat lembut dan sangat jelas.
"Padaku?" tanyaku.
"Tentu saja. Aku kangen sekali dengan Tuan Putri kecilku!" katanya membuatku merona.
"Ah, Tapi kita baru saja bertemu." kataku sedikit gugup.
"Kalau kangen ya kangen. Tak peduli saat bersamapun aku selalu kangen." katanya yang semakin membuat mukaku memerah.
"Yuko.." kata Haku lagi. Karena aku hanya terdiam.
"Ah.. I.. Iya... Maaf.. Aku malah melamun."
"Yuko, apa kau suka saat bersamaku?"
"Tentu saja.."
"Sebenarnya aku ini orangnya sedikit pemalu lho. Aku hanya begini padamu saja."
"Benarkah itu?"
"Iya. Aku sangat pendiam dan pemalu."
"Uhm.. Tapi Haku. Kau sangat tampan. Pasti banyak sekali gadis-gadis yang menyukaimu. Atau bahkan mungkin kamu sering mendapat pernyataan cinta?" tebakku. "Bahkan kau sangat dewasa dan mengayomi. Pasti gadis-gadis itu akan merasa nyaman saat bersamamu."
"Aku memang sering mendapat surat pernyataan cinta saat di Tokyo."
"Sungguh? Lalu apa yang kau lakukan setelah itu?"
"Aku tak terlalu memperdulikannya."
"Ehm, Tapi pasti mereka sangat mengharapkanmu untuk menjadi salah satu kekasih dari mereka."
"Itu masalah mereka. Ehm, Yuko. Sebenarnya saat di Tokyo aku pernah menyukai seorang gadis."
Deggghh..
Ternyata dia pernah menyukai orang lain? Kenapa hatiku terasa sedikit sakit?
"Ah, Lalu kenapa kau tidak pacaran dengan dia?" aku bersikap sok cool padahal hatiku terasa sedikit sakit.
"Yah. Aku dan dia sangat dekat. Bahkan sampai sekarang. Aku masih dekat dengannya."
Degghhh..
Apa ini? Rasanya nyeri sekali hati ini. Seperti ada jarum yang menusuknya.
"Ssi.. Siapa gadis itu? Apa aku mengenalnya?"
"Besok aku akan memberitahukannnya langsung dihadapanmu."
"Ah, Oke. Haku, tiba-tiba aku sangat mengantuk. Kurasa aku harus segera tidur. Bye." kataku berbohong.
" Ah, Oke. Bye."
Aku langsung mematikan teleponnya. Siapa? Siapa gadis yang disukai Haku? Kenapa mendadak dia mengatakannya padaku?
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
tangan haku dingin? kenapa? grogi atau....?
2023-09-14
1
Jennie
yah Haku kamu membuat Yuko gelisah
2022-11-04
0
Jennie
perkataan Haku ko seolah-olah akan menjadi perpisahan
2022-11-04
1