Mereka berempat menikmati sarapan paginya dalam diam. Sesekali Nathan selalu menatap Iren, ada rasa kagum sekaligus penasaran kepada Iren. Dan bunda Nathan melihat itu hanya tersenyum melihat tingkah putra sulungnya yang sedang kasmaran.
"Eghmmm, Iren... Kamu di sini tinggal sama siapa?" ayah Nathan pura pura tidak tau.
"Saya ngekost yah.." jawab Iren.
"Apa kost kostan kamu jauh dari kampus?" tanya ayah Nathan lagi.
"Hmmm ga terlalu jauh si yah kalo naik motor si palingan 15 menitan lah" jawab Iren lagi.
"Di dekat kamu kost, ada kostan kusus laki laki ga?" tanya ayah Nathan sambil menikmati supnya.
"Di tempat Iren bisa untuk cewek dan cowok om. Tapi kalo yang hanya khusus ada malah lebih deket dari kampus" jawab Iren jujur.
"Kamu kenapa memilih kostan yang bisa terima cowok dan cewek?" ayah Nathan memancing.
"Mahal om, Iren mencari kostan yang murah dan nyaman menurut Iren." jawab Iren jujur.
"Hmmm gitu, ga takut gitu?, kan itu kost kostan termasuk bebas" jiwa kebapaan ayah muncul seolah olah sedang menghawatirkan putrinya sendiri..
"Ya... Itu si tergantung dari individualnya, yah... Kalo bisa jaga diri sendiri menurut Iren aman. Contoh Iren sendiri dah hampir 2,5 tahun kost di sana aman aman saja. Kecuali kemarin hampir saja kemalingan kalo ga ada Nathan" cerita Iren apa adanya.
"Apa benar itu Than??" tanya bunda..
"Iya bun, waktu itu Nathan kebetulan lewat ada orang yang mencurigakan gerak geriknya. Waktu Nathan samperin kaget dan nyerang Nathan. Tapi untungnya temen Nathan bergerak cepat melapor ke pihak kepolisian." jawab Nathan.
"Oohhhh, kenapa kamu ga cerita sama bunda?" tanya bunda.
"Hehehe lupa bun, kejadiannya kan malam. Aku pulang bunda dah tidur." jawab Nathan beralasan.
"Iren, di kostan apa ada yang masih kosong.?" tanya Nathan mengalihkan pembicaraan.
"Ada, sebelah kamar ku. Itu baru kemarin keluar. Sama lantai 2 kalau ga salah ada satu. Untuk siapa??" tanya Iren.
"Aku ingin ngekost aja.. Biar deket dari kampus. Tau sendiri semakin kesini banyak tugas belum lagi nanti kegiatan BEM.." Nathan memberi alasan.
"Jadi nanti bunda sendirian dong Than" bunda nimbrung.
"Kan ada ayah yang nemenin" jawab ayah ikut ikutan nimbrung..
"Iihh ayah mah jarang pulang cepet, malem terus kalau pulang" bunda memasang wajah cemberut.
"Laahh apa bedanya sama Nathan, dia kan juga suka keluyuran kalo malem. Bilang aja ga bisa jauh dari anak kesayangannya" jawab ayah lagi.
"Ayah nihh jangan buka kartu" kata bunda sambil tersenyum.
"Ren, bisa ga bookingin gitu kamarnya yang di bawah aja?" tanya Nathan lagi.
"Hiissss kamu Than, booking booking.. Kaya apaan aja" bunda menoel putranya sambil tersenyum.
"Hehehehe yaaa emang gitu kan bun pesanin kamar kostnya biar ga keburu di masukin orang lain." kata Nathan lagi sambil menggaruk kepalanya.
"Bentar ya tak coba chat Ririn biar ngasih info ke pemilik kostan" sahut Iren sambil tersenyum.
Setelah berbincang bincang, ayah dan Nathan memilih duduk di halaman rumah. Bunda dan Iren membereskan meja makan setelah mereka sarapan tadi.
#####
Di lain tempat, tepatnya di markas klan tiger.
Bugh...
"B**oh!! Saya nyuruh kamu hanya untuk mengawasi gerak gerik dia, bukan malah melawannya!!!" ketua klan memukul salah satu anak buahnya yang semalam bertarung dengan Nathan dan Ayah.
"Ma..maafkan saya tuan. Kami ceroboh, sebelumnya kami sudah bersembunyi di tempat yang aman, namun saat melihat gadis yang berada di rumah itu seakan akan ada yang menarik kami untuk mendekat" kata Gori menjelaskan dengan menahan sakit di wajahnya.
"Peter!!!" panggil ketua klan memanggil Peter orang kepercayaannya.
"Ya tuan" kata Peter menghadap lalu membungkukan kepalanya.
"Atur ulang rencana kita, kita tetap harus tau titik kelemahan dia sebelum menyerang ke Alexander" perintah ketua klan
"Baik tuan" jawab Peter patuh.
"Ingat! Awasi setiap gerak gerik putra Arthur dan cucunya. Dan cari tau gadis yang di maksud Gori" kata ketua klan mengingatkan.
Setelah mendapat perintah dari ketua klannya, Peter kembali mengumpulkan anak buahnya.
"Gori, jelaskan apa yang kamu katakan tadi" kata Peter tegas.
"Be..begini Tuan, saat kami sedang mengawasi kondisi rumah itu. Kami melihat ada seorang gadis di sana. Entah apa namun seperti memiliki sesuatu yang bisa menarik kami untuk mendekatinya. Namun gadis itu hanya manusia biasa" Gori menjelaskan.
"Tapi setahu saya mereka tidak memiliki seorang anak gadis" kata Peter.
"Entah tuan, tapi di sana memang benar benar ada seorang anak gadis yang usianya tidak jauh berbeda dari sang putra Alian itu" kata Gori.
"Lalu bagaimana kalian bisa ketahuan?" tanya Peter.
"Saat kami berusaha mendekati rumah itu, tiba tiba harimau putih menyerang kami seorang diri awalnya, saat kami sudah mulai bisa menguasainya tiba tiba sang putra datang dan membantu ayahnya" jawab Gori.
"benar benar insting yang sangat kuat" kata Peter sambil mengusap ngusap janggutnya.
"Baiklah, saya mau Dani dan Danu kalian D2 menemani saya menyamar menjadi mahasiswa di kampus itu. Dan yang lain, tetap awasi dari jarak aman yang sudah kita tetapkan. Terakhir, untuk sekarang jauhi rumah itu dahulu.. Apa kalian mengerti!!!" ucal Peter.
"Mengerti tuan!" jawab anak buahnya serempak.
"Gori, bawa teman kamu yang terluka ke tabib. Dan obati juga lukamu, untuk sementara kamu dan teman teman mu jangan ikut ke lapangan tetap jaga di sini" kata Peter lagi.
"Ba..baik tuan." jawag Gori.
Dan benar saja apa yang dikatakan ayah Nathan, mereka berencana terus mengikuti nya dan akan mencari tau siapa Iren.
#####
"Yah, Nathan mulai hari ini ya ke kostan" kata Nathan.
"Kenapa kamu jadi tidak sabaran Nathan?" ayah menggoda.
"Ckkk ayah ni, kan mumpung si Iren di sini sekalian berangkatnya." kata Nathan lagi.
"Iya iya kamu sensi juga jadi laki laki.." kata ayah Nathan.
"Than,.." panggil Iren.
"Ehhh iya Ren ada apa?" Nathan menoleh saat dipanggil Iren.
"Aku tadi udah chat sama Ririn, dia dah mintain kunci kostan nya. Tinggal kapan kamu mau pindah." kata Iren memberi informasi.
"Haaahhh udah, mmakasih ya... Ya udah hari ini aja sekalian nganter kamu.. Aku siap siap dulu." jawab Nathan.
"Pake mobil aja dulu Than, si blacki nanti aja nyusul pas kamu pulang nanti. Kasian Iren kalo naik Blacki,." kata ayah Nathan memberi saran.
"Siap ayah. Nathan ke kamar dulu" pamit Nathan dibalas anggukan oleh ayahnya.
Nathan memilih beberapa baju untuk kuliah dan harian di kost. Tidak banyak yang dia bawa, baju, beberapa buku laptop dan gitar. Yang lain akan menyusul pikirnya.
Sedangkan Iren lebih asik mengobrol sama bunda, sedangkan ayah beristirahat di kamarnya.
Setelah kepergian Nathan dan Iren, bunda masuk ke dalam kamar bersama ayah.
"Ayah, jujur apa yang sebenarnya terjadi?" tanya bunda.
"Apanya yang terjadi?" ayah pura pura tidak tau.
"Ayah, jangan bohong sama bunda.. Meski bunda hanya manusia biasa, tapi insting sebagai seorang istri sekaligus ibu tidak bisa di bohongi" ucap bunda cemberut.
"Iya bunda maaf, ayah cuma ga mau bunda jadi khawatir" ayah memegang jari bunda.
"Lalu???" tanya bunda penasaran.
"Semalam, kita kedatangan tamu tidak diundang dari klan tiger. Mereka sepertinya sedang mengamati gerak gerik kita. Dan mungkin karena melihat ada Iren di sini jadi mereka tertarik untuk lebih cari tau lagi. Maka dari itu ayah minta Nathan untuk ikut ngekost dekat dengan Iren. Karena papa takut Iren terjadi sesuatu. Karena daya tarik Iren sangat luar biasa." ayah memberi penjelasan.
"Maksud ayah daya tarik?" tanya bunda penasaran.
"Meski Iren sama seperti bunda. Tapi ayah ga tau kenapa dengan ada nya Iren seperti ada sesuatu gitu. Ayah sulit menjelaskan. Yang pasti akan ada banyak klan tertarik kepada Iren, salah satunya putra kita. Hanya saja jika Iren jatuh di tangan yang salah akan sangat berbahaya jika mereka mengubah Iren menjadi klan mereka." kata ayah sambil merebahkan diri.
"Emang manusia biasa bisa di rubah seperti ayah?" tanya bunda yang baru tau.
"Bisa aja" jawab ayah enteng.
"Tapi kenapa bunda ega?" bunda masih penasaran.
"Karena ayah ga mau egois merubah bunda seperti ayah. Ayah ingin bunda seperti ini, tetap menjadi manusia, menjadi diri bunda sendiri. Dan yang jelas ayah ga mau menyiksa bunda pada saat proses perubahannya." jelas ayah duduk memeluk bunda dari belakang.
"Emang sakit ayah?" tanya bunda lagi.
"Melebihi perubahan Nathan, dan prosesnya mungkin akan sedikit lama. Kalo Nathan, karena dia memang di takdirkan mengikuti garis ayah jadi cukup mudah. Meski cukup sulit untuk Nathan dulu. Tapi jika situasi saat nanti sangat mendesak, mau tidak mau ayah harus merubah bunda juga agar tetap selamat jika ayah sudah tidak sanggup lagi melindungi istri ayah ini" kata ayah.
Ayah dan bunda terus mengobrol hingga akhirnya bunda paham sepenuhnya, karna selama ini memang bunda lebih ingin tidak tau. Tapi semenjak kejadian semalam, bunda menjadi penasaran. Dan kini bunda lebih siap terima resikonya jika suatu saat nanti bila waktunya mendesak untuk membuat dirinya berubah menjadi seperti sang suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments