Pagi harinya, Iren bersiap siap untuk pergi ke kampus..
Ujian semester akan di laksanakan dalam waktu dekat, dan sebelum memasuki waktu ujian Iren sekarang lebih sering ke perpustakan walaupun hanya sekedar membaca baca buku.
"Rin!!! Mau bareng ga??" Iren berteriak memanggil Ririn yang memang hanya berjarak 1 kamar dari kamarnya.
"Iya bentar, gue pake sepatu dulu" jawab Ririn.
"Gue tunggu di mobil ya" kata Iren lagi.
"Iya" jawaban singkat Ririn dan Iren berjalan menuju mobilnya.
Iren menyalakan mobilnya untuk memanasi mesin sembari menunggu Ririn.
Tak lama Ririn datang dan langsung masuk ke kursi penumpang samping Iren.
Perlahan Iren menjalankan mobilnya dan berjalan perlahan.
Ciiiitttttt..
Iren mengerem mendadak membuat Cindy terkejut.
"Kenapa si loe Ren? bikin kaget aja" kata Ririn sambil mengelus dadanya.
"Ada yang kelupaan, ponsel Nathan" kata Iren yang langsung turun dari mobil setelah menurunkan rem tangannya.
"Lahh dasar si bocah" Ririn hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
Tidak butuh lama, Iren sudah kembali masuk kedalam mobil.
"Gue pikir tuhh ponsel udah loe pulangin semalam?" tanya Ririn setelah Iren sudah duduk di depan kemudi.
"Niatnya memang gitu, tapi waktu gue kejar nyampe persimpangan depan dah ga keliatan si Nathan nya.. Aneh ya cepet banget ngilangnya" kata Iren sambil fokus menyetir.
"Mungkin dah dijemput sama kawannya" Ririn sambil memainkan ponselnya.
"Iya juga si" jawab Iren..
Sesampainya di kampus, Iren memarkirkan mobilnya. Dan tidak lama berselang mobil Cindy pun parkir di samping mobil Iren.
Cindy datang dengan temen satu gengnya.
Mereka hanya turun dan berdiri di belakang mobil mereka.
Iren hanya cuek saja dan melewati mereka,..
Setelah Iren sudah pergi menjauh, Cindy tersenyum memberi kode ke kawan kawannya.
Salah satu temen Cindy mengambil sesuatu dari dalam mobil dan membagikan ke temennya yang lain.
Mereka mencoret coret mobil Iren dengan sesuka hati.
Tidak ada yang berani menegor mereka, karena mereka takut di laporkan ke papinya Cindy padahal itu hanya gertakan Cindy belaka agar ditakuti.
"Hahahaha, mam**s lo Iren. Lo maen maen sama gue" kata Cindy sambil mencoret coret body mobil Iren.
"Cin, kenapa ga loe tegor aja si sekali kali biar kapok dia" kata salah satu temen Cindy.
"Hmmmm boleh juga rencana loe.. Udah yuukk masuk bentar lagi bu Angel masuk" kata Cindy yang langsung berlari meninggalkan mobil Iren.
Di kelas, Iren langsung masuk ke kelasnya dan mencari tempat duduk setelah berpisah dengan Ririn.
Dia mengedarkan pandangannya mencari sosok Nathan yang belum terlihat padahal waktu sudah mendekati waktu kelas akan mulai.
"Tumben nih anak belum dateng, ga masuk kali ya" pikir Iren.
Cindy and the geng masuk dengan senyum gembiranya berhasil membuat kejutan untuk Iren, namun Iren hanya cuek saja acuh dengan keberadaan mereka.
Nathan baru saja sampai di tempat parkiran, dia memilih menggunakan si blacki motor kesayangannya karena pagi itu dia terlambat bangun dan terburu buru datang ke kampus..
Namun saat melewati mobil Iren dia terkejut dengan kondisi mobil Iren..
"Ini bukannya mobil Iren" Nathan mengkerutkan dahinya.
#####
Tok...tok...tok...
"Permisi bu, maaf saya terlambat" kata Nathan berdiri di depan pintu.
"Ya... Nathan, masuklah, sekali lagi kamu telat tinggalkan kelas saya. Untuk kali ini saya maafkan.." kata bu Angel menegor Nathan.
"Baik bu, terimakasih" jawab Nathan sambil membungkukan badannya.
"Than, tumben kamu terlambat, kenapa?" bisik Iren.
"Ga apa apa" jawab singkat Nathan.
"Ohh ya ponsel kamu ada di aku, nanti aja ya habis kelas kelar" bisik Iren lagi.
Nathan hanya mengangguk dan kembali fokus ke depan.
Setelah kelas selesai, Iren langsung mengembalikan ponsel Nathan.
"Than, nih.. Semalem ketinggalan di kostan" kata Iren sambil menyerahkan ponselnya.
Cindy yang mendengar obrolan Iren langsung cemburu lalu pergi meninggalkan kelas menuju ke toilet diikuti teman temannya.
"Makasih ya, aku pikir dah hilang." jawab Nathan sambil menerima ponselnya.
"Sama sama, aku permisi dulu ya mau ke kantin.. Mau ikut ga" ajak Iren.
"Boleh ayok, sekalian ada yang mau aku omongin" jawab Nathan bangkit berdiri.
"Ayok" Iren berjalan terlebih dahulu.
Mereka berdua berjalan beriringan sambil mengobrol ringan.
"Than, aku mlipir ke toilet sebentar ya" kata Iren sebelum belok ke kantin.
Nathan hanya mengangguk, dan Iren berlari kecil menuju ke toilet.
Iren langsung saja masuk ke dalam toilet, dan Cindy melihat Iren memasuki salah satu kamar mandi..
Dia menunggu hingga Iren keluar dari kamar mandi, tidak lama, Iren keluar lalu Cindy mencekal tangan Iren dan menyeretnya ke pojokan dinding.
"Ehhh elo, lama lama gue enek banget lihat loe kecentilan sama Nathan.." kata Cindy.
"Siapa juga yang kecentilan sama Nathan, perasaan gue biasa aja sama dia" protes Iren.
"Ga usah muna deh loe, loe sengajakan deketin dia, secara selama ini loe ga ada yang ngelirik ehh ini tiba tiba loe nempel mulu sama si Nathan" kata Cindy lagi.
"Heehh Cindy, emang dia milik loe gitu hingga yang lain kaya gue ga boleh deketin. Gue juga ga maksa Nathan buat terus deket sama gue. Atau jangan jangan loe ngerasa kesaingin ya sama gue karena selama ini loe yang di kejar kejar cowok ehhh ini si Nathan cuekin elo hahahahaha kasian, mulai ga laku hahahaha" ledek Iren.
"Gue ingetin loe ya, jauhin Nathan sebelum nasib elo sama kayak mobil loe di parkiran hahahahaha" Cindy tertawa sambil mendorong pundak Iren hingga terdorong mentok ke tembok.
"Mobil?? Loe apain mobil gue??" Iren terlihat panik dan lari begitu saja.
"Hahahahahaha mam**s loe macem macem sama gue. Ayok kita lihat, apa reaksi dia nanti" ajak Cindy menyusul Iren.
Iren terus berlari menuju ke parkiran, diikuti oleh Cindy dan kawan kawan.
Nathan yang melihat itu, bingung lalu menyusul Iren yang sedang berlari ke arah parkiran.
Sesampainya di parkiran, Iren tercenung melihat kondisi mobilnya.
"Haaaahhh, perasaan ga kenapa kenapa mobil gue, cuma debu yang memang jadi tebalan siihh.., ga mungkin juga kan Cindy cuma ngasih debu doang. Ini anak lagi ngimpi apa ya, atau cuma gertak gue doang... Ehhhh tunggu... tapi ini mobil Cindy kenapa malah jadi gini???" kata Iren sambil mencolek body mobilnya dan kaget lihat kondisi mobil Cindy.
Cindy yang melihat mobil Iren terkejut. Dia berjalan mendekati Iren. Dan Iren hanya diam menatap Cindy aneh..
"Laaaahhhhh, Kenapa ilang, perasaan tadi kita dah corat coret" kata Cindy menunjuk ke mobil Iren bingung.
"Cin...Cin... I...ini lihat mobil loe" panggil temen Cindy.
"What!!! kenapa malah jadi mobil gue yang begini" Cindy terkejut melihat kondisi mobilnya.
Nathan yang menyaksikan itu hanya tersenyum.
Flashback on.
Nathan memegang mobil Iren, dan dia bisa melihat bahwa Cindy dan kawan kawannya yang melakukannya.
Lalu Nathan mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya ternyata sepi.
Dia melihat ke arah cctv dengan tatapannya dia bisa mematikan fungsi sesaat cctv tersebut.
Lalu dengan hanya usapan tangannya coret coretan yang menempel di body mobil Iren hilang begitu saja berganti seperti debu yang menempel lebih tebal.
Melihat kesamping, ternyata mobil Cindy terpakir di sebelahnya dan Nathan membuat mobil Cindy tercoret coret seperti Cindy mencoret coret mobil Iren.
Setelah selesai, Nathan tidak lupa mengembalikan fungsi cctv seperti semula sambil berjalan menuju ke kelas.
Flasback off
"Kenapa Iren?" tanya Nathan pura pura tidak tau.
"Huhuhuu Nathan, lihat mobil gue ada yang isengin gue" Cindy berpura pura menangis dan mencoba memeluk Nathan namun ditepis oleh Nathan.
"Cindy, waktu di toilet loe ngancem gue dengan kondisi mobil gue. Tapi mobil gue cuma berdebu malah mobil loe yang keliatannya sangat menyedihkan.." kata Iren bingung dengan ancaman Cindy.
"Diam loe, awas loe ya" Cindy merasa geram kenapa rencananya selalu gagal.
"Cindy ngancem kamu apa?" kata Nathan setelah Cindy meninggalkan mereka berdua.
"Katanya aku ga boleh deket deket sama kamu" jawab Iren ketus.
"Kenapa aku?" tanya Nathan.
"Dia suka sama kamu kayaknya" jawab Iren lagi sambil mencolek lagi mobilnya.
"Ini kenapa debu tebal banget ya perasaan tadi ga setebal ini deh." kata Iren lirih.
"Dah ayuk ke kantin, masih bisa dicuci nanti" kata Nathan lagi.
"Than, kita sementara waktu jangan sering terlihat bareng ya.." kata Iren yang merasa hatinya seperti di cubit saat mengatakan itu kepada Nathan.
"Kamu takut sama Cindy?" tanya Nathan.
"Aku cuma males bermasalah sama dia, ribet orangnya. Aku capek bolak balik dipanggil sama bokapnya" Iren ingat betul sering dipanggil oleh papinya Cindy gara gara aduan Cindy ke papinya meski papinya Cindy hanya ingin mencari kebenarannya saja dan tak pernah menyalahkan Iren hanya mengatakan maaf atas kelakuan Cindy.
Iren menjadi tidak enak hati terhadap papinya Cindy yang sangat baik berbeda dengan Cindy. Papinya Cindy tidak pernah melakukan semena mena meski beliau pemilik kampus ini. Maka dari itu Iren tidak mau berurusan lagi dengan Cindy lebih baik mengalah.
"Tapi kamu tidak dapat masalahkan dari bokapnya Cindy?" tanya Nathan.
"Justru aku ga enak hati sama bokapnya Cindy, justru beliau yang meminta maaf ke aku setelah mencari tau permasalahannya setiap Cindy mengadu. Bokapnya tuh baik banget ga kaya Cindy" jelas Iren.
"Than aku mohon ya, kita sementara waktu jaga jarak dulu, aku juga pengen fokus ke ujian semester nanti" kata Iren lagi memohon.
"Baiklah kalo itu maumu" jawab Nathan.
Iren meninggalkan Nathan yang mematung melihat kepergiannya. Tak terasa air mata mengalir begitu saja dari ujung mata Iren.
"Kenapa sakit gini ya hiksss... Apa bener kata Ririn gue suka sama Nathan..." batin Iren.
Iren terus berjalan dan menuju ke kantin dan memesan makanan.
Nathan terus mengikuti Iren, dia melihat raut wajah Iren yang sedih..
"Iren, kenapa cuma kamu yang tidak bisa aku baca. Aku begitu mudah membaca semua orang tapi kenapa tidak untuk kamu" Nathan terus menatap Iren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments