Bunda Nathan terduduk merenung di pinggiran tempat tidurnya..
Seketika dia bangun dari duduknya saat mendengar pintu kamarnya terbuka dan munculah sang suami.
"Bagaimana ayah?" bunda tampak khawatir terlebih melihat sang suami yang sangat kelelahan..
"Tidak apa apa bunda, semua baik baik saja.. Nathan sedang tertidur di kamarnya" jawab ayah Nathan.
"Apakah semuanya akan mengalami seperti ini yah?" tanya bunda Nathan.
"Tidak bun, setiap kelahiran baru berbeda beda.. Nathan termasuk yang paling kuat.. Ayah hampir kualahan menghadapinya.. Tapi semua masih bisa ayah kendalikan.. Hanya besok kita lihat apa reaksi Nathan.. Jika Nathan bisa menerimanya semua akan mudah namun jika Nathan mencoba menolaknya ini akan sulit bagi dia.. Ayah istirahat dulu ya bun, ayah sangat lelah.. Besok sementara Nathan pindah kamar dulu" kata ayah Nathan..
"Baiklah yah, istirahatlah" jawab bunda Nathan.
Esok harinya, Nathan terbangun dari tidurnya.. Dia merasa kepalanya begitu berat, saat matanya mulai membuka penampakan yang pertama kali dia lihat adalah kamarnya yang begitu kacau..
Banyak cakaran di mana mana, saat mengamati cakaran besar itu seketika dia seperti flashback mengingat apa yang terjadi..
Seketika itu dia terhuyung dan terduduk di lantai..
"Bundaaa!! Bunda!!!" panggil Nathan sambil memegangi kepalanya..
"Nathan... Ada apa nak... Kamu tidak apa apa sayang???" bunda Nathan tergopoh gopoh berlari menuju ke kamar Nathan setelah mendengar teriakan putranya itu..
"Kepala Nathan sedikit pusing bunda... Dan apa yang terjadi bunda... Kenapa Nathan melihat harimau putih bunda hiksss?" Nathan menangis.
"Anak ayah, kamu gapapa?? bisa ikut ayah nak?" ayah Nathan menggandeng Nathan untuk bangkit berdiri..
"Kita sarapan dulu ayah, biar Nathan sarapan dulu" kata bunda Nathan.
"Baiklah kita sarapan dulu" jawab ayah.
Saat Nathan hendak menanyakan lagi, bunda hanya berbisik bahwa akan di jelaskan nanti setelah sarapan..
Nathan hanya mengangguk dan berjalan perlahan menahan kepalanya yang masih sedikit pusing..
Setelah sarapan, ayah Nathan mengajak Nathan menuju ke hutan.
"Ayah kenapa kita kesini? Nathan takut ayah" tanya Nathan.
"Kamu nanti akan terbiasa dengan ini semua Nathan."jawab ayah Nathan dengan senyum manisnya..
"Maksud ayah??" Nathan bingung.
"Nathan, apa tadi yang kamu lihat ketika bangun tidur.?" tanya ayah Nathan
"Banyak cakaran yang berukuran besar" jawab Nathan..
"Lalu apa lagi?" tanya ayah Nathan lagi..
"Nathan juga seperti melihat sosok harimau putih seolah olah itu Nathan dan berkelahi dengan harimau lainnya.." jawab Nathan polos.
"Itu memang benar adanya Nathan, ini di luar dugaan ayah... Ayah berfikir fase itu akan muncul ketika nanti kamu memasuki umur 18 tahun, ternyata fasemu lebih cepat." jelas sang ayah
"Maksud ayah apa??" Nathan masih bingung..
"Lihat ayah nak" ayah Nathan menunjukan tangannya yang dapat berubah menjadi kaki harimau putih..
"Kita bukan manusia biasa nak, kamu ditakdirkan mengikuti ayah klan harimau putih.." sambung ayah Nathan.
"Aa..aaapa.. Nathan ga mau ayah... Nathan takut" Nathan mundur beberapa langkah dari sang ayahnya ketika melihat mata sang ayah berubah tidak seperti biasanya.
"Jangan takut Nathan, mungkin kamu belum bisa menerimanya untuk saat ini.. Tapi percayalah suatu saat nanti kamu akan terbiasa" kata ayah Nathan sambil mencoba mendekati sang putra.
"Enggak ayah, Nathan ga mau!!! Minggir jangan mendekati Nathan ayah!!! Minggir!!" Nathan mulai merasakan panas dingin di tubuhnya..
"Nathan, kontrol emosi kamu nak... Jangan panik jangan takut nak" kata ayah Nathan setelah melihat mata Nathan yang mulai memerah.
"Grrrrr eghmmmm minggir ayah grrrr ayahhh" suara Nathan yang perlahan berganti auman harimau..
Dan Nathan terjatuh saat melihat tangannya mulai berubah jadi kaki harimau..
"Grrrrr ghaummmm grrrr" suara Nathan..
Sang ayah pun langsung ikut merubah wujudnya kembali...
Mereka berdua saling menggeram yang seolah olah sedang berbicara dalam bahasa harimau..
Ayah Nathan mencoba menenangkan perasaan Nathan, cukup butuh waktu lama untuk bisa mengontrol emosi Nathan.. Itu di anggap hal biasa untuk perubahan awal seperti Nathan..
Hampir 4 tahun Nathan mencoba menolak takdirnya, tak jarang sang ayah harus melawan sang putra karena penolakan itu..
Nathan tidak bisa menerima takdirnya sehingga tidak juga bisa mengontrol emosinya..
Hingga suatu hari, klan dari sang kakek mencium keberadaan Nathan ketika Nathan melawan sang ayah..
Hingga mereka terus di pantau oleh anak buah sang kakek..
Ternyata, kekuatan yang dimiliki Nathan menarik perhatian sang kakek..
Sang kakek tidak menyangka bahwa cucunya akan memiliki kekuatan yang lebih dari dirinya, dan dia berencana akan mendidik Nathan menjadi seorang petarung untuk dia banggakan.
Ketika Nathan sedang berada di rumah sendiri bersama sang bunda..
Munculah beberapa anggota keluarga dari sang ayah yang terang terangan ingin membawa Nathan ke asalnya..
Bunda Nathan menolaknya, hingga perdebatan pun tak terhelakkan...
Di saat itu juga, ketika Nathan melihat dengan mata kepalanya sendiri bunda nya dalam bahaya yang hampir di cengkeram oleh anak buah sang kakek. Nathan secara reflek melompat dan berubah menjadi wujud harimau putih..
Pertarungan pun tidak terhindarkan, Nathan terus menyerang mereka, satu lawan lima..
Hampir saja Nathan terkalahkan jika saat itu tidak datang sang ayah untuk membantunya..
Hingga akhirnya, anak buah sang kakek bisa di kalahkan hingga kabur dari sana..
Sang ayah menatap sosok Nathan yang matanya berubah kuning kehijauan itu pertanda dia bisa mengintrol emosinya tanpa di sadari oleh Nathan..
Dan mereka berdua pun kembali ke wujud manusianya..
"Terimakasih ayah" kata Nathan lemas..
"Bagus nak, akhirnya kamu bisa menguasainya" ayah tersenyum..
"Bunda... Ayah!!!" Nathan teringat bunda nya..
Mereka berdua pun berlari kedalam rumah, keadaan rumah kacau balau..
Sang bunda tergeletak di lantai pingsan..
Ayah dan Nathan menghampiri bunda dan ayah mengangkat tubuh istrinya dan dibaringkan di sofa.
"Nathan, ambilkan minyak angin nak cepat" suruh ayah Nathan sambil menepuk nepuk pipi bunda Nathan pelan...
Nathan pun berlari ke arah dapur di mana kotak p3k di berada dan mengambil minyak angin..
"Ini ayah," kata Nathan memberikan minyak angin itu..
"Bunda, bunda bangun sayang" panggil ayah sambil mengusap usap minyak angin itu di hidung bunda..
"Eghmmmm Nathan..." pangil lirih bunda.
Nathan langsung mendekati bunda nya.
"Iya bunda, Nathan di sini" kata Nathan.
Dan bunda langsung memeluk Nathan dengan menangis.
Saat itulah Nathan beruasaha menerima takdirnya itu..
Semenjak itu Nathan terus berlatih bersama sang ayah untuk mendalami kemampuannya sendiri..
Sang ayah pun cukup bangga dengan kemampuan yang di miliki Nathan..
Flasback off
"Lama ya nunggu?" kata Iren tiba tiba.
"Ahhh tidak, sepertinya gue akan sering membutuhkanmu Iren setelah ini" kata Nathan.
"Tidak masalah... Jika loe mau pinjem buku catatan bilang saja kepada gue," tawar Iren..
"Baiklah, gue pinjam buku loe yang ini ya dan mana tugasnya?" tanya Nathan.
"Ohhh ini" kata Iren saat mulutnya masih di penuhi makanan dan dia sambil membuka bukunya menunjukkan tugas nya..
Saat itu juga Ririn muncul.
"Iren, kok ga tunggu gue sih... Ehhh ada babang tamvan" Ririn cengar cengir saat melihat ada Nathan.
"Ehhh maaf Rin, gue harus bantu si Nathan jadi lupa deh ga ngabarin ke elo heheehe .. Ehh kenalin dulu ini Nathan dan Nathan ini Ririn" kata Iren mengenalkan mereka berdua...
"Haiii, gue Ririn" Ririn mengajak salaman oleh Nathan.
"Nathan" senyum Nathan meraih tangan Ririn.
"Ren, gue balik dulu ya" kata Nathan berpamitan..
"Lohh kok buru buru sihh Than" tanya Ririn memasang wajah cemberut nya.
"Gue ada urusan" jawab Nathan singkat.
"Ok deh, kalau ada butuh apa apa soal materi gue siap minjemin catetan" kata Iren.
"Makasihh ya" Nathan bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Ririn dan Iren.
"Mahasiswa baru Ren?" tanya Ririn.
"Iya baru masuk tadi" jawab Iren singkat sambil melahap makanannya
"Cakep juga Ren, comblangin dong Ren" rengek Ririn.
"Idiiihhhh ogah" jawab Iren cuek.
"Ishhhh dasar loe" Ririn cemberut.
"Hahahahaha usaha sendiri donk, dah sana pesan makanan.. Loe ada kelas lagi ga... Gue udah ga ada kelas paling ke perpus bentar cari cari bahan buat besok" kata Iren.
"Ada bentar lagi, pulangnya tunggu gue ya" kata Ririn sambil bangkit berdiri ingin memesan makanan.
Mereka berduapun makan sambil sesekali mengobrol..
Sedangkan dari jarak jauh ada yang terus mengamati tidak suka kepada mereka..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Iin Karmini
ga enak thor bacanya.."kepada gue", klo baku ya bhsa baku ga campur, maaf yaa..." sama gue" taw "kepadaku" aja
2022-12-12
0