kedekatan Iren dengan bunda

Setelah menikmati makan malam mereka, bunda, Nathan dan Iren kini tengah duduk bersama di ruang keluarga.

"Bun.. Ayah belum pulang?" tanya Nathan.

"Ayah ga pulang malam ini.. Tadi siang sudah ngabarin bunda katanya sedang ada masalah di perkebunan jadi ayah mau turun tangan langsung" jawab bunda.

"Oohhhh gitu" jawab Nathan sambil mengangguk.

"Bun, boleh ga Iren pinjem dapurnya.. Iren pengen bikin cookies biar enak buat nyantai nyantai gini" ijin Iren.

"Waahhhh boleh banget, ayokk sama bunda.. Kita buat berdua biar cepet" kata bunda sambil menarik tangan Iren.

Nathan hanya mengamati dua wanita yang baru pertama kali bertemu namun sudah seperti anak dan mamanya. Samar Nathan tersenyum melihat keakraban Iren dan sang bunda. Nathan pun naik ke dalam kamarnya sejenak, dan pergi ke balkon kamarnya.

Sedangkan di dapur, bunda dan Iren asik mempersiapkan bahan bahan untuk membuat cookies. Mereka berdua benar benar menikmati membuat cookies bersama. Iren yang sangat lama merindukan sosok sang mami, kini dia kembali merasakannya dari bunda nya Nathan. Dia dapat lagi merasakan kasih sayang seorang ibu meski mereka baru kali ini bertemu.

#####

Nathan asik menikmati gelap malam dari balkon kamarnya. Samar samar Nathan melihat sosok yang tengah memperhatikannya. Nathan langsung meloncat terjun dan langsung berubah menjadi harimau putih.. Nathan terus berlari mengejar sosok itu, namun sayang Nathan tidak berhasil sosok itu menghilang ditelan gelapnya malam.

Nathan kembali ke rumahnya. Sesampainya di pintu samping, Nathan kembali ke wujud manusianya.

#####

"Haaaahhh selesai juga bun" kata Iren sambil melepas celemeknya..

"Ya udah, kamu tata di toples ini ya.. Bunda panggil Nathan dulu" kata bunda yang pergi keluar dapur setelah menggantung celemek yang ia gunakan.

Bunda menuju ke kamar Nathan ternyata kamarnya kosong namun melihat pintu menuju ke balkon terbuka bunda menjadi penasaran dan pergi ke balkon untuk melihatnya.

Bunda melihat Nathan berjalan dari arah belakang rumah..

"Nathan!!" panggil sang bunda.

Nathan menengadahkan wajahnya ke atas..

Bunda bergegas keluar kamar Nathan.

"Lohh Nathan ke mana bun?" tanya Iren.

"Itu di luar" kata Bunda, Iren hanya mengangguk mendengar jawaban bunda Nathan.

Nathan masuk ke dalam rumahnya, dan langsung duduk di depan tv.

"Kamu dari mana Nathan? Bunda cari ke kamar ternyata dari luar" tanya bunda Nathan.

"Itu... Emm Natham ngecek lampu samping rumah tadi mati" Nathan memberi alasan.

"Oohhhhh" jawab bunda yang sebenarnya curiga namun tidak mungkin menanyakannya lagi karena ada Iren.

"Bun, mana kuenya?" tanya Nathan.

"Oohh iya lupa, ntar aku ambil dulu" jawab Iren setelah menaruh teh hangat di meja..

Iren kembali membawa 2toples cookies coklat dan menaruhnya di atas meja.

"Waahhhh boleh nihh bun tiap hari kaya gini terus jangan pas ada Iren aja hehehe" canda Nathan mengambil 1 kue.

"Bunda kalo ga ada temennya suka males Than mau bikin.. Ayah mu aja pulang lebih sering malem, langsung tidur.. Kamu sama aja kalo abis makan malam langsung ke kamar. Sekarang aja mau duduk di sini karena ada Iren" jawab sang bunda.

"Bunda nihh, Nathan langsung ke kamar kan juga karena ga ada yang ngajakin ngumpul kaya gini.. Besok dehhh Nathan temenin bunda nonton tv di sini biar ga kesepian.. Biar mau bikinin cemilan kaya gini lagi" senyum manja Nathan kembali mengambil kuenya.

"Ehhh tapi ini kue nya yang bikin Iren loh sayang, bunda cuma bantu nyetak aja... Enak ga?" kata bunda juga mengambil satu kue.

"Hmmmm enak enak.. Kamu pinter ternyata Ren" ucap Nathan sambil terus mengunyah.

Iren hanya tersenyum dan hanya mendengarkan obrolan ibu dan anak di depannya. Ada setitik keharuan dalam hati Iren melihat Nathan yang notabene terkenal cuek dan juteknya di kampus ternyata bisa cukup manja dengan sang bunda.

"Hemm benar sayang, enak pas ga kemanisan ga bau amis juga.. Kamu pinter Iren" puji bunda.

"Ahh bunda.. Iren baru belajar bun" jawab Iren malu malu.

"Beneran ini enak.. Emangnya kamu di kostan juga suka masak?" tanya Nathan.

"Egak juga si... Di kostan ga ada dapurnya" jawab Iren.

"Wahh brarti kamu memang ada bakat Iren" kata bunda.

Mereka bertiga terus mengobrol santai hingga pukul 9 malam. Mereka tampak seperti 2 anak dan ibu begitu akrab dan tampak bahagia.

"Than, Ren bunda masuk dulu ya. Bunda mulai ngantuk" kata bunda seraya bangun dari duduknya..

"Iya bunda, selamat malam" kata Nathan.

"Malam bunda" kata Iren.

"Kalian berdua jangan tidur terlalu larut ya.. Dan Nathan, ga boleh nakal awas kalau kamu macem macem" bunda memberi wejangan kepada dua anak itu selayaknya Iren anak gadisnya sendiri..

"Iya iya bunda ku sayang.. Muachhhh" kata Nathan seraya bangkit berdiri dan mencium pipi bunda. Bunda tersenyum dan mengelus pipi Nathan.

"Kamu ga mau cium bunda Ren?" tanya bunda.

"Eehhhh.. I..iya mau bunda.. Muaaacchh" Iren pun ikut mencium bunda di pipi yang satunya dengan berkaca kaca.

"Eehhhh kok malah nangis" kata bunda menangkup pipi Iren.

"Hehehe Iren hanya terharu bunda, jadi inget sama mami Iren" jawab Iren.

"Kan sekarang ada bunda.. Ya udah bunda tidur dulu ya inget jangan malam malam" kata bunda mengusap pucuk kepala Iren lalu berjalan menuju ke kamarnya....

Kini tinggal Iren dan Nathan berdua sambil menonton tv...

"Ren, kita ke balkon atas aja yuk" ajak Nathan.. Dan Iren hanya diam saja dengan wajah yang ragu.

"Tenang aja Ren, aku bukan laki laki yang suka memanfaatkan kesempatan.. Aku masih inget sama bunda" jawab Nathan yang melihat ada keraguan di wajah Iren.

"Hmmm baiklah" jawab Iren yang masih ragu juga.

"Ayokkk, ohh ya kamar kamu nanti dekat kamar ku.. Tadi udah di beresin sama bi Murti" kata Nathan sambil berjalan menaiki tangga.

"Bi Murti kenapa ga nginep Than?" tanya Iren.

"Bi Murti dari dulu memang ga mau menginap, rumah beliau ga terlalu jauh dari sini. Jadi beliau memilih pulang dan pergi dan bunda ngijinin dengan syarat di antar jemput sama sopir" jawab Nathan.

"Ohhh gitu" Iren hanya manggut manggut.

"Sini duduk, gelap ga apa apa ya" kata Nathan .

"Ga terlalu gelap kok, tapi beneran ya kamu jangan ngambil kesempatan" kata Iren memperingatkan melihat kondisi lampu yang remang remang.

"Yaaa ampunn Iren, aku janji ga ngapa ngapain.. Ga inget tadi bunda ngingetin aku apaan.. Aku bukan laki laki yang suka ngambil kesempatan Ren.. Kecuali kalo dah sah baru aku berani hehehe" jawab Nathan asal.

"Iya deh percaya" Iren pun duduk si kursi yang kosong samping Nathan yang dibatasi dengan sebuah meja..

"Ren.." panggil Nathan lirih.

"Hmmmm" jawab Iren sembari menatap langit yang penuh bintang.

"Boleh aku jujur?" tanya Nathan.

"Jujur soal?" Iren berbalik tanya.

"Prasaan ku" kata Nathan menatap Iren.

Iren menoleh ke arah Nathan, manik mata mereka berdua bertemu dan saling mendalami isinya hingga jantung mereka berdua sama sama berdetak kencang.

"Hmmm a..apa?" mendadak Iren menjadi gugup.

"Aku suka sama kamu Ren..." kata Nathan yang mampu membuat Iren langsung terdiam.

"Aku ga bisa jauh sama kamu. Sebenarnya, sudah lama aku ingin mengatakan ini sama kamu tapi aku takut terjadi sesuatu dengan kamu" kata Nathan dengan tatapan jauh kedepan.

"Maksud kamu?" tanya Iren penasaran.

"Suatu saat nanti kamu pasti tau Ren" jawab Nathan singkat.

"Lalu maksud kamu waktu itu yang berada di kantin apa?" tanya Iren.

"Yahh itu salah satu kelebihan aku, hanya kamu satu satunya wanita, yang tidak bisa aku baca pikiran mu. Bunda ku saja bisa aku baca apa yang tengah beliau pikirkan. Bahkan saat dia sedang membatin aja aku bisa tau.. Tapi tidak kamu, hanya abu abu yang aku lihat" Nathan menjelaskan.

Iren hanya tercenung mendengar penjelasan Nathan..

"Ren, kamu jangan bilang bilang soal ini kepada siapapun ya" kata Nathan, Iren hanya mengangguk.

"Ren, jujur apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Nathan.

"Prasaanku kepada mu" jawab Iren polos.

"Lalu?" tanya Nathan lagi.

Iren terdiam, dia benar benar tidak tau apa yang dia rasakan. Iren tidak pernah merasakan apa itu cinta dan bagaimana rasanya jatuh cinta. Yang dia tau hanya pernah merasa rindu saat dia jauh dengan Nathan dan ingin selalu bersamanya.

Episodes
1 perubahan Nathan
2 penolakan Nathan
3 tragedi di parkiran
4 ada yang janggal
5 kejadian di acara kampus
6 kegagalan Cindy
7 sebuah perasaan
8 insiden maling
9 gara gara Cindy
10 Cindy curi curi kesempatan
11 saling ancam
12 Iren di ajak pergi Nathan
13 masa lalu Iren
14 kedekatan Iren dengan bunda
15 tamu tak di undang
16 harmonisnya keluarga Nathan
17 klan musuh mulai terlihat
18 Putri
19 pernyataan dan kewaspadaan
20 ratu drama
21 Iren emosi
22 pulang ke rumah Iren.
23 sebuah petunjuk
24 jadi melow
25 bakar bakaran
26 menunjukkan dirinya.
27 hari terakhir
28 kembali ke kota
29 kedatangan Putri
30 ada yang kepanasan.
31 ada yang ngambek
32 bekerja sama
33 terpancing
34 kembaran
35 penculikan Iren
36 misi penyelamatan
37 selamat
38 siuman
39 rencana Iren
40 dihina
41 Putri terus berusaha
42 Arya dan Nathan.
43 jebakan
44 benar benar di jebak
45 Iren kembali pulang
46 meluapkan emosi.
47 pemutusan kerja sama
48 memikirkan Iren.
49 kepindahan Iren
50 pilihan tersulit
51 menyusup
52 hampir saja.
53 menginap
54 Arya
55 mulai curiga
56 ketahuan
57 memaafkan
58 di perusahaan.
59 bau bau pengganggu
60 di tembak Nathan.
61 menyelamatkan Iren lagi.
62 khawatir
63 sama sama khawatir.
64 berpisah.
65 pemecatan
66 insiden.
67 cctv
68 musuh dalam selimut
69 siuman
70 beneran di lamar.
71 pulang
72 permintamaafan.
73 dipaksa
74 keluarga berkumpul
75 hari yang ditunggu
76 pencarian
77 usaha
78 sebuah misi
79 kagum dengan Iren
80 dipercepat
81 misi penyelamatan.
82 berkorban
83 usaha untuk kakek
84 kembali
85 tidak ada penundaan lagi
86 lamaran.
87 pancingan
88 rencana dijalankan
89 Santi
90 terus dipantau
91 kedatangan Rangga
92 Nathan dan Rangga
93 kerjasama Rangga dan Santi
94 menyusun rencana.
95 jalan jalan
96 Curiga
97 Dwi
98 di culik lagi
99 emosi
100 tewas
101 first kiss
102 siapa?
103 menyelamatkan
104 kritis
105 selalu bersama
106 kembali ke kampus
107 Cindy lagi
108 Ari dan Nathan
109 gaun
110 jebakan makan tuan
111 menjelang hari H.
112 sah
113 insiden tempat tidur
114 malam pengantin
115 Fitri, Iren dan Ririn
116 balasan untuk Cindy
117 rencana Arya
118 berkumpul dirumah kakek
119 tanda tanda
120 Dan ternyata
121 akhirnya
122 promosi
123 bonus part. Iren dan spesialnya
124 Ririn mulai curiga
125 akhir yang bahagia.. Ending
Episodes

Updated 125 Episodes

1
perubahan Nathan
2
penolakan Nathan
3
tragedi di parkiran
4
ada yang janggal
5
kejadian di acara kampus
6
kegagalan Cindy
7
sebuah perasaan
8
insiden maling
9
gara gara Cindy
10
Cindy curi curi kesempatan
11
saling ancam
12
Iren di ajak pergi Nathan
13
masa lalu Iren
14
kedekatan Iren dengan bunda
15
tamu tak di undang
16
harmonisnya keluarga Nathan
17
klan musuh mulai terlihat
18
Putri
19
pernyataan dan kewaspadaan
20
ratu drama
21
Iren emosi
22
pulang ke rumah Iren.
23
sebuah petunjuk
24
jadi melow
25
bakar bakaran
26
menunjukkan dirinya.
27
hari terakhir
28
kembali ke kota
29
kedatangan Putri
30
ada yang kepanasan.
31
ada yang ngambek
32
bekerja sama
33
terpancing
34
kembaran
35
penculikan Iren
36
misi penyelamatan
37
selamat
38
siuman
39
rencana Iren
40
dihina
41
Putri terus berusaha
42
Arya dan Nathan.
43
jebakan
44
benar benar di jebak
45
Iren kembali pulang
46
meluapkan emosi.
47
pemutusan kerja sama
48
memikirkan Iren.
49
kepindahan Iren
50
pilihan tersulit
51
menyusup
52
hampir saja.
53
menginap
54
Arya
55
mulai curiga
56
ketahuan
57
memaafkan
58
di perusahaan.
59
bau bau pengganggu
60
di tembak Nathan.
61
menyelamatkan Iren lagi.
62
khawatir
63
sama sama khawatir.
64
berpisah.
65
pemecatan
66
insiden.
67
cctv
68
musuh dalam selimut
69
siuman
70
beneran di lamar.
71
pulang
72
permintamaafan.
73
dipaksa
74
keluarga berkumpul
75
hari yang ditunggu
76
pencarian
77
usaha
78
sebuah misi
79
kagum dengan Iren
80
dipercepat
81
misi penyelamatan.
82
berkorban
83
usaha untuk kakek
84
kembali
85
tidak ada penundaan lagi
86
lamaran.
87
pancingan
88
rencana dijalankan
89
Santi
90
terus dipantau
91
kedatangan Rangga
92
Nathan dan Rangga
93
kerjasama Rangga dan Santi
94
menyusun rencana.
95
jalan jalan
96
Curiga
97
Dwi
98
di culik lagi
99
emosi
100
tewas
101
first kiss
102
siapa?
103
menyelamatkan
104
kritis
105
selalu bersama
106
kembali ke kampus
107
Cindy lagi
108
Ari dan Nathan
109
gaun
110
jebakan makan tuan
111
menjelang hari H.
112
sah
113
insiden tempat tidur
114
malam pengantin
115
Fitri, Iren dan Ririn
116
balasan untuk Cindy
117
rencana Arya
118
berkumpul dirumah kakek
119
tanda tanda
120
Dan ternyata
121
akhirnya
122
promosi
123
bonus part. Iren dan spesialnya
124
Ririn mulai curiga
125
akhir yang bahagia.. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!