Iren di ajak pergi Nathan

Nathan berjalan gontai untuk kembali ke kampus mengambil blacki.

Entah mengapa dia merasa kosong semenjak jauh dengan Iren.

Bahkan sekarang dia tidak berniat menggunakan jasa ojek online untuk ke kampus, malah memilih berjalan padahal cukup jauh jika berjalan.

"Ren, lihat! Bukankah itu Nathan?" tanya Ririn mengarahkan pandangannya ke arah Nathan yang tengah berjalan di pinggir trotoar.

"Biarinlah" jawab Iren lesu tanpa menoleh ke arah yang di tunjuk Ririn

"Ren, ini serius. Tu si nenek lampir kemana kok Nathan jalan sendrian gitu" kata Ririn.

Perlahan Iren mengalihkan pandangannya ke arah Nathan. Dia mengedarkan pandangannya mencari sosok Cindy memang benar tidak ada hanya Nathan sendiri.

"Ren, kasih tumpangan apa.. Kasihan tau" tawar Ririn.

"Terserah loe aja deh Rin." jawab Iren lagi. Setelah mendengar jawaban Iren, Ririn menepikan mobilnya.

Tin...

Nathan menoleh mendengar klakson dari arah belakangnya saat dia melewati mobil yang di tumpangi Iren dan Ririn.

"Than, loe mau kemana?" tanya Ririn setelah menurunkan kaca mobil pintu samping Iren.

"Ehhhh.. Emmm gue mau balik ke kampus" jawab Nathan sambil menatap Iren lekat.

"Eghmmmm gue anter yuk" tawar Ririn. Nathan hanya diam terlihat ragu namun matanya tidak lepas dari Iren yang sedari tadi hanya diam.

"Tenang Nathan, pemilik mobil dah ijinin kok. Cepat masuklah sebelum gue ditilang ada rambu dilarang parkir tuhh" kata Ririn lagi yang seakan mengerti apa yang dipikiran Nathan.

Akhirnya Nathan masuk juga ke kursi penumpang belakang.

"Than boleh gue nanya ga?" kata Ririn.

"Gue sama Cindy ga ada apa apa, gue tadi cuma nyelesaiin masalah aja" jawab Nathan karena dia tau apa yang akan Ririn tanyakan.

"Ehhh belum juga gue tanya Than, dah loe jawab aja. Mana bener juga tuh" kata Ririn heran.

Iren yang mendengarkan percakapan mereka sedari tadi juga sebenarnya terkejut namun dia tetep memilih diam.

Entah mengapa, melihat Nathan bersama Cindy dadanya terasa jadi nyeri.

"Gue juga paham kok, loe mau nanyain itu buat wakilin Iren kan?" kata Nathan lagi, ternyata Nathan bisa membaca Iren melalui sahabatnya ini karena sudah di pastikan Ririn sedikit banyak tau tentang Iren.

"Kok gue?" jawab Iren reflek.

Nathan dan Ririn pun tersenyum melihat Iren yang terkejut.

"Makasih ya Rin Ren" kata Nathan setelah sampai di depan kampus.

"Kita langsung ya" kata Ririn dan Nathan hanya mengangguk.

Ririn dan Iren pun memilih kembali ke kost, setelah capek hanya berputar putar tidak jelas karena tidak jadi ke mall gara gara mood Iren yang berubah ubah.

"Ren, loe lagi PMS kali ya. Jadi sensitife gini. Ga pernah loe kaya gini, Iren yang gue kenal tuh kalem aja kalau ada masalah ga ada galau galauan" kata Ririn sambil sesekali melihat ke Iren.

"Ntah lah, mood gue memang lagi ga jelas gini... Ehhh mampir ke minimarket ya, gue lupa stok roti tawar gue abis.. Untung loe bahas soal PMS hehehe" jawab Iren dan Ririn hanya menggelengkan kepalanya melihat Iren tidak jelas.

#####

Waktu terus berlalu, jam berganti hari dan hari berganti minggu.

Iren sudah melewati 3 hari ujian semester dan hari ini ujian terakhir.

"Ren, bareng yak" panggil Ririn masuk begitu aja ke kamar Iren.

"Hissshhh kaya ga biasanya aja loe Rin" jawab Iren yang masih memakai sepatunya.

"Hehehe.., ohh ya liburan besok loe pulang ga?" tanya Ririn.

"Ga tau gue, belum kepikiran. Tapi kayanya kita ga bisa deh Rin. Loe ga baca info di grup?" jawab Iren.

"Belom hehehe, dari semalem gue belajar. Ga sempet buka ponsel" jawab Ririn.

"Huuuu pantes, gue chat loe ga dibales dibaca pun enggak." jawab Iren sambil meraih tasnya.

"Sory sory, gue bener bener fokus belajar semalem. Hari ini makulnya ekstrim bagi gue" kata Ririn sambil mengikuti Iren.

"Hari ini brapa makul ujiannya?" tanya Iren berjalan ke mobilnya.

"Satu doang abis tuh haaahhhh lega" jawab Ririn menghela nafasnya.

"Sama kalo gitu, nanti bareng ya ke ruang BEM" kata Iren.

"Kan ada Nathan" jawab Ririn menggoda Iren.

"Rin... Ahhh loe mah" jawab Iren sambil menjalankan mobilnya.

"Heheheheh iya iya.. Loe tuhh ya betah banget jauhin dia.. Kasihan tau dia ga punya salah juga sama loe" kata Ririn yang semakin greget dengan sikap Iren.

"Iya si, ntarlah gampang" jawab Iren.

#####

Ujian akhir telah usai, banyak para mahasiswa yang bernafas lega setelah 4 hari menjalani ujian.

Iren memilih menunggu Ririn dibangku depan ruangan Ririn yang belum keluar mengikuti ujian.

"Ren, loe dah senggang?" tanya Andrea ketua BEM.

"Ehhh Ndre, iya kenapa?" Iren terkejut Andrea yang datang secara tiba tiba.

"Bantuin gue yuk bikin rancangan acara ospect besok gimana ke ruangan BEM" ajak Andrea.

"Yang lain gimana?" tanya Iren yang sebenarnya segan berduaan bersama pria dalam satu ruangan.

"Nanti mereka nyusul, belum pada kelar soalnya. Ini Aura juga tadi langsung balik katanya nyokapnya lagi sakit." jelas Andrea

"Emmmm baiklah" jawab Iren.

"Rin, gue ke ruang BEM dulu ya.. Loe cepet nyusul" Iren mengirin pesan ke Ririn.

Setelah sampai di ruang BEM, Andrea langsung mengambil beberapa proposal kegiatan di tahun tahun sebelumnya.

"Ren, bantuin gue baca ini proposal isinya tentang kegiatan ospect tahun tahun kemaren. Gue si cuma ngambil sample dari 5th kebelakang nyampe tahun kemaren." kata Andrea menaruh proposal itu.

"Baiklah, gue lihat dulu ya.. Emang bayangan loe mau yang kaya gimana?" tanya Iren sambil membuka salah satu proposal yang ada di depannya.

"Gue belum ada bayangan, kalo loe gimana?" tanya Andrea menatap lekat Iren yang duduk di depannya sedangkan Iren sedang asik membuka buka proposal itu.

"Hmmm gue si penginnya kegiatannya ga usah macem macem deh. Cuma perkenalan kampus aja gitu ga usah ada penggojlogan penggojlogan gitu deh. Ya paling kasih tugas sekedar minta tanda tangan gitu sama senior biar lebih akrab sama kita." jawab Iren dengan pandangan tetap fokus di proposal.

"Bener juga itu, ya udah nanti coba kita bahas deh ya.. Ohh ya itu di belakang proposal ada albumnya bisa deh loe langsung liat" tunjuk Andrea yang bangkit berdiri dengan badan yang menyorong ke arah Iren, sehingga jika di lihat dari luar mereka seperti sedang berciuman.

"Ohhh pantesan tebel banget ni proposal jawab Iren yang langsung menoleh le Andrea dan wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja.

"Eghmmmm" suara deheman mengagetkan mereka berdua dan ternyata Nathan berdiri di depan pintu.

"Nathan" panggil lirih Iren.

"Maaf gue mengganggu" jawab Nathan dengan suara dinginnya.

"Haahh ti..tidak Nathan, kami sedang berdiskusi buat ospect besok." jawab Iren gugup.

"Iya Than, ga ada yang keganggu. Ehhh kebetulan loe datang.. Kita diskusi bertiga aja dulu ya biar cepet kelar, yang lain nanti menyusul" Andrea yang terlihat salah tingkah menahan degupan jantung nya.

Nathan salah paham dengan apa yang dia lihat tadi, terlebih dengan sangat jelas mereka berdua salah tingkah dengan kehadirannya apalagi Nathan tau Andrea kini sedang menaruh hati ke Iren.

Waktu semakin sore, dan hasil diskusi untuk kegiatan ospect nanti belum selesai dan akan dilanjutkan minggu depan..

"Rin, gue pinjem Iren sebentar ya. Nanti biar gue yang antar dia pulang" kata Nathan tiba tiba merebut kunci mobil Iren dan diberikan ke Ririn.

Ririn hanya bengong saja, begitu juga Iren yang hanya terdiam saat tangannya digandeng oleh Nathan.

Andrea pun yang melihat itu pun merasa cemburu, ada sedikit rasa kesal karena tadinya dia yang ingin mengajak Iren keluar.

Iren terus melihat tangannya yang di pegang Nathan sambil berjalan mengikuti Nathan.

"Naik motor ga apa apa ya" kata Nathan sambil membuka jaketnya dan diberikan ke Iren.

"Haahhh" Iren baru tersadar saat Nathan memakaikan jaketnya ke Iren.

"Ga apa apa kan naik motor?" tanya Nathan mengulangi dan Nathan sudah duduk ke atas balckinya.

"Ohhh ga apa apa kok" jawab Iren.

"Ayo naik, pelan pelan" kata Nathan yang sudah menyalakan mesin blacki.

Tanpa mereka sadari ada tiga pasang mata yang sedang mengamati mereka berdua.

Episodes
1 perubahan Nathan
2 penolakan Nathan
3 tragedi di parkiran
4 ada yang janggal
5 kejadian di acara kampus
6 kegagalan Cindy
7 sebuah perasaan
8 insiden maling
9 gara gara Cindy
10 Cindy curi curi kesempatan
11 saling ancam
12 Iren di ajak pergi Nathan
13 masa lalu Iren
14 kedekatan Iren dengan bunda
15 tamu tak di undang
16 harmonisnya keluarga Nathan
17 klan musuh mulai terlihat
18 Putri
19 pernyataan dan kewaspadaan
20 ratu drama
21 Iren emosi
22 pulang ke rumah Iren.
23 sebuah petunjuk
24 jadi melow
25 bakar bakaran
26 menunjukkan dirinya.
27 hari terakhir
28 kembali ke kota
29 kedatangan Putri
30 ada yang kepanasan.
31 ada yang ngambek
32 bekerja sama
33 terpancing
34 kembaran
35 penculikan Iren
36 misi penyelamatan
37 selamat
38 siuman
39 rencana Iren
40 dihina
41 Putri terus berusaha
42 Arya dan Nathan.
43 jebakan
44 benar benar di jebak
45 Iren kembali pulang
46 meluapkan emosi.
47 pemutusan kerja sama
48 memikirkan Iren.
49 kepindahan Iren
50 pilihan tersulit
51 menyusup
52 hampir saja.
53 menginap
54 Arya
55 mulai curiga
56 ketahuan
57 memaafkan
58 di perusahaan.
59 bau bau pengganggu
60 di tembak Nathan.
61 menyelamatkan Iren lagi.
62 khawatir
63 sama sama khawatir.
64 berpisah.
65 pemecatan
66 insiden.
67 cctv
68 musuh dalam selimut
69 siuman
70 beneran di lamar.
71 pulang
72 permintamaafan.
73 dipaksa
74 keluarga berkumpul
75 hari yang ditunggu
76 pencarian
77 usaha
78 sebuah misi
79 kagum dengan Iren
80 dipercepat
81 misi penyelamatan.
82 berkorban
83 usaha untuk kakek
84 kembali
85 tidak ada penundaan lagi
86 lamaran.
87 pancingan
88 rencana dijalankan
89 Santi
90 terus dipantau
91 kedatangan Rangga
92 Nathan dan Rangga
93 kerjasama Rangga dan Santi
94 menyusun rencana.
95 jalan jalan
96 Curiga
97 Dwi
98 di culik lagi
99 emosi
100 tewas
101 first kiss
102 siapa?
103 menyelamatkan
104 kritis
105 selalu bersama
106 kembali ke kampus
107 Cindy lagi
108 Ari dan Nathan
109 gaun
110 jebakan makan tuan
111 menjelang hari H.
112 sah
113 insiden tempat tidur
114 malam pengantin
115 Fitri, Iren dan Ririn
116 balasan untuk Cindy
117 rencana Arya
118 berkumpul dirumah kakek
119 tanda tanda
120 Dan ternyata
121 akhirnya
122 promosi
123 bonus part. Iren dan spesialnya
124 Ririn mulai curiga
125 akhir yang bahagia.. Ending
Episodes

Updated 125 Episodes

1
perubahan Nathan
2
penolakan Nathan
3
tragedi di parkiran
4
ada yang janggal
5
kejadian di acara kampus
6
kegagalan Cindy
7
sebuah perasaan
8
insiden maling
9
gara gara Cindy
10
Cindy curi curi kesempatan
11
saling ancam
12
Iren di ajak pergi Nathan
13
masa lalu Iren
14
kedekatan Iren dengan bunda
15
tamu tak di undang
16
harmonisnya keluarga Nathan
17
klan musuh mulai terlihat
18
Putri
19
pernyataan dan kewaspadaan
20
ratu drama
21
Iren emosi
22
pulang ke rumah Iren.
23
sebuah petunjuk
24
jadi melow
25
bakar bakaran
26
menunjukkan dirinya.
27
hari terakhir
28
kembali ke kota
29
kedatangan Putri
30
ada yang kepanasan.
31
ada yang ngambek
32
bekerja sama
33
terpancing
34
kembaran
35
penculikan Iren
36
misi penyelamatan
37
selamat
38
siuman
39
rencana Iren
40
dihina
41
Putri terus berusaha
42
Arya dan Nathan.
43
jebakan
44
benar benar di jebak
45
Iren kembali pulang
46
meluapkan emosi.
47
pemutusan kerja sama
48
memikirkan Iren.
49
kepindahan Iren
50
pilihan tersulit
51
menyusup
52
hampir saja.
53
menginap
54
Arya
55
mulai curiga
56
ketahuan
57
memaafkan
58
di perusahaan.
59
bau bau pengganggu
60
di tembak Nathan.
61
menyelamatkan Iren lagi.
62
khawatir
63
sama sama khawatir.
64
berpisah.
65
pemecatan
66
insiden.
67
cctv
68
musuh dalam selimut
69
siuman
70
beneran di lamar.
71
pulang
72
permintamaafan.
73
dipaksa
74
keluarga berkumpul
75
hari yang ditunggu
76
pencarian
77
usaha
78
sebuah misi
79
kagum dengan Iren
80
dipercepat
81
misi penyelamatan.
82
berkorban
83
usaha untuk kakek
84
kembali
85
tidak ada penundaan lagi
86
lamaran.
87
pancingan
88
rencana dijalankan
89
Santi
90
terus dipantau
91
kedatangan Rangga
92
Nathan dan Rangga
93
kerjasama Rangga dan Santi
94
menyusun rencana.
95
jalan jalan
96
Curiga
97
Dwi
98
di culik lagi
99
emosi
100
tewas
101
first kiss
102
siapa?
103
menyelamatkan
104
kritis
105
selalu bersama
106
kembali ke kampus
107
Cindy lagi
108
Ari dan Nathan
109
gaun
110
jebakan makan tuan
111
menjelang hari H.
112
sah
113
insiden tempat tidur
114
malam pengantin
115
Fitri, Iren dan Ririn
116
balasan untuk Cindy
117
rencana Arya
118
berkumpul dirumah kakek
119
tanda tanda
120
Dan ternyata
121
akhirnya
122
promosi
123
bonus part. Iren dan spesialnya
124
Ririn mulai curiga
125
akhir yang bahagia.. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!