harmonisnya keluarga Nathan

Pagi menjelang, Iren mengerjapkan matanya. Untuk sesaat dia merasa heran di mana dia sekarang, setelah kesadarannya mulai pulih Iren baru sadar dia sedang berada di rumah Nathan.

Setelah membersihkan dirinya, Iren mengecek ponsel dan ternyata ada notifikasi dari Ririn.

"Ren? Loe di mana? Ga pulang?" pesan dari Ririn.

"Iya Rin, gue nginep di tempat Nathan. Kunci mobil loe pegang dulu aja ya" jawaban Iren.

"Wuidiiihhhh gercep nih.. Ati ati loh" Ririn membalas lagi.

"Apaan si loe, nyokapnya Nathan yang ga ngebolehin gue pulang kemaren" balas Iren lagi.

Lalu Iren lebih memilih keluar kamar. Lalu Iren menuju ke dapur sambil matanya berkeliling masih sepi. Di dapur Iren dapat melihat sosok bunda yang tengah bersiap siap untuk memasak.

"Pagi bunda" sapa Iren.

"Hallo sayang, dah bangun??" sapa bunda tersenyum melihat Iren yang menghampirinya.

"Hehehe, bunda mau masak apa? Boleh aku bantu?" tanya Iren.

"Bolehh dong.. Kamu bisa masak apa?" tanya bunda menatap Iren.

"Hmmmm Iren belum pernah masak sebelumnya bun" kata Iren sambil garuk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah, kita belajar masak bersama sama.. Mau?" ajak bunda dengan senyum cerahnya.

"Mau dong bun" kata Iren.

"Hmmmm sarapan kita bikin sup ayam aja lah ya sama sambel terasi, dan ini juga masih ada lalapan. Ya udah gitu aja" kata bunda yang berbicara sambil mengecek isi lemari es.

"Bun, bi Murti belum datang?" tanya Iren.

"Bi Murti sebentar lagi dateng setelah jam sarapan" kata bunda.

"Ohhhh gitu" kata Iren dan mulai membantu bunda sesuai arahan dari bunda.

"Soalnya, kasihan kalo bi Murti harus datang kesini pagi pagi buta untuk nyiapain sarapan di sini. Tapi keluarga dia ga ke urus. Bunda hanya ingin bi Murti juga bisa bagi waktunya kerja di sini dan ngurusin rumah dia sendiri.. Iren, tolong cuci ayamnya lalu di rebus ya" kata bunda menjelaskan.

"Iya si bun, soalnya bi Murti ga nginep si ya" kata Iren sambil tangannya membersihkan daging ayam.

"Iya, dari dulu bi Murti ga mau ninggalin rumahnya. Lagi pula rumahnya deket dari sini. Jadi bunda bolehin, toh bi Murti selama ini kerjanya rajin dan rapih bunda suka" senyum bunda sambil membuat bumbu.

"Selamat pagi... Waaahhh bunda jadi punya temen ya sekarang" sapa ayah Nathan tiba tiba.

"Iihhh ayah nih, ngagetin aja.. Ayah tuh kapan pulangnya sih?" kata bunda yang kaget dan Iren tersenyum kikuk bertemu dengan ayah Nathan yang ternyata sangat tampan meski sudah termakan usia, bunda pun sangat cantik awet muda.

"Tengah malem, ayah ga bisa tidur di sana jadi milih pulang aja deh.. Dan bangun pagi pagi dah lihat bunda punya temen masak sekarang. Ga dikenalin bun?" kata ayah Nathan yang menghampiri bunda.

"Aaahhhh iya, ini Iren ayah.. Temen satu kelas Nathan di kampus" kata bunda mengenalkan Iren.

"Iren, om" Iren mengulurkan tangannya.

"Heeiiii kamu panggil istriku bunda, tapu kenapa panggil ayah dengan sebutan om.." ayah Nathan menggoda Iren.

"Emmm ma.maaf om ehh ayah" kata Iren yang canggung.

"Iihhhh ayah, jangan iseng ahh.. Lihat tuh Iren jadi kikuk gitu kan" kata bunda mencubit perut ayah pelan.

"Hahahaha iya iya maaf ya nak Iren.. Salam kenal ya. Dan ingat jangan om tapi ayah" kata ayah Nathan sembari mengulurkan tangannya.

"Iya ayah" Iren membalas uluran tangan ayah Nathan lalu mencium tangannya seperti seorang anak terhadap orang tuanya.

Iren terharu melihat keharmonisan keluarga Nathan, keluarga yang sangat dia rindukan selama ini. Tak terasa mata Iren berkaca kaca, kini dia bisa menemukan keluarga seperti ini, keluarga yang dia impi impikan meski bukan keluarga kandungnya.

"Iren, kamu kenapa? Ayah membuatmu tersinggung ya" tanya bunda dan ayah memperhatikan Iren.

"Emm ti..tidak bunda.. Iren hanya terharu bisa kenal dengan ayah dan bunda yang begitu harmonis penuh kebahagiaan. Iren sangat merindukan saat saat seperti ini" kata Iren sambil mengusap air matanya yang mulai menetes.

"Uuhh sayang, kamu kan sekarang putri bunda juga ayah.. Dahh jangan nangis lagi ya" senyum bunda menenangkan sambil memeluk Iren.

"Hmmm ok..ok.. Ayoo udah, cacing di perut ayah sudah mulai berontak ini" kata ayah menghibur.

"Iya iya ayah, cacing atau memang ayahnya yang kelaparan?" sungut bunda bercanda.

"Dua duanya bunda.. Ya udah ayah kembali ke kamar ya" kata ayah berpamitan.

"Ayah, bangunin Nathan juga" teriak bunda.

"Nathan dah bangun bun" ternyata Nathan sedari tadi duduk santai di meja makan.

"Laahh putra bunda dah ada di situ? Sejak kapan nak?" tanya bunda.

"Sejak adegan melow tadi" kata Nathan cuek.

"Apa apan si Than" sahut Iren memasang wajah cemberut nya.

"Hehehe iya maaf" canda Nathan.

Iren dan bunda pun kembali meneruskan acara masak memasak mereka. Sedang kan Nathan hanya menonton mereka berdua secara seksama. Nathan sempat membayangkan sudah memiliki seorang istri yang kini sedang memasak berdua dengan bunda nya seperti saat ini.

"Kalau ingin menikahinya, pastikan dia aman dulu dari musuh kita terutama kakekmu" bisik ayah tiba tiba membuat Natham terkejut.

"Ayah isss, bikin kaget aja." Nathan langsung menoleh ke ayah.

"Ayo ikut ayah ke halaman belakang" kata ayah.

Nathan mengikuti ayahnya ke halaman belakang.

"Nathan, gadis itu memiliki ke istimewaan. Yang mungkin akan menjadi incaran baru oleh tiger ataupun kakekmu" kata ayah Nathan.

"Maksud ayah?" Nathan bingung.

"Ayah melihat, Iren memiliki aura yang sangat kuat meski dia manusia biasa. Auranya benar benar sangat menarik, sangat jarang manusia biasa yang memilikinya. Hanya berhati murni yang memilikinya." jawab ayah Nathan.

"Dari mana ayah tau?" Nathan masih bingung.

"Saat ayah tadi bersalaman dengan Iren, ayah tidak bisa membaca masa depannya. Kemungkinan jika dia menikah dengan mu, jika beruntung nantinya keturunanmu akan menjadi harimau yang sangat kuat. Dan ini yang akan menjadi incaran musuh. Iren manusia yang spesial." jelas ayah.

"Apa ini sebabnya Nathan tidak bisa membaca pikirannya?" tanya Nathan.

"Iya ini salah satunya. Kamu harus benar benar menjaganya Nathan, karena musuh sudah melihatnya. Meski dia tidak bertemu dengan mu, dia akan tetap menjadi incaran musuh. Dan untungnya kamu lebih dulu mengenalnya" kata ayah Nathan.

"Tapi bagaimana Nathan mengawasinya yah? Dia ngekost jauh dari sini" tanya Nathant.

"Kamu sementara waktu ngekost juga yang tidak jauh dari dia" ayah mengusulkan.

"Tapi bunda?" tanya Nathan lagi.

"Biar ayah yang melindungi bunda, lagi pula kamu masih bisa sering sering pulang. Ayah yakin instingmu juga sangat kuat, hanya tidak mungkin kamu biarkan begitu saja Iren sendirian di sana. Sedangkan bunda masih ada ayah" jawab ayah Nathan menoleh ke putranya.

"Baiklah ayah." jawab Nathan.

"Kamu juga harus ingat Nathan, tetaplah berhati hati jangan gunakan emosimu, kontrol emosimu agar kamu tidak gegabah seperti semalam. Musuh sudah mulai terlihat pergerakannya. Bisa ayah pastikan salah satu dari mereka akan segera masuk ke dalam kampusmu. Tetap waspada Nathan." kata ayah.

"Ayah!! Nathan!! Ayo sarapan sudah siap" teriak bunda dari jendela.

Ayah dan Nathan mengakhiri obrolan mereka, dan kembali masuk ke dalam rumah untuk bergabung sarapan.

Episodes
1 perubahan Nathan
2 penolakan Nathan
3 tragedi di parkiran
4 ada yang janggal
5 kejadian di acara kampus
6 kegagalan Cindy
7 sebuah perasaan
8 insiden maling
9 gara gara Cindy
10 Cindy curi curi kesempatan
11 saling ancam
12 Iren di ajak pergi Nathan
13 masa lalu Iren
14 kedekatan Iren dengan bunda
15 tamu tak di undang
16 harmonisnya keluarga Nathan
17 klan musuh mulai terlihat
18 Putri
19 pernyataan dan kewaspadaan
20 ratu drama
21 Iren emosi
22 pulang ke rumah Iren.
23 sebuah petunjuk
24 jadi melow
25 bakar bakaran
26 menunjukkan dirinya.
27 hari terakhir
28 kembali ke kota
29 kedatangan Putri
30 ada yang kepanasan.
31 ada yang ngambek
32 bekerja sama
33 terpancing
34 kembaran
35 penculikan Iren
36 misi penyelamatan
37 selamat
38 siuman
39 rencana Iren
40 dihina
41 Putri terus berusaha
42 Arya dan Nathan.
43 jebakan
44 benar benar di jebak
45 Iren kembali pulang
46 meluapkan emosi.
47 pemutusan kerja sama
48 memikirkan Iren.
49 kepindahan Iren
50 pilihan tersulit
51 menyusup
52 hampir saja.
53 menginap
54 Arya
55 mulai curiga
56 ketahuan
57 memaafkan
58 di perusahaan.
59 bau bau pengganggu
60 di tembak Nathan.
61 menyelamatkan Iren lagi.
62 khawatir
63 sama sama khawatir.
64 berpisah.
65 pemecatan
66 insiden.
67 cctv
68 musuh dalam selimut
69 siuman
70 beneran di lamar.
71 pulang
72 permintamaafan.
73 dipaksa
74 keluarga berkumpul
75 hari yang ditunggu
76 pencarian
77 usaha
78 sebuah misi
79 kagum dengan Iren
80 dipercepat
81 misi penyelamatan.
82 berkorban
83 usaha untuk kakek
84 kembali
85 tidak ada penundaan lagi
86 lamaran.
87 pancingan
88 rencana dijalankan
89 Santi
90 terus dipantau
91 kedatangan Rangga
92 Nathan dan Rangga
93 kerjasama Rangga dan Santi
94 menyusun rencana.
95 jalan jalan
96 Curiga
97 Dwi
98 di culik lagi
99 emosi
100 tewas
101 first kiss
102 siapa?
103 menyelamatkan
104 kritis
105 selalu bersama
106 kembali ke kampus
107 Cindy lagi
108 Ari dan Nathan
109 gaun
110 jebakan makan tuan
111 menjelang hari H.
112 sah
113 insiden tempat tidur
114 malam pengantin
115 Fitri, Iren dan Ririn
116 balasan untuk Cindy
117 rencana Arya
118 berkumpul dirumah kakek
119 tanda tanda
120 Dan ternyata
121 akhirnya
122 promosi
123 bonus part. Iren dan spesialnya
124 Ririn mulai curiga
125 akhir yang bahagia.. Ending
Episodes

Updated 125 Episodes

1
perubahan Nathan
2
penolakan Nathan
3
tragedi di parkiran
4
ada yang janggal
5
kejadian di acara kampus
6
kegagalan Cindy
7
sebuah perasaan
8
insiden maling
9
gara gara Cindy
10
Cindy curi curi kesempatan
11
saling ancam
12
Iren di ajak pergi Nathan
13
masa lalu Iren
14
kedekatan Iren dengan bunda
15
tamu tak di undang
16
harmonisnya keluarga Nathan
17
klan musuh mulai terlihat
18
Putri
19
pernyataan dan kewaspadaan
20
ratu drama
21
Iren emosi
22
pulang ke rumah Iren.
23
sebuah petunjuk
24
jadi melow
25
bakar bakaran
26
menunjukkan dirinya.
27
hari terakhir
28
kembali ke kota
29
kedatangan Putri
30
ada yang kepanasan.
31
ada yang ngambek
32
bekerja sama
33
terpancing
34
kembaran
35
penculikan Iren
36
misi penyelamatan
37
selamat
38
siuman
39
rencana Iren
40
dihina
41
Putri terus berusaha
42
Arya dan Nathan.
43
jebakan
44
benar benar di jebak
45
Iren kembali pulang
46
meluapkan emosi.
47
pemutusan kerja sama
48
memikirkan Iren.
49
kepindahan Iren
50
pilihan tersulit
51
menyusup
52
hampir saja.
53
menginap
54
Arya
55
mulai curiga
56
ketahuan
57
memaafkan
58
di perusahaan.
59
bau bau pengganggu
60
di tembak Nathan.
61
menyelamatkan Iren lagi.
62
khawatir
63
sama sama khawatir.
64
berpisah.
65
pemecatan
66
insiden.
67
cctv
68
musuh dalam selimut
69
siuman
70
beneran di lamar.
71
pulang
72
permintamaafan.
73
dipaksa
74
keluarga berkumpul
75
hari yang ditunggu
76
pencarian
77
usaha
78
sebuah misi
79
kagum dengan Iren
80
dipercepat
81
misi penyelamatan.
82
berkorban
83
usaha untuk kakek
84
kembali
85
tidak ada penundaan lagi
86
lamaran.
87
pancingan
88
rencana dijalankan
89
Santi
90
terus dipantau
91
kedatangan Rangga
92
Nathan dan Rangga
93
kerjasama Rangga dan Santi
94
menyusun rencana.
95
jalan jalan
96
Curiga
97
Dwi
98
di culik lagi
99
emosi
100
tewas
101
first kiss
102
siapa?
103
menyelamatkan
104
kritis
105
selalu bersama
106
kembali ke kampus
107
Cindy lagi
108
Ari dan Nathan
109
gaun
110
jebakan makan tuan
111
menjelang hari H.
112
sah
113
insiden tempat tidur
114
malam pengantin
115
Fitri, Iren dan Ririn
116
balasan untuk Cindy
117
rencana Arya
118
berkumpul dirumah kakek
119
tanda tanda
120
Dan ternyata
121
akhirnya
122
promosi
123
bonus part. Iren dan spesialnya
124
Ririn mulai curiga
125
akhir yang bahagia.. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!