Waktu terus berlalu, kedekatan Nathan dan Iren pun semakin dekat.
Mereka kini sering menghabiskan waktu bersama, bahkan sering terlibat dalam kegiatan kampus..
Seperti sekarang ini, BEM akan mengadakan acara selama 3 hari 2 malam untuk acara pergantian anggota BEM..
Nathan dan Iren di tunjuk oleh rekan rekannya satu kelas untuk maju menjadi ketua dan wakil ketua BEM yang baru, begitu pula untuk kelas yang lain akan mengirim rekan mereka menjadi pesaing Nathan dan Iren.
Setelah pengajuan proposal sudah di setujui oleh pihak kampus, anggota BEM sudah menyusun segala acaranya.
Hari Jumat siang bagi anggota BEM lama yang sudah tidak ada jam kelas mulai mempersiapkan untuk acara nanti..
Malam pertama, para calon ketua dan wakil ketua harus mengulangi menunjukkan visi misi mereka jika mereka terpilih menjadi ketua dan wakil ketua BEM yang baru karena sebelumnya mereka sudah memasang selebaran di area kampus layaknya pemilu.
Di sana nantinya akan ada perwakilan dari dosen juga anggota BEM yang lama juga ikut serta untuk nantinya menjadi tim penilai para calon.
"Than, sudah siap?" tanya Iren karena sebentar lagi giliran mereka yang naik ada sedikit gugup yang dia rasakan..
"Siap, kamu yakin?" Nathan balik bertanya.
"Entahlah, jalani ajalah jika terpilih ya alhamdulillah jika tidak ya sudah aku tidak mau ambil pusing.. Yang penting kita sudah berusaha" kata Iren tersenyum untuk mengurangi rasa kegugupannya.
Nathan hanya mengangguk dan tersenyum.
Malam ini Nathan tampak was was, karena dia tau ada perasaan yang kurang menyenangkan dari seseorang di sana..
Waktunya mereka naik pun tiba, saat dalam sesi tanya jawab tiba tiba listrik mati dan semua lampu padam.
Nathan yang memang sosok harimau putih masih bisa melihat setiap pergerakan di sana..
Tiba tiba ada seseorang yang akan mengerjai Iren, orang tersebut akan mendorong Iren dari panggung karena mereka mendirikan panggung kecil, namun akan lumayan sakit jika terjatuh dari sana..
Saat orang itu sudah akan mendorong, dengan cepat Nathan menarik Iren hingga tubuh Iren menabrak tubuhnya sehingga reflek Nathan memeluk Iren dan kemudian lampu kembali menyala.
Tatapan mereka berdua bertemu, dan jantung Iren berdegup kencang melihat manik mata Nathan.
"Nathan, badan kamu panas... Apa kamu tidak apa apa?" tanya Iren yang merasa hawa panas yang keluar dari tubuh Nathan.
"Tidak apa.. Maaf" Nathan melepaskan pelukannya..
Nathan mengalihkan pandangan ke sosok yang terjerembab di depan mereka.
"Cindy, sedang apa kamu?" tanya Iren.
Cindy bangun dan mendorong tubuh Iren.
"Awas kamu!!!" kata Cindy dengan wajah menahan malu.
Iren tampak bingung apa yang sebenarnya terjadi.
"Dia tadi hampir mendorongmu" kata Nathan.
"Hah? Kenapa?" Iren masih bingung.
"Nanti aku jelaskan, kita lanjutkan lagi" jawab Nathan.
Acara pun berlanjut dan kemenangan di peroleh Aura dan Andrea dari kelas lain
Setelah acara mereka segera kembali ketempat mereka masing masing.
"Nathan, tunggu.." panggil Iren.
Nathan berhenti dan berbalik badan.
"Apa yang ingin kamu jelaskan?" tanya Iren.
"Pinjem ponsel kamu" pinta Nathan.
Iren memberikan ponselnya ke pada Nathan, dan Nathan mengetikan sebuah nomor.
"Itu nomor ponsel ku, nanti ku hubungi" jawab Nathan.
Iren hanya mengangguk, dan terus menatap punggung Nathan yang berjalan meninggalkan nya.
"Dorrrrr melamun aja neng..." Ririn mengagetkan.
"Isssss Ririn, bikin jantungan aja loe" grutu Iren.
"Abis gue perhatiin loe merhatiin Nathan mulu, dan sejak kapan loe jadi aku kamu sama Nathan?" kata Ririn.
"Apaan si, emang ga boleh kaya gitu?" Iren pergi meninggalkan Ririn.
"Ehhh Ren tunggu, main tinggalin aja loe" Ririn mengejar Iren.
"Dahh yuk balik ke kelas pengen rebahan gue" kata Iren cuek.
Malam sudah larut, namun mata Iren belum juga bisa tertutup dia terus melihat ponselnya.
Ting...
Ada pesan masuk dan Iren langsung membukanya.
"Cepet keluar, aku tunggu di taman depan" pesan dari Nathan.
Iren bergegas bangun dan melihat sekelilingnya yang sudah pada masuk ke alam mimpi mereka masing masing.
Iren keluar dan membuka pelan pintunya..
Kreeeeeettt
Bunyi pintunya jika di tutup atau di buka.
Iren berjalan perlahan menuju ketaman yang di maksud Nathan.
Iren mengedarkan pandangannya mencari sosok Nathan, dan ternyata dia sedang duduk di tangga dekat kolam.
Iren menghampirinya, hawa dingin menusuk sampai ketulangnya .
Iren mengeratkan jaketnya dan bersedekap untuk mengurangi hawa dingin.
Namun aneh, Nathan hanya menggunakan kaos oblong biasa.
"Hai Than.." sapa Iren.
Nathan hanya mendongakkan kepalanya.
"Kamu memangnya tidak dingin ga make jaket?" tanya Iren heran.
"Ega" jawab Nathan.
Iren pun duduk di sebelah Nathan.
Saat akan duduk, dia memegang pundak Nathan.
"Nathan, kenapa tubuhmu terasa panas? Kamu sakit?" Iren tampak khawatir.
"Tidak Iren, aku tidak kenapa kenapa. Mungkin Karena tanganmu dingin jadi megang akunya terasa panas" Nathan beralasan..
"Trus, apa yang ingin kamu kasih tau?" tanya Iren lagi.
"Ini soal tadi waktu di panggung, Cindy itu sengaja mau mendorong kamu agar kamu jatuh ke bawah" kata Nathan.
"Ahhh masa si??? Kamu tau dari mana kan tadi suasana gelap Than?" Iren penasaran.
Nathan menatap Iren lalu beralih ke depan.
"Eeee ntahlah hanya perasaan ku saja, tapi nyatanya dia terjatuhkan di posisi kamu berdiri awalnya" Nathan masih ragu untuk mengungkap bahwa dia melihatnya.
"Iyaa sii, tapi kan dia belum tentu mau dorong akau Nathan, siapa tahu kan dia tersandung" kata Iren mencoba berpositif thinking.
"Lalu ngapain dia naik ke atas panggung???" kata Nathan lagi.
"Entahlah, biarin aja yang penting akunya ga kenapa napa. Makasih ya" Iren tersenyum...
"Aku merasa dia iri melihat kamu," kata Nathan lirih.
"Iri?? apa yang harus di Iriin dari aku, aku hanya orang biasa hidup di kostan, sedangkan dia selalu membanggakan dirinya anak dari pemilik kampus ini" jawab Iren.
Sejenak mereka terdiam..
Tiba tiba, Nathan melihat sosok yang tidak asing bagi dia.
"Iren, kamu kembalilah ke kelas.. Istirahat besok masih ada kegiatan lagi" kata Nathan takut terjadi sesuatu karena sosok itu mulai mendekat.
"Baik, kamu juga segera istirahat" Iren bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Nathan.
Nathan pun bangkit berdiri, di rasa Iren cukup jauh Nathan langsung merubah wujudnya dan melompat memancing sosok itu meninggalkan tempat itu.
Iren berbalik ke belakang ingin mengatakan sesuatu kepada Nathan.
Ternyata kosong tidak ada Nathan di sana.
"Cepet banget jalannya, dan lewat mana ya.. Harusnya kan dia di belakangku.. Tau ahh mungkin dia muter dulu kali" pikir Iren.
#####
Nathan berlari memasuki kawasan hutan yang tidak jauh dari kampusnya, dilihatnya kebelakang sosok itu mengejar mengikuti dia.
Mereka berdua berlari seperti bayangan sangat cepat.
Setelah di rasa cukup keluar dari area yang padat penduduk Nathan berhenti dan kembali merubah dirinya menjadi manusia biasa.
"Kenapa kau mengikuti aku!!!" kata Nathan dengan sosok itu.
Sosok itu pun juga ikut berubah menjadi manusia..
"Bukan urusan mu, dan cepat ikut saya!" kata orang.
"Jika saya tidak mau?" kata Nathan.
"Terpaksa aku harus memaksamu!" orang itu menyeringai.
Akhirnya mereka berdua bertarung, saling mengeluarkan jurusnya.
Saling adu jotos, menendang bahkan melompat kesana kemari dengan lincahnya.
Saat Nathan meloncat dari batu besar ke arah orang tersebut, dannn
Bughhhhh, serttttt.
Nathan mendapat tendangan di perut dan cakaran di lengan kirinya..
Nathan terhuyung kebelakang menahan sakit di perutnya..
"Hahahah, ayolahh anak muda. Jangan membuang buang tenaga, ikutlah dengan ku maka kau akan selamat dan tidak akan terluka" kata orang itu dengan sombongnya.
Nathan geram, dan berlari meloncat memberikan sebuah tonjokan ke muka orang tersebut.
Orang itu mundur kebelakang sambil memegangi keningnya yang mendapat tonjokan dari Nathan..
Terasa pusing di kepalanya dan tiba tiba..
Bughhhh...bughhhh
Dia kembali mendapatkan tendangan di perutnya dan kembali tonjokan tepat di hidungnya.
"Arggh, sialan " kata orang itu menahan sakitnya dan merasakan hidungnya mengeluarkan darahnya...
Kemudian dia berubah menjadi seekor harimau dan mengaummm keras.
Melihat itu, Nathan pun ikut merubah wujudnya menjadi harimau Putih..
Mereka berdua beradu kekuatan, saling mencakar menampar dengan cakaran mereka sungguh besar kekutan yang mereka keluarkan hingga beberapa pohon menjadi sasaran mereka menjadi tumbang dan beberapa meninggalkan bekas cakaran yang lumayan besar..
Dan saat harimau itu melompat ke arah Nathan, Nathan dengan sigap memberikan tamparan yang keras sehingga harimau itu terjatuh dan Nathan langsung menginjak lehernya.
Mereka berdua sama sama berubah menjadi manusia dengan posisi Nathan menginjak leher orang tersebut..
"Katakan siapa yang mengirim mu!!!" bentak Nathan.
"Tu...tuan besar Alexander" kata orang itu terbata karena tercekik.
"Kakek???" Nathan terkejut.
"Sejak kapan kalian mengetahui keberadaan kami?" tanya Nathan lagi.
"Sa...satu bulan yang lalu" jawab orang itu nafasnya mulai habis...
"Untuk apa dia mengirim mu hahhh??" Nathan menekan kakinya.
"Arghhhh le..lepaskan saya, saya tidak bi...bisa bernafas" kata orang itu..
Nathan dengan sigap melepas kakinya dan langsung memegang leher orang itu dari belakang dengan cakarnya sedikit menancap di leher orang itu dan tangan satunya memlintir tangan orang itu kebelakang.
"Cepat katakan, atau kerongkonganmu akan tercabut!!!" gertak Nathan.
"Arghhh" orang itu meringis kesakitan.
"Cepatt katakan!!!" Nathan mengeratkan cakarnya..
"Ba...baik... Tuan besar menginginkan anda tuan muda, ka..karena kekuatan yang anda miliki eghhhhh, tuan besar ingin anda bergabung dengan nya untuk melebarkan kerajaannya" kata orang itu.
"Katakan kepada kakek, bahwa saya tidak akan pernah mengikuti jejaknya apa lagi bergabung sampai kapanpun" kata Nathan..
"Ba...baik tuan muda" kata orang itu..
Nathan lalu melepaskan orang tersebut yang langsung merubah wujudnya dan pergi meninggalkan Nathan.
Nathan segera pergi karena hari sudah mulai pagi.
Nathan terus berlari dan kembali merubah wujudnya sebelum keluar dari hutan tersebut.
Dia berjalan dengan sedikit tertatih dan bekas cakaran di tangan kirinya, dia memasuki pintu gerbang kampus yang ternyata sudah terbuka pertanda sudah ada aktifitas di dalam meski belum semuanya..
Saat hendak menuju ke toilet untuk membersihkan diri. Nathan bertemu dengan Iren.
"Nathan, kamu kenapa?" tanya Iren.
"Iya elo kenapa?" tanya Ririn yang juga melihatnya
"Hahhh, enggak.. Gak apa apa kok" kata Nathan langsung pergi menghindari.
Iren dan Ririn saling bertukar pandangan..
"Rin, loe balik dulu aja ya.. Nitip perlengkapan gue" kata Iren sambil menyerahkan tempat perlengkapan mandinya.
"Ok, jangan lama lama" perintah Ririn pergi meninggalkan Iren.
"Iya!" Iren sedikit berteriak.
Iren kembali menuju ke arah toilet dan menunggu Nathan di luar toilet cowok.
Para mahasiswa berlalu lalang keluar masuk ke toilet namun Nathan tidak kunjung keluar..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments