Lia terbangun dari tidurnya yang sangat lelap, karena alarm ponselnya berdering, membuat kedua matanya terbuka lalu menggeliat sampai tubuhnya bergerak kesamping dan didapatinya sosok hantu Andra yang sedang tidur disebelahnya, terlihat ia berbaring dengan posisi miring menghadap ke arah Lia, membuat Lia tersenyum.
Pemandangan berbeda di pagi hari yang langsung membuat jantung Lia berdetak tak terkendali. Lia mengamati sosok hantu tampan itu tanpa berkedip, sepasang matanya terpejam dengan beberapa helaian poni rambut yang jatuh menutupi keningnya. Mana ada hantu setampan ini? serasa aneh tapi nyata. Lia merasa yakin bahwa pasti semasa hidupnya Andra di idolakan banyak gadis. Tidak salah semua penghuni sekolah memilihnya untuk menjadi ketos dan kapten basket, mungkin Andra sehebat itu.
Tanpa Lia sadari tanganya terulur merapikan helaian-helaian rambutnya yang menutupi keningnya. Lia merasa kasihan pada Andra karena memiliki cerita yang begitu teragis dari kematiannya.
"Apa kau kelelahan karena kau menangis semalam?"desis Lia dengan suara paraunya.
Entah berapa menit Lia hanya menghabiskan waktunya dengan memandangi wajah hantu tampan ini. Memandanginya dalam diam, seakan ia tak bisa mengalihkan pandangan sedikit pun dari wajah tampannya itu.
Salah satu bibir milik Andra tiba-tiba betkedut naik membentuk sebuah senyuman. Menadakan sang empunya sudah terbangun dan sadar bahwa ia sedang diamati.
"Sudah puas belum menatapi aku ketika sedang tidur?"suara paraunya terdengar khas orang baru bangun tidur, dengan kedua matanya yang ikut terbuka disertai senyuman terulas.
"A-apa?"Lia terkesiap, lalu membaringkan wajah telungkup dan menyembunyikan wajah malunya diatas bantal.
Andra terkekeh."Apakah aku sangat tampan sehingga pandangamu sama sekali tak beralih? kau tahu, rasanya pipiku terbakar karena tersipu akan apa yang kau lakukan padaku,"godanya yang membuat Lia menggerang kesal dan semakin menyurukkan wajahnya dalam kelembutan bantal.
"Apakah kau hanya pura-pura tidur?"tuduh Lia setelah ia menoleh dan mentap tajam kearah Andra.
Andra hanya mengangkat sepasang alisnya lalu terkekeh.
"Jangan kegeeran dulu, aku tak bermagsud."ucap Lia mendengus sebal.
"Setidaknya aku bisa berterimakasih, karena dengan begitu kau telah membangunkan tidurku. Kau tahu, ini pertama kalinya aku sebagai sosok hantu bisa tertidur dengan cukup pulas, biasanya aku akan terus terjaga dan meratapi nasibku. Kau telah menyambutku di pagi hari dengan tatapan intensmu, aku begitu tersipu."Andra terkekeh lagi, sembari satu tangannya menopang kepala, masih dengan posisi menyamping, binar matanya terlihat sangat bahagia karena telah berhasil mengenal sosok Lia yang bisa membantunya.
Lia memutuskan untuk tak menanggapi ocehan Andra, karena semakin ditanggapi pasti Andra akan semakin menggodanya.
Lia beringsut lalu mendekat ke meja belajar untuk mempersiapkan peralatan sekolah, dan Andra kini terlihat ikut beringsut lalu terduduk di tepi kasur.
"Kau akan sekolah?"tanya Andra.
"Hm.."sahut Lia pendek sembari memasukan beberapa buku sesuai jadwal pelajaran ke dalam ransel.
"Lalu kau akan bergegas mandi?"tanyanya lagi yang membuat Lia memutar bola matanya malas, karena Andra terlalu berisik.
Lia tak menjawab, ia hanya berjalan mondar-mandir mempersiapkan kebutuhanya. Meletakan seragam sekolahnya di atas kasur, dan bersiap untuk membersihkan diri.
"Lia, jawab__"
Lia menghela napas kesal lalu menyahut."Lalu apa lagi? apa kau pikir aku takan mandi? memangnya aku gadis yang jorok? pertanyaan yang sangat payah."Andra hanya terkekeh mendengar celotehan Lia yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.
"Bolehkah aku mengintip?"guraunya yang membuat Lia membelalakkan matanya.
"Dasar cabul!" Lia menatapnya kesal sementara Andra hanya tertawa.
Lia menghampiri Andra dengan kedua tangan berkacak pinggang dan hendak mengusrinya.
"Aku ini hantu aku bisa melihat apapun,"kekeh Andra dengan percaya diri.
"Tapi, aku bisa melihatmu. jadi kau takan bisa mengintipku! dasar hantu cabul!"cibir Lia memutar bola mata dengan jengah.
"Tapi__"
"KELUAR !"usir Lia kesal.
*****
Lia benar-benar sangat lelah menanggapi berbagai ocehan dari Andra yang sepanjang perjalanan sangat berisik, Lia sempat berpikir bahwa seorang ketos dan kapten basket cenderung memiliki keperibadian yang cool. Tapi, ternyata dugaannya salah Andra rupanya lebih cerewet dari perempuan.
"Kau marah padaku?"Andra bertanya sembari mensejajarkan langkahnya dengan Lia. Karena sedari tadi Lia tak menanggapi apapun ketika Andra berbicara.
Lia sama sekali tak bergeming, hanya helaan napas kesal yang terdengar.
"Jangan mengabaikanku, nanti kau tuli sungguhan bagaimana?"
Seketika langkah Lia langsung terhenti dan menatap tajam dua bola mata Andra yang menggemaskan minta untuk di colok.
"Apakah kau baru saja mendo'akan agar aku tuli? kurang ajar sekali dirimu, berhentilah untuk so kenal denganku!"Lia memukul bahu Andra sampai meringis kesakitan.
"Kita memang kenal,"
"Aku sama sekali tidak pernah mengajakmu berkenalan, paham?!"Lia menatap Andra kesal.
Lia menghela napas dan ia terpatung ketika melihat beberapa orang yang melintas menatap Lia seperti ketakutan. Sepasang alis milik Lia bertaut bingung, ada apa dengan orang-orang itu yang menatapnya aneh? apakah ada yang salah. Lia tampak berpikir sementara Andra seperti mengetahui apa yang Lia pikirkan saat ini.
"Apakah kau lupa? aku ini hantu, kau sedang berbicara dengan hantu. Sementara mereka tak melihatku, mungkin mereka semua berpikir kau sudah tak waras, maka berhentilah memakiku."kata Andra yang membuat Lia memelototinya.
"Apa? jadi magsud mu aku gila?"Lia marah lalu meringis."Ya, kau benar aku memang sudah gila karena berhubungan dengan hantu. Maka lupakan saja apa yang aku ucapkan semalam, aku tak ingin berurusan dengan hantu!"Lia menghentakan kaki kasar lalu meneruskan langkahnya, yang langsung di ikuti oleh Andra karena tak mengerti apa yang di ucapkan Lia barusan.
"Apa magsudmu?"tanya Andra setelah mengejar Lia.
"Kau tak mengerti juga?"judes Lia.
"Apakah kau baru saja memutuskan secara sepihak mengenai kesepakatan semalam?"
"Itu kau paham!"Lia menganggukan kepala tanpa menatap Andra sedikitpun.
"Jadi apa magsud perkataan mu semalam? kau hanya mengerjai aku?"langkahnya terhenti seketika.
Mata Lia berputar, menghela napas kasar lalu menghentikan langkah dan membalikan badan menatap wajah sendu Andra.
"Itu hanyalah kalimat penenang, agar kau berhenti menangis. Lagi pula aku tak bisa melakukan apapun, kenapa kau tak gentayangin saja pelakunya sampai dia ketakutan dan menyerahkan diri ke polisi. Apa susahnya?"ucap Lia angkuhsembari kedua tangannya bersidekap di dada.
"Aku pikir kau mengerti situasi sulitku, nyatanya semuanya berbanding terbalik dari apa yang aku pikirkan,"Andra berucap dengan nada kecewa, sembari menatap Lia sendu.
"Ya, ya, ya. aku telah membuatmu kecewa. lalu apa yang kau harapkan dariku?"
"Kau keterlaluan."Andra tertawa getir sebelum ia menghilang.
Lia mengerjap ketika dihadapannya sudah tak ada sosok Andra lagi, sebelum menghilang Andra terlihat seperti kehilangan sebuah harapan. Ucapan terakhir dari Andra membuat Lia menjadi merasa bersalah. Bukankah itu bagus? karena Andra pasti takan mengganggunya lagi, tapi entah mengapa Lia merasa gelisah karena telah mematahkan harapan Andra yang ia bangun setelah Lia mengatakan bahwa ia siap untuk membantunya memecahkan masalahnya.
"Andra?! apa kau pergi?"teriak Lia mencari-cari sosok tubuh jangkung Andra namun tak ia temui.
Hening.
"Andra?!"panggil Lia berkali-kali namun hanya sayupan angin yang terdengar. Jadi, sungguhan Andra menghilang?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
hantu ngambekan🤭
2022-02-07
0
Dini Purwaningsih
nice......
2021-11-17
1