"Dia Muncul"

Sejak Sifa menceritakan tentang ketos yang meninggal dibunuh, entah mengapa Lia akhir-akhir ini terus-terusan kepikiran dan sulit berpikir jernih. Lia berjalan mondar-mandir di kamar dengan menggigit ujung kukunya gelisah, mencoba melupakan bagaimana potret ketos itu.

Bahkan ia juga sempat bertemu dengan wajah hantunya langsung, betapa sangat mengerikan tapi tampan. jika Lia tahu bahwa itu hantu mungkin ia takan sesantai itu dan tentu saja ia akan berteriak. Ketika Lia semakin berusaha melupakan malah semakin tercetak jelas bagaimana rupanya.

Lia menghela napas kasar lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang, menatap langit-langit atap dengan gelisah. Dan, ia mengingat cuplikan ketika sang ayah akan mengajaknya pindah sekolah, Lia menggembangkan senyuman.

Hal itu adalah berita bagus, meskipun sempat kecewa tapi ternyata keputusan sang ayah malah menyelamatkannya dari rasa takut bersekolah di tempat yang berhantu, sekaligus sekolah yang memiliki citra buruk dalam kasus pembunuhan yang tak di tuntaskan untuk menemukan siapa pelakunya. percuma sekolah di tempat mewah, tapi tak bermoral.

Rasanya mata miliknya serasa perih, ia harus segera tidur agar besok ia bisa merasakan tubuhnya kembali bugar, setelah merasakan energinya yang serasa terkuras habis di terpa rasa takutnya yang berlebihan itu.

Baru saja Lia berusaha untuk memejamkan mata, tiba-tiba seberkas cahaya menyilaukan dengan begitu kuat dan membuat penglihatan serasa buta sesaat.

Secara ajaib, pemandangan yang ia lihat ketika pertama kali membuka mata serasa napasnya tertahan, serta terkejut dengan mata membelalak dan mencoba mencerna keadaan apa yang sedang terjadi.

Terlihatlah bentuk nyata dari seorang lelaki tampan berseragam sekolah yang kini menaungi tubuh Lia di atasnya. Namun, anehnya meskipun berada di atas tubuh Lia, Lia sama sekali tak merasa tubuhnya terhimpit beban berat. Lelaki itu seperti melayang bahkan seperti tembus, bisa di bilang mirip hantu. Apakah itu Andra? satu detik, dua detik lelaki itu mengerejap sebelum akhirnya ia tersenyum lebar.

"H-HANTU..."Lia berteriak.

Wajah lelaki itu terlihat panik ketika Lia berteriak, membuat Lia terduduk seketika dan lelaki itu juga langsung terbangun dari posisinya dengan tangannya yang langsung membungkam mulut Lia, lalu menggelengkan kepala pelan setidaknya itu adalah bagian dari kode agar Lia bisa tenang.

"Jangan berteriak, atau nanti orang tuamu akan curiga dan menganggapku sebagai hantu yang akan memperkosamu, maka tenanglah."bisiknya yang masih membekap mulut Lia.

Mata Lia serasa akan keluar dari tempatnya ketika ia bisa melihat wajah itu lagi, seorang lelaki yang pernah mengintip CD-nya sekaligus sosok yang diceritakan Sifa, bahwa dia adalah Andra ketos tampan yang di bunuh seseorang dengan sadis.

Ajaib, mengapa Lia bisa memiliki kemampuan yang serasa tak masuk akal? yaitu bisa melihat sosok hantu, padahal sebelumnya ia belum pernah merasakan bahwa ia seaneh ini.

Dengan takut-takut Lia langsung menyentakan bungkaman tangan lelaki itu dengan sekuat tenaga. Setelah berhasil, dengan deru napas yang tersenggal-senggal Lia langsung mengamankan diri untuk beranjak dan kabur ke sudut ruangan. Sementara lelaki itu malah menatap Lia dengan tatapan aneh dan bingung.

"Hei, kenapa kau takut? kau masih ingat padaku 'kan?"kali ini dia bersuara dengan nada beratnya.

Lia menggeleng-gelengkan kepala kuat, meneguk pelan air liurnya dan menampar pipinya sendiri untuk memastikan bahwa ini hanyalah mimpi. Tamparan yang ia lakukan ternyata berdenyut nyeri, membuatnya mengerti bahwa ini bukan mimpi.

"Hei, apakah kau baik-baik saja?"dia berbicara lagi dan hendak menghampiri Lia, namun terhenti karena Lia mencegah.

"Jangan mendekat atau aku akan teriak!"pekik Lia nada mengancam.

Lelaki itu menurut, menatap Lia dengan binar mata yang menggemaskan layaknya seorang anak kecil yang meminta untuk di belikan peremen dan balon warna-warni, ia terihat menggaruk kepalanya seperti kebingungan. Sial, lelaki itu terlihat tampan meskipun tingkahnya bak bocah ingusan.

"A-aku bukan pelakunya maka jangan menghantuiku!"Lia berucap gelagapan dengan rasa takut yang tiada henti, jelas meskipun lelaki itu tampan tapi dia terihat mengerikan.

"Aku Andra dan kau Lia?"lelaki itu memperkenalkan diri, tanpa mengindahkan apa yang Lia ucapkan barusan.

"Aku tak ingin berkenalan dengan hantu, cepat enyahlah!"sambung Lia cepat dengan nada pengusiran sembari menggeleng-gelengkan kepala dan deru napasnya yang tak beraturan.

"Kau sudah tahu mengenai aku?"tanyanya dengan binar mata antusias.

"Tidak,"geleng Lia berusaha untuk berpura-pura tidak tahu apapun mengenai tentang kasusnya. Tentu saja agar ia aman. Namun, nyatanya Andra tak mudah untuk ditipu.

"Hanya kau yang bisa melihatku, dan bahkan mungkin kau sudah mengetahui bahwa aku sudah menjadi arwah, hanya kau yang bisa ku harapkan, semoga kau bisa membantu."ucapnya semangat sembari duduk di tepi ranjang, membuat Lia melotot tanda protes.

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan, sudahlah menyingkir dan enyah dari kamarku, dasar cabul!"Lia mengusir hantu Andra. Dengan cara melemparkan barang-barang apapun yang ada di dekatnya. Entah itu buku yang cukup tebal, tas selempang, sisir, ikat rambut bahkan melemparkan bra miliknya.

Andra tersadar dan melototi ketika tali Bra itu menyangkut di atas kepalanya. Bahkan sang empunya pun ikut terperangah sekaligus menahan malu, ceroboh sekali rasanya mengapa ia menyimpan pakaian berharga miliknya di sembarang tempat.

Dan hantu macam apa dia? barang yang terlempar malah tidak tembus? ajaib. Tapi, memang benar 'kan makhluk tak kasat mata pasti bisa tembus.

"Ini milikmu?"tanya Andra sembari menjewer tali bra itu, seketika Lia langsung merebutnya dengan kasar.

"Hentikan cabul!"serunya yang langsung menyembunyikan bra itu di belakang punggungnya.

"Aish, ukurannya kecil sekali,"desis Andra meledek.

"APA?"Lia melototi Andra dengan gemas.

"Ah, tidak. aku hanya bergurau."cengirnya seraya berdiri.

"Kau sangat mengerikan, wajahmu pucat sekali. Kapan kau akan pergi? pergilah jangan mengganggku."rajuk Lia nada putus asa, karena sedari tadi ia mengusir Andra namun tak urung jua pergi.

"Aku takan mengganggumu, justru aku akan menjagamu, percayalah."ucapnya yang membuat kedua alis Lia bertaut bingung.

"Apa magsudmu menjagaku? aku tak butuh kau untuk menjagaku, pergilah. Aku tak pernah berurusan dengan hantu!"seru Lia sewot.

"Aku sungguh akan menjagamu, dan tolong juga bantu aku untuk mengungkap teragedi pembunuhan rengking satu di sekolah, aku butuh seorang manusia untuk berbicara. Sedangkan aku kini sudah menjadi hantu, aku bisa apa? aku sudah tak punya kuasa, dan sampai kini aku tak pernah tenang,"Andra berucap dengan binar mata memohon dan ada kesedihan disana.

"Tapi aku tak mempunyai kekuatan apapun, aku hanyalah gadis biasa. Bahkan, aku tak ingin terlibat dengan kasus semacam ini. Terlalu rumit dan bahkan aku akan segera pindah dari sekolah itu. Maka cari bantuan dari orang lain saja, jangan aku. Aku bukan orang yang tepat, aku minta maaf."tolak Lia dan tanpa sadar Lia bisa berucap dengan tenang tanpa rasa takut lagi.

Hening.

Andra hanya diam, tak bergeming sedikitpun. Berdiri dengan lemah dan sepasang matanya menatap Lia dengan raut wajah kesedihan, membuat hati Lia seketika serasa tersentuh. Lia bisa melihat ada remangan buliran air mata yang menggantung di matanya yang kelam dan sayu, lalu setetes air mata itu jatuh dengan sendirinya dan membasahi pelupuk pipi menambah kesan rapuh dan tak berdaya.

"Hei, kenapa kau menangis?"tanya Lia dengan hati yang serasa iba.

Andra menggeleng pelan lalu berusaha tersenyum, meskipun senyum itu tipis, seperti sedang menguatkan dirinya sendiri.

"Setelah enam bulan ini aku berusaha mencari seseorang, aku tak pernah menemukan siapapun yang bisa melihatku. Dan, pada akhirnya aku bertemu dengan kau, dan hanya kau yang bisa melihatku. Aku seperti mendapatkan petunjuk dan secerca harapan. Aku pikir kau orang yang tepat, nyatanya aku keliru."Ia tersenyum miris.

Hening.

"Mungkin nasibku sangatlah buruk, meninggal tanpa ketenangan karena pelakunya belum bisa mendapatkan hukuman setimpal. Jika memang seperti ini jalannya, aku hanya bisa menikmati kematianku ini dengan kesedihan. Apalagi kesedihanku akan semakin bertambah karena orang tuaku yang juga belum merelakan kepergianku selama ini,"setelah berbicara demikian Andra memunggungi Lia dan terdengarlah suara isak tangis yang menyayat hati yang membuat Lia terkejut.

"K-kenapa kau menangis terus? kau tidak malu? karena menangis ketika sedang bersama seorang perempuan?"Lia berusaha untuk menghibur Andra, dengan perlahan Lia melangkah gamang untuk menghampirinya.

Andra masih saja sesegukan dengan kepala tertunduk layu, isakan tangis yang tiada hentinya semakin terdengar jelas di indra pendengaran Lia. Isakan yang menyayat hati dengan segudang perih yang menyiksa, membuat Lia merasa bersalah, tapi ia juga bisa apa? Lia serasa terbelenggu dan entah harus bagaimana.

"A-aku akan berusaha,"akhirnya hanya kalimat itu yang meluncur dari bibir Lia, membuat Andra terhenti dari isakan kemudian menoleh kearah Lia dengan binar matanya yang muram dan gelap.

Terpopuler

Comments

Moeryathi

Moeryathi

lanjut😊😊😊

2022-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Murid Pindahan
2 Episode 2 : Misterius
3 Episode 3 : Lelaki Aneh
4 "Pembunuh berdarah dingin"
5 "Mengungkap Tabir"
6 "Dia Muncul"
7 "Andra Menghilang?"
8 "Kerumah Andra"
9 "Semmy"
10 "Handsome Ghost"
11 "Dasar hantu sialan"
12 "Sifa berkhianat?"
13 "Lia, menjadi umpan?"
14 "Andra dan Lia ciuman?"
15 "Cemburu?"
16 "Ciuman pertama dengan cinta pertama"
17 "Li, apa kau mau menerimaku?
18 "Psikopat itu datang?"
19 "Sifa pindah sekolah?"
20 "Gudang"
21 "Kita putus !"
22 "Andres?"
23 "Kerinduan"
24 "Kau mirip sekali dengan pacarku,"
25 "Kita harus masuk kedalam gudang itu."
26 "Apakah aku tak boleh bahagia?"
27 "Cium dulu, baru pulang !"
28 "Cemburu pada Jesllyn."
29 "Andres yang royal"
30 "Rencana Andres dan Lia."
31 "Ma'afkan aku, Li."
32 "Malam yang mencekam"
33 "Perempuan psikopat itu Sifa?"
34 "Tragedi mengerikan."
35 "Penyekapan."
36 "Ada apa dengan Andres?"
37 "Dua psikopat sulit di taklukan."
38 "Misi pertama"
39 "I Remember"
40 "I Love You, Anyway."
41 "Egois!"
42 "Pertemuan Jesllyn dan Semmy"
43 "Misi ke dua"
44 "Misi ke tiga"
45 "Dimana Andres?"
46 "Andres, izinkan aku untuk sebentar saja memelukmu,"
47 "Fakta terungkap."
48 "Perpisahan."
49 "Buku Diary Semmy."
50 "Kenangan tentang Andra dan Sifa,"
51 "Ke rumah calon mertua?"
52 "Kalian pacaran?"
53 "Rahasia."
54 "Si Dia."
55 "Li, apa kau tak pakai bra?"
56 "Ada pertemuan ada perpisahan,"
57 "Ciuman bukan akhir segalanya?"
58 "Kecelakaan,"
59 "Berada di dimensi lain,"
60 "Ayo, kita pulang."
61 "Sadar dari koma,"
62 "Ada tamu? siapa?"
63 "Minta ma'af pada Andres?"
64 "Suka sama dress nya 'kan?"
65 "Terimakasih, Andres."
66 "Tag di facebook,"
67 "Bukan karena datang bulan!"
68 "Aku ke kamar mu,"
69 "Bayu Argantara Wijaya,"
70 "Malapetaka."
71 "Pertarungan yang seru,"
72 "Semuanya belum berakhir."
73 "Stefan dan Nabila."
74 "Seringai jahat,"
75 "Kau flu?"
76 "Perpisahan sekolah."
77 "Amanat dari Nabila"
78 "Ciuman di dapur?"
79 "Mimpi basah 21+"
80 "Sama-sama mimpi basah 21+"
81 "Mati lampu 21+"
82 "Aku terpengaruh olehmu."
83 "Salah Paham,"
84 "Bisa antar aku ke kamar mandi?"
85 "Jangan lumpuhkan ingatanku!"
86 "Magic Hour"
87 "Dia tampan tapi takan menjadi hantu,"
88 "Pilihlah kata hati."
89 "Kabar buruk!"
90 "Pertengkaran,"
91 "Lelaki tampan asli."
92 "Prinsif."
93 "Andres wisuda."
94 "Kado terindah dari Andres."
95 "Pernikahan,"
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1 : Murid Pindahan
2
Episode 2 : Misterius
3
Episode 3 : Lelaki Aneh
4
"Pembunuh berdarah dingin"
5
"Mengungkap Tabir"
6
"Dia Muncul"
7
"Andra Menghilang?"
8
"Kerumah Andra"
9
"Semmy"
10
"Handsome Ghost"
11
"Dasar hantu sialan"
12
"Sifa berkhianat?"
13
"Lia, menjadi umpan?"
14
"Andra dan Lia ciuman?"
15
"Cemburu?"
16
"Ciuman pertama dengan cinta pertama"
17
"Li, apa kau mau menerimaku?
18
"Psikopat itu datang?"
19
"Sifa pindah sekolah?"
20
"Gudang"
21
"Kita putus !"
22
"Andres?"
23
"Kerinduan"
24
"Kau mirip sekali dengan pacarku,"
25
"Kita harus masuk kedalam gudang itu."
26
"Apakah aku tak boleh bahagia?"
27
"Cium dulu, baru pulang !"
28
"Cemburu pada Jesllyn."
29
"Andres yang royal"
30
"Rencana Andres dan Lia."
31
"Ma'afkan aku, Li."
32
"Malam yang mencekam"
33
"Perempuan psikopat itu Sifa?"
34
"Tragedi mengerikan."
35
"Penyekapan."
36
"Ada apa dengan Andres?"
37
"Dua psikopat sulit di taklukan."
38
"Misi pertama"
39
"I Remember"
40
"I Love You, Anyway."
41
"Egois!"
42
"Pertemuan Jesllyn dan Semmy"
43
"Misi ke dua"
44
"Misi ke tiga"
45
"Dimana Andres?"
46
"Andres, izinkan aku untuk sebentar saja memelukmu,"
47
"Fakta terungkap."
48
"Perpisahan."
49
"Buku Diary Semmy."
50
"Kenangan tentang Andra dan Sifa,"
51
"Ke rumah calon mertua?"
52
"Kalian pacaran?"
53
"Rahasia."
54
"Si Dia."
55
"Li, apa kau tak pakai bra?"
56
"Ada pertemuan ada perpisahan,"
57
"Ciuman bukan akhir segalanya?"
58
"Kecelakaan,"
59
"Berada di dimensi lain,"
60
"Ayo, kita pulang."
61
"Sadar dari koma,"
62
"Ada tamu? siapa?"
63
"Minta ma'af pada Andres?"
64
"Suka sama dress nya 'kan?"
65
"Terimakasih, Andres."
66
"Tag di facebook,"
67
"Bukan karena datang bulan!"
68
"Aku ke kamar mu,"
69
"Bayu Argantara Wijaya,"
70
"Malapetaka."
71
"Pertarungan yang seru,"
72
"Semuanya belum berakhir."
73
"Stefan dan Nabila."
74
"Seringai jahat,"
75
"Kau flu?"
76
"Perpisahan sekolah."
77
"Amanat dari Nabila"
78
"Ciuman di dapur?"
79
"Mimpi basah 21+"
80
"Sama-sama mimpi basah 21+"
81
"Mati lampu 21+"
82
"Aku terpengaruh olehmu."
83
"Salah Paham,"
84
"Bisa antar aku ke kamar mandi?"
85
"Jangan lumpuhkan ingatanku!"
86
"Magic Hour"
87
"Dia tampan tapi takan menjadi hantu,"
88
"Pilihlah kata hati."
89
"Kabar buruk!"
90
"Pertengkaran,"
91
"Lelaki tampan asli."
92
"Prinsif."
93
"Andres wisuda."
94
"Kado terindah dari Andres."
95
"Pernikahan,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!