Ciuman itu masih tetap berlanjut, Ac masih menyala tapi suhu ruangan terasa panas dan sempit. membuat napas mereka berdua terasa memburu. ciuman yang membuat Lia gemetar sementara Andra seperti santai dalam aktivitasnya.
detakan jantungnya sama sekali tak terkendali dan itu membuat Lia takut organ penting itu akan meledak secara cepat.
sedari tadi tangan Lia mencengkram kuat kerah baju seragam sekolah milik Andra, napasnya seperti akan habis, bahkan mengapa ia begitu pasrah untuk menyerahkan diri pada Andra. apa karena cinta? yang membuatnya bisa kehilangan akal sehat yang entah pergi kemana, ke antartika? ataukah ke samudra hindia? yang jelas akal sehatnya tidak ditemukan di momen seperti ini.
disaat seperti ini pun rasa penasaran mengenai mantan Andra yang bernama Jesllyn itu malah terus saja menghantuinya, jutaan pertanyaan yang masih belum terlontar sudah menumpuk memenuhi ruang benaknya yang ingin segera tahu jawaban. apakah Andra pernah ciuman dengan Jesllyn? ataukah mereka berdua pernah melakukan lebih dari itu?
pagutan bibir itu terlepas, setelah mereka berdua sama-sama kehilangan napas. atau mungkinkah Andra tersadar bahwa hantu semacam dia masih pantas dibisikkan oleh hantu lainnya atau oleh iblis lainnya? untuk melakukan hal yang lebih? oh shitt, mustahil.
Lia terengah sementara wajahnya terasa panas. susah payah ia menormalkan degup dadanya yang berpacu. reaksi yang memalukan apalagi kini Andra tengah memperhatikan wajahnya. mungkin Andra tahu jika ciumannya sangat mempengaruhi Lia.
"Kita ciuman, right?"
suara serak Andra terdengar persis seperti bisikan tepat di telinganya, yang membuat tubuhnya kembali merinding. Lia melepaskan tautan tangannya dari kerah baju Andra, dengan ekspresi salah tingkah. yang membuat Lia ingin memalingkan wajahnya, namun masih tertahan dengan tangan milik Andra yang masih merangkum pipinya.
"A-apa? C-ciuman? aku tak habis pikir bahwa sosok hantu bisa berciuman dengan manusia, kau sedang berhalusinasi?"Lia mencoba menyangkal dengan suara tergagap, betapa malunya dengan apa yang telah ia lakukan sebelumnya.
Andra pun langsung terkekeh geli mendengar reaksi Lia barusan. sangat menggemaskan.
"Wow, Li. kau baru saja menyangkal? aku tak percaya bahwa kau menyangkal setelah melakukan adegan ciuman yang erotis barusan."ledek Andra geleng-geleng kepala.
Lia meringis gelisah, kenapa ia bodoh sekali?
"Kau merebutnya, apa kau tak tahu malu?"
"Merebut apa?"tanya Andra bingung.
"Kau merebut ciuman pertamaku, apa kau tak tahu malu?!"seru Lia sembari mengerucutkan bibirnya.
"Dan kau membalasnya?"ledeknya lagi sambil terkekeh.
"Aku tidak membalasnya, dan kau berhalusinasi ! cepat menyingkir dariku, dasar hantu cabul !"Lia memukul pelan dada Andra, dan mencoba menahan rasa malu karena ia merasakan bahwa pipinya sudah terbakar habis. namun, Andra masih mempertahankan posisi semula.
"Ayolah, Li. jangan bersikap seolah-olah kau korbannya dan aku si pelaku. jelas-jelas kau juga membalas ciumanku. dan otakku juga masih setengah sadar bahwa lidahmu juga menari dengan lidahku,"
"Setengah sadar itu berarti kau dalam halusinasi !"kilah Lia lagi, tak ingin mengakui kejadian yang sebenarnya, karena ia gengsi. dan tak ingin membuat Andra merasa berada di atas angin karena dengan mudahnya Lia mengakui, pasti Andra akan berubah congkak dengan pengakuan itu.
"Jangan bohong, atau aku akan mencium mu lagi !"ancamnya dengan seringai senyuman yang membuat Lia melongo dengan ancaman liciknya yang sangat menyebalkan itu.
"Aku takan mengizinkannya !"
"Tapi aku cukup yakin meskipun tanpa seizinmu, kau pasti akan membalas ciuman ku lagi !"Andra berucap santai sementara Lia hanya berdecak gemas. Andra kenapa sangat menyebalkan sekali?
"Dan mungkin akan lebih liar dari ciuman ku!"tambahnya lagi dengan gelak tawa. Lia langsung melotot tak terima dengan ucapannya yang sembarangan itu.
"Jangan sampai celurit di gudangku menebas habis lehermu! apa kau paham ?!"ancam Lia tajam seraya tersenyum miring.
"Apakah aku harus takut padamu, Li?"goda Andra lalu ia bangkit berdiri membuat Lia menjadi sangat lega. karena Andra sudah tak menghimpitnya lagi.
"Seharusnya takut !"sengit Lia yang langsung beringsut duduk.
"Berikan aku jawaban mengapa kau membalas ciumanku?"tanya Andra sembari menyipitkan matanya.
"Justru aku ingin bertanya padamu, mengapa kau mencium ku?"Lia malah berbalik bertanya dengan wajah cemberut kesal.
"Aku yang bertanya lebih dulu, maka jawab dulu pertanyaanku."Andra meringis sembari kedua tangan berada disaku celananya dengan santai.
"Ish, kenapa kau menyebalkan sekali sih!"decak Lia gemas.
"Kau membalas ciumanku, karena kau menyukaiku? apa itu benar?"nada Andra menggoda membuat pipi Lia serasa terbakar lagi, baru saja padam akibat perdebatan kini harus terbakar kembali karena Andra yang menggodanya.
"Kita harus bicara!"pinta Lia setegas mungkin.
"Bicara saja,"kata Andra santai.
"Mungkin aku menyukai..."Lia berkata ragu.
"Menyukai apa? menyukai ku atau menyukai ciuman ku saja?"desak Andra tak sabaran yang membuat Lia kembali berdecak gemas.
"Dengar dulu !"
"Oke baiklah aku akan diam,"ucapnya menghembuskan napas sabar.
"Mungkin e...mungkin aku..."
"Apa? ayolah Li, bicara yang benar."lagi-lagi Andra memotong pembicaraan Lia karena ia tak sabar menantikan jawaban sementara Lia masih saja gugup dalam berbicara.
"Mungkin aku menyukaimu, apa kau paham? apa kau dengar ?"sambung Lia cepat sembari berdiri.
"Kenapa harus mungkin? kau masih ragu?"
"Oke, aku menyukaimu dan tidak mungkin jika aku tak menyukaimu tapi malah membalas ciumanmu. itu pasti aneh. dan aku bukan type perempuan rendahan seperti itu. aku membalasnya karena aku memang menyukaimu !"jujur Lia mengungkapkan sesuatu yang memang sulit untuk diucapkan, tapi nyatanya ia merasa menjadi ringan setelah berbicara terus terang pada Andra.
"Li?"Andra memanggil Lia pelan. seolah ia tak menyangka dengan apa yang dikatakan Lia barusan.
"Andra, ciuman tadi adalah sebuah kesalahan jadi kita jangan pernah mengulanginya lagi!"ucap Lia serius, sementara kedua alis Andra bertaut bingung.
"Tapi kenapa?"
"Karena aku hanya menganggapmu teman!"ucap Lia setelah beberapa saat terdiam seperti kesulitan untuk memberikan lebel status untuk Andra.
"Tidak ada teman yang saling berciuman, Li !"sambung Andra cepat seolah ia tak terima dengan status yang Lia berikan padanya.
"Ada. itu antara kau dan aku. aku memang menyukaimu tapi aku hanya menganggapmu teman."
mendengar Lia berbicara seperti itu membuat Andra menggeleng kepala tak habis pikir, mengapa harus teman? kenapa tidak lebih.
"Kenapa kau hanya menganggapku hanya teman? kenapa tidak lebih dari itu?"tanya Andra nada protes.
"Kenapa kau tidak bertanya pada dirimu sendiri?"sengit Lia mengedikan dagu kearah Andra, dengan kedua tangan bersidekap didada.
"Ayolah Li, aku tidak paham kode perempuan."desis Andra meringis tak mengerti dengan gelagat Lia yang membingungkan.
"Kenapa kau sungguh tidak peka?!"sindir Lia menghembuskan napas kasar, lalu menghempaskan diri duduk di kasurnya lagi tanpa menatap wajah Andra yang membuatnya kesal.
"Aku menyukaimu lebih dari kata menyukai, orang menyebutnya dengan cinta. jika kau menanyakan alasannya mengapa aku mencintaimu, aku tidak tahu. aku hanya ingin kau pun merasakan hal yang sama. Apa kau mau menjadi pacar ku, Li? maaf aku tak bisa berkata puitis dan romantis."ungkap Andra yang membuat kepala milik Lia langsung terangkat dan menatap mata Andra lamat-lamat.
"Kau?"
tiba-tiba Andra langsung berlutut tepat di hadapan Lia, secara lembut Andra menggenggam tangan Lia yang berada dipangkuannya, sementara satu tangannya lagi merengkuh pipi milik Lia seraya mengembangkan senyuman, dan binar mata tulus yang membuat Lia terpaku.
"Li, apa kau mau menerimaku?"tanya Andra lagi dengan nada serius yang membuat Lia tercenung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
heh mana ada hantu sama manusia pacaran?🤣
2022-02-07
1