Sekarang Lia sedang berada di perpustakaan sekolah bersama Sifa, Lia memang sering menghabiskan waktu di perpustakaan saat ia masih berada disekolah terdahulunya.
Jemari tangannya menelusuri buku-buku yang berjejer rapih di rak kayu cokelat yang menjulang tinggi yang memenuhi ruangan. Lia melirik sekilas kearah Sifa yang duduk di ujung sana, sementara jarinya memilih dan mengambil sebuah buku.
Lia membuka lemaran demi lembaran buku itu, setelah dirasa menarik Lia akan melanjutkan membaca buku itu sampai tuntas.
Lia sangat meyukai perpustakaan, tempatnya luas, nyaman, tenang, dan sejuk dengan Ac yang berpungsi dengan baik disana. Apalagi suhu Jakarta sangat panas bak neraka bocor.
Tampaknya Lia belum puas dengan buku yang ia dapatkan, maka ia pun kembali menelusuri dan bergerak menuju rak yang paling akhir. Setiap rak selalu diberi lebel judul seperti sastra khusus sastra, dan rak buku rohani. Dan yang Lia temui adalah label data sekolah, sepertinya mengenai data diri murid yang sudah tak terpakai. Dengan iseng, Lia menelusuri buku yang berjejer dan mengambil salah satu proposal itu.
Andra Mahaesa Dirlangga, di peroposal tertera nama itu. Peralahan Lia membuka lembaran halaman pertama, dengan Daftar Riwayat Hidup.
Nama : Andra Mahaesa Dirlangga
TTL : DKI Jakarta, 1 Maret 2003
Jabatan : -Ketua Osis priode 2020
-Capten basket priode 2019-2021
Kelas : XII IPA1
Alamat; Pindok Indah, Blok B, No 23.
Lia kemudian men-skip bagian Daftar Riwayat Hidup dan kemudian membuka halaman kedua dan menampilkan sebuah photo berukuran 4x6.
Sontak Lia terperangah, karena ia mengenali sosok siswa yang memang mirip seperti apa yang ia lihat di photo. Dia adalah lelaki yang mengintip CD nya tempo hari, Lia mengangguk-nganggukan kepala seolah ia berhasil menemukan lelaki yang tak sopan ini, mungkin itu yang ada dalam pikiran Lia.
Maka, Lia pun langsung membawa proposal itu dan menghampiri Sifa yang duduk di ujung sana. Siapa tahu Lia bisa menemukan petunjuk mengenai lelaki itu, setidaknya ia bisa memberikan teguran padanya atas tindakannya yang mengintip saat itu.
"Sifa, aku ingin bertanya mengenai siswa ini. aku ingin memberikan pelajaran padanya, bisa kau bantu aku?"Lia menyerahkan proposal itu setelah ia duduk di samping Sifa sembari menunjuk potret Andra.
Sifa menghentikan aktivitasnya yang sebelumnya sedang membaca buku, seketika matanya membelalak kaget ketika melihat potret photo di proposal itu.
"Sifa, kau kenapa? ada masalah?"tanya Lia bingung.
"Kau mengenalnya?"tanya Sifa terkesiap dengan mata melotot.
"Justru itu aku minta bantuanmu, apakah kau mengenal siswa ini? aku ingin bertemu dengannya, kau tahu dia sangat tak sopan. Kapan hari saat aku pertama kali masuk sekolah ini, aku bertemu dengannya. Apa kau tahu apa yang dia lakukan? dia mengintip CD milikku. Aku ingin memberikannya sedikit pelajaran, memangnya dia pikir siapa bisa mengintip seenaknya begitu."cerocos Lia panjang lebar, menceritakan kronologi sebenarnya.
"APA?"Kejut Sifa yang membuat beberapa pasang mata menatap Sifa karena ia berisik.
"Jangan teriak-teriak ini di perpustakaan Sifa,"tegur Lia menghela napas malas.
"Kau jangan membuat sebuah lelucon garing Lia, jangan menakut-nakutiku."kata Sifa yang membuat Lia semakin kebingungan.
"Aduh apa magsudmu sih, sungguh aku tak mengerti. coba jelaskan! jangan membuatku kebingungan seperti ini,"pinta Lia gemas.
"Sebenarnya kami semua dilarang membicarakan tentang Andra di sekolah ini,"bisik Sifa membuat Lia menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal.
"Tapi, kenapa? apa karena dia Ketos dan capten basket? sehingga jangan ada citra buruk yang melekat pada dirinya? oh, astaga, kau tahu dia sangat tidak sopan padaku. Aku tak peduli tentang jabatannya, biarkan aku memakinya. Beri tahu aku apakah dia sekarang sekolah? kenapa aku tak pernah melihatnya sama sekali? apakah dia sangat sibuk dengan jabatan yang ia milikki?"cerocos Lia seraya memutar bola mata malas disela-sela obrolannya.
"Apa kau sungguh ingin tahu?"tanya Sifa yang membuat Lia semakin penasaran.
Lia berdecak gemas."Beritahu aku!"pinta Lia semakin penasaran.
Sifa terlihat menengok kanan-kiri, memastikan bahwa tak ada orang lain yang sedang mendengarkan perbincangan mereka berdua.
Sifa berbisik."Sebenarnya dia sudah meninggal sejak enam bulan yang lalu,"
"APA?"Lia berteriak tak percaya seraya melotot, hampir saja kedua bola matanya keluar dari tempatnya. Dan bulu kuduknya berdiri tanpa di pinta, sungguh merinding.
"Suuuttt.."seorang siswi menegur Lia sinis.
Lia pun membungkam mulutnya, sembari menatap Sifa tak percaya, dan kepalanya terus meggeleng-geleng tak habis pikir.
Lalu saat itu siapa yang ia lihat? apa itu hantu? jadi dia bisa melihat hantu? mustahil, Lia bukan indigo tapi mengapa ia bisa melihat hantu setampan itu bahkan layaknya manusia normal? hanya saja lelaki itu wajahnya pucat, Lia sempat berpikir bahwa mungkin lelaki itu sakit. Rupanya dugaannya salah, bahwa sebenarnya lelaki itu sudah meninggal dan sudah hampir setengah tahun.
"Lalu apa yang aku lihat tempo hari?"Lia ternganga.
"Mungkin hantu,"cicit Sifa berigidig.
"Apa dia sakit sampai dia meninggal?"
"Dia di bunuh?"
"APA????"
"Suut... apakah kau bisa membungkam mulutmu? jangan terus-terusan teriak, telingaku rasanya akan pecah!"tegur siswi yang lain, Lia pun langsung terdiam sesaat.
"Sudah ketemu siapa pelakunya?"tanya Lia lagi yang masih penasaran, namun Sifa hanya menggelengkan kepala."Dengan cara apa dia dibunuhnya dan kenapa sampai saat ini pelakunya belum ditemukan?"sambung Lia lagi.
"Menurut rumor ada seseorang yang sengaja mendorongnya dari atap sekolah ketika dia sedang belajar, sampai dia terjatuh dan luka di kepalanya cukup parah."cerita Sifa membuat mata Lia melotot.
"Seharusnya kasusnya segera di usut dan pihak sekolah tak perlu repot menutup-nutupinya."saran Lia sambil berdecak kesal.
"Tak semudah itu,"sahut Sifa.
"Astaga, aku tak percaya aku bertemu hantu disiang bolong."desis Lia tak habis pikir.
"Sekolah ini sangat mengerikan, maka kau jangan sendirian."kata Sifa, Lia bergetar ketakutan.
"Ini bukan cerita fiktif 'kan?"tanya Lia belum meyakini apa yang Sifa katakan tentang kematian ketos tampan itu.
"Aku serius, Li."jawab Sifa berbisik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
dylan wang😂
2022-02-07
0
Moeryathi
nie nanti berani g kekamar mandi😬😬😬😬😬😬
2022-01-02
0
Mawungarimau
mantap author...ceritanya seru
2021-12-03
0