Lia menghembuskan napas panjangnya, menepuk-nepuk pipinya dan membuyarakan imajinasi liar itu. syukurlah, ciuman itu tak terjadi. setelah menutup pintu kamar, Lia langsung menyeret langkahnya lalu menuruni tangga yang langsung tersambung ke meja makan.
Dimeja makan sudah ada ayah, dan kakaknya sementara sang ibu masih sibuk berkutat di kitchen set, mempersiapkan sesuatu.
Lia terduduk dikursinya berhadapan dengan sang kakak.
"Pagi,"sambut Lia seceria mungkin.
"Pagi juga sayang,"sahut sang ayah setelah menelan kunyahan makanan dimulutnya.
"Hei, Li? wajahmu pucat apa kau sakit?"itu suara Bayu mengerenyit heran.
Lia hanya menggeleng pelan seraya tersenyum kecil, astaga pasti ini efek Andra. seharusnya setelah ciuman itu gagal Lia harus merasa lega, namun ternyata rasa lega itu justru menyakitkan. entah ia berharap ciuman itu terjadi, ataukah itu hanyalah reaksi normal dari otot tegangnya.
"Wah, anak ayah sepertinya memikirkan sesuatu?"sang ayah bertanya disela kunyahannya.
"Tidak ayah,"Lia tersenyum tipis seraya menggeleng.
"Ibu pernah lihat Lia tertegun dikamar kapan hari, akhir-akhir ini ibu perhatikan Lia sering tidur larut, apa yang kau pikirkan Li?"kali ini sang ibu yang mengangkat suara, datang menghampiri ke meja makan lalu menuangkan air putih, kegelas suaminya.
"Apakah kau memikirkan pacar?"Bayu memicingkan matanya curiga.
"Aku tidak punya pacar,"Lia langsung membantahnya sementara yang lain malah tertawa.
"Ah, apakah kau memikirkan kepindahan sekolahmu ke kota hujan?"tanya sang ibu yang sudah duduk tepat disamping Lia.
sebenarnya itu juga menjadi pikiran Lia sekarang, mana bisa ia pindah sekolah sementara kasus Andra belum terselesaikan. Lia menghela napas, sang ibu langsung mengusap cepat puncak rambut anaknya itu dengan sayang.
"Tenang saja, ayah memutuskan untuk tidak terburu-buru memindahkanmu ke kota hujan. setelah ayah pikir, pindah terlalu mendadak seperti ini pasti kepala sekolah takan mengizinkannya. jadi, mungkin pindah ke kota hujan akan ditunda dulu."ujar sang ayah lalu menandaskan air dari gelasnya.
"Jadi?"Lia menatap mata orang tuanya itu dengan berkilat senang.
"Perpindahanmu di tunda sayang,"sang ibu melirik Lia seraya tersenyum dan Lia pun langsung berhambur memeluk sang ibunya itu dengan teramat bahagia.
"Wah, kau terlihat senang. apakah kau belum siap berpisah dengan pacarmu? dulu kau bersikeras tidak ingin pindah ke kota metropolitan dan ingin tetap di kota hujan, aish."Bayu meringis sementara Lia langsung mendelik kearah Bayu yang kini berubah cengengesan.
"Berisik,"tegur Lia memolototi sang kakak, dan yang lainnya pun tertawa jahil, membuat Lia menahan malu setengah mati saat ini.
Lia merebahkan tubuhnya disofa area ruang kekuarga berkutat dengan ponselnya, sementara sang kakak sedang bermain playstation dibawahnya.
"Ah, kau akan kalah."teriak Bayu yang membuat telinga Lia serasa akan pecah mendengar sang kakak terus-terusan berteriak sedari tadi.
"Kak, apakah kau bisa diam?"protes Lia yang tak digubris Bayu.
"Jika aku diam maka aku akan kalah, kau paham?"sahutnya yang masih terfokus dengan stik playstation nya.
"Setidaknya jangan berisik,"protes Lia lagi.
"Aku punya bibir untuk teriak, Li !"sahutnya lagi keras kepala.
"Dan aku juga punya telinga dan aku dengar kau teriak !"Lia menghela napas kasar.
"Maka menyingkirlah, sudah sana pergi ke kamar ! sarangmu kan di kamar, kau jarang sekali di sini !"ucap Bayu lalu tertawa dan Lia hanya mendengus sebal.
Lia merasa bahwa ia tak ingin ke kamar dulu, ia takut bertemu Andra. takut jika jantungnya semakin tak normal. maka ia mengurungkan niatnya meskipun sang kakak sangat berisik sekali. saat ia membuka instagram, pikirannya melesat masih tertuju pada Andra. dengan lincahnya jarinya mengetik sesuatu di mesin pencarian 'Andra Mahesa Dirlangga' klik. sesuatu muncul, profile miliknya. ternyata Andra juga memiliki akun instagram meskipun akun itu sudah tak aktif. rasanya sulit sekali untuknya tidak menstalking, rasa penasaran itu rupanya telah mengalahkan gengsinya.
Deg !!!
setelah melihat unggahan postingan itu pada tahun 2020, entah mengapa jantungnya serasa di tusuk benda tumpul yang tak kasat mata, ada denyutan nyeri yang Lia rasakan. tapi kenapa?
Lia meng-klik profile yang di tag oleh Andra. perempuan itu bernama Jesllyn, namun sayang ia tak bisa melihat profilenya lebih rinci karena akun miliknya telah di private.
segera Lia menutup aplikasi itu, dan beringsut untuk duduk. seharusnya ia tak perlu penasaran dengan kisah percintaan Andra, untuk apa? tapi, kenapa jantungnya mendadak bertalu cepat? Andra itu tampan, pintar, ketos dan kapten basket, jadi mana mungkin selama dia hidup dia tak pernah punya pacar.
Lia memejamkan matanya sesaat, mengapa ia merasa marah setelah melihat postingan itu? dan ia pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya dengan hentakan kaki kesal, kesal pada Andra? untuk apa?
"Li, apakah kau marah padaku?!"Bayu memanggil setengah teriak setelah menyadari Lia beranjak pergi, namun tak ada jawaban. dan Bayu pun hanya mengedikan bahu nya acuh.
Ceklek...
Lia membuka pintu kamarnya, melihat setiap sudut ruangan yang tak ada ciri-ciri Andra disana. kemana perginya hantu tampan itu?
Lia mengedikan bahunya tak peduli, kemudian melemparkan ponselnya ke kasur seraya menghembuskan napas berat. lalu ia pun menghempaskan diri ke kursi, dan menatap lurus kearah jendela kaca. perasaan macam apa ini? postingan itu malah memenuhi pikirannya saat ini. bagaimana dengan hubungan yang mereka rajut? setelah kematian Andra pasti gadis itu menangisi kepergiannya teramat dalam, dan alasan apa yang membuatnya merasa terlalu penasaran dengan kisah percintaan hantu itu? seharusnya ia tak perlu ikut campur, berhubung Andra bukanlah siapa-siapa. napas Lia kini terdengar memburu kesal memikirkan hal itu. kenapa harus gelisah? Lia menjadi serass pusing sendiri. apa itu berlebihan?
Bibir Lia mendadak menggerutu tak jelas ketika ia terus-terusan memikirkan hal semacam itu, bahkan potret mereka berdua masih tercetak jelas dalam benaknya.
"Lia... Andra ... Jesllyn...Lia.. Andra.. Jesllyn..."tiba-tiba saja Lia langsung menghitung dengan jari, menyebutkan tiga orang yang masuk dalam pilihannya. kelipatan tiga adalah sembilan, maka dalam hitungan jari ke sepuluh adalah penyebutan untuk nama Andra.
Lia menghela napas kesal, mengapa ia harus melakukan hal konyol seperti itu?
"Lia..."ia berucap lalu terdiam untuk sesaat."Andra.."sambungnya lagi kemudian matanya mengedip cepat, ayolah lupakan.
"Jes..."lagi-lagi Lia masih ingin meneruskan sebelum ucapannya terhenti.
Tubuh Lia mendadak tegang, setelah menyadari sosoknya yang kini hadir dan ada dibelakangnya. sedang apa dia dibelakangnya? apakah dia sedang menyaksikan kebodohan Lia yang tak masuk akal yang tengah asik menghitung jari dan menyebutkan tiga orang nama yang ia pilih.
"Lia."tiba-tiba tangan Lia di tangkup olehnya. dan kini gilirannya yang malah ikut-ikutan menghitung sepuluh jari milik Lia dengan hanya menyebutkan dua orang nama."Lia...Andra...Lia...Andra..."bisiknya.
bisikannya membuat perut Lia menclos serasa jutaan kupu-kupu berterbangan disana, bahkan dadanya berdentum nyeri, denyut nadi yang tak setabil dan napas yang serasa tersenggal.
"Hanya ada Lia dan Andra, jangan sebut nama yang lain. apa kau paham?"katanya yang membuat Lia menggigit bibir lalu mengangguk pelan, sudah di pastikan pasti wajahnya kini bersemu merah bak kepiting rebus, panas.
"Untuk apa berhitung seperti itu?"tanyanya.
"Bukan apa-apa!"jawab Lia berseru. mendengar tanggapan Lia yang seperti itu malah membuat Andra tertawa, tangannya yang tadi menyentuh jari milik Lia kini dilepasnya, beserta pelukannya dari belakangpun terlepas. dan Lia langsung bangkit berdiri dan berbalik berhadapan dengannya.
"Iya oke,"Andra menyudahi tawa lalu ia pun duduk di tepi ranjang."Sudah sarapan nya?"
"Sudah,"jawab Lia ketus sembari bersandar di tembok dengan kedua tangan bersidekap didada.
"Sudah sarapan tapi belum mandi?"ledeknya yang membuat mata Lia berputar.
"Kenapa kau selalu bersemangat jika membahas tentang mandi?"tuduh Lia agak keras.
"Buang jauh-jauh pikiran kotor mu itu."Andra langsung menyentil kening Lia pelan, setelah ia bangkit dari posisinya sebelumnya. lalu Andra hanya terkekeh melihat wajah Lia yang masam.
"Ya terserah,"Lia mengedikan bahu sembari menahan napas kesalnya.
suara tawanya terdengar lagi, Lia punya kesempatan untuk menjauhkan diri tetapi tindakan itu digunakan Andra untuk membuat mereka saling berhadapan dan bertatapan.
"Li."panggilnya dengan nada rendah, terlihat Lia menelan ludah setelah menyadari tatapan Andra yang berbeda.
"A-apa?"Lia gelagapan.
"May I kiss you?"pintanya serak dengan satu tangannya bertumpu ditembok, sementara satu tangan lainnya memegang dagu milik Lia.
Lia mengerejapkan matanya berkali-kali sembari menelan ludah.
"Li?"panggilnya lagi.
"A-aku..."
"Kiss me,"Andra menampakan seringai yang membuat debaran itu muncul kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
aaaahhhhh knp hantu di indo gk ada yg seganteng dylan wang? caesar wu? connor leong? atau nggk ya darren chen lah😭 knp harus pocong sm genderuwo? ga goodlooking bgt tuh hantu😭🤣
2022-02-07
2
Moeryathi
suwe2 haluku tambah g karu2an thor🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-01-03
1
sahanya😍
ah sial kenapa harus ggl cb 😤
2021-11-19
2