Rumah Baca

Pagi di akhir pekan. Ini yang paling disukai Shasa. Tidak perlu mandi pagi-pagi ataupun terbirit-birit berangkat ke kantor. Dia masih bisa sedikit bermalas-malasan, sarapan dengan tenang sambil menonton tv, dan berlama-lama di kamar mandi.

Hari ini Shasa akan melakukan kegiatan favoritnya. Berkunjung ke rumah baca. Kali ini, Shasa memilih untuk membawa makanan ringan untuk anak-anak. Dia berencana mampir sebentar ke swalayan sebelum berangkat kesana.

Selesai bersiap-siap, Shasa menarik tas dan mengambil kunci skuter kesayangannya. Dia bersiul-siul kecil turun ke lobby apartemen.

"Ya Tuhan!" Shasa kaget bukan main sampai terlonjak ke belakang. Bagaimana tidak kaget. Jelas-jelas di depannya ada pemandangan yang tak terduga. Asisten Haris berdiri di depan pintu mobil menghadap ke arah Shasa. Di dalam mobil itu tentu saja ada Leo. Shasa ingin melarikan diri, tapi entah bisa melarikan diri kemana kalau sudah tertangkap begini. Mau tidak mau, dia mendekat ke asisten Haris.

"Tunggu!" Shasa menengadahkan tangannya menghentikan asisten Haris yang ingin buka mulut. "Kau pasti ingin bilang kalau Tuan telah menungguku kan? Ish! Kau ini robot atau apa sih?!" Shasa kesal sampai ingin menukul asisten Haris dengan tasnya.

Namun sebelum hal itu terjadi, Leo sudah membuka kaca mobilnya.

"Hei! Kau tidak ingin aku pindahkan jadi sekretarisku kan? Cepat masuk atau kau benar-benar akan ku pindahkan." Leo mengancam. Shasa hanya melihat Leo sini dan terpaksa masuk ke mobilnya.

"Aku akan ikut ke tempat favoritmu itu. Entah tempat apa dan dimana."

"Anda tidak akan menyukai tempat itu Tuan." Shasa masih dengan nada kesal.

"Kenapa?"

Shasa betul-betul malas menjelaskan kepada Leo karena tiba-tiba mood-nya langsung jungkir balik.

"Baiklah, anda boleh ikut. Tetapi anda tidak boleh banyak komentar selama disana. Cukup diam dan lihat saja, jangan melakukan apapun. Mengerti?"

"Kau sedang mengguruiku?" Pertanyaan Leo ini semakin membuat Shasa ingin menghela napas panjang.

"Tidak, Tuan. Tempat ini mungkin tidak biasa anda datangi. Aku hanya ingin anda tidak menggangguku dengan pertanyaan-pertanyaan anda yang seperti kereta itu."

"Baiklah." Tapi wajah Leo seperti mengatakan yang sebaliknya.

Mobil pun melesat menuju tempat yang akan Shasa datangi.

*****

Rumah Baca Teladan.

Shasa telah sampai di tempat favoritnya. Leo mengikuti Shasa dari belakang dan asisten Haris dengan sigap membawa belanjaan Shasa. Mereka menyempatkan untuk mampir ke swalayan untuk membeli makanan ringan.

"Anak-anak!" Shasa menyapa anak-anak rumah baca dengan riang. Ibu putri tersenyum melihat Shasa menhampiri anak-anak. Tetapi kemudian, Ibu Putri menoleh ke sosok laki-laki di belakang Shasa. Wajahnya seperti bertanya-tanya siapa lelaki itu.

"Hari ini Kak Shasa bawa hadiah lho. Siapa yang mau?" Anak-anak begitu gembira dengan kedatangan Shasa. Shasa memanggil asisten Haris dengan gerakan tangannya. Kemudian Shasa menerima kantong belanjaan dari asisten Haris dan membagikan isinya ke anak-anak.

Setelah membagikan hadiah dan menenangkan anak-anak untuk melanjutkan belajar, Shasa menghampiri Ibu Putri yang berada di sudut ruangan. Leo mengikutinya dengan patuh, sedangkan asisten Haris hanya berdiri di depan pintu rumah baca.

"Ibu Putri..." Shasa langsung memeluk Ibu Putri dengan hangat.

"Anak-anak sudah nunggu kamu dari tadi. Ibu pikir kamu gak jadi kesini."

"Hehehe... Iya Bu, tadi ada sedikit kendala teknis." Shasa mengedipkan matanya ke arah Leo yang tepat di sampingnya.

"Ini siapa?" Ibu Putri tersenyum melihat Leo.

"Ini re..."

Belum selesai Shasa dengan kalimatnya, Leo langsung memotong dan mengulurkan tangan menjabat tangan Ibu Putri

"Saya Leo, Bu. Temannya Shasa." Sapa Leo dengan senyum ramah.

'Hah? Teman? Sejak kapan?' batin Shasa dengan tatapan menghina ke Leo.

Shasa tidak tertarik dengan obrolan Leo dan Ibu Putri. Dia lebih memilih belajar dan bermain dengan anak-anak. Sesekali Leo menatap Shasa yang asyik berkumpul bersama anak-anak.

Selesai menikmati waktunya bersama anak-anak, Shasa sekarang sudah duduk di bangku depan rumah baca. Leo juga duduk di sampingnya.

"Jadi ini tempat favoritmu?" Leo memulai pembicaraan.

"Iya... Disini aku menemukan kebahagiaan yang sederhana tapi tulus. Jiwaku seperti melekat disini." Shasa tersenyum. Leo hanya mengangguk-angguk.

"Dan Ibu Putri, dia adalah orang baik yang sudah seperti orang tuaku sendiri." Shasa melanjutkan.

"Iya, aku melihatnya." Leo terdiam sejenak. "Kau tahu kenapa aki tidak suka keramaian?"

"Karena kau iri. Orang-orang di keramaian hanya sedang pamer tentang dirinya yang sedang bersama temannya, pasangannya, atau keluarganya." Jawab Shasa sambil mengingat kata-kata Leo waktu itu.

"Tapi sekarang sepertinya aku mengerti. Tidak semua orang di keramaian itu bahagia di dalam hatinya. Ada juga orang-orang yang sendirian, tetapi menyembunyikan kesepiannya itu dengan senyum dan tawanya. Anak-anak itu, mereka kesepian sekali di kehidupannya saat ini. Tapi, mereka begitu bahagia. Ketika mereka bahagia, tidak ada setitik pun rasa kesepian muncul dalam hatinya." Leo memaknai kata-katanya sendiri dengan begitu dalam.

"Kau beruntung, masih mengenal orang tuamu. Mereka masih ada di sisimu. Kau harusnya lebih bahagia daripada aku ataupun anak-anak itu." Shasa menatap Leo dengan senyum kecil di bibirnya.

Tiba-tiba saja, Ibu Putri keluar dari rumah baca dengan tergopoh-gopoh.

"Shasa! Sha!" Teriak Ibu Putri.

"Iya Bu?" Shasa kaget hingga dia berdiri dari bangkunya.

"Sha, ayahmu... Ayahmu sakit. Ibumu tadi menelpon, ayahmu masuk ICU." Ibu Putri terbata-bata mengatakannya.

"Apa?!" Deg. Shasa kaget dan terkulai lemas mendengarnya. Untung saja Leo sigap menangkap Shasa yang hampir tidak mampu berdiri. Mulai muncul setitik air di ujung matanya.

"Ibumu sudah mencoba menelpon ke hp-mu. Tapi tidak bisa." Shasa tidak sadar kalau ponselnya kehabisan baterai sejak tadi. "Sha, kamu harus segera pulang ke rumah. Ayo, Ibu antar." Ajak Ibu Putri.

"Bu, biar saya saja yang mengantar Shasa pulang ke rumahnya. Saya akan pastikan Shasa sampai secepatnya disana." Tanpa pikir panjang, Leo mengajukan dirinya untuk mengantar Shasa.

"Haris!" Dengan satu tatapan mata, asisten Haris sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Shasa yang masih lemas, menyandarkan tubuhnya di lengan Leo. Shasa tidak bisa berpikir jernih dan hanya memikirkan ayahnya yang jatuh sakit.

Asisten Haris bergegas menyiapkan jet pribadi milik Leo. Mereka bergegas menuju kampung halaman Shasa.

*****

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

berarti ayah angkatnya yg sakit😂😂

2021-11-23

0

sry rahayu

sry rahayu

ketemu camer ya Leo...

2021-11-09

0

Musyarofah Salim

Musyarofah Salim

dapat Sultan nich

2021-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Rooftop
2 Presdir Baru
3 Semua Bermula Disini
4 Impian Untuk Mama
5 Anda?!
6 Curhat
7 Taman
8 Tour Guide
9 Cafeteria
10 Tugas Luar Kota
11 Gagal
12 Makan Malam
13 Oleh-Oleh
14 Meeting
15 Cari Tahu
16 Taman Hiburan
17 Baru Ingin Memulai
18 Sakit Kaki
19 Malam Peluncuran
20 Rumah Baca
21 Pulang
22 Janji
23 Tanpa Kata
24 Restu
25 Pernikahan
26 Satu Rumah
27 Pagi Pertama
28 Belajar Tentangnya
29 Waktu Untuknya
30 Hujan Malam
31 Merawatnya
32 CCTV
33 Berangkat Bersama
34 Pertemuan
35 Kode
36 Cincin
37 Wanita
38 Keluarga Gusta
39 Sesi Foto
40 Outing
41 Rayuan
42 Malam Pentas
43 Kejutan
44 Persiapan
45 Rumah Keluarga Gusta
46 Obrolan Panjang
47 Impian
48 Kamar Baru
49 Penampilan Baru
50 Tidak Peka
51 Etika
52 Temu Kangen
53 Pertunangan
54 Pertemuan Pejabat
55 Kejutan
56 Wartawan
57 Senja
58 Undangan
59 Pesta
60 Perjalanan
61 Pulau
62 Laut Biru
63 Anak
64 Pulang
65 Yayasan
66 Kegiatan
67 Perubahan
68 Festival Budaya
69 Rumah Sakit
70 Jalan-Jalan
71 Panti Asuhan
72 Nasehat
73 Makan Siang
74 Rencana Shasa
75 Perpisahan
76 Tersindir
77 Pemeriksaan
78 Ulang Tahun
79 Pengawal
80 Kamar Nyaman
81 Jalan Kaki
82 Teman Lama
83 Dansa
84 Merasa Bersalah
85 Istri yang Baik
86 Area Bermain
87 Undangan
88 Main Golf
89 Hadiah Pernikahan
90 Akhir Pekan
91 Pewaris
92 Perubahan
93 Alasan
94 Serba Salah
95 Kesal
96 Tiket Kemana Saja
97 Tengah Malam
98 Acara Yayasan
99 Pingsan
100 Gengsi
101 Luka
102 Kisah Lama
103 Kembali
104 Keinginan Shasa
105 Piyama
106 Pesta Piyama Part 1
107 Pesta Piyama Part 2
108 Pengumuman
109 Tanpa Sakit
110 Jebakan
111 Bimbang
112 Kembali
113 Rencana Shasa
114 Nama
115 Sendiri
116 Rindu
117 Apartemen
118 Waktu Kecil
119 Malam Mengejutkan
120 Bayi Pertama
121 Separuh Hidup Lagi
122 Gusar
123 Datang dan Pergi
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Rooftop
2
Presdir Baru
3
Semua Bermula Disini
4
Impian Untuk Mama
5
Anda?!
6
Curhat
7
Taman
8
Tour Guide
9
Cafeteria
10
Tugas Luar Kota
11
Gagal
12
Makan Malam
13
Oleh-Oleh
14
Meeting
15
Cari Tahu
16
Taman Hiburan
17
Baru Ingin Memulai
18
Sakit Kaki
19
Malam Peluncuran
20
Rumah Baca
21
Pulang
22
Janji
23
Tanpa Kata
24
Restu
25
Pernikahan
26
Satu Rumah
27
Pagi Pertama
28
Belajar Tentangnya
29
Waktu Untuknya
30
Hujan Malam
31
Merawatnya
32
CCTV
33
Berangkat Bersama
34
Pertemuan
35
Kode
36
Cincin
37
Wanita
38
Keluarga Gusta
39
Sesi Foto
40
Outing
41
Rayuan
42
Malam Pentas
43
Kejutan
44
Persiapan
45
Rumah Keluarga Gusta
46
Obrolan Panjang
47
Impian
48
Kamar Baru
49
Penampilan Baru
50
Tidak Peka
51
Etika
52
Temu Kangen
53
Pertunangan
54
Pertemuan Pejabat
55
Kejutan
56
Wartawan
57
Senja
58
Undangan
59
Pesta
60
Perjalanan
61
Pulau
62
Laut Biru
63
Anak
64
Pulang
65
Yayasan
66
Kegiatan
67
Perubahan
68
Festival Budaya
69
Rumah Sakit
70
Jalan-Jalan
71
Panti Asuhan
72
Nasehat
73
Makan Siang
74
Rencana Shasa
75
Perpisahan
76
Tersindir
77
Pemeriksaan
78
Ulang Tahun
79
Pengawal
80
Kamar Nyaman
81
Jalan Kaki
82
Teman Lama
83
Dansa
84
Merasa Bersalah
85
Istri yang Baik
86
Area Bermain
87
Undangan
88
Main Golf
89
Hadiah Pernikahan
90
Akhir Pekan
91
Pewaris
92
Perubahan
93
Alasan
94
Serba Salah
95
Kesal
96
Tiket Kemana Saja
97
Tengah Malam
98
Acara Yayasan
99
Pingsan
100
Gengsi
101
Luka
102
Kisah Lama
103
Kembali
104
Keinginan Shasa
105
Piyama
106
Pesta Piyama Part 1
107
Pesta Piyama Part 2
108
Pengumuman
109
Tanpa Sakit
110
Jebakan
111
Bimbang
112
Kembali
113
Rencana Shasa
114
Nama
115
Sendiri
116
Rindu
117
Apartemen
118
Waktu Kecil
119
Malam Mengejutkan
120
Bayi Pertama
121
Separuh Hidup Lagi
122
Gusar
123
Datang dan Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!