Anda?!

Di perusahaan XY Group. Lantai VIP.

"Selamat siang, nona, ada yang bisa dibantu?" Resepsionis menyapa hangat Shasa dan manajer Lim.

"Kami ada meeting bersama presdir. Meeting pengembangan." Shasa menjawab sopan dengan menampilkan senyumnya. Shasa merasa gugup karena pertama kalinya meeting dengan presdir yang baru.

'Semoga saja presdir tidak memakanku' harap Shasa dalam hati.

"Silahkan nona, anda bisa masuk ke ruangan presdir." Jawab resepsionis dengan ramah sambil menunjukkan arah ruangan presdir dengan lengannya.

"Baik, terima kasih" Shasa dan manajer Lim berjalan menuju ruangan presdir.

Belum sempat mengetuk pintu, tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari ruangan presdir.

"Oh, asisten Haris!" Panggil manajer Lim. Wajahnya sudah sumringah tetapi justru orang yang didepannya ini hanya terdiam kaku.

"Silahkan, presdir sudah menunggu anda." Sahut asisten Haris tanpa ekspresi. Asisten Haris membukakan pintu untuk manajer Lim dan Shasa. Keduanya memasuki ruangan presdir.

Sambil menutup pintu, asisten Haris seperti sedang mengingat sesuatu. 'Sepertinya wanita itu adalah pemilik ID card yang ditemukan presdir.' bisik Haris dalam hati.

"Selamat siang Tuan Presdir" salam dari manajer Lim kepada presdir sambil membungkukan badannya.

Shasa berusaha melihat presdir di depannya. Karena sangat silau, hanya terlihat siluet presdir. Lelaki itu berdiri dari kursinya dan menghampiri manajer Lim dan Shasa. Setelah cahaya tak lagi silau, Shasa melihat jelas wajah presdir di depannya. Shasa kaget membelalakkan matanya.

"Anda?!" Shasa kaget keceplosan.

Leo melihat sinis sambil berdiri tegap dengan lengannya dimasukkan ke saku celana. Leo tak menggubris Shasa. "Saya hanya punya 30 menit untuk mendengarkan kalian. Silahkan dimulai meetingnya." Leo menunjuk ke meja meeting dengan datar.

'Apa?! Dasar lelaki gila! Dia tidak menggubrisku sama sekali dan mengatakan hanya punya 30 menit untuk mendengarkan proyek 3 tahun? Apa yang ada di otaknya?' gerutu Shasa dalam hati.

Setelah 30 menit berjalan dan satu per satu slide presentasi telah ditampilkan, Shasa mempercepat presentasinya dan mulai closing.

"Dan untuk menutup presentasi kami hari ini, ijinkanlah saya memberikan kata mutiara. Karena kami bekerja dalam tim pengembangan dimana setiap harinya kami membuat mimpi-mimpi baru dan berusaha mewujudkannya, inilah sedikit ungkapan kami yang mungkin dapat memotivasi" Shasa menatap dengan senyum ke sekelilingnya.

"Mimpi yang besar, dapat muncul dari otak yang cerdas. Tetapi mimpi yang hebat, muncul dari kesungguhan hati. Mimpimu adalah cerminan hatimu. Jangan paksa dia terbentuk dari pikiranmu, biarlah dia lahir dari hatimu" ungkap Shasa dengan senyum sumringah.

Mendengar penutup dari Shasa, manajer Lim memberi tepuk tangan bangga. Namun, tidak dengan 2 orang lainnya di ruangan itu. Presdir dan asistennya hanya melihat Shasa tanpa ekspresi.

'Hei, kenapa orang ini bisa terlihat seperti kembar dengan ekspresi mereka?' batin Shasa menyeringai.

"Maksudmu apa dengan kata-kata itu? Apa kau mau bilang kalau orang tidak memiliki mimpi berarti dia tidak memiliki hati?" Cecar Presdir kepada Shasa.

"Bu, bukan Tuan. Bukan seperti itu, maksudku adalah kami di tim pengembangan bekerja dari hati untuk perusahaan ini." Jawab Shasa panik.

Leo mendengus tak puas.

"Tuan Leo, apakah mungkin Tuan melihat arti lain dari kalimat nona Shasa?" Asisten Haris berbicara pelan kepada Presdir.

"Aku tidak bertanya padamu Haris" balas Leo kesal.

'Aku hanya merasa ada sindiran di dalamnya.' kata Leo dalam hati.

*****

Presentasi pun selesai. Ketegangan di akhir presentasi pun berakhir karena manajer Lim memecah situasi dengan ocehannya membangga-banggakan tim pengembangan. Presdir mengisyaratkan ke asisten Haris kalau dia tidak mau mendengar celotehan manajer Lim lagi. Asisten Haris menyudahi pertemuan mereka dan meminta manajer Lim dan Shasa beranjak kembali ke tempat masing-masing.

Shasa yang sudah berjalan keluar ruangan, tiba-tiba berbalik lagi.

"Tuan Leo, maafkan aku. Apakah mungkin anda melihat ID card-ku waktu di rooftop?" Shasa bertanya malu-malu sekaligus takut.

"Aku? Bukankah kau mengatakan kalau aku hantu? Dan kau masih menanyakan itu kepadaku sekarang?" Balas Leo ketus.

"Apa! Ti, tidak. Saya tidak mengatakan kalau anda hantu. Sungguh Tuan. Saya hanya kaget melihat tiba-tiba ada orang di rooftop jadi saya bertanya apakah anda manusia?"

"Nah, itu. Pertanyaan itu. Kesimpulannya kamu mau bilang kalau aku hantu kan?"

"Eh, tidak Tuan. Hehehe... Maaf Tuan, jadi anda tidak melihatnya ya? Baiklah Tuan, terima kasih atas informasinya." Shasa langsung kabur dari ruangan Presdir.

Setelah Shasa keluar, Leo menelpon asisten Haris.

"Har, ke ruanganku. Kembalikan ID card yang kemarin ke pemiliknya. Kau tidak perlu memberi tahu siapa dan dimana itu ditemukan." Perintah Leo.

"Baik, Tuan Leo." Tutup asisten Haris di telponnya.

Setelah mematikan telponnya, Leo membuka map biru yang berisi resume milik Shasa.

*****

Shasa kembali ke mejanya dengan perasaan lega. Bom pekerjaan yang dideritanya kemarin sudah berakhir. Kini, dia dapat sedikit bersantai sambil memeriksa pekerjaan tim nya.

Tak lama, ponsel Shasa berdering memperlihatkan muncul 1 pesan:

'Sha, kenapa gak cerita? Pulang kantor ceritain semuanya! Gak mau tau!'

Pesan itu dari Gaby. Dulu, Shasa, Gia, dan Gaby berteman saat kuliah. Setelah lulus, Shasa dan Gia bekerja di XY Group, sedangkan Gaby meneruskan kuliahnya ke luar negeri. Bagi Shasa, hanya kedua temannya ini lah, dia mau menceritakan hal-hal pribadinya. Tetapi justru Gia bermain nakal di belakang dan selingkuh dengan pacar Shasa.

Dari pesan yang Gaby kirim, sepertinya dia sudah tahu ada masalah antara Shasa dan Dion. Shasa memang belum cerita ke siapapun karena kemarin dia lebih dulu dibombardir presdirnya.

*****

bersambung...

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

bagus keluatannya antara Boss/pegawai seperti minyak/air, kata kasarnya seperti anjing/kucing😁😁

2021-11-23

0

Musyarofah Salim

Musyarofah Salim

cakep thor saya suka saya suka

2021-10-31

0

Musyarofah Salim

Musyarofah Salim

cakep thor saya suka saya suka

2021-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Rooftop
2 Presdir Baru
3 Semua Bermula Disini
4 Impian Untuk Mama
5 Anda?!
6 Curhat
7 Taman
8 Tour Guide
9 Cafeteria
10 Tugas Luar Kota
11 Gagal
12 Makan Malam
13 Oleh-Oleh
14 Meeting
15 Cari Tahu
16 Taman Hiburan
17 Baru Ingin Memulai
18 Sakit Kaki
19 Malam Peluncuran
20 Rumah Baca
21 Pulang
22 Janji
23 Tanpa Kata
24 Restu
25 Pernikahan
26 Satu Rumah
27 Pagi Pertama
28 Belajar Tentangnya
29 Waktu Untuknya
30 Hujan Malam
31 Merawatnya
32 CCTV
33 Berangkat Bersama
34 Pertemuan
35 Kode
36 Cincin
37 Wanita
38 Keluarga Gusta
39 Sesi Foto
40 Outing
41 Rayuan
42 Malam Pentas
43 Kejutan
44 Persiapan
45 Rumah Keluarga Gusta
46 Obrolan Panjang
47 Impian
48 Kamar Baru
49 Penampilan Baru
50 Tidak Peka
51 Etika
52 Temu Kangen
53 Pertunangan
54 Pertemuan Pejabat
55 Kejutan
56 Wartawan
57 Senja
58 Undangan
59 Pesta
60 Perjalanan
61 Pulau
62 Laut Biru
63 Anak
64 Pulang
65 Yayasan
66 Kegiatan
67 Perubahan
68 Festival Budaya
69 Rumah Sakit
70 Jalan-Jalan
71 Panti Asuhan
72 Nasehat
73 Makan Siang
74 Rencana Shasa
75 Perpisahan
76 Tersindir
77 Pemeriksaan
78 Ulang Tahun
79 Pengawal
80 Kamar Nyaman
81 Jalan Kaki
82 Teman Lama
83 Dansa
84 Merasa Bersalah
85 Istri yang Baik
86 Area Bermain
87 Undangan
88 Main Golf
89 Hadiah Pernikahan
90 Akhir Pekan
91 Pewaris
92 Perubahan
93 Alasan
94 Serba Salah
95 Kesal
96 Tiket Kemana Saja
97 Tengah Malam
98 Acara Yayasan
99 Pingsan
100 Gengsi
101 Luka
102 Kisah Lama
103 Kembali
104 Keinginan Shasa
105 Piyama
106 Pesta Piyama Part 1
107 Pesta Piyama Part 2
108 Pengumuman
109 Tanpa Sakit
110 Jebakan
111 Bimbang
112 Kembali
113 Rencana Shasa
114 Nama
115 Sendiri
116 Rindu
117 Apartemen
118 Waktu Kecil
119 Malam Mengejutkan
120 Bayi Pertama
121 Separuh Hidup Lagi
122 Gusar
123 Datang dan Pergi
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Rooftop
2
Presdir Baru
3
Semua Bermula Disini
4
Impian Untuk Mama
5
Anda?!
6
Curhat
7
Taman
8
Tour Guide
9
Cafeteria
10
Tugas Luar Kota
11
Gagal
12
Makan Malam
13
Oleh-Oleh
14
Meeting
15
Cari Tahu
16
Taman Hiburan
17
Baru Ingin Memulai
18
Sakit Kaki
19
Malam Peluncuran
20
Rumah Baca
21
Pulang
22
Janji
23
Tanpa Kata
24
Restu
25
Pernikahan
26
Satu Rumah
27
Pagi Pertama
28
Belajar Tentangnya
29
Waktu Untuknya
30
Hujan Malam
31
Merawatnya
32
CCTV
33
Berangkat Bersama
34
Pertemuan
35
Kode
36
Cincin
37
Wanita
38
Keluarga Gusta
39
Sesi Foto
40
Outing
41
Rayuan
42
Malam Pentas
43
Kejutan
44
Persiapan
45
Rumah Keluarga Gusta
46
Obrolan Panjang
47
Impian
48
Kamar Baru
49
Penampilan Baru
50
Tidak Peka
51
Etika
52
Temu Kangen
53
Pertunangan
54
Pertemuan Pejabat
55
Kejutan
56
Wartawan
57
Senja
58
Undangan
59
Pesta
60
Perjalanan
61
Pulau
62
Laut Biru
63
Anak
64
Pulang
65
Yayasan
66
Kegiatan
67
Perubahan
68
Festival Budaya
69
Rumah Sakit
70
Jalan-Jalan
71
Panti Asuhan
72
Nasehat
73
Makan Siang
74
Rencana Shasa
75
Perpisahan
76
Tersindir
77
Pemeriksaan
78
Ulang Tahun
79
Pengawal
80
Kamar Nyaman
81
Jalan Kaki
82
Teman Lama
83
Dansa
84
Merasa Bersalah
85
Istri yang Baik
86
Area Bermain
87
Undangan
88
Main Golf
89
Hadiah Pernikahan
90
Akhir Pekan
91
Pewaris
92
Perubahan
93
Alasan
94
Serba Salah
95
Kesal
96
Tiket Kemana Saja
97
Tengah Malam
98
Acara Yayasan
99
Pingsan
100
Gengsi
101
Luka
102
Kisah Lama
103
Kembali
104
Keinginan Shasa
105
Piyama
106
Pesta Piyama Part 1
107
Pesta Piyama Part 2
108
Pengumuman
109
Tanpa Sakit
110
Jebakan
111
Bimbang
112
Kembali
113
Rencana Shasa
114
Nama
115
Sendiri
116
Rindu
117
Apartemen
118
Waktu Kecil
119
Malam Mengejutkan
120
Bayi Pertama
121
Separuh Hidup Lagi
122
Gusar
123
Datang dan Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!