Shasa bersiap pergi ke kantor. Dia sudah menyiapkan jawaban-jawaban kalau nanti dia diteror teman-temannya soal oleh-oleh.
'Huh! Kalau bukan presdir di kantorku, sudah aku maki-maki dia. Seenaknya saja membawaku kesana kemari.' Shasa mendumel di depan cerminnya.
Dia berangkat dengan skuter kuningnya. Berusaha tetap tersenyum dengan orang-orang yang menyapanya. Shasa termasuk orang yang mudah bergaul dan banyak dikenal orang karena keramahannya. Begitu sampai di lantainya dan menuju masuk ke ruangan, teman-temannya sedang mengerubungi sebuah kotak besar. Shasa penasaran dengan yang dilakukan teman-temannya.
"Sha! Duh, tumben lho oleh-olehnya nyampe duluan. Ini banyak banget, mau dibagi-bagi aja?" Tira menyambut Shasa girang.
"Hah?" Cuma satu kata yang keluar dari mulut Shasa. 'Apalagi ini?!' Shasa membatin.
"Pak satpam bawain paket. Kamu harusnya gak perlu repot-repot sampai kirim paket oleh-oleh gini, Sha. Lagian, banyak banget sih oleh-olehnya." Tira melanjutkan bicaranya.
Shasa mendekat ke arah kotak besar itu. Di atasnya terdapat tulisan: Paket Oleh-Oleh dari Shafira. Tercantum alamat kantornya di bawah tulisan itu.
'Hah? Siapa yang kirim ya? Apa ini dari Manajer Iko? Tapi kok dia gak ada info apa-apa ya?' Shasa bingung. Dia tidak membeli oleh-oleh sama sekali, tetapi pagi ini bahkan sebelum dia datang, satu kotak besar berisi oleh-oleh sampai di mejanya.
"Bagilah sesukamu, Ti. Yang penting semua kebagian aja." Ucap Shasa tersenyum menutupi kebingungannya. Tira pun langsung membagikan oleh-oleh itu ke teman-teman lainnya. Tak lupa, dia juga mengantarkan oleh-oleh ke ruangan manajer Lim.
Shasa duduk di kursinya sambil berpikir panjang siapa yang mengirimkan paket itu.
'Tidak mungkin presdir gila itu kan? Dia tidak akan sudi membuang-buang waktu untuk hal semacam ini.' bertanya-tanya Shasa dalam hati.
*****
"Tuan, paketnya sudah dikirim sesuai instruksi anda." Asisten Haris melapor kepada Leo.
"Hem... bagus. Dia pasti sudah melihatnya sekarang kan?" Leo masih sibuk membaca dokumennya
"Tentu saja, Tuan. Apakah anda ingin saya memberitahunya kalau anda yang mengirim?"
Leo mendongak melihat asisten Haris. "Tidak perlu. Biar saja. Aku hanya memintamu memastikan mengirim semua jenis oleh-oleh yang ada disana dan mengantar ke mejanya." Leo menunjuk asisten Haris dengan bolpennya.
"Tentu saja, Tuan. Saya sudah pastikan semua jenis oleh-oleh yang ada disana telah dikirim ke meja nona Shasa." Jawab asisten Haris datar.
"Apa? Kau panggil dia apa? Jangan panggil nama itu. Kau bahkan tidak terlalu akrab dengannya." Leo meninggikan suaranya dan kembali membaca dokumen di mejanya.
'Lalu aku harus memanggilnya apa, Tuan? Cih, jatuh cinta benar-benar merepotkan!' gerutu asisten Haris dalam diam.
*****
Di sebuah rumah besar dan mewah, Komisaris Gusta hanya tinggal sendirian tanpa istri ataupun anaknya. Disana juga tinggal puluhan pelayan yang mengurusi segala keperluan rumah tangga mulai dari bersih-bersih, memasak, mencuci, mengurus taman, dan sebagainya.
Semenjak Leo menjadi presdir di XY Group, Komisaris Gusta tidak lagi pergi ke kantor dan mempercayakan perusahaannya kepada Leo. Dia banyak menghabiskan waktu di rumah atau sekadar main golf dengan teman-temannya.
Komisaris Gusta memiliki satu orang kepercayaan yang sering diberi tugas-tugas penting bersifat rahasia. Hanya Niko yang bebas bolak-balik masuk ke rumah Komisaris Gusta. Belakangan ini, Komisaris Gusta meminta Niko untuk mengawasi kegiatan Leo di perusahaan.
"Tuan Gusta, sejauh ini Tuan Leo melakukan tugasnya dengan baik. Dia melakukan perubahan dan restrukturisasi di perusahaan dengan cepat. Ini data-data orang yang dipindahkan Tuan Leo ke unit lain bahkan di hari pertamanya bekerja. Sepertinya Tuan Leo telah mempelajari tentang perusahaan berikut orang-orang di dalamnya sebelum dia datang." Niko menyodorkan sebuah amplop ke meja Komisaris Gusta di ruang kerjanya.
"Tuan Leo juga ikut turun tangan dalam proyek implementasi anak perusahaan di luar kota. Dia memerhatikan setiap detil proyek-proyek yang sedang digarap perusahaan. Di sisi lain, belum ada pergerakan dari orang-orang yang direstrukturisasi oleh Tuan Leo. Saya akan memastikan tidak ada yang bisa menjatuhkan Tuan Leo. Saya juga lihat, Tuan Leo punya cara yang cerdik untuk mengatasi segala konsekuensi dari keputusannya." Niko masih melanjutkan.
"Niko, sepertinya darahku mengalir deras di tubuhnya." Komisaris Gusta tersenyum bangga. "Dia bahkan melakukannya lebih cepat dari dugaaanku. Biarkan dia melakukan apapun terhadap perusahaan dengan caranya. Selalu awasi gerak-gerik orang di sekelilingnya. Pastikan semua bergerak sesuai yang Leo inginkan."
" Baik, Tuan." Niko seperti sedang menahan satu poin pembicaraan lagi.
"Ada lagi yang ingin kau sampaikan?" Komisaris Gusta membaca wajah Niko yang menutupi sesuatu.
"Tuan, saya tidak tahu apakah saya harus mengawasi ini juga, tapi sepertinya Tuan Leo punya teman dekat di perusahaan?" Niko akhirnya membuka mulut.
"Siapa? Asisten Haris kan? Aku memang menyuruhnya melayani Leo dan mengikuti kemanapun dia pergi." Komisaris Gusta menebak.
"Bukan, Tuan. Dia seorang wanita."
Mendengar pernyataan Niko, Komisaris Gusta tergelak. Niko kemudian menjajarkan beberapa foto Leo dan Shasa beberapa waktu lalu.
"Wanita ini adalah salah seorang pegawai di XY Group. Aku belum mengetahui lebih jauh hubungan keduanya. Namun, bisa saya pastikan kalau wanita itu pernah mengerjakan proyek bersama dengan Tuan Leo." Niko menjelaskan lagi.
"Cukup awasi saja dia. Aku tidak pernah tahu tentang kehidupan pribadi anakku." Komisaris Gusta berbicara sambil berpikir.
"Baik, Tuan. Saya laksanakan sesuai perintah Tuan." Niko menutup obrolan mereka siang itu.
*****
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Sopan Subagiyo
good
2023-08-09
0
Dirah Guak Kui
asal jgn ortunya Leo memandang bibit bebet/bobot aja, pasti murka kl dipandang dari sdut utu, karnastatus sosial mereka seperti bumi/langit, apa lagi Shasa tdk tau sama sekali asal/usul jati dirinya sendiri, bahkan Dia hidup/besar di panti😭😭😭😭
2021-11-23
0
Aqiyu
Leo belum sadar perasaannya
2021-07-13
0