Leo Gusta. Namanya pagi ini telah di-sahkan sebagai presdir XY Group. Sebelumnya Leo mengelola anak perusahaan XY Group di luar negeri. Dengan kemampuannya, Leo mampu melakukan ekspansi besar-besaran ke negara lainnya. Meskipun Leo tidak dididik ayahnya secara langsung, yang telah merintis XY Group, tetapi darah konglomerat telah mengalir dalam tubuhnya sejak dia dilahirkan. Leo bersama ibunya tinggal di luar negeri sejak dia berumur 10 tahun. Ketidakpedulian ayahnya terhadap ibu dan dirinya lah yang membuat Leo tumbuh menjadi anak yang dingin dan pendiam karena dia harus menjadi lelaki kuat yang menjaga ibunya. Impiannya hanya 1. Kebahagiaan ibunya. Setelah itu, tidak ada mimpi-mimpi lain untuk dirinya.
Di perusahaan XY Group.
Pagi-pagi Shasa sudah kelimpungan mencari ID pegawainya. Dia sampai harus meminjam ID card orang lain untuk masuk ke lift.
Departemen Pengembangan.
Shasa bekerja sebagai salah satu supervisor di departemen pengembangan. Di usianya yang masih tergolong muda, suatu prestasi bagi Shasa sudah dapat menduduki posisi supervisor.
"Ti, liat ID card-ku gak?" Shasa panik sambil merogoh isi tasnya.
"Hah, ID card? Enggak tuh." Sahut Tira. "Coba cek lagi, ketinggalan di laci gak"
Shasa membuka laci dan membongkar satu per satu isinya. Dia tidak menemukan ID card nya sama sekali. Shasa mencoba berpikir keras dan mengingat-ingat kemana saja dia pergi kemarin. Tiba-tiba Shasa teringat ketika dia membanting tas di rooftop.
'Apa mungkin ketinggalan di rooftop ya?'
*****
"Cari tahu siapa pemiliknya" Leo menyodorkan sebuah ID pegawai ke Haris. Haris terlihat bingung kenapa dia harus mencari tahu pemilik ID ini. Padahal, cukup mengembalikan ke resepsionis di lobby kantor harusnya sudah selesai kan?
"Cukup cari tahu siapa pemiliknya. Aku tidak memintamu untuk mengembalikannya" tambah Leo tanpa melihat Haris sambil membuka dokumen di mejanya.
" Baik Tuan" jawab Haris cepat dan meninggalkan Leo di ruangannya.
Haris begitu takjub dengan ketajaman penglihatan Leo. Dia seolah bisa membaca apa yang ada di otak Haris.
'Presdir memang berbeda. Aku penasaran dengan masa depan perusahaan ini ditangannya.' Batin Haris sambil tersenyum.
*****
"Jadi presdir baru itu sudah datang ya? Aku belum melihatnya" Tira berbisik ke teman gosip di sebelah mejanya. Wajah Tira seperti terpesona membayangkan sang presdir baru, padahal melihatnya pun belum.
"Kata resepsionis di lobby sih, orangnya tampan banget, tubuhnya seksi, tapi sayang dia dingin. Gak ada senyumnya sama sekali." Tambah teman gosip di sebelahnya.
"Ah, itu mah wajar. Justru cowok-cowok kayak gitu yang bisa disebut cowok tulen. Hahahaha" sahut Tira sambil tertawa.
Shasa berjalan denga kesal di depan Tira dan teman-temannya.
"Hei, belum ketemu juga ID card-nya?" Ya sudahlah, pesan lagi saja ke bagian SDM daripada cuma kesel sendirian" sindir Tira ke Shasa.
"Kesel banget deh! Aku yakin menjatuhkannya di rooftop. Pasti laki-laki itu mengambilnya." Shasa menyilangkan tangannya sambil cemberut.
"Sha, udah denger gosip baru belum? Sini sini" Tira mengajaknya ikut bergosip.
"Pagi-pagi udah gosip ya? Hem... Kalian ini..." Seperti tidak tertarik tapi Shasa malah mendekat ke Tira dan teman-temannya.
"Sha, presdir baru kita sudah datang, lho. Masih muda dan tampan. Wah... Ada harapan gak jomblo lagi nih" Tira kesenangan menceritakannya.
"Halah, palingan juga sudah menikah. Lagian kalo belum menikah juga, belum tentu mau sama kita, Ti." Shasa mendengus.
"Ehem.. ehem..." Tiba-tiba manajer Lim datang. "Hei kalian, pantas saja belum punya pacar karena kerjaan kalian hanya gosip tiap pagi. Bubar bubar! Manajer Lim meledek. "Shasa, ke ruangan saya ya."
"Eh, iya Pak." Shasa mengikuti manajer Lim ke ruangannya.
"Shasa, presdir baru meminta kita mengumpulkan list proyek pengembangan XY Group beserta anak perusahaan dan membuat laporannya selama 3 tahun ini. Kamu bisa siapkan laporannya kan?"
"Apa! 3 tahun Pak?! Yang benar saja, hahaha. Membuat laporan proyek pengembangan selama 1 tahun saja sudah seperti membuat perpustakaan mini. Apalagi laporan 3 tahun Pak, bisa membuat perpustakaan nasional itu." Jelas Shasa tak percaya dengan permintaan presdirnya.
"Tapi ini permintaan presdir. Mungkin karena dia baru, jadi ingin tahu semua proyek pengembangan XY Group." Tambah manajer Lim.
"Permintaan presdir ini seperti minta dibuatkan candi. Dia tahu kan kalau XY Group memiliki banyak anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia. Lagipula, mana sempat dia membaca seluruh laporan itu." Shasa agak kesal.
"Baiklah, kau katakan itu pada presdir. Aku tidak mampu mengatakannya." Tantang manajer Lim.
"Aku? Hahahaha... Mana mungkin. Manajer Lim apakah tidak sebaiknya"
Manajer Lim memotong "Shasa, daripada kita mengeluh, lebih baik kita mulai mengerjakannya ya... Oke?" Sambil memasang senyum bersahaja.
Setelah pembicaraan bersama manajer Lim, Shasa berkoordinasi dengan tim nya untuk menyelesaikan laporan pengembangan. Dia menjadi sibuk tak karuan karena laporan itu. Mulutnya tak berhenti mengumpat sang presdir baru.
*****
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Satidjan Saleh
mudah mudahan novel satu ceritanya masuk di akal dan sesuai dengan kehidupan yang normal
2022-12-28
0
ARSY ALFAZZA
like ❤️❤️
2021-11-28
0
Dirah Guak Kui
hah seru model kerja ala Jepang (Rodi) semoga tdk ada yg berteriak
2021-11-23
0