Meeting

Misteri paket oleh-oleh belum terpecahkan. Shasa sudah pusing sendiri memikirkan siapa yang mengirim paket itu. Akhirnya, dia memilih berhenti memikirkan si pengirim paket dan membereskan mejanya bersiap-siap untuk pulang.

"Ti, balik duluan ya." Shasa pamit ke Tira.

"Oke, Sha. Eh, makasih ya sekali lagi oleh-olehnya." Tira masih senyum-senyim kegirangan.

"Hahaha... Iya sama-sama, Ti." Shasa.membatin 'Nanti kalo aku sudah tahu siapa yang kirim, aku sampaikan terima kasihmu itu, Ti'

Shasa berjalan ke luar ruangan menuju lift. Di lobby, Shasa berpapasan dengan Leo yang tentu saja diikuti asisten Haris di belakangnya. Leo menyadari ada Shasa tak jauh di depannya. Shasa bergerak ke arah Leo dan membungkukkan badannya memberi hormat.

"Sore, Tuan." Sapa Shasa.

"Hem..."

'Apa itu?! Tidak pernah membalas sapaan orang sama sekali.' gerutu Shasa dalam hati.

"Silahkan lanjutkan perjalanan anda, Tuan. Hati-hati dijalan." Shasa berusaha menutup pertemuan mereka dan lanjut berjalan keluar.

"Hei, kau!" Leo tiba-tiba memanggil. Shasa pun berbalik badan lagi.

"Kau bilang kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan sendirian, bahkan merengek pun tak bisa? Kemarin kau sudah merengek padaku. Karenanya, aku mengabulkan permintaanmu." Leo membuat Shasa bingung dengan kata-katanya.

"Nona, paket oleh-oleh yang diantar ke tempat anda, Tuan Leo yang menyiapkannya." Asisten Haris geregetan dengan Leo yang berputar-putar untuk mengatakannya. 'Langsung bilang aja susah banget sih!' batinnya.

Shasa masih ternganga tidak percaya. "Benarkah Tuan?" Shasa langsung menunjukkan wajah manjanya. Leo bergerak mendekat.

"Hei, jangan tunjukkan wajah jelekmu itu ke orang lain!" Leo menunjuk ke wajah Shasa.

"Tuan, terima kasih atas oleh-olehnya. Aku tidak tahu harus berkata apalagi." Ucap Shasa dengan manja.

'Cih, kenapa dia jadi menggemaskan begini sih!' batin Leo. Diapun pergi meninggalkan Shasa yang masih senyum-senyum diikuti asisten Haris di belakangnya.

*****

Shasa sudah santai-santai di apartemennya. Shasa sibuk dengam ponselnya bermain game. Tiba-tiba dia teringat janjinya dengan Leo.

"Tour guide? Huh! Kenapa harus dia sih?!" Shasa menarik napas panjang.

"Baiklah, mari kita susun permainan ini." Shasa menutup game-nya dan mulai berselancar mencari tempat-tempat yang akan dia datangi bersama Leo nanti.

"Maaf, Tuan. Hatiku ini tidak terlalu baik." Shasa tertawa sinis.

Shasa terdiam. "Bagaimana bisa ada orang seperti dia? Tidak suka keramaian, selalu makan sendiri, aneh-aneh saja." Shasa menggelengkan kepalanya.

Sementara Leo di apartemennya masih serius dengan laptop di pangkuannya. Dia duduk di kasur sambil meluruskan kakinya. Ponselnya berdering. Setelah melihat siapa yang menelpon, Leo terlihat malas mengangkatnya. Setelah membiarkan berdering beberapa kali, akhirnya Leo mengangkat telepon itu.

"Iya, Pa." Jawab Leo singkat.

"Leo, kamu sibuk sekali ya? Kamu tidak berkunjung ke rumah sebentar saja?" Suara Komisaris Gusta di seberang sana.

"Pa, pekerjaanku begitu banyak. Aku belum punya waktu untuk bermain-main."

"Hahaha... Baiklah, papa mengerti. Leo, kamu memang pantas dilahirkan sebagai anakku." Komisaris Gusta terdengar bangga.

"Pa, jangan berlebihan." Leo malah malas mendengar Komisaris Gusta berbicara.

"Akhir pekan nanti, mari bertemu. Aku ingin makan siang denganmu." Ajak Komisaris Gusta.

"Maaf, Pa. Aku tidak bisa. Aku ada janji lain."

"Dengan siapa? Kau tidak mungkin kerja di akhir pekan kan?"

"Itu urusanku. Pa, sudah malam. Istirahatlah." Leo menutup telponnya. Selalu ada ketegangan ketika mereka berdua berbicara. Padahal yang dibicarakan hanya topik ringan saja.

*****

"Manajer Lim memanggilku?" Shasa masuk ke ruangan manajer Lim.

"Sha, launching produk baru akan siap akhir bulan ini, aku mau minta bantuanmu untuk memantau proses implementasinya. Tim produk juga mengatakan kalau proses perijinan juga sudah hampir disetujui." Manajer Lim memanggil Shasa perihal pekerjaannya.

"Oke, nanti akan aku bantu monitor." Shasa menanggapi.

"Pastikan kau menghubungi tim humas juga, Sha."

"Tim humas? Baiklah, nanti aku minta bantuan Tira untuk itu."

"Hei, apa maksudmu? Produk baru ini adalah produk pertama yang kita luncurkan sejak kedatangan presdir baru. Itulah mengapa aku meminta bantuanmu. Aku ingin peluncuran produk ini berhasil sehingga presdir akan bangga dengan hasil kerja kita." Manajer Lim sudah berbunga-bunga membayangkan presdir akan memuji kerja kerasnya.

"Iya, iya baiklah manajer Lim" Shasa kembali ke mejanya.

"Sore ini akan ada meeting gabungan antar tim pengembangan, produk, dan humas. Kau datanglah." Manajer Lim memberi instruksi. "Oh iya, presdir juga akan datang. Jangan sampai terlambat."

'what?!' Shasa tak bisa menduga kejadian apalagi yang akan menimpanya.

Shasa berjalan ke ruang meeting. Otaknya berpikir keras semoga dia tak bertemu orang-orang yang tidak dia inginkan di meeting nanti.

Hari ini sepertinya bukan hari keberuntungan untuk Shasa. Apa yang dikhawatirkannya benar-benar terjadi. Ketika dia masuk ke ruang meeting, betapa kagetnya Shasa melihat Dion dan Gia juga menjadi salah satu partisipan sore itu. Dion dari tim produk dan Gia dari tim humas.

Dion dan Shasa tersenyum melihat kedatangan Shasa tetapi Shasa hanya membalasnya dingin. Tak ada sapaan apapun dari ketiganya. Tak lama, presdir Leo tiba di ruang meeting. Seluruh peserta meeting berdiri menyambut presdir.

Sepanjang meeting, Leo melihat Shasa tidak nyaman. Ada sesuatu yang tidak beres di ruangan ini. Leo mengitari ruangan dengan matanya.

'Lelaki itu! Itu lelaki di toko kopi waktu itu kan? Huh, pantas saja!' Leo menyadari ada Dion disana. 'Tetapi kenapa lelaki itu terlihat akrab dengan wanita di sampingnya?' Leo penasaran. Asisten Haris pun melihat kalau Leo sedang membaca situasi di ruangan ini.

Meeting sore itu berakhir juga. Shasa lebih dulu keluar dari ruangan untuk meghentikan ketegangan yang sejak tadi mengganggunya. Leo masih berbincang dengan tim lain di ruangan itu dan sedikit menoleh melihat Shasa keluar dari ruangan Tiba-tiba, Gia memanggilnya.

"Shasa!" Gia mendekat ke arah Shasa.

Shasa melihat Gia tanpa ekspresi.

"Sha, mari kita bekerja sama dengan baik." Dengan tanpa bersalah, Gia tersenyum kepada Shasa.

Shasa masih belum membalas senyum Gia ataupun kata-katanya. Dion pun menyusul keluar mendekat ke arah Shasa dan Gia

"Sha, kita ngopi sebentar yuk." Dion melirik ke Shasa dan Gia bergantian.

'Cih' Shasa mendengus.

"Tidak perlu. Kalian bisa memamerkan hubungan kalian ke orang lain. Kalian tidak perlu menunjukkannya padaku." Jawab Shasa sinis.

Tanpa mereka bertiga sadari, presdir Leo sudah ada di belakang mereka. Entah Leo mendengar atau tidak, Leo terlihat memandang wajah sinis Shasa. Shasa pun seketika pergi meninggalkan mantan pacar dan temannya itu. Tanpa berbicara satu patah kata pun, Leo melewati dua orang yang dirasanya menjadi penyebab suasana hati Shasa buruk.

Shasa sudah menekan tombol lift. Dia menunggu pintu lift terbuka. Ketika pintu lift mulai sedikit terbuka, sekelebat Leo menarik tangan Shasa dan membawanya ke lift VIP. Asisten Haris yang mengikuti Leo sejak tadi, tertahan langkahnya masuk ke lift VIP karena gerakan tangan Leo. Lift VIP pun tertutup dan membawa Leo dan Shasa di dalamnya.

"Tuan, apa yang anda lakukan ini?" Shasa mengomel.

"Kalau suasana hatimu sedang tidak baik, tumpahkanlah ke orang yang tepat." Leo masih memegang lengan Shasa.

Shasa melepaskan pegangan itu. "Tuan, apakah Tuan selalu seperti ini? Membawa orang lain pergi tanpa meminta persetujuannya." Shasa seperti menahan kesal.

Ting! Lift terbuka. Ternyata Leo menekan tombol ke lantai rooftop.

Leo dan Shasa berdiam tanpa kata di rooftop. Leo mengingat kali pertamanya bertemu Shasa disini.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu. Aku hanya ingin mengatakan untuk bersikap profesional saat bekerja." Leo mulai berbicara. Shasa hanya menunduk mendengarnya menyadari sikapnya yang hilang kendali saat meeting tadi.

"Tidak apa sesekali kau kesal, sesekali kau marah. Tunjukkanlah dengan cara yang tepat." Leo melanjutkan. "Tidak apa juga sesekali kau menangis di saat kau ingin menangis. Akan lebih sakit saat kau menyembunyikannya kan?" Leo melirik Shasa. Dia melihat setetes air mata jatuh di pipi Shasa.

Mereka saling diam. Tak lama, Shasa menghapus air matanya dan mendongakkan kepalanya kembali.

"Tuan, terima kasih telah membawaku kesini. Maaf kalau aku membuat kesalahan." Shasa tersenyum tipis. "Akhir pekan ini, aku sudah menyusun rencana jalan-jalan untukmu. Aku selalu ingat untuk membayar utangku."

Leo benar-benar tidak menyangka perubahan susana hati Shasa yang begitu cepat.

"Datanglah ke taman tempat kita bertemu saat itu. Jam 9 pagi ya, Tuan. Jangan sampai terlambat." Shasa berusaha mengingatkan dengan wajah yang ceria. Shasa kemudian berbalik badan dan melangkah keluar rooftop.

"Shafira!" Leo memanggilnya tiba-tiba. "Ini nomor teleponku. "Beritahu aku apa saja yang harus aku persiapkan untuk akhir pekan nanti." Leo menyodorkan sebuah kartu nama. Shasa pun menerimanya tanpa komentar.

*****

bersambung...

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

sdh curiga si Leo lebih peting ke Shasa daripada diajak ketemua dgn bokapnya😁

2021-11-23

0

sry rahayu

sry rahayu

Uda mulai ni...😀

2021-11-09

0

Musyarofah Salim

Musyarofah Salim

lucu bikin gemez"gimana gitu

2021-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Rooftop
2 Presdir Baru
3 Semua Bermula Disini
4 Impian Untuk Mama
5 Anda?!
6 Curhat
7 Taman
8 Tour Guide
9 Cafeteria
10 Tugas Luar Kota
11 Gagal
12 Makan Malam
13 Oleh-Oleh
14 Meeting
15 Cari Tahu
16 Taman Hiburan
17 Baru Ingin Memulai
18 Sakit Kaki
19 Malam Peluncuran
20 Rumah Baca
21 Pulang
22 Janji
23 Tanpa Kata
24 Restu
25 Pernikahan
26 Satu Rumah
27 Pagi Pertama
28 Belajar Tentangnya
29 Waktu Untuknya
30 Hujan Malam
31 Merawatnya
32 CCTV
33 Berangkat Bersama
34 Pertemuan
35 Kode
36 Cincin
37 Wanita
38 Keluarga Gusta
39 Sesi Foto
40 Outing
41 Rayuan
42 Malam Pentas
43 Kejutan
44 Persiapan
45 Rumah Keluarga Gusta
46 Obrolan Panjang
47 Impian
48 Kamar Baru
49 Penampilan Baru
50 Tidak Peka
51 Etika
52 Temu Kangen
53 Pertunangan
54 Pertemuan Pejabat
55 Kejutan
56 Wartawan
57 Senja
58 Undangan
59 Pesta
60 Perjalanan
61 Pulau
62 Laut Biru
63 Anak
64 Pulang
65 Yayasan
66 Kegiatan
67 Perubahan
68 Festival Budaya
69 Rumah Sakit
70 Jalan-Jalan
71 Panti Asuhan
72 Nasehat
73 Makan Siang
74 Rencana Shasa
75 Perpisahan
76 Tersindir
77 Pemeriksaan
78 Ulang Tahun
79 Pengawal
80 Kamar Nyaman
81 Jalan Kaki
82 Teman Lama
83 Dansa
84 Merasa Bersalah
85 Istri yang Baik
86 Area Bermain
87 Undangan
88 Main Golf
89 Hadiah Pernikahan
90 Akhir Pekan
91 Pewaris
92 Perubahan
93 Alasan
94 Serba Salah
95 Kesal
96 Tiket Kemana Saja
97 Tengah Malam
98 Acara Yayasan
99 Pingsan
100 Gengsi
101 Luka
102 Kisah Lama
103 Kembali
104 Keinginan Shasa
105 Piyama
106 Pesta Piyama Part 1
107 Pesta Piyama Part 2
108 Pengumuman
109 Tanpa Sakit
110 Jebakan
111 Bimbang
112 Kembali
113 Rencana Shasa
114 Nama
115 Sendiri
116 Rindu
117 Apartemen
118 Waktu Kecil
119 Malam Mengejutkan
120 Bayi Pertama
121 Separuh Hidup Lagi
122 Gusar
123 Datang dan Pergi
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Rooftop
2
Presdir Baru
3
Semua Bermula Disini
4
Impian Untuk Mama
5
Anda?!
6
Curhat
7
Taman
8
Tour Guide
9
Cafeteria
10
Tugas Luar Kota
11
Gagal
12
Makan Malam
13
Oleh-Oleh
14
Meeting
15
Cari Tahu
16
Taman Hiburan
17
Baru Ingin Memulai
18
Sakit Kaki
19
Malam Peluncuran
20
Rumah Baca
21
Pulang
22
Janji
23
Tanpa Kata
24
Restu
25
Pernikahan
26
Satu Rumah
27
Pagi Pertama
28
Belajar Tentangnya
29
Waktu Untuknya
30
Hujan Malam
31
Merawatnya
32
CCTV
33
Berangkat Bersama
34
Pertemuan
35
Kode
36
Cincin
37
Wanita
38
Keluarga Gusta
39
Sesi Foto
40
Outing
41
Rayuan
42
Malam Pentas
43
Kejutan
44
Persiapan
45
Rumah Keluarga Gusta
46
Obrolan Panjang
47
Impian
48
Kamar Baru
49
Penampilan Baru
50
Tidak Peka
51
Etika
52
Temu Kangen
53
Pertunangan
54
Pertemuan Pejabat
55
Kejutan
56
Wartawan
57
Senja
58
Undangan
59
Pesta
60
Perjalanan
61
Pulau
62
Laut Biru
63
Anak
64
Pulang
65
Yayasan
66
Kegiatan
67
Perubahan
68
Festival Budaya
69
Rumah Sakit
70
Jalan-Jalan
71
Panti Asuhan
72
Nasehat
73
Makan Siang
74
Rencana Shasa
75
Perpisahan
76
Tersindir
77
Pemeriksaan
78
Ulang Tahun
79
Pengawal
80
Kamar Nyaman
81
Jalan Kaki
82
Teman Lama
83
Dansa
84
Merasa Bersalah
85
Istri yang Baik
86
Area Bermain
87
Undangan
88
Main Golf
89
Hadiah Pernikahan
90
Akhir Pekan
91
Pewaris
92
Perubahan
93
Alasan
94
Serba Salah
95
Kesal
96
Tiket Kemana Saja
97
Tengah Malam
98
Acara Yayasan
99
Pingsan
100
Gengsi
101
Luka
102
Kisah Lama
103
Kembali
104
Keinginan Shasa
105
Piyama
106
Pesta Piyama Part 1
107
Pesta Piyama Part 2
108
Pengumuman
109
Tanpa Sakit
110
Jebakan
111
Bimbang
112
Kembali
113
Rencana Shasa
114
Nama
115
Sendiri
116
Rindu
117
Apartemen
118
Waktu Kecil
119
Malam Mengejutkan
120
Bayi Pertama
121
Separuh Hidup Lagi
122
Gusar
123
Datang dan Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!