"Alasannya apa?" tanya Reza.
"Karna aku gak suka sama Dio. Lagian, aku gak ada rasa kok. Masa iya mau dipaksain?"
Leo terlihat lega sekali.
"Syukurlah kalau gitu." guman Leo.
"Maksudnya kak?" tanyaku.
"Eh, gpp kok Vik." jawab Leo.
"By the way, kamu suka sama siapa Vik?" tanya Dicky.
"Gak suka sama siapa-siapa sih kak."
"Oh."
"Masih ada kesempatan Yo." kata Reza.
"Iya Za." kata Leo.
"Kesempatan apa?" tanyaku pada Reza.
"Itu masalah cowok Vik. Kamu gak boleh tau."
"Oh."
Kita pun ngobrol sampai jam 20.00. Saat itu aku lihat jam di hp ku.
"Kak Za, pulang yuk. Dah malem nih."
"Udah jam berapa Vik?" tanya Leo.
"Jam 20.00 kak." kataku.
"Hm, ayok dah." Reza.
"Gue juga mo pulang. Dah malem nih." Dicky.
"Iya Ky, gue sama." Leo juga ikutan pulang.
"Okelah. Yuk pulang guys." Reza.
"Hayuk." kataku, Leo, dan Dicky kompak
Kita semuapun pulang ke rumah masing-masing.
★
★
★
★
★
BEBERAPA HARI KEMUDIAN
★VIKA★
Aku dan teman-temanku sedang makan bersama di kantin sekolah. Kita juga sambil ngobrol bersama.
"Hey, gimana nih ntar hari minggunya?" tanya Steva.
"Gimana apanya Stev?" tanya Vio.
"Iya tuh." tambahku.
"Kita hari minggu jadi refresing kagak? Kemana kek." kata Steva.
"Hm.. Boleh juga tuh, gimana kalau kalian ke rumah gue aja." saranku.
"Ngapain kita kerumah elo Vik?" tanya Vio.
"Bikin kerajinan aja. Buat ngisi waktu luang."
"Gak ah, males." ucap Vio.
"Iya tuh, gak asyik Vik."
"Lah, asyik kok. Kalau kita bikinnya bagus, kita bisa jual. Dapat untung, kita bagi hasil."
"Hm.." pikir Vio.
"Ya kalau untung ada yang mau beli. Kalau kagak? Kita tekor dong."
"Ya diusahain atuh Stev. Toh, kita buatnya dikit aja. Tiga buah aja. Biar kalau gak ada yang beli. Kita gak rugi-rugi amat." kataku.
"Gak ah Vik. Males buat gituan. Mending juga kita jalan-jalan. Kayak rekreasi gitu." kata Vio.
"Iya dah. Terserah kalian lah." kataku pasrah.
Makanan yang kita makan semua udah habis. Dan saat itu juga, Dio datang langsung duduk di sebelahku.
"Ngobrolin apa nih?" tanya Dio.
"Ini Di, kita lagi ngobrolin hari minggu ntar mau kemana. Soalnya kita bosen di rumah. Pinginnya sih jalan-jalan." kata Vio.
"Oh, kalau gitu kalian ke rumah gue aja. Main PS. Ada kok di rumah gue." saran Dio.
"Boleh juga tuh." kata Vio.
"Gak ah, gue maunya ke taman." ucap Steva.
"Gue males kalau keluar rumah. Gue pinginnya di rumah aja." kataku.
"Oh, ya udah kalau gitu." ucap Dio sambil ngemil jajan yang dipegangnya.
"Em.. Di, kalau gue ke rumah elo boleh gak?" tanya Vio pada Dio.
"Lo mau ngapain ke rumah gue?" tanya Dio pada Vio.
"Main PS." jawab Vio asal-asalan.
"Oh." jawab Dio cuek banget.
"Eh iya Di, besok lo hari minggu acaranya kemana?" tanyaku.
"Kalau gak ke rumah temen ya ke rumah elo Vik."
"Oh." ucapku.
★VIO★
Aku sangat kesal sekali sama Dio. Dia sangatlah cuek kepadaku. Tapi gak cuek sama Vika.
"Kenapa sih Dio kayak gitu sama aku? Apa salahku coba? Apa jangan-jangan, Dio gak suka aku. Huh, nyebelin deh." kataku melempar guling yang berada di dekatku.
Ya, aku saat ini sedang berada di dalam kamarku. Duduk di ranjang sambil memikirkan sifat Dio yang tadi siang di sekolah.
★LEO★
Aku sedang berada di rumah Dicky. Mengobrol bersama di ruang tamu rumahnya.
"Yo, lo gak usaha PDKT lagi?"
"Maunya sih gitu Ky. Tapi, usaha apa ya?" pikirku.
"Emm. Gue ada ide bagus buat elo Yo."
"Ide apa Ky?" tanyaku penasaran.
"Gimana kalau elo beliin sesuatu yang Vika suka?"
"Contohnya?"
"Ya lo tanya aja Yo. Apa yang Vika pingin banget. Trus lo kasih deh tuh barangnya ke Vika. Pasti deh Vika seneng dan keingat elo."
"Hm.. Bener juga apa kata lo Ky. Tumben lo pintar."
"Eh, gue mah dari dulu emang pintar kale."
"Hehehe, iya dah iya Ky. Elo emang pintar."
"Good."
Aku langsung menelpon Reza. Dan gak lama kemudian, telponku diangkat oleh Reza.
"Hallo Za."
"Hallo Yo, ada apa lo nelpon gue?"
"Em.. Gini Za, gue pingin beliin barang yang Vika suka. Itung-itung buat PDKT."
"Oh, baguslah kalau gitu. Gue dukung elo banget Yo."
"Iya Za, thanks. Tapi, gue minta bantuan elo boleh kan Za?"
"Boleh aja. Lo minta bantuan apa Yo?"
"Lo cari tau dong Vika itu pinginnya apa. Kalau lo udah tau, lo kasih tau gue. Gampang kan?"
"Oh, okelah Yo. Ntat gue cari tau."
"Thanks Za."
"Okey."
Telpon terputus, aku langsung menutup telponku. Lalu menaruh hpku di meja.
"Lo minta bantuan Reza Yo?"
"Iya Ky. Hehehe.." senyumku.
"Oh.. Moga aja deh lo berhasil Yo."
"Iya Ky."
★VIKA★
Saat aku sedang berada di kamar. Tiba-tiba saja Reza masuk ke dalam kamarku. Dia duduk di sebelah ku. Aku melihat Reza.
"Ada apa kak?"
"Gak apa-apa kok Vik."
"Oh."
"Kamu lagi apa Vik?" tanya kakakku.
"Ini kak, aku lagi lihat gambar jangket kak. Bagus banget lho." kataku.
"Oh, mana Vik? Coba aku lihat."
"Ini kak." menunjukkan foto di hpku.
Reza melihat jangket di hpku.
"Bagus juga Vik, lucu-lucu. Kayaknya sih pas deh kalau kamu yang pakai."
"Bukan pas lagi kak. Tapi emang cocok buat aku."
"Oh, iya deh Vik."
Aku menunjukkan gambat foto jangket yang aku pinginin.
"Kak, aku tuh pingin jangket ini kak. Warnanya merah, merah cerah kak. Trus motifnya juga aku suka banget. Motif anak jaman sekarang kak. Bagus deh."
"Ohh, kamu pingin jangket ini Vik?"
"Hehehe, iya kak."
"Kenapa kamu gak beli aja sih Vik?"
"Pinginnya sih gitu kak. Tapi..."
"Tapi apa Vik?"
"Jangket kek gini gak ada di toko dekat-dekat sini. Harus belanja online. Itupun aku males kak. Gak bisa lihat secara langsung plus pegang barangnya. Mana sekarang ini kan online itu gak bisa COD. Harus transfer uangnya."
"Oh, tapikan ada online yang bisa COD Vik."
"Iya, tapikan harus dibeli kak. Kalau barangnya gak sesuai tetep harus beli."
"Iya juga sih. Tapikan bisa dicoba dulu itu ada."
"Itupun harus beli tiga atau beberapa gitu. Pilih salah satu buat dibeli."
"Iya sih."
Tiba-tiba saja aku kebelet pipis. Akupun bilang ke Reza.
"Kak, aku ke kamar mandi dulu." berdiri.
"Iya Vik. Aku pinjam hpmu sebentar ya?"
"Iya kak."
Aku langsung pergi ke kamar mandi. Sedangkan Reza masih di kamarku sambil memegang hpku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments