"Apa Dio kali ini serius ya sama omongannya? Tapi kalo dilihat sih Dio serius." batinku.
"Gue tau gue salah Vik. Kalo lo gak mau maafin gue juga gpp. Gue gak maksa buat lo maafin gue kok." nunduk.
"Gue maafin aja lah. Toh, gak ada salahnya gue maafin. Mungkin emang bener Dio khilaf." batinku.
"Vik?"
"Ya Di, santai aja kali di. Gue makhlumin kok. Dan gue dah maafin lo."
"Serius lo Vik?" gak percaya.
Dio menatapku. Aku melihat wajah Dio.
"Iya Di, tapi lo jangan bikin gue kecewa lagi. Jujur gue kecewa ma lo gara-gara kemaren. Gue gak nyangka aja lo berani kayak gitu."
"Em, iya Vik. Gue minta maaf. Gue nyesel soal itu. Dan gue gak bakalan ulangi lagi."
"Iya Di, gue percaya ma lo."
"Makasih Vik."
"Masama Di."
"Moga aja Dio gak bakal ngulangi kesalahan yang kemarin. Dan moga aja aku bener karena udah memberikan kesempatan buat Dio berteman denganku." berbicara dalam hati.
Dio melihat jam tangannya.
"Eh Vik, udah mau masuk bel nih. Kita ke kelas yuk." ajaknya.
"Kan kelas kita beda Dioo.."
"Ya tau, maksudnya itu lo ke kelas lo dan gue ke kelas gue."
"Maksud elo, kita ke kelas masing-masing gitu?" tanyaku.
"Ya, punya temen kok o'on banget sih." dumel Dio.
Aku langsung melihat Dio. Tentunya dengan tatapan yang mulai emosi.
"Apa lo bilanngg?"
"Hehehe, gak kok Vik." senyum devil.
"Tau ah." memalingkan muka.
"Ayo pergi."
"Ya." jawabku singkat.
Kita pun pergi menuju kelas masing-masing.
★VIO★
Aku sangatlah penasaran dengan Dio yang mengajak Vika pergi tadi.
"Stev, kira-kira, mereka berdua ngomongin apa ya?"
"Mana gue tau Vi. Biarin ajalah, toh, udah biasa juga mereka ngobrol berdua."
"Iya juga sih." pikirku.
"Lo kayak gak tau mereka aja." ucap Steva yang sibuk memainkan gantungan kuncinya.
"Duh, kenapa aku jadi sakit gini sih melihat Vika dan Dio bersama?" batinku.
★VIKA★
Aku lagi ada di rumah menonton TV. Mau tau TV apa yang aku tonton? TV TOP. Tau gak? Itu lho Tukang Ojek Pengkolan di rcti. Dah tau kan? Okelah. Tiba-tiba saja Reza datang lalu duduk di sofa sebelahku.
"Vik, nonton TV?"
"Iya nih kak. Kakak dah selesai belajarnya?"
"Sudah Vik. Kalo kamu?"
"Sudah juga dong kak. Hehehe." senyum-senyum.
"Anak pinter." mengelus rambutku.
"Iya dong, kan adeknya kak Reza." pd abis.
"Hahaha, iya dah iya."
"Emang."
"Oh iya Vik, kamu ada masalah gak?"
"Gak ada tuh kak."
"Bagus deh. Kalo ada masalah jangan sungkan-sungkan buat cerita ke aku. Karna kamu tuh gak bisa memendam masalah sendirian. Jadi, harus ada yang bantu. Nah, aku siap bantu kamu Vik. Kan aku kakak kamu."
"Em, iya kak Za, makasih pengertiannya."
"Iya Vik, sudah sepantasnya aku pengertian ma adek ku sendiri."
"Iya kak."
Kita pun menonton TV sembari ngemil jajan yang ada di atas meja. Jajannya itu potato.
★LEO★
Aku sedang berada di kamarku bersama Dicky. Dicky itu temanku. Dia juga temen Reza. Kita duduk di ranjang. Aku memainkan laptopku. Dan Dicky memainkan hpnya.
"Eh Ky, gue boleh cerita ma lo gak?"
"Ya boleh lah Yo. Cerita apa emang?" masih main hp.
Aku menghentikan main laptopku.
"Gue suka ma adeknya Reza."
Sontak Dicky langsung kaget, dia lalu mematikan hpnya. Dia menatapku.
"Lo serius Yo?"
"Iya Ky, gue serius."
"Adeknya Reza tuh namanya Vika kan? Adek kelas kita itu kan?"
"Iya Ky, lo benar."
"Hem.. Ya, kalo saran gue mah, kalo lo suka ma dia. Lo kejar dia. Jangan sampai dia didapetin orang lain dulu. Istilahnya, lo keduluan ma orang."
"Iya Ky, thanks sarannya. Tapi gue bingung mau deketin dia kayak gimana? Soalnya gue gak tau caranya PDKT."
"Ah, gampang banget tuh Yo. Lo minta bantuan aja sama Reza. Kan dia kakaknya."
"Iya sih Ky, tapi gue takut ma Reza." jujurku.
"Wkwk, lo takut ma Reza? (gak percaya) Ya kali Yo, Yo. Reza tuh bukan singa kali. Jadi gak usah takut."
"Iya sih Ky, tapi kan orang yang gue suka tuh adeknya Reza. Sapa tau Reza marah ma gue."
"Ya enggak lah Yo. Reza gak bakalan marah ma lo. Justru dia bakalan bantuin lo buat PDKT ma Vika."
"Gitu ya Ky?"
"Ya iyalah Yo, ah, punya temen kok o'on banget sih." kesel Dicky.
"Enak aja lo Ky, gue bukan o'on tau. Tapi gue ragu aja kalo harus jujur ma Reza soal perasaan gue ke adiknya."
"Ya, ya, ya, ya. Terserah lo dah Yo."
"Iya dah. Eh, by the way, lo bantuin gue ngomong ke Reza ya?"
"Napa minta bantuan gue? Lo takut kalo ngomong sendiri?"
"Lo kan dah tau Ky, masa masih nanya juga."
"Hahaha... Dasar Leo penakut." ledeknya.
"Enak aja lo ngomong. Gue gak penakut kale. Kalo lo gak mau bantuin juga gpp kok. Gue gak maksa lo Ky."
"Hahaha, ngambek lo Yo? Okelah gue bantuin Yo. Lo tenang aja. Santai."
"Gitu kek dari tadi. Bikin gue pusing aja lo."
"Hehehe."
★
★
★
★
★
BEBERAPA HARI KEMUDIAN
★VIKA★
Saat pulang dari sekolah, di jalan aku ketemu seorang cowok. Dia menghentikan langkahku.
"Boleh kenalan?" tanya cowok itu kepadaku.
"Boleh." ucapku cuek.
"Gue Alex." mengulurkan tanganya.
"Gue Vika." aku menerima uluran tangannya.
Kita pun berjabat tangan sebentar.
"Bagus juga nama lo. Cocok kayak orangnya. Cantik." senyumnya.
"Makasih." masih tetap cuek.
Kita pun melepas tangan.
"Eh, lo mau gak?"
"Apa?"
"Itu lho." tatapan nakal.
"Apa sih? Gue gak ngerti."
"Masa gak ngerti sih?" gak percaya.
"Iya, emang gue gak ngerti apa yang lo maksud itu."
"Yang gue maksud itu, lo setubuh sama gue."
"Gila lo, baru kenal langsung ngajak setubuh. Udah gak waras ya?" marah.
"Gue masih waras kali. Hallah, sekali aja lah. Mau lah. Toh, itukan juga enak."
"Gak, gue bilang enggak ya enggak."
"Apa alasan lo nolak gue hah?"
"Lo kok jadi sewot sih."
"Suka-suka gue lah. Toh, yang sewot gue bukan elo."
"Hm.. Lo inget ya, itu perbuatan dosa. Dan itu, bakalan masuk neraka."
"Sok tau lo."
"Yee, emang gue tau. Lo tuh ngeyel, dikasih tau bukannya terima kasih. Malah ngatain gue."
"Tau ah, lo tuh gak asyik. Sok lo."
"Terserah lo. Intinya gue gak mau setubuh. Titik." pergi.
Aku langsung pulang. Kesel banget. Dalam perjalanan aku ngedumel gak jelas dalam hati.
"Gila tuh orang. Bikin gue kesel aja sih. Emang dikiranya gue apaan hah? Cewek murahan? *****? Psk? Atau apa sih? Mana tadi ngatain lagi. Huh, bikin orang kesel aja. Kan jadinya gue kesel."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments