Gak cerita ke kakak

"Tetep aja itu hanya sesaat. Kalau lo dah sadar juga tetep aja lo kepikiran masalah lo. Dan hasilnya, lo cuma buang-buang uang dengan cara percuma."

"Ya terserah gue dong Vik. Toh, uang-uang gue. Kenapa lo yang marah sih? Emang lo ada hak apa buat ngelarang gue?" Ucap Dio dengan suaranya yang serius.

"Gue cuma ngingetin elo Di. Karena lo itu teman dekat gue. Ya, gue gak ada hak buat ngelarang elo. Maaf Di."

"Tuh lo tau," ucap Dio enteng.

Aku sudah gak sanggup untuk berlama-lama di sini. Karena itu bisa buat aku menjadi semakin kesal. Tau lah kalian semua perasaanku saat ini.

"Dah ah gue mau pulang," berdiri.

"Ya udah, gue anter."

"Gak usah. Gue bisa pulang sendiri."

"Gak boleh! Lo harus gue anter, titik."

"Tau ah, terserah lo."

"Iya," cuek.

Aku pergi pulang kerumah. Tentunya dengan diantar Dio. Dalam perjalan aku ngedumel gak jelas di dalam hati.

"Gila si Dio, di otaknya tuh apa sih? Masa iya ngajak aku mendem. Dah gak waras kali ya tuh bocah? Mana tadi aku cuma ngingetin, dia malah kek gitu jawabannya. Bikin orang kesel aja. Salahku di mana coba? Kan wajar aja kalau temennya salah diingetin. Lha ini? Udah diingetin malah kek gitu. Ya ampun..."

Sesampainya aku di depan rumah. Ada Reza di sana yang lagi ngelap motornya. Reza lihat aku dan Dio. Dia berhenti mengelap motornya.

"Cepet amat mainnya? Tuh main apa cuma keliling aja sih?" Herannya.

"Tau ah kak, tanya Dio aja sana."

Aku langsung pergi ke dalam rumah masuk kamarku.

★REZA★

"Kenapa tuh adik gue Di? Lo apain hah?"

"Santai mas bro. Gue gak ngapa-ngapain dia kok," jawab Dio dengan tenangnya.

"Kalo lo gak ngapa-ngapain dia, kenapa dia jadi kayak gitu hah?" Mulai agak emosi.

"Ya mana gue tau (Angkat bahu). Mungkin mood dia lagi gak bagus kali."

"Hem (Mikir), awas aja kalo lo apa-apain adik gue. Gue hajar lo ampe babak belur," ancam Reza pada Dio.

"Iya-iya. Dah ah, gue cabut dulu kak. Capek nih."

"Capek ngapain lo? Orang lo aja cuma ke taman," sindir Reza.

"Ya intinya itu gue capek."

"Ya, sono pergi."

"Et dah," kesel.

"Sono! Katanya mau pergi."

"Ngusir lo kak?" Tanya Dio.

"Yee, gue bukan ngusir kali. Kan lo tadi yang ngomong mau pergi."

"Ya lah ya lah," jawab Dio cuek.

Ku lihat Dio pergi.

"Dasar anak muda. Ada-ada saja. Aneh!" Geleng-geleng kepala.

Aku kembali mengelap motorku.

★DIO★

Sesampainya aku di rumah aku langsung duduk di sofa ruang tengah. Aku menyenderkan badanku.

"Huh. Lihat aja lo Vik, suatu saat gue bakal bikin lo nyesel. Ya, nyesel karena udah nolak ajakan gue. Orang diajak enak bareng kok gak mau. Aneh lo."

★REZA★

Aku sedang telponan sama Leo. Ya, Leo ialah sahabat aku. Saat ini juga aku sedang duduk di kursi meja belajarku.

"Hallo Za, ada apa lo nelpon gue?" Suara di seberang sana.

"Gini Yo, gue pingin cerita aja sih sebenarnya."

"Ya udah, lo cerita aja kali Za. Kayak gak tau gue aja lo."

"Iya Yo. Nih juga gue mau cerita. Tadi itu sepulang pergi ke taman. Vika sama Dio kayak lagi marahan gitu."

"Ah, biasa kali Za kalau masalah itu. Trus, apa yang lo pikirin sekarang?"

"Gue takutnya aja mereka ada masalah."

"Palingan juga masalah sepele. Ntar juga baikan lagi Za."

"Iya juga ya? Okelah."

"Iya. Eh, Vika sama Dio itu cuma temen kan?"

"Iya Yo. Kenapa lo nanya gitu?"

"Gpp sih. Takutknya aja mereka ada hubungan gitu. Trus lagi marahan karena apa gitu."

"Gak kali Yo. Vika gak pacaran kok sama Dio."

"Okey deh. By the way, lo udah ngerjain PR belum?"

"Udah dong. Kan gue anak rajin."

"Iya dah iya."

"Lo sendiri gimana?" Tanyaku balik.

"Gimana apanya Za?"

"Astaga Leoo... Lo gak tau?"

"Tau apa sih?" Heran banget.

"Lo gak tau maksud pertanyaan gue tadi?"

"Oh."

"Et dah, seterah elo lah Yo. Kepala gue pusing."

"Ya kalau pusing minum obat atuh Za."

"Ya," jawabku singkat.

"Hahahaha... Santai aja kali Za, gue bercanda kok tadi. Basa-basi aja biar seru gitu. Tenang, gue udah ngerjain PR kok."

"Huh, untung aja gue sabar ma elo Yo. Kalo enggak, gak tau deh gue marahnya kayak apa ntar."

"Hehehe... Sabar mas bro."

"Hm.. Dah dulu ya?"

"Lah, emang, lo mau kemana Za?"

"Nih, perut gue dah bunyi daritadi. Mau ke dapur ambil makanan."

"Okey deh Za."

Tak lama kemudian, telpon langsung terputus. Aku berjalan keluar kamar menuju dapur untuk makan.

★VIKA★

Aku sekarang ini telah berada di kamar, aku langsung tiduran. Aku membaringkan badanku di atas kasur empukku.

"Aku harus jaga jarak sama Dio. Karena, kemungkinan besar Dio bisa berbuat yang tidak-tidak padaku. Buktinya aja tadi Dio ngajak ngelakuin hal yang gak bener. Aku harus berhati-hati padanya. Ya, walaupun Dio temenku tapi aku harus waspada aja."

Tiba-tiba saja aku kepikiran, apa aku cerita saja sama Reza. Perasaanku bingung saat itu juga. Gak tau harus bagaimana.

"Soal kejadian aku dan Dio tadi. Apa seharusnya aku cerita saja ke kak Reza ya? Tapi aku takut kalo aku cerita kak Reza sama Dio malah berantem lagi. Jadi bingung deh."

Beberapa menit kemudian aku memutuskan sesuatu.

"Udah ah, aku lupain aja. Kalo Dio berani yang aneh-aneh baru deh aku cerita ke kak Reza. Untuk sekali ini aja aku gak cerita sama kak Reza tapi kalo Dio berani ngajak yang gak bener lagi. Fiks, aku ngadu ke kak Reza."

_______________

Ini sudah masuk waktu malam hari. Ya, malam selalu identik dengan kata gelap. Tanpa adanya matahari yang menyinari bumi. Di langit pada malam hari terkadang terdapat bintang-bintang dan bulan yang menghiasi gelapnya malam.

_______________

★VIKA★

Aku sedang telponan dengan Steva. Ya, Steva adalah sahabatku dari kecil. Bukan hanya Steva aja, aku juga mempunyai sahabat lagi. Namanya Vio. Mereka berdua adalah sahabatku. Dan kebetulan juga, kita bertiga satu sekolah.

"Stev, gue mau cerita nih ke elo."

"Cerita aja Vik."

"Tadi tuh Dio nembak gue."

"Wow, terus lo terima Dio kagak Vik?" Penasaran banget.

"Kagak Stev."

"Kenapa?"

"Jujur ya Stev, gue tuh gak ada rasa sama Dio sama sekali. Lagian, kalau gue terima. Itu kan sama aja gue bohong. Ya udah deh, gue jujur aja," ucapku terus terang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!