"Iya Vik. Kamu juga, harusnya contoh kakakmu ini."
"Iya kak Za. Ntar deh aku kayak kakak sama kak Leo."
"Bagus." ucap Reza.
"Udah ya kak? Aku belajar dulu."
"Iya Vika." ucapku.
Ku lihat Vika langsung pergi. Aku saat itu mengajak Reza main game.
"Za, ngegame yuk."
"Game apa?"
"Free Fire gimana?"
"Boleh, ayo deh kita ke kamar gue. Enakan di kamar soalnya. Biar gue bisa sambil rebahan."
"Okey deh."
Kita pergi ke kamar Reza.
★VIKA★
Selesai aku mandi, aku langsung pergi ke ruang tengah. Hanya untuk menonton TV. Di ruang tengah ada Reza yang sedang memegang celengan dari botol bekas tadi. Ya, celengan yang jumlahnya ada lima itu ada di meja. Salah satunya sedang sedang dipegang Reza. Aku langsung duduk di sofa.
"Wahh, udah kering ya kak?"
"Iya Vik. Lucu- lucu ya?"
"Iya kak. Ada ikan, ada sapi, dan ada piggy alias ****. Hehehe..." senyumku.
"Iya Vik. Em... By the way, kamu tadi habis berapa Vik belanjaannya?"
"Emang kenapa kak?"
"Ya biar tau aja, kalau dijual, ini berapa. Gak mungkin kita jual harga satu celengan seribu?"
"Ya gak lah kak. Kalau satu celengan seribu. Rugi itu yang ada."
"Tuh kamu tau Vik. Makanya, kamu habis berapa tadi belanjanya?"
"Tadi sih kayaknya habis Rp.25.000,00 kak."
"Yang pasti atuh Vik."
"Iya kak, kalau gak itu yah Rp.23.000-Rp.25.000,00 kak."
"Ya udah, kita jual aja Rp.10.000,00 per satu celengan. Gimana Vik?"
"Apa gak kemahalan tuh kak? Kan tadi lemnya cuma ke pake dikit. Tapi, gak dikit-dikit banget sih." tanyaku.
"Ya gak lah Vik. Orang tadi catnya juga kepake setengah satu cat. Kamu untung apa rugi?"
"Ya untung sih kak."
"Ya udah, kamu nurut aja sama kakak."
"Iya deh, pasrah."
★LEO★
Aku sedang di kamar sendirian. Bermain hp, tiba-tiba saja ada chat dari Reza di wa. Dia mengirim foto celengan yang tadi kita buat.
"Gila, bagus juga ya hasilnya. Eh, tapi kok Reza bilang bantuin jual harga Rp.10.000,00 sih? Kan itu bagus banget. Harusnya Rp.15.000,00 an deh." kataku.
Tanpa basa-basi lagi, aku langsung telpon Reza. Dia mengangkat telponku.
"Apa?" suara Reza.
"Za, lo yakin jual tuh celengan Rp.10.000,00? Apa gak kurang tuh?"
"Maksud lo Yo?"
"Iya, tuh celengan kan bagus banget, lucu pula. Harusnya lo jual Rp.15.000,00 Za."
"Iya sih Yo. Tapi kalau dijual segitu. Apa ada yang beli? Orang ini lho dari botol bekas."
"Gak masalah itu mah. Intinya, lo jual aja Rp.15.000,00 per celengan. Ntar gue bantuin jualin deh."
"Oke deh Yo. Thanks."
"Iya."
★
★
★
★
★
SATU MINGGU KEMUDIAN
★VIKA★
Saat aku sedang makan bakso di warung bakso. Ada cowok menghampiriku. Saat itu aku sendiri.
"Hey, boleh kenalan?" duduk.
"Boleh."
"Kenalin, gue Fredi."
"Gue Vika."
"Oh. Lo sendirian aja? Kemana temen lo?"
"Iya. Dirumahnya lah."
"Em. Iya deh."
Aku pun selesai makan bakso...
"Lo mau gak?"
"Apa?"
"Ketemuan ma gue besok di taman."
"Em, gimana ya?" bingung.
"Mau lah."
"Iya, kalo gue gak sibuk."
"Oke lah. Gue minta no wa lo."
"Iya."
Aku pun memberi no wa ku.
"Dah tuh."
"Ok, makasih."
"Masama."
Aku pun pulang kerumahku.
★FREDI★
Aku berguman setelah dia pergi. Dia? Vika lah, sapa lagi?
"Hem, cantik juga tuh cewek. Boleh lah gue pacarin. Hehehe..."
★LEO★
Aku lagi ngobrol bersama temanku di taman. Kita bertiga ngopi. Tau kan ngopi? Kalau gak tau, kalian kebangetan deh.
"Ky, Za, gimana nih?"
"Gimana apa nya Yo?" tanya Dicky.
"Iya tuh." setuju Reza pada Dicky.
"Ah, lo pada mah gitu deh. Kayak gak tau aja." kesal.
"Ya emang kita gak tau Yo. Emang apa sih?" tanya Dicky.
Aku diem, gak jawab pertanyaan Dicky.
"Soal Vika?," tebak Reza.
"Nah, tuh lo tau Za."
"Wealah, kita kira apaan. Ternyata soal Vika. Hahaha."
"Iya lah Ky, emang apa lagi?"
"Ya kale, apa gitu."
"Gak lah, gue cuma pingin PDKT ma Vika aja. Takut diambil orang tuh bocah."
"Oke-oke Yo, santai aja. Kita pasti bantu kok. Iya kan Za?"
"Iya Ky, lo bener. Tenang aja Yo."
"Dari dulu bantu mlulu. Hasilnya juga gak ada."
"Ya sabar kale.."
"Bener tuh kata Reza. So, kesabaran pasti membuahkan hasil."
"Tumben lo bijak Ky, belajar darimana?"
"Hehehe, gue mah gak usah belajar tetep aja pinter Yo. Emang dah asalnya pinter."
"Hallah, pinter darimana? Ngerjain soal IPA fisika aja lo masih nyontek ma gue. Hahaha." sindir Reza.
"Asem lo Za, aib orang mah jangan diumbar kale. Tega amat lo ma gue."
"Suka-suka gue lah. Toh, mulut-mulut gue."
"Gue lakban tuh mulut lo tau rasa."
"Berani lo ngelakban mulut gue?" natap Dicky tajam.
"Kagak juga sih."
"Hahaha, Dicky takut Reza. Dicky takut Reza." ledek ku.
"Nih anak ngapain ikut-ikutan? Mau gue masukin lo ke kandang buaya hah?"
"Idiih.. Takut, hahaha..." tawaku lepas.
"Gimana lo mau masukin Leo ke kandang buaya Ky? Kan lo takut buaya. Wkwkwkwkkk..."
"Ah, asem lo pada. Gue di sini di bully mlulu. Tau ah, gue mo pulang."
"Ckck, dianya marah Za."
"Iya Yo. Kasihaann.."
Ku lihat Dicky minum kopinya trus naik motor. Aku yakin dia pasti pulang. Ya iyalah pulang, orang Dicky tadi bilang mau pulang.
"Eh Za, celengan Vika udah laku semua. Gimana kalau kita kasih aja uangnya?"
"Iya dah Yo, ntar malem ke rumah gue bawa martabak. Itung-itung PDKT ma Vika. Sekalian juga, ngasih uang hasil jualan celengan."
"Oh, oke Za, sip."
★VIKA★
Setelah aku belajar, aku pergi ke ruang tengah. Rencananya aku ingin melihat TV. Sesampainya di sana ada Leo ma Reza.
"Sini Vik, duduk."
"Iya kak Za."
Aku pun duduk di sofa. Aku lihat di meja ada martabak.
"Vik, tuh ada martabak dari Leo. Makan gih."
"Iya kak Za. Em, tumben kak Leo beliin martabak buat aku. Ada apa nih?" heranku.
"Gak ada apa-apa kok Vik. Cuma pingin aja beliin kamu."
"Ah, masa sih kak Yo? Gak percaya aku."
"Iya Vika. Gak percaya sih gpp."
"Hehehe, aku percaya kok kak."
"Syukurlah Vik kalo kamu percaya ma aku."
"Iya kak yo. Aku makan ya martabaknya?"
"Iya Vik, makan aja."
Aku pun mengambil martabaknya lalu memakannya sembari menonton TV.
"Enak gak Vik?" tanya Leo.
"Enak kak Yo. Makasih ya?"
"Iya Vik, sama-sama."
"Vika dah belajar?" tanya Reza.
"Udah kak Za barusan selesai."
"Bagus."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments