Kakak yang baik

"Iya lah Ky. Namanya juga kangen pengen ketemu. Hehehe." senyam-senyum.

"Oh.. Kemana Vika Za?"

"Lagi belajar kelompok di rumah Steva Ky."

"Oh.."

"Dah lama ya Za perginya?"

"Iya Yo, paling juga bentar lagi pulang tuh bocah."

"Oh, okelah."

"Sabar Yo."

"Iya Ky. Eh iya, mana pesenan gue?" tanyaku pada Dicky.

"Yang jangket itu ya?"

"Iya Ky. Mana?"

"Hehehe, maaf Yo. Gue belum ambil di tokonya. Tapi gue udah bilang kok ke tokonya kalau gue mau ambil satu jangket."

Aku hanya diam, pertanda aku kesal sama Dicky.

"Kenapa lo gak ambil aja sih Ky? Kan Leo udah transfer uangnya ke elo."

"Ya maaf Za, gue lagi sibuk. Belum sempet."

"Kasihan kan si Leo. Kalau lo gak ambil juga, biar gue aja deh yang ambil. Lo tinggal bilang aja dimana tokonya."

"Eh, jangan Za. Ini kan tanggung jawab gue. Besok lusa deh gue ambil. Gue janji Yo." kata Dicky.

"Hm.." kataku.

"Ntar gue anterin tuh jangket ke rumah elo. Elo tenang aja. Gue gak bohong kok. Kan gue udah janji."

"Iya dah." ucapku.

★VIKA★

"Huh, capek gue guys." kataku.

"Iya Vik, sama, gue juga capek." Steva.

"Tapi kan tugas kelompok nya dah selesai guys."

"Iya sih Vi, tapi kan capek."

"Iya Vik, sama."

Vio melihat jam dinding. Tepat pukul 16.00 WIB sekarang.

"Guys, gue cabut ya? Mau nemenin nyokap ke rumah temennya."

"Oh, oke Vi." kataku.

"Hati-hati."

"Siap Stev."

Kulihat Vio pergi dari rumah Steva. Beberapa menit kemudian, aku pun berasa pingin pulang ke rumah.

"Stev, gue pulang dulu ya? Dah sore nih." pamitku.

"Em.. Bentar Vik, tunggu dulu."

"Oke lah."

Ku lihat Steva pergi ke dapur. Aku pun menunggunya. Beberapa menit kemudian Steva datang sembari membawa tas kresek.

"Nih Vik, kue bolu dari nyokap gue. Tadi dia pesen sebelum dia pergi. Kalo lo pulang suruh ngasih ini." memberiku tas kresek yang berisi kue bolu.

"Hem.. Dalam rangka apa nih?" tanyaku heran sembari menerima tas kresek tersebut.

"Katanya sih, nyokap lo nitip kue bolu ke nyokap gue."

"Oh.. Oke deh. Gue pulang Stev."

"Ya Vik, hati-hati."

"Oke."

Aku pun pulang ke rumahku. Naik motor. Sesampainya di rumah, aku langsung masuk menuju ruang tengah. Di sana ada ibu, Reza, Dicky dan Leo. Aku pun duduk di sofa sebelah ibuku.

"Bu, ini dari ibunya Steva." memberikannya pada ibu.

"Oh. Iya Vik." menerima.

Ibu mengambil sepotong kue bolu lalu memakannya.

"Za, ****, Yo, Vik, makan nih kue bolunya." suruh ibuku.

"Em.. Iya tante." kompak.

Kita pun mengambil sepotong kue bolu masing-masing satu per orang. Lalu memakannya.

"Udah selesai kelompoknya Vik?" tanya ibuku.

"Udah bu."

"Oh."

"By the way, tadi ada yang ganggu kamu gak Vik di jalan?" tanya Leo padaku.

"Gak ada kak."

"Bagus deh."

"Iya."

"Kalo ada apa-apa langsung hubungi aku lho Vik."

"Iya kak Za yang bawel."

"Enak aja kamu kalo ngomong Vik. Aku tuh bukan bawel tau."

"Emang kak Za bawel kok."

"Kamu tuh ya, ngeselin deh."

"Hehehe..."

"Vika.. Jangan jailin kakak kamu ah."

"Iya bu, maaf."

"Iya."

"Tuh, dengerin..."

"Kan udah aku dengerin kakakku Rezaa..."

"Ah, masa sih?" gak percaya.

"Gak percaya gpp, yang penting aku udah ngomong jujur."

"Ekhem.. Kata-kata bagus dari mana tuh?" tanya Dicky.

"Mikir sendiri lah kak."

"Kirain, pake kata-kata gue. Hehehe."

"Enak aja. Itu kata-kata ku tau kak Ky."

"Iya-iya Vik, gue tau kok."

"Ya lah."

BEBERAPA HARI KEMUDIAN

★VIKA★

Yap, sudah sore. Jam menunjukkan pukul 14.00. Aku pun lagi tidur dengan pulasnya. Tidur siang guys. Saat aku bangun, aku meraba sprei ku. Eh ternyata basah.

"Waduh, kok basah sih. Kenapa ya?"

Aku pun melihat spreiku itu. Terlihat ada darah di sana. Tapi sedikit darahnya.

"Wah, aku menstruasi nih. Gawat."

Aku pun pergi menuju lemari. Aku cari pembalut di sana.

"Waduh, pembalutku pake habis pula. Aku suruh kak Reza beli aja deh."

Aku pun chat Reza lewat wa.

***

Kak beliin aku pembalut sekarang.

★REZA★

Aku lagi ada di halaman depan rumah. Melihat orang-orang yang lewat di jalan. Tiba-tiba saja ada chat wa masuk di hp ku. Aku pun membukanya. Ternyata chat itu dari Vika.

"Wealah, minta pembalut toh. Aku jawab ok aja deh."

***

Ya Vik, bentar.

Aku pun pergi ke warung terdekat beli pembalut.

★VIKA★

Selesai aku membersihkan ranjangku tadi. Aku menunggu Reza di kamar. Ya, aku baru saja mengganti sprei kamarku. Tak lama kemudian ada suara kak Reza di depan pintu.

"Vik, buka pintunya."

Aku pun membuka pintunya.

"Nih." menyodorkan pembalut untukku."

"Makasih kak."

"Ya, kalo butuh aku, aku ada di halaman depan Vik."

"Iya kak."

Aku pun menutup pintu lalu pergi ke kamar mandi untuk memakai pembalut.

★LEO★

Aku lagi ada di rumahku. Bersama dengan Dicky. Ku lihat Dicky membuka tasnya. Lalu mengeluarkan jangket yang masih ada di bungkus plastiknya. Dia memberikannya kepadaku.

"Ni Yo, maaf gue baru kasih sekarang."

"Iya Ky, gpp kok." menerima jangket tersebut.

Aku membuka jangket dari plastiknya. Lalu melihat jangket tersebut.

"Bagus juga ya Ky? Kainnya hangat lagi, tebal banget. Mana motifnya bagus lagi. Anak jaman sekarang banget deh. Keren."

"Iya Yo. Eh iya, nih sisa uang jangket elo Rp.20.000,00." memberiku uang.

Aku menerima uangnya.

"Thanks Ky." ucapku singkat.

"Iya Yo, gue do'a in, semoga Vika suka sama jangket itu."

"Aminn.." ucapku singkat.

Aku memasukkan kembali jangket ke plastiknya. Lalu menaruh jangket tersebut di meja.

"****, ntar malem nginep yok di rumah Reza. Mumpung malem minggu."

"Ah ellah, bilang aja lo mau PDKT ma Vika."

"Noh lo tau Ky, sekalian aja maen hehehe."

"Ya ya ya. Okelah yo. Bosen juga gue di rumah."

"Gitu kek."

"Ya."

"Btw, hubungan lo ma Vika gimana Yo?"

"Ya gitu lah Ky."

"Moga aja tuh bocah suka juga ma lo. Jadinya kan cinta lo terbalaskan, gak bertepuk sebelah tangan."

"Iya Ky, moga aja Vika juga cinta ma gue."

"Iya yo."

"Usaha terus selagi lo bisa. Jangan sampai lo keduluan sama cowok lain."

"Iya Ky. Thanks."

"Udah sepantasnya Yo."

"Iya Ky, lo emang temen gue banget deh."

"Dari dulu kale Yo. Masa lo baru sadar sih?"

"Hehe, iya-iya Ky. Santuy santuy.."

"Hahaha, iya Yo. Oke lah."

★LEO★

Aku lagi ada di rumahku. Bersama dengan Dicky. Ku lihat Dicky membuka tasnya. Lalu mengeluarkan jangket yang masih ada di bungkus plastiknya. Dia memberikannya kepadaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!