Minta maaf ke Vika

"Oh, iya-iya Vik. Tapi, lo ma Dio gak lagi marahan kan soal itu?"

"Kagak sih Stev."

"Ya bagus lah kalau gitu."

"Iya sih Stev. Tapi, gue lebih gak nyangka lagi sama Dio."

"Lah, emangnya Dio kenapa?"

"Dio ngajakin gue mendem. Kan gila tuh."

"Waduh, iya juga sih. Terus, elo mau gitu diajakin mendem sama Dio?"

"Ya kagak lah Stev. Dikira gue cewek apaan?"

"Itu lebih bagus Vik. Lo gak boleh ngelakuin hal yang gak bener."

"Gue dah tau kali."

"Ya lah ya lah."

"Terus gue harus gimana Stev? Gue bingung nih, jauhin Dio apa kagak. Kan Dio udah berani banget ngajakin gue kayak gitu."

"Hm.. (mikir) kalau gue jadi elo sih Vik. Gue bakalan jauhin Dio. Karena, bisa-bisa Dio itu malah ngajakin yang lain lagi. Kan tambah parah tuh."

"Iya juga. Oke lah Stev. Thanks atas saran lo itu."

"Iya Vik, santai aja."

"Eh iya, lo jangan bilang ke kakak gue soal ini lho."

"Lah, emang kenapa Vik? Kok gue kagak boleh bilang ke kakak lo soal ini."

"Pokoknya jangan Stevaaa.."

"Iya dah iya, gue kagak bakalan bilang soal ini ke kakak lo. Tapi, gue kagak mau tanggung jawab kalau lo kenapa-napa sama Dio."

"Iya-iya Stev. Lo tenang aja."

"Iya dah."

"Trus juga, lo jangan cerita masalah Dio yang ngajak gue mendem ke siapa-siapa. Okey?"

"Okey deh. Kalau gue kasih tau Vio soal Dio yang ngajak lo mendem. Gimana Vik? Boleh kagak?"

"Jangan Stev. Lo jangan kasih tau Vio soal Dio yang ngajak gue mendem. Ini rahasia kita berdua."

"Oh.. Iya Vik. Tapi kan, Vio sahabat kita juga Vik. Dia berhak tau masalah ini."

"Gue bilang jangan ya jangan Stevaa.. Lo ngerti gak sih?" mulai emosi.

"Iya-iya, gue ngerti. Maaf dah."

"Hm.."

★Dio★

Dio, Rudi dan Aldi sedang berkumpul di rumah Dio. Mereka mengobrol bersama sambil menikmati kopi mereka masing-masing.

"Eh Di, lo tadi jadi nembak Vika?" tanya Rudi.

"Ya jadilah Rud."

"Terus, elo diterima kagak sama Vika?" tanya Aldi.

"Kagak Al. Gue ditolak."

"Kenapa?" tanya Aldi.

"Gak tau."

"Enang elo gak tanya apa sama Vika, kenapa elo ditolak Vika?"

"Gue gak tanya Rud. Gue males kalau dah ditolak mah. Kesel gue."

"Sabar aja bro. Itu memang udah resikonya kalau cowok nembak cewek yang disukainya."

"Bener itu kata Aldi Di. Diterima atau ditolak, itu dah biasa dalam masalah percintaan."

"Iya dah iya guys. Tapi kan gue kesel aja. Masa, cowok kek gue ini ditolak? Kan kesel gue."

"Iya Di, gue tau. Tapi lo harus terima kenyataannya."

"Bener itu." ucap Rudi.

"Hm.." ucap Dio.

"Gue ngerti kok peraaan elo tuh sekarang kayak gimana Di. Jadi, lo jangan terlalu mikirin soal Vika yang nolak lo." Aldi.

"Iya tuh Di, kalau bisa, lo buat Vika menyesal karena udah nolak lo."

"Gue mikirnya juga kayak elo Rud. Gue bakalan buat Vika menyesal karena udah nolak gue."

"Itu ide bagus Di. Kalau bisa, secepatnya lo lakuin itu Di."

"Iya Al, lo bener." ucapku.

★VIO★

Aku sedang telponan sama Steva. Aku sekarang sedang duduk di ruang tamu rumahku.

"Ngapain lo malem-malem gini nelpon gue Stev?" tanyaku penasaran.

"Gue cuma mau bilang aja ke elo. Kalau tadi itu Dio nembak Vika."

"HAH? Yang bener elo Stev?" ucapku kaget.

"Iya Vi, gue bener kok."

"Terus gimana kelanjutannya Stev? Vika mau jadi pacar Dio?"

"Vika gak mau jadi pacar Dio."

"Alasannya apa? Kok ampe Vika nolak Dio."

"Katanya Vika sih, Vika gak ada rasa sama Dio. Gitu Vi."

"Oh.. Terus, Dio marah gak sama Vika? Kan Vika udah nolak dia."

"Kagak marah katanya."

"Oh.. Ya udah lah Stev. Udah dulu ya? Gue ngantuk nih."

"Iya dah iya."

Aku pun menutup telponnya.

"Untung aja Vika menolak Dio. Kalau enggak, haduh, gue gak tau lagi harus misahin mereka kayak gimana lagi. Lagian, Vika dan Dio deket banget sih." guman Vio.

Ya, aku adalah sahabat Vika dan Steva. Tanpa sepengetahuan Vika dan Steva, diam-diam aku menaruh hati pada Dio. Dan aku tau kalau Vika dan Dio sangatlah dekat. Maka dari itu aku menyembunyikan perasaanku ke Dio pada Vika.

KEESOKAN HARINYA

★DIO★

Aku sedang berada di kelas sendirian. Duduk di kursi sembari memainkan pulpen di tanganku.

"Hm, enaknya ngapain ya? Bosen nih gue." gumanku.

Beberapa detik kemudian, Rudi dan Aldi datang menghampiriku.

"Lo kenapa gak ikut kita ke kantin tadi Di?" tanya Rudi.

"Iya tuh."

"Gue males aja guys."

"Oh." kata Aldi lalu duduk di kursi sebelahku.

Begitu juga dengan Rudi. Dia juga duduk tapi duduknya di kursi di depanku.

"Gue lagi bosen banget nih guys. Kalian kasih gue solusi lah biar gue gak bosen."

"Hm.." pikir Rudi.

"Lo gak main sama Vika?" tanya Aldi.

"Gak Al." jawabku singkat.

"Elo salah juga sih Di, dia kan cewek wajar lah kalo dia nolak. Apalagi, dia itu gak senakal kayak elo kek gini." ucap Aldi.

"Bener tuh bro. Ingat aja, cewek tuh emang kayak gitu. Wajar aja sih."

Aku hanya diam saja. Mendengarkan apa kata teman-teman sekelasku ini.

"Aha, lo samperin Vika aja. Minta maaf ma dia gara-gara kemarin."

"Nah, bener juga tuh idenya Aldi."

"Iya juga sih. Daripada bosen kek gini. Okelah. Gue samperin Vika aja."

"Iya Di, moga berhasil."

"Siap Rud."

Aku pun berdiri dan langsung mencari Vika.

★VIKA★

Yap, kali ini aku lagi ada di kelas bersama temanku. Temanku? Temanku Steva dan Vio. Kita bertiga kelas X IPS-1 SMA. Kita lagi duduk di bangku belakang pojok kanan kelas.

"Eh guys, kapan-kapan kita main yok." ajak Steva.

"Kemana?" tanyaku.

"Kemana kek, refresing gitu."

"Gue sih oke-oke aja. Gak tau tuh kalo Vio gimana."

"Gue mah juga mau aja. Tapi waktunya aja yang harus kompromi."

"Iya dah." Steva.

Tiba-tiba saja Dio datang. Dia berdiri di sebelahku.

"Vik, gue mau ngomong ma lo. Berdua."

"Oh, okelah. Bentar ya guys, gue cabut dulu."

"Oke Vik." jawab mereka berdua.

Aku pun mengikuti Dio yang pergi keluar kelas menuju taman belakang sekolah. Di sana kita duduk di kursi taman.

"Lo mau ngomong apa Di?"

"Em, gini Vik, soal kejadian kemarin, gue minta maaf ma lo. Gue khilaf, gue terpengaruhi sama temen yang udah pernah minum."

Aku bingung mau jawab apa.

Terpopuler

Comments

Ris weskesel96

Ris weskesel96

Jangan Dibaca
Jangan ada kertas kosong bila masih mampu menulis,
Angan2 yang indah bisa membuatmu memgerti arti hidup,
Namun ko harus ingat hidup itu penuh perjuangan jadi jagan lelah untuk terus mengapai impianmu,
Gak ada salahnya kau mencoba hal2 baru,
Akan lebih baik kau berussaha untuk menghargai waktu,
Naik turun kebahagian atau kesediahan jangan membuatmu patah semangat.

Baik buruknya hidup kita hanya Allah swt yang tau,
Apapun yang terjadi tetaplah semangat dlm menjalani hidup ini,
Cinta tulus akan memnghampirimu dan mengukir kisah hidupmu kelak,
Agan baik mu akan membimbingmu meneju kebahagiaan.

2020-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!