R.Styx sebuah Nama yang terukir di puncak Leaderboard. Nama nya terukir dengan Huruf yang bersinar merah. Sementara nama - nama yang lain di ukir dengan warna putih, Nama R.Styx merupakan suatu hal yang berbeda.
Membuat Nama ini begitu mencolok dan terkenal.
-
-
-
-
Ada rumor yang mengatakan bahwa R.Styx sendiri adalah seorang Game Master.
Rumor ini diperkuat oleh Pemain peringkat 2 dalam COTHENIC yang telah mengerahkan seluruh usaha, tenaga, uang dan sebagai nya untuk mengalahkan R.Styx namun hasilnya Nihil.
-
-
-
-
Ketika R.Styx menampakan diri di depan umum, seluruh siaran COTHENIC akan meliputnya. Sosoknya yang memegang sebuah Blood Sword selalu membekas di ingatan para pemain.
Banyak pemain yang mengidolakan R.Styx dan memilih Job Swordsman.
-
-
-
-
Bahkan, R.Styx memiliki Komunitas penggemar secara diam - diam.
Mereka selalu mencari - cari R.Styx dan mengabadikan setiap momen yang dilakukannya.
-
-
Itulah R.Styx, Sosok yang dikatakan seorang Legenda Hidup dalam COTHENIC.
*
*
*
*
*
*
"Maafkan kami semua!" Mereka semua menundukan kepala secara bersamaan.
"Tidak masalah, aku memang sengaja melakukan hal ini. Membiarkan kalian terluka juga merupakan sedikit tanggung jawabku." Ren menjawab.
Setelah mengetahui siapa sosok Ren yang sebenarnya. Perubahan sikap mereka begitu Drastis, mereka berubah menjadi Hormat pada Ren.
Terutama Kazumi dan Arisu, keduanya sangat mengetahui siapa itu R.Styx.
"Anuu... Ren-sama.. Boleh aku meminta tanda tanganmu?" Arisu berbicara sedikit malu.
Reaksi ketiga temannya begitu terkejut, melihat sikap Arisu yang tiba - tiba menjadi aneh seperti ini. Arisu yang pendiam dan begitu sulit untuk diajak bicara bisa bersikap malu seperti ini.
"Apa maksudmu "sama"? aku tidak mengerti" Ren menjawab Arisu dengan Heran.
"Tuan Ren, "sama" adalah kata yang digunakan untuk seseorang yang sangat dihormati atau dikagumi yang berasal dari jepang." Kazumi menjelaskan pada Ren.
"Ya ampun, pantas saja aku tidak asing dengan kata ini. Jadi kalian semua orang jepang?" Ren bertanya pada Kazumi dan temannya.
"Em!" Mereka semua mengangguk.
"Em.. Anu.. Bagaimana? apakah aku boleh meminta tanda tanganmu?" Arisu menyentuhkan dua jari telunjuk nya bersamaan.
"Tentu, tapi untuk apa? tanda tanganku tidak berharga sama sekali."
"Tuan Ren..... Anda mungkin tidak mengerti." Kazumi menggelengkan kepalanya.
"Um? Soal apa?." Ren bertanya kembali.
"Soal Arisu, dia adalah penggemar ber- Emmm!!" Yuki berbicara namun segera di hentikan oleh arisu.
"Ssst!.. Y-Yuki!" Wajah Arisu memerah, dan berusaha menutup mulut Yuki.
"Apakah aku memiliki sesuatu seperti penggemar?" Ren heran.
"Yah, jika kau bersikeras. Baiklah, kau seorang Mage kan? biarkan aku melihat tongkat sihirmu." Ren berbicara pada Arisu.
"Um... Ini." Arisu memberikan tongkat sihirnya.
Ren mengamati Tongkat Arisu dengan seksama. Dia terlihat seperti ilmuwan yang sedang meneliti dengan serius.
"Kelas menengah ya, tidak baik. Tunggu sebentar disini..." Ren beranjak pergi.
Saat sosok Ren telah menghilang sepenuhnya. Yuki berbicara pada Arisu.
"Hey Arisu, bagaimana jika dia palsu?" Ucap Yuki.
"Kau meragukannya? bukankah tadi kau juga terkejut?" Kazumi mengerutkan alisnya.
"Aku hanya terkejut! bukan berarti aku mempercayai dia sepenuhnya. Lagipula aku tidak terlalu mengenalnya selain hanya nama." Yuki menjelaskan.
"Dia asli, aku yakin." Reigin memberikan komentar setelah sekian lama diam.
-
"Ssst... Dia telah kembali." Kazumi berbicara.
Ren sudah kembali, kini dia membawa dua buah tongkat yang berbeda.
"Menurut pengamatanku, Tongkat ini sudah tidak cocok bagimu umm.. Arisu? Yah, sebagai gantinya..." Ren mengeluarkan sebuah tongkat.
Itu adalah sebuah Tongkat yang indah berwarna perak. Di bagian ujung nya, terdapat sebuah kristal berwarna merah terang. Bukan hanya itu, yang paling mencolok dari semua itu adalah aura perak dan merah yang menyelimuti tongkat itu.
"Aku akan memberikan tongkat ini padamu, sebuah Tongkat khusus yang aku buat sendiri dulu. Disini juga terukir nama yang bisa dibilang tanda tanganku." Ren memperlihatkan ukiran namanya di Tongkat itu pada Arisu.
"Apa?! sebuah senjata berefek, diberikan pada Arisu?!" Yuki terkejut.
"Ada masalah?" Ren berbalik pada yuki.
"Ahh...Tidak ada, Hehehe." Yuki menjawab dengan tersenyum canggung.
"Ini Arisu, kuberikan ini untukmu." Ren menyerahkan tongkat itu.
Sementara Kazumi dan Reigin hanya kagum pada Ren yang memberikan Senjata berefek secara cuma - cuma. Kazumi tahu bahwa hanya senjata tingkat tinggi yang dibuat oleh bahan khusus yang mengeluarkan sebuah Efek dan itu sangat berharga.
"Waa... Waa.. T-Teri-ma kasih banyak!!" Arisu terlihat sangat senang dan membungkuk. Beberapa kali Arisu membuka dan menutup mulutnya tak percaya.
"Um.. Tentu." Ren tersenyum, kemudian dia berbalik pada Kazumi.
"Nah ada hal yang ingin kutahu dari kalian." Ren mengubah wajahnya menjadi serius. Membuat Reigin, Kazumi dan Yuki merinding.
"Apa itu Tuan Ren?" Kazumi bertanya.
"Sederhana, aku hanya ingin tahu, apa yang terjadi 3 tahun lalu." Ren menatap Kazumi.
"Glek.. Baiklah, aku akan menceritakan nya."
"Tiga tahun yang lalu, sebelum kami dipindahkan ke dunia ini. Kami sedang bersama pamanku di Ruangan Guild nya.
Pada saat itu muncul jendela yang menawarkan Event itu, kami bersama paman pun memutuskan untuk mengikuti Event itu dan memilih jawaban 'Ya' secara bersamaan. Kami pun kehilangan kesadaran dan bangun di Ibukota Kerajaan Aulzania ini, bersama pemain lain tentu nya. Paman yang menyadari bahwa kami berada di dunia lain langsung bertindak dengan cepat.
Paman dan beberapa pemain kuat lainnya segera membentuk Guild Petualang untuk melindungi para pemula, sama halnya dengan Moon Alliance.
Tapi banyak pemain yang memilih berpetualang sendiri, akibatnya kebanyakan dari mereka meninggal saat melawan mosnter. Kami juga masih sangat lemah dan seorang pemula." Kazumi menarik nafas terlebih dahulu.
"Um.. Lanjutkan." Ren mengangguk dan menginstruksikan Kazumi agar terus bercerita.
"Menurut Informasi dari Pamanku, setengah dari pemain COTHENIC telah dipindahkan ke dunia ini dan tersebar di seluruh benua. Masalah nya, tidak semua pemain ini baik, ada beberapa yang menjadi orang jahat dan bergabung dengan organisasi jahat dunia ini. Salah satunya berada di Kerajaan Aulzania ini yaitu Night Corpse." Kazumi berbicara dengan serius.
"Hooo.. Nama yang tak asing." Ren berkomentar.
"Mereka bahkan tak segan - segan untuk membunuh siapa pun yang menghalangi mereka. Tujuan Organisasi ini sendiri masih sangat misterius."
"Kami yang masih lemah, di didik oleh pamanku selama 2 tahun. Setelah itu, pamanku menyarankan kami pergi ke kota Ceeven ini. Dia mengatakan bahwa kami butuh pengalaman, tapi aku tahu bahwa paman sedang mengalami masalah di ibukota dan tak ingin melibatkan kami berempat."
"Meski kami ingin menolong paman, tapi kekuatan kami masihlah lemah. Kami hanya bisa menuruti permintaannya dan pergi ke Kota ini."
"Itu, sudah semua nya kurasa." Kazumi berbicara.
"Hanya itu?" Ren bertanya.
"Ya,. Beberapa Informasi tidak bisa kami bocorkan kepada siapa saja. Walaupun itu anda Tuan Ren. Anda pasti lebih mengerti."
Kazumi berbicara.
-
-
-
Sementara Ren dan tiga orang lainnya sedang membicarakan hal yang serius.
Arisu hanya fokus pada tongkat yang Ren berikan. Dia terlihat sangat senang sehingga tidak mempedulikan suasana di sekitarnya.
"Terima kasih, itu informasi yang cukup berguna bagiku. Sekarang terserah kalian, kalian boleh saja jika ingin kembali ke Kota Ceeven. Penyamaranku juga sudah terbongkar. Tapi ada satu hal yang perlu kalian ingat, jangan mengatakan apapun tentangku. Jika kalian melanggarnya...." Ren tersenyum.
"Aku akan memberikan sedikit peringatan."
Ren berkata dengan tersenyum, walaupun perkataannya tenang tapi di dalamnya mengandung emosi yang kuat. Membuat Ketiga orang itu merinding ketakutan.
Mereka mengetahui makna yang sebenarnya, yaitu jika mereka membocorkan Rahasia ini, mereka akan dibunuh.
"Glekk... Um.. Tentu Tuan Ren, Benarkan Yuki, Reigin?" Kazumi menegaskan pada temannya.
"I-Iya kami berjanji" Yuki dengan cepat mengangguk.
"Aku berjanji." Reigin mengatakan hal yang sama.
Mereka dengan cepat mengangguk dan setuju. Dalam pikiran mereka, sosok Ren sangat misterius.
Mereka kira, Ren adalah sosok yang baik hati dan tidak akan membunuh oranv dengan mudah. Tapi semua itu dibantah oleh niat membunuh yang dikeluarkan nya.
-
-
-
Melihat persetujuan ketiga orang itu, Ren kembali ke senyuman nya yang biasa.
Blood Sword masih ada di tangannya, sebelum akhirnya itu menghilang tanpa jejak.
Ren beranjak pergi, dan berencana untuk melanjutkan perjalanan nya menuju Kota Rondelia. Namun langkahnya kemudian berhenti.
"Hmm... Aku tidak mau memiliki hutang budi. Apa ada yang kalian inginkan dariku?"
Ren berbalik dan bertanya.
"Keinginan?" Ketiga orang itu saling memandang, lalu mengangguk.
"Tuan Ren, jika diperkenankan. Kami ingin anda untuk membantu paman di ibukota. Aku yakin dia sedang dalam kesulitan, jadi tolong bantulah pamanku." Kazumi menunduk, diikuti oleh Reigin dan Yuki.
"Akan kupikirkan hal ini dan juga sampaikan salamku pada Arisu."
Ren berjalan menjauhi Kazumi dan temannya sambil melambaikan tangan.
Lama - kelamaan, sosok Ren telah hilang sepenuhnya. Kazumi, Yuki dan Reigin menghela nafas, entah mengapa mereka merasa takut pada Ren. Meskipun Ren sepertinya tidak jahat.
"Pria itu.... Mengerikan." Kazumi mengutarakan pendapatnya.
"Ya, Aku setuju denganmu Kazumi." Yuki membalas ucapan Kazumi.
"Tapi, bukankah dia orang yang baik?" Reigin bertanya dengan wajah polos.
"Ya, maksudku. Mengerikan dalam artian yang berbeda Reigin." Kazumi menghela nafas Reigin masih seperti biasanya.
"Oii Arisu, sadarlah!"
"Kyaa!.. A-Ah?...... Kazumi ya, kupikir itu Ren-sama. Eh? Dimana Ren-sama?"
"Dia telah pergi."
"Ya, Dia telah pergi."
"Dia sudah pergi, Arisu"
Mendengar hal itu dari ketiga temannya, lagi - lagi Arisu terkejut dan membisu.
"Mengapa kalian tidak memberitahuku?!" Arisu yang seorang pendiam berteriak marah.
*
*
*
*
*
"Fyuh... Terkadang, ini melelahkan."
Ren yang sedang berjalan menuju Kota Rondelia bergumam. Sosoknya yang berjalan menatap langit yang cerah.
Pikiran Ren kini dipenuhi dengan betapa melelahkan untuk memiliki beberapa kepribadian yang berbeda.
Meski semua itu bertujuan untuk menyembunyikan kepribadian asli nya.
"Tapi Night Corpse ya, sepertinya ini adalah musuh pertamaku?"
Rambut Hitam, Mata Merah, wajah yang tampan. Tapi dibalik semua itu dia mengeluarkan aura yang menakutkan.
Membuat para Monster tidak berani mendekatinya. Ren dengan sengaja mengeluarkan mana nya, agar para monster tidak ada yang berani untuk menghalangi jalan.
"Sepertinya, aku memiliki alasan tambahan untuk pergi ke ibukota."
Ren menjulurkan lengannya ke arah matahari. Kemudian Ren mengepalkan tangannya seolah Ren telah memiliki Rencana baru untuk dia hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Naufal Hakim
lanjut thor
2021-11-10
0
HIRONIME
gw jadi ngeri anjim.
2021-05-08
1
Ar Win
Apa tu ren-sama gag pernah dengar dan di bahasa indo gag pernah ada kata2 ren-sana
2021-01-20
2