Chapter 5

Hari sudah menjelang malam, Anryzel dan Nivania memutuskan untuk pulang ke rumah. Diskusi yang panjang nampaknya tak cukup untuk memberikan mereka solusi atas krisis yang akan terjadi.

Pada awalnya Anryzel mengajukan diri untuk membasmi kelompok Redwolf, tapi entah mengapa Nivania melarang keras dirinya untuk pergi ke sana. Nivania berkata kalau Anryzel mungkin masih dalam proses pemulihan, dan hari pun sudah menjelang malam. Sangat berbahaya bagi Anryzel untuk berkeliaran di hutan seorang diri apalagi bertarung dengan mereka dalam keadaan gelap gulita.

Meskipun Anryzel bisa dengan mudah mengalahkan ratusan Redwolf sendirian, tapi Anryzel berpikir bahwa kali ini adalah dunia nyata, suatu hal yang berbahaya dapat terjadi kapan saja.

Berbeda dari game yang di mana kematian bukan sebuah masalah besar, di dunia nyata nyawa adalah taruhannya. Kematian memiliki arti game over, dan mungkin tidak akan ada lagi kesempatan kedua. Oleh karena itu, Anryzel memutuskan untuk menerima saran Nivania untuk sementara.

"Oh, kita belum makan malam, tunggu sebentar aku akan segera menyiapkan makan malam," ucap Nivania seraya beranjak pergi.

"Baiklah, sekali lagi terima kasih atas pertolonganmu. Sepertinya aku akan merepotkanmu lagi kali ini, Nivania."

"Ya, jangan khawatir dan tunggu saja di situ oke?"

Nivania lantas pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Sedangkan Anryzel lebih memilih untuk pergi ke kamar dan melakukan sesuatu terlebih dahulu.

Anryzel menyadari keberadaan sebuah cincin yang melingkar di jarinya ketika dia dan Nivania selesai menyembuhkan penduduk desa. Cincin ini sangat aneh karena tidak bisa dilepaskan maupun digerakkan. Seolah-olah cincin itu memang bagian dari anggota tubuhnya sendiri.

Anryzel tidak pernah memiliki cincin yang seperti ini, bahkan ketika ia berada dalam game Cothenic. Dia berpikir mungkin cincin ini memiliki suatu rahasia yang istimewa di dalamnya.

Sekarang bagaimana caranya untuk membuka rahasia yang ada di balik cincin ini? Anryzel benar-benar serius berpikir. Jika cincin ini termasuk ke dalam item, maka sudah pasti ada cara untuk di aktifkan.

"Jika ini dalam game pasti ada opsi "Gunakan" bukan? Nah, mari kita pikirkan di dunia nyata apa yang bisa kita jadikan sebagai opsi gunakan ini."

Fakta tersebut membuat Anryzel mengingat suatu hal yang paling penting. Sumber dari fenomena dan apa yang menjadi pemicu dari kemunculan fenomena tersebut.

Jika prinsip di dunia ini hampir sama dengan dunia game tapi hanya berbeda dari segi cara, maka ada satu hal yang patut ia coba. Skill dan sihir adalah fenomena, dan mana adalah pemicunya.

"Mungkinkah mengaktifkan sebuah item misterius juga menggunakan mana?"

Menyadari ini Anryzel berusaha merasakan mana yang ada dalam dirinya. Tidak membutuhkan waktu lama sebelum dia bisa sedikit demi sedikit merasakan sesuatu yang mengalir di dalam tubuh.

Disaat yang sama, Anryzel mampu merasakan benang-benang bercahaya redup dimana-mana. Apakah ini yang dinamakan dengan mana? Dia tidak tahu dengan pasti.

Setelah bisa merasakan ini dengan baik, Anryzel mencoba untuk mengendalikan dan  mengarahkan mana itu ke cincin. Mana itu semakin lama semakin banyak dan terkonsentrasi pada jari miliknya.

Namun karena Anryzel menutup mata untuk meningkatkan konsentrasi, dia tak menyadari bahwa cincin yang dia miliki mengeluarkan cahaya indah berwarna merah. Cahaya itu bagaikan gelombang yang berputar mengelilingi cincin dan jari-jemarinya.

Semakin lama gelombang cahaya semakin membesar, kemudian bergerak perlahan ke hadapan Anryzel. Cahaya itu lantas membentuk sebuah kotak yang lama kelamaan kotak itu menjadi sesuatu yang terasa mirip dengan sebuah pintu.

Anryzel pun membuka mata, dia sedikit terkejut ketika melihat kemunculan pintu cahaya berwarna merah itu. Anehnya, cahaya merah ini hanya berlaku di sekitar pintu, sehingga ruang di sekitar tidak terkena dampak cahaya dan tetap menjadi gelap.

Keterkejutan Anryzel tak berlangsung lama, dia segera memutuskan untuk memasuki pintu itu. Sesaat setelah Anryzel memasuki pintu, kini pandangan nya dipenuhi oleh sebuah ruangan besar yang di isi oleh berbagai macam item layaknya museum.

Anryzel sangat-sangat terkejut, sekaligus merasa bahagia. Secara tidak sadar, dia terperangah dan berkata, "Inventory?"

Anryzel tidak menyangka akan menemukan inventory yang kini berubah menjadi sebuah cincin. Tentu saja ini merupakan keuntungan besar, karena di dunia lain yang asing, keberadaan inventori akan sangat membantu.

Mengesampingkan perasaan senang, Anryzel kemudian menyusuri inventori yang berubah layaknya sebuah museum itu. Setiap dari item terbungkus oleh kubus transparan seperti kaca. Walau begitu ketika dia mencoba untuk menyentuhnya itu tembus tanpa ada hambatan sama sekali.

"Mungkin ini terbuat dari sihir? Dunia ini memang berbeda dengan game."

Pengamatan Anryzel mendapat sebuah kesimpulan nyata, dimana setiap item ternyata dikelompokan pada tempat yang berbeda-beda.

Mulai dari senjata, zirah, aksesoris, core, potion dan item-item lain yang tidak mungkin disebutkan satu per satu itu difilter berdasarkan kategori masing-masing. Kebetulan, Anryzel memiliki item terbaik berupa senjata, jadi dia menyusuri bagian kategori senjata.

"Aku akan senang jika mereka bertiga masih ada." Mata Anryzel dipenuhi dengan tekad yang membara.

Setelah menyusuri beberapa saat, perhatian Anryzel terfokus pada tiga kubus berwarna biru transparan yang berbeda dari yang lain.

Anryzel pun menghampiri ketiga kubus cahaya biru tersebut. Setelah benar-benar bisa melihat tiga senjata yang ada dalam masing-masing kubus, kegembiraannya memuncak.

"Ahhh ... terkadang takdir tidak selalu berbuat jahat padaku."

Tiga senjata terkuat sekaligus yang terbaik milik Anryzel ini berupa pedang, tombak dan belati. Salah satunya telah digunakan oleh Anryzel untuk melawan Dragon God Aszera, dan berhasil membawanya pada kemenangan.

"<> Nuxuria. Kau memang layak disebut sebagai pedang kelas tertinggi. Bahkan dalam game, sistem tak mampu mendeteksi seberapa hebatnya pedang ini."

Anryzel menyentuh Divine Soul Sword yang diberi nama, Nuxuria. Memiliki warna putih murni, dan bentuknya sangat sempurna serta berkilauan. Pada gagang nya terdapat ukiran-ukiran indah, bahkan Anryzel bisa mengetahui ukiran ini layak disebut sebagai karya seni sejati.

Anryzel mendapatkan pedang ini pada saat menjelajahi suatu tempat di Cothenic yang bernama Reruntuhan Kuno Langit. Tempat yang secara tak sengaja dia kunjungi, dan di indikasikan sebagai area tanpa peta.

Pedang ini adalah hadiah setelah Anryzel mengalahkan seorang swordsman yang menjaga tempat itu. Anryzel masih mengingat soal orang itu yang mengoceh bahwa dirinya adalah Dewa berpedang.

"Sungguh pengalaman yang konyol, bagaimana bisa seorang Dewa pedang dikalahkan oleh pendekar pedang sepertiku?"

Tapi, berkat pedang inilah Anryzel bisa mendapatkan kedua senjata lain yang tidak kalah hebatnya.

Anryzel mengarahkan pandangan nya ke arah samping. Disana terdapat kubus yang berisi sebuah Tombak berwarna hitam dengan corak merah yang unik. Tombak ini mengeluarkan aura merah kehitaman seperti angin tornado yang mengelilinginya.

"<>, Ganzalan. Nama yang membuatku merasa ragu, apakah dewa memang memiliki darah?"

Tombak ini Anryzel dapatkan saat dia berpetualang seorang diri di dunia bawah. Secara kebetulan, nasib membawanya ke sebuah Istana dari Demon God yang perkasa.

Beruntung pada saat itu Anryzel memiliki pedang Nuxuria di tangannya. Jadi dia bisa memenangkan pertempuran melawan musuh yang memiliki gelar Demon God itu.

Namun sayangnya, Anryzel tidak memiliki job apapun yang berkaitan dengan senjata tombak. Sehingga dia mungkin tidak akan mampu mengeluarkan potensi sesungguhnya dari Ganzalan.

"Kalau sekedar mengayunkan, sudah pasti aku bisa."

Anryzel melirik ke arah kubus berisi sebuah belati dan menyentuhnya. Sebuah belati indah semi-transparan yang warnanya tidak menunjukan suatu ketetapan.

Setiap saat warna belati itu selalu berganti menjadi merah, hijau, kuning, putih, biru, dan sebagainya. Belati itu melengkung dengan indah dan misterius, bahkan diantara ketiga senjata itu, dia mengakui bahwa belati ini adalah yang paling misterius.

Bisa dikatakan Anryzel mendapatkan belati ini juga secara tak sengaja. Namun berbeda dari dua senjata lain yang dia dapatkan sebagai hadiah mengalahkan musuh, belati ini di dapatkan dari sebuah ruang putih kosong pada saat dia tak sengaja memasukinya.

"Mungkinkah belati ini ada hubungan nya dengan para roh? mengingat namanya adalah <> Aschal."

Anryzel mengesampingkan pertanyaan tak berdasar itu. Hal yang paling penting disini adalah dirinya puas karena ketiga senjata ini masih ada dalam cincin misterius.

"Ah ... sial, aku harus segera kembali."

Anryzel berlari ke arah dimana pintu masuk berasal. Dia pun bergegas melompat keluar dari pintu tersebut. Matanya melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan sekitar.

Dia pun menghela napas dan bergumam, "Masih aman."

Anryzel pun menuju ke ruang makan kembali, beruntung pada saat dia datang Nivania baru saja menyelesaikan persiapan makanannya. Sehingga, Anryzel bisa makan dengan tenang tanpa khawatir. Sesudah makan malam bersama, Anryzel segera menuju kamarnya dengan alasan beristirahat.

....

Catatan Author: Telah Direvisi

Terpopuler

Comments

Nurul

Nurul

kesalahan pada penyebutan nama

2022-05-16

0

M A

M A

Baru baca lagi ceritamu thor dlu cuman sampai chp yg vampir di kota aja karna gk tertarik gtu

Tapi sekarang gk tau kenapa pas baca dari awal tuh kyk beda dan mulai tertarik sama novel ini

Tetap semangat untuk up chp nya thor 💪💪💪

2021-08-17

0

Ari Ari

Ari Ari

next

2021-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10 : Makhluk Multi-dimensi
11 Chapter 11 : Persiapan pelelangan
12 Chapter 12 : Pelelangan dimulai!
13 Chapter 13 : Duke Fedel
14 Chapter 14 : Pelatihan
15 Chapter 15 : Perpisahan
16 Chapter 16 : Four springs
17 Chapter 17 : Four Springs II
18 Chapter 18 : Tragedi Four Springs
19 Chapter 19 : Sang Legenda
20 Chapter 20 : Cerita dibalik 3 tahun lalu.
21 Chapter 21 : Reruntuhan Napetha
22 Chapter 22 : Sacred Blood Beast
23 Chapter 23 : Kota Rondelia, dan Vampire.
24 Chapter 24 : Kota Rondelia dan Insiden
25 Chapter 25 : Kota Rondelia dan Insiden II
26 Chapter 26 : Kesedihan dan Amarah
27 Chapter 27 : Sosok Vampire yang sebenarnya
28 Chapter 28 : Percakapan
29 Chapter 29 : Kekaguman dan Sumpah Nirlayn
30 Chapter 30 : Ksatria Aulzania dan Kesepakatan
31 Chapter 31 : Pemakaman dan Lost Magic
32 Chapter 32 : Percakapan II
33 Chapter 33 : Seorang Penjahat, Ren.
34 Chapter 34 : Ras yang terlupakan.
35 Chapter 35 : Melawan Ksatria Aulzania.
36 Chapter 36 : Continents Holder, The Monarch.
37 Chapter 37 : Kelahiran Sosok dan Nama baru.
38 Chapter 38 : Rencana Rahasia
39 Chapter 39 : Penginapan Twin Lotus
40 Chapter 40 : Nirlayn dan Persiapan Konferensi.
41 Chapter 41 : Awal Konferensi
42 Chapter 42 : Masalah Kerajaan Aulzania
43 Chapter 43 : Dua orang penguntit
44 Chapter 44 : Kemunculan kembali Musuh.
45 Chapter 45 : Pengikut baru dan Pembukaan Turnamen.
46 Chapter 46 : Turnamen B-1
47 Chapter 47 : Turnamen B-2
48 Chapter 48 : Turnamen B-3
49 Chapter 49 : Sebuah Pengkhianatan
50 Chapter 50 : Kekacauan Kota Aulzania.
51 Chapter 51 : Mengamuklah, Nuxuria.
52 Chapter 52 : Shadow Executor, Kanza.
53 Chapter 53 : Kekacauan Aulzania : Pandangan orang - orang
54 Chapter 54 : Contoh Kecil Sebuah Keputusasaan
55 Chapter 55 : Pemanggilan Kedua
56 Chapter 56 : True Ancestor - Rusava dan Raytsa
57 Chapter 57 : The Seven True Ancestor
58 Chapter 58 : Ren yang bekerja Keras
59 Chapter 59 : Ren yang bekerja Keras II
60 Chapter 60 : Keyakinan akan Takdir
61 Chapter 61 : Kejadian yang tak terduga
62 Chapter 62 : Pria Misterius yang tidak jelas
63 Chapter 63 : Pesta yang berlangsung cukup lama
64 Chapter 64 : Percakapan dalam Pesta
65 Chapter 65 : Sebuah Percakapan di Kota yang Jauh
66 Chapter 66 : Gelar Pahlawan
67 Chaptet 67 : Perintah dan Tujuan Baru?
68 Chapter 68 : Percobaan Summon di Malam Hari
69 Chapter 69 : Avrogan dan Crundela
70 Chapter 70 : Sedikit Kesedihan dalam Hati Ren
71 Chapter 71 : Indacrus dan Kembalinya Ren ke Istana
72 Chapter 72 : Penciptaan Sihir
73 Chapter 73 : Sihir Baru dan Kenalan lama
74 Chapter 74 : Pertarungan dengan Derrian
75 Chapter 75 : Persiapan Invasi Monster
76 Chapter 76 : Blood Servant dan Awal Invasi
77 Chapter 77 : Invasi Monster
78 Chapter 78 : Invasi Monster II
79 Chapter 79 : Invasi Monster III
80 Chapter 80 : Gigantic Tree
81 Chapter 81 : Pencarian Kebenaran?
82 Chapter 82 : Wanita yang Ambigu
83 Chapter 83 : Sandiwara Ren dan Arystina Myziri
84 Chapter 84 : Kemunculan Masalah Baru
85 Chapter 85 : Kegembiraan Ren
86 Chapter 86 : Perjalanan memastikan Kebenaran
87 Chapter 87 : Bloody Palace of the Monarch
88 Chapter 88 : Pemikiran Ren?
89 Chapter 89 : Tidak Penting!
90 Chapter 90 : Keputusan Mutlak dari Ren!
91 Chapter 91 : Kanza yang menjadi Jahat?
92 Chapter 92 : Pertemuan Dua Raja
93 Chapter 93 : Kemunculan Sang Ular Legendaris
94 Chapter 94 : Anryzel Dirvaren [Lose]
95 Chapter 95 : Secercah Cahaya yang menelan Kegelapan
96 Chapter 96 : Awal Kekejaman
97 Chapter 97 : Ketersiksaan dalam Kehidupan.
98 Chapter 98 : Tidak Sederhana
99 Chapter 99 : Sihir Perlindungan
100 Chapter 100 : Kejayaan untuk Anryzel Dirvaren!
101 Chapter 101 : Milžiniška gyvatė
102 Chapter 102 : Ganzalan dan Ampunan Ren
103 Chapter 103 : Sulit untuk diperkirakan
104 Chapter 104 : Penyimpangan Tujuan
105 Chapter 105 : Kanza di Kota Perbatasan
106 Chapter 106 : Rencana dalam Bayang
107 Chapter 107 : Perampok yang malang
108 Chapter 108 : Keberadaan para Pemain?
109 Chapter 109 : Kembali bekerja
110 Chapter 110 : Kegiatan membosankan
111 Chapter 111 : Masakan Nirlayn
112 Chapter 112 : Sang Kusir, dimulai
113 Chapter 113 : Gru'end
114 Chapter 114 : Dicintai oleh PENJARA
115 Chapter 115 ~ Misi penyamaran
116 Chatper 116 ~ Misi Penyamaran II
117 Chapter 117 ~ Battle Magic
118 Chapter 118 ~ Kekacauan Dimulai Dari Saat Ini
119 Ch. Bonus ~ Si Kecil Yang Menunggu
120 Chapter 119 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral
121 Chapter 120 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral II
122 Ch. Bonus ~ Nivania Zournac
123 Chapter 121 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral III
124 Chapter 122 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IV
125 Chapter 123 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral V
126 Chapter 124 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VI
127 Chapter 125 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VII
128 Chapter 126 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VIII
129 Chapter 127 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IX
130 Chapter 128 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral X
131 Chapter 129 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral [End]
132 Ch. 130 ~ Konferensi Tanpa Meja
133 Ch. 131 ~ Suasana Tegang
134 Ch. 132 ~ Mengejutkan
135 Chapter 133 : Merasa Kesulitan
136 Chapter 134 : Aroma Kekacauan
137 Chapter 135 : Prototype Anti-Detection Aircraft
138 Chapter 136 : Roh yang Aneh
139 Chapter 137 : Arystina yang Berusaha
140 Chapter 138 : Prototype VS Wyvern
141 Chapter 139 : Peneliti Sihir dan Pertaruhan Bodoh
142 Chapter 140 : Ketika Monarch Kelelahan
143 Chapter 141 : Kecerdasan Tak Biasa
144 Chapter 142 : Mencari Masalah?
145 Chapter 143 : Mereka yang tidak mengerti
146 Chapter 144 : Tiga Sekawan Yang Cukup Tangguh
147 Chapter 145 : Dibalik Penyerangan
148 Chapter 146 : Keanehan Berlanjut
149 Chapter 147 : Oh Celaka, Mengapa Harus Dia?
150 Chapter 148 : Pergerakan Kekaisaran
151 Chapter 149 : Para Utusan Bersitegang
152 Chapter 150 : Para Utusan Bersitegang II
153 Chapter 151 : Nasib Lorei Zonio
154 Chapter 152 : Kembali Ke Masalah Utama
155 Chapter 153 : Undangan Yang Tak Menyenangkan
156 Chapter 154 : Bukti Untuk Utusan
157 Chapter 155 : Floating Magic Ship?
158 Chapter 156 : Jangan Meremehkan Orang Kaya
159 Chapter 157 : Sang Dewa?
160 Chapter 158 : Hal Kecil Yang Datang Saat Gerimis
161 Chapter 159 : Teknologi dari Floating Magic Ship
162 Chapter 160 : Perempuan yang tangguh
163 Chapter 161 : Pemberitahuan Yang Mengejutkan
164 Chapter 162 : Menyelamatkan Korban
165 Chapter 163 : Membentuk [Crown]
166 Chapter 164 : Penyesalan Anryzel
167 Chapter 165 : Penawaran, dan Persyaratan
168 Chapter 166 : Kelas Pahlawan
169 Chapter 167 : Pelatihan Ksatria
170 Chapter 168 : Pelatihan Ksatria dan Hal Memalukan
171 Chapter 169 : Penyihir dan Acara Perpisahan yang tak biasa
172 Chapter 170 : Turquoise Dragon
173 Chapter 171 : Tindakan Ras Naga
174 Chapter 172 : Pertempuran murid
175 Chapter 173 : Murid Bersatu
176 Chapter 174 : Murid Kesulitan
177 Chapter 175 - Pertunjukkan Khusus
178 Chapter 176 - Monster Yang Malang
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10 : Makhluk Multi-dimensi
11
Chapter 11 : Persiapan pelelangan
12
Chapter 12 : Pelelangan dimulai!
13
Chapter 13 : Duke Fedel
14
Chapter 14 : Pelatihan
15
Chapter 15 : Perpisahan
16
Chapter 16 : Four springs
17
Chapter 17 : Four Springs II
18
Chapter 18 : Tragedi Four Springs
19
Chapter 19 : Sang Legenda
20
Chapter 20 : Cerita dibalik 3 tahun lalu.
21
Chapter 21 : Reruntuhan Napetha
22
Chapter 22 : Sacred Blood Beast
23
Chapter 23 : Kota Rondelia, dan Vampire.
24
Chapter 24 : Kota Rondelia dan Insiden
25
Chapter 25 : Kota Rondelia dan Insiden II
26
Chapter 26 : Kesedihan dan Amarah
27
Chapter 27 : Sosok Vampire yang sebenarnya
28
Chapter 28 : Percakapan
29
Chapter 29 : Kekaguman dan Sumpah Nirlayn
30
Chapter 30 : Ksatria Aulzania dan Kesepakatan
31
Chapter 31 : Pemakaman dan Lost Magic
32
Chapter 32 : Percakapan II
33
Chapter 33 : Seorang Penjahat, Ren.
34
Chapter 34 : Ras yang terlupakan.
35
Chapter 35 : Melawan Ksatria Aulzania.
36
Chapter 36 : Continents Holder, The Monarch.
37
Chapter 37 : Kelahiran Sosok dan Nama baru.
38
Chapter 38 : Rencana Rahasia
39
Chapter 39 : Penginapan Twin Lotus
40
Chapter 40 : Nirlayn dan Persiapan Konferensi.
41
Chapter 41 : Awal Konferensi
42
Chapter 42 : Masalah Kerajaan Aulzania
43
Chapter 43 : Dua orang penguntit
44
Chapter 44 : Kemunculan kembali Musuh.
45
Chapter 45 : Pengikut baru dan Pembukaan Turnamen.
46
Chapter 46 : Turnamen B-1
47
Chapter 47 : Turnamen B-2
48
Chapter 48 : Turnamen B-3
49
Chapter 49 : Sebuah Pengkhianatan
50
Chapter 50 : Kekacauan Kota Aulzania.
51
Chapter 51 : Mengamuklah, Nuxuria.
52
Chapter 52 : Shadow Executor, Kanza.
53
Chapter 53 : Kekacauan Aulzania : Pandangan orang - orang
54
Chapter 54 : Contoh Kecil Sebuah Keputusasaan
55
Chapter 55 : Pemanggilan Kedua
56
Chapter 56 : True Ancestor - Rusava dan Raytsa
57
Chapter 57 : The Seven True Ancestor
58
Chapter 58 : Ren yang bekerja Keras
59
Chapter 59 : Ren yang bekerja Keras II
60
Chapter 60 : Keyakinan akan Takdir
61
Chapter 61 : Kejadian yang tak terduga
62
Chapter 62 : Pria Misterius yang tidak jelas
63
Chapter 63 : Pesta yang berlangsung cukup lama
64
Chapter 64 : Percakapan dalam Pesta
65
Chapter 65 : Sebuah Percakapan di Kota yang Jauh
66
Chapter 66 : Gelar Pahlawan
67
Chaptet 67 : Perintah dan Tujuan Baru?
68
Chapter 68 : Percobaan Summon di Malam Hari
69
Chapter 69 : Avrogan dan Crundela
70
Chapter 70 : Sedikit Kesedihan dalam Hati Ren
71
Chapter 71 : Indacrus dan Kembalinya Ren ke Istana
72
Chapter 72 : Penciptaan Sihir
73
Chapter 73 : Sihir Baru dan Kenalan lama
74
Chapter 74 : Pertarungan dengan Derrian
75
Chapter 75 : Persiapan Invasi Monster
76
Chapter 76 : Blood Servant dan Awal Invasi
77
Chapter 77 : Invasi Monster
78
Chapter 78 : Invasi Monster II
79
Chapter 79 : Invasi Monster III
80
Chapter 80 : Gigantic Tree
81
Chapter 81 : Pencarian Kebenaran?
82
Chapter 82 : Wanita yang Ambigu
83
Chapter 83 : Sandiwara Ren dan Arystina Myziri
84
Chapter 84 : Kemunculan Masalah Baru
85
Chapter 85 : Kegembiraan Ren
86
Chapter 86 : Perjalanan memastikan Kebenaran
87
Chapter 87 : Bloody Palace of the Monarch
88
Chapter 88 : Pemikiran Ren?
89
Chapter 89 : Tidak Penting!
90
Chapter 90 : Keputusan Mutlak dari Ren!
91
Chapter 91 : Kanza yang menjadi Jahat?
92
Chapter 92 : Pertemuan Dua Raja
93
Chapter 93 : Kemunculan Sang Ular Legendaris
94
Chapter 94 : Anryzel Dirvaren [Lose]
95
Chapter 95 : Secercah Cahaya yang menelan Kegelapan
96
Chapter 96 : Awal Kekejaman
97
Chapter 97 : Ketersiksaan dalam Kehidupan.
98
Chapter 98 : Tidak Sederhana
99
Chapter 99 : Sihir Perlindungan
100
Chapter 100 : Kejayaan untuk Anryzel Dirvaren!
101
Chapter 101 : Milžiniška gyvatė
102
Chapter 102 : Ganzalan dan Ampunan Ren
103
Chapter 103 : Sulit untuk diperkirakan
104
Chapter 104 : Penyimpangan Tujuan
105
Chapter 105 : Kanza di Kota Perbatasan
106
Chapter 106 : Rencana dalam Bayang
107
Chapter 107 : Perampok yang malang
108
Chapter 108 : Keberadaan para Pemain?
109
Chapter 109 : Kembali bekerja
110
Chapter 110 : Kegiatan membosankan
111
Chapter 111 : Masakan Nirlayn
112
Chapter 112 : Sang Kusir, dimulai
113
Chapter 113 : Gru'end
114
Chapter 114 : Dicintai oleh PENJARA
115
Chapter 115 ~ Misi penyamaran
116
Chatper 116 ~ Misi Penyamaran II
117
Chapter 117 ~ Battle Magic
118
Chapter 118 ~ Kekacauan Dimulai Dari Saat Ini
119
Ch. Bonus ~ Si Kecil Yang Menunggu
120
Chapter 119 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral
121
Chapter 120 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral II
122
Ch. Bonus ~ Nivania Zournac
123
Chapter 121 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral III
124
Chapter 122 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IV
125
Chapter 123 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral V
126
Chapter 124 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VI
127
Chapter 125 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VII
128
Chapter 126 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VIII
129
Chapter 127 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IX
130
Chapter 128 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral X
131
Chapter 129 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral [End]
132
Ch. 130 ~ Konferensi Tanpa Meja
133
Ch. 131 ~ Suasana Tegang
134
Ch. 132 ~ Mengejutkan
135
Chapter 133 : Merasa Kesulitan
136
Chapter 134 : Aroma Kekacauan
137
Chapter 135 : Prototype Anti-Detection Aircraft
138
Chapter 136 : Roh yang Aneh
139
Chapter 137 : Arystina yang Berusaha
140
Chapter 138 : Prototype VS Wyvern
141
Chapter 139 : Peneliti Sihir dan Pertaruhan Bodoh
142
Chapter 140 : Ketika Monarch Kelelahan
143
Chapter 141 : Kecerdasan Tak Biasa
144
Chapter 142 : Mencari Masalah?
145
Chapter 143 : Mereka yang tidak mengerti
146
Chapter 144 : Tiga Sekawan Yang Cukup Tangguh
147
Chapter 145 : Dibalik Penyerangan
148
Chapter 146 : Keanehan Berlanjut
149
Chapter 147 : Oh Celaka, Mengapa Harus Dia?
150
Chapter 148 : Pergerakan Kekaisaran
151
Chapter 149 : Para Utusan Bersitegang
152
Chapter 150 : Para Utusan Bersitegang II
153
Chapter 151 : Nasib Lorei Zonio
154
Chapter 152 : Kembali Ke Masalah Utama
155
Chapter 153 : Undangan Yang Tak Menyenangkan
156
Chapter 154 : Bukti Untuk Utusan
157
Chapter 155 : Floating Magic Ship?
158
Chapter 156 : Jangan Meremehkan Orang Kaya
159
Chapter 157 : Sang Dewa?
160
Chapter 158 : Hal Kecil Yang Datang Saat Gerimis
161
Chapter 159 : Teknologi dari Floating Magic Ship
162
Chapter 160 : Perempuan yang tangguh
163
Chapter 161 : Pemberitahuan Yang Mengejutkan
164
Chapter 162 : Menyelamatkan Korban
165
Chapter 163 : Membentuk [Crown]
166
Chapter 164 : Penyesalan Anryzel
167
Chapter 165 : Penawaran, dan Persyaratan
168
Chapter 166 : Kelas Pahlawan
169
Chapter 167 : Pelatihan Ksatria
170
Chapter 168 : Pelatihan Ksatria dan Hal Memalukan
171
Chapter 169 : Penyihir dan Acara Perpisahan yang tak biasa
172
Chapter 170 : Turquoise Dragon
173
Chapter 171 : Tindakan Ras Naga
174
Chapter 172 : Pertempuran murid
175
Chapter 173 : Murid Bersatu
176
Chapter 174 : Murid Kesulitan
177
Chapter 175 - Pertunjukkan Khusus
178
Chapter 176 - Monster Yang Malang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!