Fajar telah tiba, Anryzel dengan segera terbangun dari mimpinya yang indah. Bangun di pagi hari telah menjadi kebiasaannya di bumi, sehingga kebiasaan itupun terbawa ke dunia ini.
Rencana di pagi hari ini adalah pergi ke hutan bagian timur dari desa. Anryzel berniat untuk membasmi sekelompok Redwolf yang kemarin menyerang para penduduk yang berpatroli.
Ini semua Anryzel lakukan atas dasar balas budi terhadap desa ini yang telah menolongnya ketika dia tidak sadarkan diri. Lagipula, Anryzel tidak ingin desa pertama ini binasa karena terkena serangan monster.
Tentu Nivania akan melarang keras jika mengetahui Anryzel akan pergi seorang diri. Maka dari itu, Anryzel memutuskan untuk pergi ketika matahari belum sepenuhnya terbit tanpa diketahui oleh Nivania.
"Dia belum bangun 'kan?"
Anryzel keluar dari kamar secara sembunyi-sembunyi. Ketika melihat keadaan rumah Nivania yang sepi, dia menghela nafas lega dan langsung keluar dari rumah tanpa berlama-lama.
Menurut apa yang dikatakan penduduk desa jarak antara hutan timur dan desa ini tidak terlalu jauh. Hal inilah yang menyebabkan Anryzel tidak terlalu khawatir karena kemungkinan tersesat sangatlah kecil.
Hari bertambah siang, Anryzel mulai memasuki wilayah yang disebut hutan bagian timur. Walau ini hanya sebuah hutan tapi Anryzel merasakan suatu perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Suasana fantasi yang dikeluarkan oleh hutan ini begitu terasa. Cahaya redup beraneka warna (Mana) dapat dilihat dimanapun. Anryzel merasakan ini sambil merasa senang, dunia game dan dunia nyata memang benar-benar berbeda.
Setelah beberapa saat menikmati suasana fantasi yang nyata, Anryzel mulai fokus kembali pada tujuan. Dia mencari beberapa petunjuk yang dapat dijadikan patokan untuk menuntunnya ke arah kelompok Redwolf.
"Ini aneh, bukankah seharusnya penduduk yang bertemu Redwolf tak jauh dari sekitaran sini?"
Namun rasa penasaran itu segera terjawab setelah Anryzel berjalan ke hutan yang lebih dalam. Di sekitaran tempat tersebut ada jejak pertempuran seperti cakaran di pohon, bercak darah, senjata yang berserakan, dan mayat manusia.
"Jadi ini bekas pertempuran kemarin?"
Jejak pertempuran ini sangat berharga. Tidak hanya menjadi bukti bahwa sekelompok Redwolf memang ada di hutan ini, tetapi juga menjadi petunjuk berharga akan keanehan yang sedang terjadi.
Jika dipikirkan secara logika, sekelompok monster yang kelaparan tidak mungkin menyisakan mayat-mayat penduduk Desa Giru secara utuh. Apalagi yang terlibat dalam kasus ini adalah Redwolf, monster serigala yang tidak memiliki kecerdasan sama sekali.
Dengan kata lain, Anryzel dapat menyimpulkan bahwa ada campur tangan monster lain disini. Setidaknya, monster itu harus cukup cerdas untuk menyusun sebuah rencana yang sederhana.
"Jika memang begitu, monster macam apa yang memimpin para Redwolf ini? Ah, mungkin tidak, yang harus kupertanyakan sekarang adalah apakah aku mampu mengalahkan mereka seperti dalam game?"
Anryzel lanjut melakukan penelusuran dengan menjadikan jejak-jejak yang tersisa sebagai penunjuk arah. Jejak itu terus membawanya masuk ke dalam hutan lebih jauh.
Sesampainya di suatu tempat yang cukup mencurigakan, Anryzel menghentikan langkah kaki dan meningkatkan kewaspadaan. Dia merasakan hawa keberadaan yang tengah memperhatikannya dari segala arah.
"Sebagai monster, mereka cukup berhati-hati."
Keberadaan-keberadaan yang tengah bersembunyi lalu perlahan menampakan diri. Mereka adalah serigala berukuran besar yang memiliki bulu merah kehitaman dengan taring yang sangat panjang.
"Ini sungguh menarik." Anryzel mengamati setiap pergerakan para Redwolf yang berputar mengelilinginya. "Penampilan kalian memang sama, tapi atmosfer dunia nyata memang sungguh beda huh?"
Cukup tidak menguntungkan jika harus melakukan pertempuran perdananya di lokasi yang membatasi pergerakan. Oleh karena itu, satu-satunya pilihan bagi Anryzel adalah membawa mereka semua ke tempat yang lebih terbuka.
"Kalian ingin bermain? Kalau begitu kejarlah aku!"
Anryzel langsung mengambil langkah seribu untuk memancing para Redwolf. Hasilnya, dia melesat bagai cahaya yang seketika merobohkan seluruh pepohonan dan meninggalkan jejak terbakar di jalurnya.
"Tunggu," ucap Anryzel seraya berhenti dan melihat ke belakang.
Ya, benar sekali. Di belakangnya tidak ada tanda-tanda kelompok Redwolf yang mengejar.
"Sial, salah perkiraan!"
Anryzel memutar balik ke tempat semula dengan kecepatan yang sama. Saat itu dia mendapati fakta lucu dimana para Redwolf sedang mematung seolah-olah merasa bingung.
"Lihat kemana kalian monster? Aku disini!" teriak Anryzel memprovokasi.
Akhirnya setelah diprovokasi, sekelompok Redwolf itupun sadar dan segera menerjang dengan cepat. Kali ini Anryzel menyesuaikan kecepatan berlarinya sampai titik dimana Redwolf masih mampu mengimbanginya.
...___________________________...
Di Sebuah kamar sederhana, diatas ranjang tidur sederhana terdapat seorang wanita berambut pirang yang sedang tertidur. Dia tertidur dengan lelap, begitu nyaman dia rasakan. Namun sayang, kenyamanan itu tak berlangsung lama saat cahaya matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar.
"Hoaammm... Sudah pagi? Padahal aku berharap untuk tidur lebih lama."
Wanita itu menggosok matanya, kemudian dengan terhuyung-huyung berjalan ke luar kamar. Wanita itu adalah Nivania, dia dikenal sebagai dokter di Desa Giru ini, tapi faktanya sebenarnya tidak ada seorangpun penduduk desa yang mengetahui asal-usul Nivania.
Setelah membasuh muka, Nivania mulai memasak untuk sarapan pagi. Makanan yang disiapkan terdiri dari sayuran dan daging yang dimasak dalam sebuah sup hangat, sangat cocok untuk dijadikan sarapan di kala dingin.
Berbeda dari hari-hari yang telah lalu, kali ini Nivania menyiapkan makanan untuk porsi dua orang. Satu untuk dirinya, dan satu untuk seorang pemuda aneh yang beberapa hari lalu dia temukan.
"Apakah Anryzel masih tertidur?"
Nivania menghampiri kamar Anryzel, mengetuk beberapa kali pintunya tapi tidak kunjung mendapat jawaban. Beberapa kali dia berusaha untuk mengetuk kembali, berpikir mungkin Anryzel masih tertidur, tetapi tetap saja tak ada jawaban yang keluar.
Merasa aneh karena tidak mungkin ketukannya tidak terdengar membuat Nivania memaksa untuk masuk. Saat masuk ke dalam kamar itu ternyata tidak ada seorangpun di sana. Nivania kemudian menggelengkan kepala pelan.
"Sulit diberitahu. Mungkin, aku akan menyusulnya setelah sarapan."
Saat ingin beranjak kembali ke dapur, pintu depan rumah Nivania tiba-tiba diketuk. Dari suara ketukan itu yang intens memberi pertanda bahwa ada sesuatu yang penting sedang terjadi.
Tanpa berpikir lama Nivania menghampiri sumber ketukan, membuka pintu dan mendapati seorang wanita paruh baya dengan muka cemas disana.
"Nivania, ini gawat!"
"Ada apa bibi? Mengapa bibi begitu panik?"
"Apakah pria yang kamu selamatkan tidak ada? Bibi melihatnya pergi ke arah hutan tadi!"
Orang yang dimaksud oleh wanita paruh baya itu adalah Anryzel. Cukup beruntung dia karena dapat melihat Anryzel walaupun Anryzel sendiri telah berusaha sembunyi dengan sebaik mungkin.
"Ya, dia tidak ada disini. Lupakan, hal gawat apa yang ingin Bibi katakan?"
"Ini berkaitan dengan kejadian kemarin, anak muda itu sedang dalam masalah! Paman Bild berkata kalau dia melihat Redmoon Wolf bersama dengan sekelompok Redwolf kemarin!"
"Apa!?" Nivania sedikit meninggikan suara karena terkejut. "Redmoon Wolf?! mengapa pak tua itu tak memberitahuku lebih awal!"
Redmoon Wolf adalah seekor monster yang merupakan hasil dari evolusi Redwolf. Spesies Alpha yang memimpin Redwolf memiliki kemungkinan kecil untuk berevolusi sehingga menciptakan monster ini, Redmoon Wolf.
Kekuatan dan kecerdasan antara Redmoon Wolf dan Redwolf tidak bisa dibandingkan. Satu ekor Redmoon Wolf mungkin setara dengan dua ratus sampai tiga ratus ekor Redwolf. Itulah indikasi seberapa berbahayanya Redmoon Wolf.
Informasi mengenai Redmoon Wolf sudah menyebar dikalangan orang perkotaan sebagai monster yang mampu menjadi ancaman bagi desa besar hingga kota kecil. Meskipun begitu keberadaan mereka sangat langka sehingga Nivania merasa heran mengapa monster semacam itu bisa muncul di dekat desa kecil seperti ini.
"Bibi, aku akan pergi menolongnya. Jika aku tidak kembali sampai sore hari beritahu pada semua orang untuk melarikan diri, mengerti?"
Nivania bergegas memasuki kediamannya, dia segera memakai perlengkapan yang selalu dia pakai saat mencari tanaman obat. Sebuah zirah ringan yang menutupi titik-titik vital, berwarna perak dengan beberapa warna emas yang menyertainya.
Nivania berangkat dengan tergesa-gesa, dia tidak mengindahkan perkataan orang-orang yang mencoba untuk menghentikan tindakan cerobohnya.
Seperti yang orang-orang katakan, Nivania tidak perlu mengambil risiko yang sangat berbahaya demi menyelamatkan seseorang yang tidak dia kenal. Namun kata hatinya mengatakan bahwa ini adalah tindakan yang harus diambil apapun risikonya.
"Kumohon bertahanlah, Anryzel!"
Berdasarkan pengalaman yang Nivania punya, seharusnya sekelompok Redwolf yang dipimpin oleh Redmoon wolf paling sedikit berjumlah 200 ekor. Satu pasukan prajurit terlatih pun akan kesulitan menangani mereka.
Nivania sendiri tidak yakin dirinya akan selamat jika harus melawan mereka semua. Akan tetapi ia memiliki keyakinan bisa membawa Anryzel melarikan diri dari tempat itu walaupun kecil kemungkinan untuk selamat.
"Semoga hari-hari damaiku tidak berakhir di sini!!"
Tak butuh waktu lama, Nivania kini memasuki kawasan hutan timur. Samar-samar Nivania mencium bau darah dan mendengar ada beberapa raungan serigala. Segera Nivania menghampiri asal suara itu, dia berlari sekuat tenaga.
Nivania berlari mengikuti semua jejak yang bisa dia lihat. Sampai di suatu tempat, dia melihat sebuah pohon yang roboh secara teratur, dan dari sana suara lolongan serigala makin terdengar jelas.
Sekali lagi dia berlari secepat mungkin. Masih ada harapan karena suara pertempuran masih ada yang berarti Anryzel masih selamat dan mungkin sedang berjuang antara hidup dan mati.
Kemudian suara pedang yang berdentang hingga lolongan serigala memenuhi pendengaran. Nivania pun tiba di tempat yang dimaksud, namun dirinya terdiam oleh pemandangan yang saat ini dia saksikan
Bagaimana tidak, semua ekspektasinya mengenai pertempuran hidup dan mati telah sirna. Nivania yang berasumsi Anryzel sedang sekarat kini merasa malu.
Semua itu dikarenakan puluhan mayat dari Redwolf yang berserakan. Lalu di antara semuanya, penyebab dari tumpukan mayat itu adalah pemuda yang Nivania sangka tidak berdaya, yaitu adalah Anryzel.
"Hahaha, aku merasa bodoh karena mengkhawatirkanmu."
Sekujur tubuh Nivania lemas karena telah menyaksikan pembantaian. Ditambah perasaan lemas ini diperkuat oleh kelelahan setelah berlari tanpa henti.
Hati Nivania yang khawatir kini telah digantikan oleh kekaguman terhadap seseorang yang dengan santai dan tenangnya membunuh satu per satu monster menggunakan teknik yang luar biasa.
....
Setelah membawa para Redwolf ke ruang terbuka, Anryzel segera bertarung dengan mereka. Jumlah Redwolf yang mengikutinya tidak disangka sangat banyak, dan bagaikan sebuah lautan monster.
Anryzel kemudian memanggil pedang mithril dari Inventori. Pedang mithril yang akan digunakan hanya sebuah pedang Low Class, di mana pedang mithril tanpa nama ini memiliki ketajaman cukup, ketahanan tinggi, dan kecocokan sihir rendah.
Perlu diketahui bahwa kelas item dibagi menjadi delapan kelas. Low Class, Middle Class, High Class, Rare Class, Super Class, Legend Class, Myth Class, dan Divine Class. Kelas ini tidak hanya digunakan pada item, tetapi juga pada hal-hal lain seperti skill, sihir, dan monster.
"Yah, untuk sekelompok Redwolf pedang mithril seharusnya lebih dari cukup."
Setelah pedang sudah siap untuk diayunkan, maka saat itu juga Anryzel menerjang balik pada para monster yang berdatangan. Monster Redwolf juga tidak begitu berharga hingga harus membuatnya menggunakan sihir, atau skill yang istimewa.
Namun karena segala sesuatu butuh percobaan, maka Anryzel harus menggunakan skill yang efektif namun tidak begitu berbahaya jika gagal digunakan.
"Divine Swordsman : Thrust!"
Anryzel menyiapkan ancang-ancang menyerang, lalu mendorong tubuhnya untuk meluncur ke arah lautan Redwolf dengan posisi pedang menusuk sementara tubuhnya berputar 360 derajat dengan kecepatan tinggi.
Skill serangan pertama yang dia gunakan di dunia ini. Jenis serangan AoE, klasifikasi skill berada pada Low Class dengan penggunaan mana berjumlah satu.
Efeknya memungkinkan pengguna untuk meluncur bagaikan peluru dengan pedang yang menjadi ujung tombak serangan. Serangan ini akan menghabisi semua musuh yang berada dalam satu garis lurus.
Secara luar biasa skill tersebut berhasil digunakan tanpa mengalami kendala, membuat semangat tempur Anryzel semakin meningkat. Banyak Redwolf seketika berjatuhan oleh satu serangan yang baru saja dia lancarkan.
Melawan para Redwolf juga membuat Anryzel merasa percaya diri. Mengapa? Karena kekuatan, kecepatan, serta semua kemampuan yang dia coba berhasil digunakan. Itu artinya, dia tidak perlu terlalu khawatir dengan kehidupan di dunia lain ini.
Redwolf yang awalnya menyerang satu per satu kini merasakan ancaman. Insting mereka mengatakan bahwa menyerang secara bergiliran tidak akan pernah berhasil, dengan begitu mereka mencoba untuk menyerang secara bersamaan.
Sepuluh Redwolf menerjang bersama-sama dengan Anryzel sebagai pusatnya. Mereka menggunakan taring, cakar, serta kepala untuk memberikan serangan. Tapi Anryzel dengan mudah menghindar sekaligus memberikan serangan balasan yang membuat semua Redwolf terbelah menjadi dua.
Sesaat kemudian, raungan yang menggelegar pun muncul, membuat suasana seketika menjadi hening tanpa terkecuali. Anryzel juga terdiam karena merasa sesuatu yang dia tunggu akhirnya akan menampakkan diri.
"Tidak salah lagi, bossnya akan muncul."
Ucapan Anryzel terbukti benar, sesosok monster serigala yang memiliki ukuran dua kali lipat lebih besar dari Redwolf muncul dari balik kerumunan. Monster itu memiliki bulu putih dengan corak merah menyerupai bulan di tubuhnya.
Anryzel pun berkata tak percaya. "Lah, bisa-bisanya monster lemah ini muncul?"
Redmoon wolf hanya monster biasa hasil evolusi dari Redwolf. Ancaman yang dia berikan tidak lebih dari sekelompok Redwolf berjumlah 300 ekor. Selain kekuatan fisik yang lebih besar, sedikit kecerdasan, dan skill intimidasi kelas rendah, maka tidak ada hal lain yang istimewa dari monster ini.
"Tidak apalah, aku harus bersyukur lawan pertamaku tidak terlalu kuat. Anggap saja ini sebagai tutorial, benar tutorial."
Anryzel mengibaskan pedang yang telah terlumuri oleh darah Redwolf. Ia lantas memasang kuda-kuda sederhana yang mampu memperkuat posisi bertahan dan kekuatan serang yang akan dilancarkan.
"Majulah, aku tidak keberatan melakukan tutorial lagi."
Anryzel meningkatkan fokus untuk berlatih ketenangan. Saat ini, dia tidak sadar bahwa kedua bola matanya menyala merah, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan aura merah menyeramkan.
Redmoon Wolf seketika gentar melihat aura yang menyeramkan itu. Akan tetapi para Redwolf yang sedang menyaksikan membuatnya tidak bisa melarikan diri. Seperti halnya manusia, Redmoon Wolf yang memiliki kecerdasan walau sedikit pun memiliki harga diri.
"Grrr, grooaarrr!!!"
Redmoon Wolf berlari sekencang mungkin, menghimpun tenaga dan menyiapkan taringnya yang luar biasa besar, dan tajam. Redmoon Wolf membuka mulut untuk menerkam Anryzel yang masih dalam posisi kuda-kuda.
Ketika sosok mereka berdua saling bertemu, sebuah kilatan merah muncul di antara tubuh Redmoon Wolf. Monster Redmoon Wolf yang menerjang terdiam di belakang Anryzel, dia tidak mengerti apa yang sedang dialami.
"Divine Swordsman : Lighning Cut," ucap Anryzel pelan.
Tidak ada rasa sakit, namun pandangan Redmoon Wolf itu langsung hilang bersamaan dengan tubuhnya yang terbelah. Hanya butuh satu detik bagi Redmoon Wolf itu mengalami kekalahan yang begitu telak.
Skill serangan kedua yang dia gunakan di dunia ini. Jenis serangan single target, klasifikasi berada pada Low Class, serangan berelement petir dengan penggunaan mana berjumlah dua.
Efeknya memungkinkan pengguna untuk menebas satu kali dengan kecepatan kilat. Serangan ini akan menghabisi musuh yang berada dalam jangkauan tebasan dengan kekuatan serang yang lebih besar daripada Thrust.
Para Redwolf yang menyaksikan pemimpin mereka terkapar dengan tubuh terbelah meringis ketakutan. Keempat kaki mereka yang kokoh bahkan bergetar, sampai laripun tidak sanggup mereka lakukan.
Anryzel yang berhasil mengalahkan Redmoon Wolf dengan sangat-sangat mudah lalu kembali bersikap seperti biasa. Dia kemudian menatap semua Redwolf yang tersisa dengan wajah ironis.
"Monster tetaplah monster, meskipun kalian kuampuni suatu saat kalian akan berbuat kerusakan lagi."
Anryzel berpikir dalam-dalam lalu memutuskan untuk menggunakan sihir agar semua Redwolf dapat tereksekusi tanpa melewatkan satupun yang tersisa.
"Sihir mana ya?" Anryzel memegang dagu seolah bertingkah seperti orang bijak. "Oh, mungkin sihir kombinasi High Class akan bagus."
Setelah selesai memilih, Anryzel mulai mengaktifkan sihir tersebut menggunakan konsep yang sama saat ia mengaktifkan sihir penyembuhan. Sebuah lingkaran sihir berjumlah lima muncul di sekitaran tubuh, dan dalam sekejap semua lingkaran sihir itu menembakan petir yang menembus seluruh target di jalurnya.
"Lightning Magic : Lightning Strike."
Sihir serangan pertama yang dia gunakan di dunia ini. Jenis serangan AoE, klasifikasi berada pada High Class dengan penggunaan mana berjumlah lima belas.
Efeknya memungkinkan pengguna untuk menciptakan peluru petir yang menembus semua target dalam radius seratus meter. Sihir ini merupakan kombinasi antara tiga element dasar, yaitu Angin, Air, dan Api sehingga terciptalah sihir berelement petir.
Semua Redwolf yang tersisa pun binasa. Setelah peluru petir menembus tubuh mereka, seketika itu juga tubuh mereka menjadi gosong dan terbakar. Medan pertempuran yang dipenuhi oleh monster sebelumnya kini berubah menjadi dipenuhi mayat monster.
"Yah." Anryzel merapikan rambutnya setelah teracak-acak saat bertempur, tentu perasaannya diliputi oleh rasa bahagia saat itu akan tetapi, "Pertarungan kali ini sukses bes- ...?"
Perkataan Anryzel terhenti saat melihat sesosok perempuan yang tak asing berada di tempat yang jauh. Perempuan itu sedang terduduk lemas dengan pandangan kosong seolah-olah tidak sadarkan diri.
"Tunggu, mengapa dia ada disini?" tanya Anryzel heran.
Anryzel segera menghampiri Nivania. Jujur perasaan bahagia itu kini digantikan oleh sedikit kekhawatiran karena Nivania baru saja menyaksikan pertempurannya.
....
Catatan Author: Telah Direvisi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Ari Ari
next
2021-07-31
0
Mi Queen 👑💎
Ceritanya cukup menarik, aku pikir ceritanya cuma ttg game dan main characterny akan op dan berpetualang, dan akhirnya menjadi yg terkuat. Ternyata main character pindah dunia ke dunia game, dan menurut aku yg buat cerita ini semakin menarik adalah dgn adanya ksatria2, kerajaan2, dan main characterny op.
Semangat Thor.. 😊 💪🏼💪🏼
2021-03-09
2
💋𝓜𝓲𝓼𝓼 𝓻𝓲𝓫𝓮𝓽𝓕𝓔𝓐💋
.
2021-01-20
0