Chapter 19 : Sang Legenda

"Argh.... D-Dim-ana i..ni?" Kazumi membuka mata dan mengerang.

Kazumi kemudian mengingat sesuatu..

"Ah!Teman - Tema..!"

Kazumi langsung bangun dan mencari keberadaan teman - teman nya.

Melihat bahwa Yuki, Arisu, dan Reigin berada tak jauh darinya kazumi sedikit tenang. Kazumi langsung memeriksa denyut nadi mereka satu per satu.

"Ahh.. Syukurlah.."

"Tapi, Dimana ini, sebuah tenda?." Kazumi memperhatikan sekitarnya dengan seksama.

Tidak salah lagi, tempat ini merupakan sebuah tenda.

"Tunggu... Simbol itu."

Kazumi menyadari ada sebuah Simbol di tenda ini. Simbol yang sama dengan tenda yang kemarin mereka Gunakan.

"Tenda Kami? siapa orang yang membawa kita kesini."

Kazumi semakin penasaran, kemudian memutuskan untuk memeriksa ke luar tenda.

Setelah keluar dari tenda, Kazumi melihat seorang yang tengah duduk dekat perapian tidak jauh dari tenda.

Seorang pria yang memakai pakaian hitam bercorak merah. Penampilan orang itu membuat Kazumi merasa curiga. Orang itu tidak menunjukan kewaspadaan apapun, penuh dengan celah.

Kazumi perlahan - lahan mendekati orang itu, sambil bersiap untuk menghunuskan pedang kapan pun.

"Ya ampun, kau ini tidak sopan sekali pada orang yang telah menolongmu."

'?!'

Kazumi terkejut, padahal Orang ini tidak menunjukan sedikitpun Rasa waspada.

Dan lagi, Kazumi telah berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan keberadaanya.

Karena orang itu telah menyadari keberadaan nya. Kazumi pun bertanya pada orang itu.

"Apakah benar kau yang menolong kami?" Kazumi bertanya dengan curiga.

"Ya, bagaimana jika kau duduk terlebih dahulu?"

Orang itu membalikan badannya, pada saat inilah Kazumi membeku.

Rambut Hitam dan Mata merah, seorang pria yang layak di sebut sebagai ketampanan sejati.

Kazumi yang seorang lelaki bahkan mengakui orang yang ada di hadapan nya sangat tampan. Namun, Kazumi merasa bahwa suara orang ini sedikit tidak asing baginya.

"Um.. Baiklah, untuk sementara aku akan mempercayaimu." Kazumi menyerah dan duduk di dekat orang itu.

"Itu bagus, tidak ada gunanya bagimu memusuhiku." Orang itu berkata dengan tenang.

"Itu benar, Maafkan aku telah mencurigaimu Dan terima kasih telah menolong kami." Kazumi membungkukan badan nya.

"Tak apa, kebetulan aku hanya ingin menolong kalian."

"Ya, Ngomong - Ngomong boleh aku tahu siapa namamu?" Kazumi bertanya.

"Namaku ya... Nanti akan kuberitahu."

"Huh??"

Kazumi bingung apa yang orang itu katakan tapi memutuskan untuk tidak bertanya lagi.

Kazumi hanya memperhatikan orang itu yang dengan tenang membaca sebuah buku.

Sesaat Kazumi teringat oleh sosok Arisu yang sedang membaca buku.

*

*

*

*

*

"Sepertinya teman - teman mu telah sadar."

Orang itu tiba - tiba berbicara, membuat Kazumi memasang wajah heran.

"Ha? Darimana kau mengetahui itu?" Kazumi bertanya heran.

"Jangan pedulikan hal sepele, cepat kesana dan temui mereka." Orang itu berbicara dengan tenang dan melanjutkan membaca buku.

Meski Kazumi merasa aneh, tapi Kazumi tetap kembali menuju tenda dengan ekspresi rumit di wajahnya.

Begitu Kazumi memasuki Tenda semua orang telah sadar. Namun masih dalam keadaan bingung.

"Teman - teman! Kalian sudah sadar?!"

Kazumi berteriak dengan gembira dan menghampiri mereka.

"Aduduh.... Kazumi? ini mimpi kah? Eh....? Arisu? Reigin? " Yuki membalas sambil menatap teman - teman nya.

Kazumi tidak menjawab pertanyaan yuki, dengan cepat Kazumi menghampiri Yuki dan memeluknya.

"Yuki.. Syukurlah kau baik - baik saja.." Kazumi berkata dengan senang.

"E!? Eh?!!!.... Ap-Apaan kau bodoh!?" Yuki berteriak berusaha melepaskan pelukan Kazumi. Namun, Kazumi memeluknya dengan Erat.

"Hey Hey.. Apakah Tuan pemimpin hanya memikirkan Yuki?" Arisu berkata dengan dingin.

"Arisu.. Jangan ganggu mereka." Reigin membalas Arisu.

Kazumi yang menyadari kata - kata Arisu, langsung melepaskan pelukan nya.

"Maaf - Maaf, aku terlalu senang. Arisu, Reigin Syukurlah kalian juga baik - baik saja." Kazumi terlihat sedikit malu.

"Ya,ya, Tuan pemimpin. Bisakah kau menjelaskan situasi nya? sepertinya kau sudah sadar lebih dulu dari kami." Arisu bertanya, diikuti oleh anggukan Yuki dan Reigin.

"Aku juga tidak tahu, yang jelas ada seorang yang menolong kita dari Lion King itu. Orang yang ku sebut ada diluar dan sedang membaca buku." Kazumi berbicara.

"Dan lagi.. Orang itu sangat misterius, dia juga yang memberitahuku bahwa kalian sudah sadar. Menurutku, orang ini bukan sembarang orang." Kazumi berbicara pelan dengan wajah serius.

"Kita ditolong oleh seorang diri?" Arisu bertanya.

"Siapa namanya?" Yuki bertanya.

"Itu berarti orang yang kau maksud kuat kan Kazumi?" Reigin menyatakan.

"Sepertinya begitu Arisu. Untuk namanya, dia enggan memberitahuku. Soal Kuat atau tidaknya aku tidak tahu." Kazumi menjawab mereka satu per satu.

"Yah.. Jika kalian penasaran, ayo kita temui dia. Tapi ingat satu hal, jangan memasang ekspresi terkejut ok?" Kazumi berbicara tak berdaya.

"Huh??" Ketiga temannya bingung atas perkataan Kazumi.

Arisu, Yuki dan Reigin kemudian meninggalkan tenda bersama dengan Kazumi.

Sosok orang yang Kazumi sebut terlihat oleh mata Mereka.

"Hey Kazumi, Dia orang nya?" Arisu berbisik pada Kazumi.

"Ya, Ada apa?" Kazumi berbisik balik.

"Tidak, hanya saja. Dirinya penuh dengan celah dan tidak waspada sama sekali." Arisu menjelaskan pada Kazumi.

"Haha..." Kazumi hanya bisa tersenyum canggung.

Mereka kemudian mendekati sosok orang itu. Sosok itu terlihat menyadari kedatangan Kazumi dan kawan nya.

"Oh.. Aku senang kalian tidak berniat menyerangku." Sosok itu berbicara sambil menutup buku nya.

"Kalian ingin tahu siapa aku kan? bagaimana jika duduk terlebih dahulu?" Sosok itu berbicara kemudian membalikan Tubuhnya menghadap Kazumi dan teman nya.

Semua orang selain Kazumi membeku, Sosok pria yang sangat tampan memasuki pandangan mereka. Kini mereka mengerti, mengapa Kazumi berbicara untuk tidak terkejut.

"Ada apa? kalian tidak ingin duduk?" Sosok itu bertanya.

Prok. Prok.

"Yuki, Arisu, Reigin. Apakah kalian akan melamun seperti itu terus?"

Mendengar tepukan tangan Kazumi, tiga orang itu akhirnya tersadar. Mereka merasa sedikit malu karena memperlihatkan sesuatu seperti itu. Akhirnya mereka menerima tawaran pria itu dan duduk melingkar.

"Mhm? Bagaimana jika begini, satu orang bisa menanyakan satu pertanyaan. Tentu aku akan berusaha untuk menjawabnya." Sosok Pria itu berkata pada keempat orang dihadapan nya.

"Aku.." Arisu yang pertama kali mengangkat tangan.

"Apa pertanyaan mu?"

"Kau menyelamatkan kami dari Lion King itu seorang diri?"

"Itu benar, lalu siapa selanjutnya?"

"Giliranku." Kazumi berkata. Kemudian sosok itu mengangguk menandakan persetujuan nya.

"Siapa Namamu? dan siapa kau sebenarnya?"

"Bukankah itu 2 pertanyaan sekaligus? aku anggap kau tidak bertanya. Baiklah selanjutnya?"

"Apa?! jangan bercanda?! bukankah jika ada dua pertanyaan, kau bisa menjawab satu?!"

Kazumi berteriak marah.

"Sudah, Sudah..." Reigin menahan Kazumi yang terlihat marah dan ingin memukul sosok pria itu.

"Jika begitu! Aku yang bertanya, Siapa namamu?" Yuki bertanya dengan semangat.

"Kau tidak bisa menanyakan sesuatu yang sama, pertanyaan ini aku anggap gugur." Sosok itu menjawab dengan tersenyum.

"A-Apa?! Kau sengaja kan?!" Yuki juga berteriak dengan penuh emosi. Kali ini Giliran Arisu yang menahan agar yuki tidak menyerang sosok pria itu.

"Itu peraturannya, sekarang pertanyaan hanya tinggal tersisa satu. Pikirkan dengan baik." Pria itu berbicara kembali.

"Reigin, pikirkan dengan baik!." Kazumi berbicara pada Reigin.

"Um? apa yang harus kutanyakan?" Reigin terlihat bingung.

"Ah!" Semua orang menyadari satu hal, jika dalam hal seperti ini. Reigin tidak bisa diandalkan.

"Pfftt.....Hahaha. Kalian semua lucu sekali, baiklah karena pria itu telah menghiburku. Akan kuberitahu siapa aku." Sosok pria itu tertawa melihat tingkah Reigin.

"Kau sengaja kan mempermainkan kami sialan?!" Kazumi masih tetap marah.

"Sstt.. Kazumi sudahlah, yang penting dia akan menyebutkan siapa dirinya." Arisu menenangkan Kazumi.

"Jika aku mengatakan [Hallo, Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan party terbaik kota ini, Namaku Ren S. Alvian. Seorang pedagang yang baru memulai usahanya.] Apakah kalian puas?" Sosok pria itu mengatakannya dengan tersenyum.

"Jadi, Kau adalah Klien?!" Yuki berteriak.

"Tidak mungkin! bagaimana bisa si Ren itu adalah kau?!" Kazumi berbicara seakan tak percaya.

"Pantas saja aku merasa suaranya tak asing bagiku." Arisu memberikan tanggapan.

"Oh jadi kau Ren ya." Reigin hanya terkejut biasa.

"Yah... Ren yang seorang pedagang hanyalah samaranku." Sosok pria itu berbicara.

"Aku sebenarnya adalah..." Pria itu berdiri, kemudian, aura merah darah keluar dari tubuhnya membentuk sebuah pedang yang berwarna merah darah.

"Seorang pemain, seperti kalian." Pria itu mengatakan sambil menebaskan pedang darah nya.

"T-Tidak M-Mungkin? Sosok itu....." Arisu bergumam, menutup mulutnya seakan tak percaya.

"K-Kau adalah...." Yuki melakukan hal yang sama dengan Arisu.

"K-Kau... K-Kau!!" Kazumi sangat terkejut.

"Jadi Di-Dia?!" Reigin yang biasanya tidak terkejut kini memasang ekspresi itu.

Sosok yang berdiri dengan gagah nya memegang sebuah pedang yang terbuat dari darah ditangan nya.

Sosok yang berani menantang Dragon God seorang diri dan membawa kemenangan.

Sosok yang telah menjadi Legenda Hidup dalam COTHENIC.

Sosok yang sangat misterius karena wajahnya selalu di tutupi topeng.

Dialah Sang Legenda Hidup....

"R.Styx?!!!" Keempat orang itu meneriakan nama yang sama.

Terpopuler

Comments

HIRONIME

HIRONIME

gw jadi ngeri anjim

2021-05-08

1

ㅤ

protes

2021-02-11

0

Takeru Hajimasa

Takeru Hajimasa

Thor jujur saja makin lama cerita nya saya makin kecewa. Awal nya cerita nya sangat menakjubkan dan terlihat cool dan badas mc nya. Keren cerita nya tpi makin lama makin aneh. Alur nya maksain. Cerita nya ngawur dan makin aneh. Dan alur nya membosankan jd nya. Tidak seperti di awal chapter sangat keren.

2020-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10 : Makhluk Multi-dimensi
11 Chapter 11 : Persiapan pelelangan
12 Chapter 12 : Pelelangan dimulai!
13 Chapter 13 : Duke Fedel
14 Chapter 14 : Pelatihan
15 Chapter 15 : Perpisahan
16 Chapter 16 : Four springs
17 Chapter 17 : Four Springs II
18 Chapter 18 : Tragedi Four Springs
19 Chapter 19 : Sang Legenda
20 Chapter 20 : Cerita dibalik 3 tahun lalu.
21 Chapter 21 : Reruntuhan Napetha
22 Chapter 22 : Sacred Blood Beast
23 Chapter 23 : Kota Rondelia, dan Vampire.
24 Chapter 24 : Kota Rondelia dan Insiden
25 Chapter 25 : Kota Rondelia dan Insiden II
26 Chapter 26 : Kesedihan dan Amarah
27 Chapter 27 : Sosok Vampire yang sebenarnya
28 Chapter 28 : Percakapan
29 Chapter 29 : Kekaguman dan Sumpah Nirlayn
30 Chapter 30 : Ksatria Aulzania dan Kesepakatan
31 Chapter 31 : Pemakaman dan Lost Magic
32 Chapter 32 : Percakapan II
33 Chapter 33 : Seorang Penjahat, Ren.
34 Chapter 34 : Ras yang terlupakan.
35 Chapter 35 : Melawan Ksatria Aulzania.
36 Chapter 36 : Continents Holder, The Monarch.
37 Chapter 37 : Kelahiran Sosok dan Nama baru.
38 Chapter 38 : Rencana Rahasia
39 Chapter 39 : Penginapan Twin Lotus
40 Chapter 40 : Nirlayn dan Persiapan Konferensi.
41 Chapter 41 : Awal Konferensi
42 Chapter 42 : Masalah Kerajaan Aulzania
43 Chapter 43 : Dua orang penguntit
44 Chapter 44 : Kemunculan kembali Musuh.
45 Chapter 45 : Pengikut baru dan Pembukaan Turnamen.
46 Chapter 46 : Turnamen B-1
47 Chapter 47 : Turnamen B-2
48 Chapter 48 : Turnamen B-3
49 Chapter 49 : Sebuah Pengkhianatan
50 Chapter 50 : Kekacauan Kota Aulzania.
51 Chapter 51 : Mengamuklah, Nuxuria.
52 Chapter 52 : Shadow Executor, Kanza.
53 Chapter 53 : Kekacauan Aulzania : Pandangan orang - orang
54 Chapter 54 : Contoh Kecil Sebuah Keputusasaan
55 Chapter 55 : Pemanggilan Kedua
56 Chapter 56 : True Ancestor - Rusava dan Raytsa
57 Chapter 57 : The Seven True Ancestor
58 Chapter 58 : Ren yang bekerja Keras
59 Chapter 59 : Ren yang bekerja Keras II
60 Chapter 60 : Keyakinan akan Takdir
61 Chapter 61 : Kejadian yang tak terduga
62 Chapter 62 : Pria Misterius yang tidak jelas
63 Chapter 63 : Pesta yang berlangsung cukup lama
64 Chapter 64 : Percakapan dalam Pesta
65 Chapter 65 : Sebuah Percakapan di Kota yang Jauh
66 Chapter 66 : Gelar Pahlawan
67 Chaptet 67 : Perintah dan Tujuan Baru?
68 Chapter 68 : Percobaan Summon di Malam Hari
69 Chapter 69 : Avrogan dan Crundela
70 Chapter 70 : Sedikit Kesedihan dalam Hati Ren
71 Chapter 71 : Indacrus dan Kembalinya Ren ke Istana
72 Chapter 72 : Penciptaan Sihir
73 Chapter 73 : Sihir Baru dan Kenalan lama
74 Chapter 74 : Pertarungan dengan Derrian
75 Chapter 75 : Persiapan Invasi Monster
76 Chapter 76 : Blood Servant dan Awal Invasi
77 Chapter 77 : Invasi Monster
78 Chapter 78 : Invasi Monster II
79 Chapter 79 : Invasi Monster III
80 Chapter 80 : Gigantic Tree
81 Chapter 81 : Pencarian Kebenaran?
82 Chapter 82 : Wanita yang Ambigu
83 Chapter 83 : Sandiwara Ren dan Arystina Myziri
84 Chapter 84 : Kemunculan Masalah Baru
85 Chapter 85 : Kegembiraan Ren
86 Chapter 86 : Perjalanan memastikan Kebenaran
87 Chapter 87 : Bloody Palace of the Monarch
88 Chapter 88 : Pemikiran Ren?
89 Chapter 89 : Tidak Penting!
90 Chapter 90 : Keputusan Mutlak dari Ren!
91 Chapter 91 : Kanza yang menjadi Jahat?
92 Chapter 92 : Pertemuan Dua Raja
93 Chapter 93 : Kemunculan Sang Ular Legendaris
94 Chapter 94 : Anryzel Dirvaren [Lose]
95 Chapter 95 : Secercah Cahaya yang menelan Kegelapan
96 Chapter 96 : Awal Kekejaman
97 Chapter 97 : Ketersiksaan dalam Kehidupan.
98 Chapter 98 : Tidak Sederhana
99 Chapter 99 : Sihir Perlindungan
100 Chapter 100 : Kejayaan untuk Anryzel Dirvaren!
101 Chapter 101 : Milžiniška gyvatė
102 Chapter 102 : Ganzalan dan Ampunan Ren
103 Chapter 103 : Sulit untuk diperkirakan
104 Chapter 104 : Penyimpangan Tujuan
105 Chapter 105 : Kanza di Kota Perbatasan
106 Chapter 106 : Rencana dalam Bayang
107 Chapter 107 : Perampok yang malang
108 Chapter 108 : Keberadaan para Pemain?
109 Chapter 109 : Kembali bekerja
110 Chapter 110 : Kegiatan membosankan
111 Chapter 111 : Masakan Nirlayn
112 Chapter 112 : Sang Kusir, dimulai
113 Chapter 113 : Gru'end
114 Chapter 114 : Dicintai oleh PENJARA
115 Chapter 115 ~ Misi penyamaran
116 Chatper 116 ~ Misi Penyamaran II
117 Chapter 117 ~ Battle Magic
118 Chapter 118 ~ Kekacauan Dimulai Dari Saat Ini
119 Ch. Bonus ~ Si Kecil Yang Menunggu
120 Chapter 119 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral
121 Chapter 120 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral II
122 Ch. Bonus ~ Nivania Zournac
123 Chapter 121 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral III
124 Chapter 122 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IV
125 Chapter 123 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral V
126 Chapter 124 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VI
127 Chapter 125 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VII
128 Chapter 126 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VIII
129 Chapter 127 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IX
130 Chapter 128 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral X
131 Chapter 129 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral [End]
132 Ch. 130 ~ Konferensi Tanpa Meja
133 Ch. 131 ~ Suasana Tegang
134 Ch. 132 ~ Mengejutkan
135 Chapter 133 : Merasa Kesulitan
136 Chapter 134 : Aroma Kekacauan
137 Chapter 135 : Prototype Anti-Detection Aircraft
138 Chapter 136 : Roh yang Aneh
139 Chapter 137 : Arystina yang Berusaha
140 Chapter 138 : Prototype VS Wyvern
141 Chapter 139 : Peneliti Sihir dan Pertaruhan Bodoh
142 Chapter 140 : Ketika Monarch Kelelahan
143 Chapter 141 : Kecerdasan Tak Biasa
144 Chapter 142 : Mencari Masalah?
145 Chapter 143 : Mereka yang tidak mengerti
146 Chapter 144 : Tiga Sekawan Yang Cukup Tangguh
147 Chapter 145 : Dibalik Penyerangan
148 Chapter 146 : Keanehan Berlanjut
149 Chapter 147 : Oh Celaka, Mengapa Harus Dia?
150 Chapter 148 : Pergerakan Kekaisaran
151 Chapter 149 : Para Utusan Bersitegang
152 Chapter 150 : Para Utusan Bersitegang II
153 Chapter 151 : Nasib Lorei Zonio
154 Chapter 152 : Kembali Ke Masalah Utama
155 Chapter 153 : Undangan Yang Tak Menyenangkan
156 Chapter 154 : Bukti Untuk Utusan
157 Chapter 155 : Floating Magic Ship?
158 Chapter 156 : Jangan Meremehkan Orang Kaya
159 Chapter 157 : Sang Dewa?
160 Chapter 158 : Hal Kecil Yang Datang Saat Gerimis
161 Chapter 159 : Teknologi dari Floating Magic Ship
162 Chapter 160 : Perempuan yang tangguh
163 Chapter 161 : Pemberitahuan Yang Mengejutkan
164 Chapter 162 : Menyelamatkan Korban
165 Chapter 163 : Membentuk [Crown]
166 Chapter 164 : Penyesalan Anryzel
167 Chapter 165 : Penawaran, dan Persyaratan
168 Chapter 166 : Kelas Pahlawan
169 Chapter 167 : Pelatihan Ksatria
170 Chapter 168 : Pelatihan Ksatria dan Hal Memalukan
171 Chapter 169 : Penyihir dan Acara Perpisahan yang tak biasa
172 Chapter 170 : Turquoise Dragon
173 Chapter 171 : Tindakan Ras Naga
174 Chapter 172 : Pertempuran murid
175 Chapter 173 : Murid Bersatu
176 Chapter 174 : Murid Kesulitan
177 Chapter 175 - Pertunjukkan Khusus
178 Chapter 176 - Monster Yang Malang
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10 : Makhluk Multi-dimensi
11
Chapter 11 : Persiapan pelelangan
12
Chapter 12 : Pelelangan dimulai!
13
Chapter 13 : Duke Fedel
14
Chapter 14 : Pelatihan
15
Chapter 15 : Perpisahan
16
Chapter 16 : Four springs
17
Chapter 17 : Four Springs II
18
Chapter 18 : Tragedi Four Springs
19
Chapter 19 : Sang Legenda
20
Chapter 20 : Cerita dibalik 3 tahun lalu.
21
Chapter 21 : Reruntuhan Napetha
22
Chapter 22 : Sacred Blood Beast
23
Chapter 23 : Kota Rondelia, dan Vampire.
24
Chapter 24 : Kota Rondelia dan Insiden
25
Chapter 25 : Kota Rondelia dan Insiden II
26
Chapter 26 : Kesedihan dan Amarah
27
Chapter 27 : Sosok Vampire yang sebenarnya
28
Chapter 28 : Percakapan
29
Chapter 29 : Kekaguman dan Sumpah Nirlayn
30
Chapter 30 : Ksatria Aulzania dan Kesepakatan
31
Chapter 31 : Pemakaman dan Lost Magic
32
Chapter 32 : Percakapan II
33
Chapter 33 : Seorang Penjahat, Ren.
34
Chapter 34 : Ras yang terlupakan.
35
Chapter 35 : Melawan Ksatria Aulzania.
36
Chapter 36 : Continents Holder, The Monarch.
37
Chapter 37 : Kelahiran Sosok dan Nama baru.
38
Chapter 38 : Rencana Rahasia
39
Chapter 39 : Penginapan Twin Lotus
40
Chapter 40 : Nirlayn dan Persiapan Konferensi.
41
Chapter 41 : Awal Konferensi
42
Chapter 42 : Masalah Kerajaan Aulzania
43
Chapter 43 : Dua orang penguntit
44
Chapter 44 : Kemunculan kembali Musuh.
45
Chapter 45 : Pengikut baru dan Pembukaan Turnamen.
46
Chapter 46 : Turnamen B-1
47
Chapter 47 : Turnamen B-2
48
Chapter 48 : Turnamen B-3
49
Chapter 49 : Sebuah Pengkhianatan
50
Chapter 50 : Kekacauan Kota Aulzania.
51
Chapter 51 : Mengamuklah, Nuxuria.
52
Chapter 52 : Shadow Executor, Kanza.
53
Chapter 53 : Kekacauan Aulzania : Pandangan orang - orang
54
Chapter 54 : Contoh Kecil Sebuah Keputusasaan
55
Chapter 55 : Pemanggilan Kedua
56
Chapter 56 : True Ancestor - Rusava dan Raytsa
57
Chapter 57 : The Seven True Ancestor
58
Chapter 58 : Ren yang bekerja Keras
59
Chapter 59 : Ren yang bekerja Keras II
60
Chapter 60 : Keyakinan akan Takdir
61
Chapter 61 : Kejadian yang tak terduga
62
Chapter 62 : Pria Misterius yang tidak jelas
63
Chapter 63 : Pesta yang berlangsung cukup lama
64
Chapter 64 : Percakapan dalam Pesta
65
Chapter 65 : Sebuah Percakapan di Kota yang Jauh
66
Chapter 66 : Gelar Pahlawan
67
Chaptet 67 : Perintah dan Tujuan Baru?
68
Chapter 68 : Percobaan Summon di Malam Hari
69
Chapter 69 : Avrogan dan Crundela
70
Chapter 70 : Sedikit Kesedihan dalam Hati Ren
71
Chapter 71 : Indacrus dan Kembalinya Ren ke Istana
72
Chapter 72 : Penciptaan Sihir
73
Chapter 73 : Sihir Baru dan Kenalan lama
74
Chapter 74 : Pertarungan dengan Derrian
75
Chapter 75 : Persiapan Invasi Monster
76
Chapter 76 : Blood Servant dan Awal Invasi
77
Chapter 77 : Invasi Monster
78
Chapter 78 : Invasi Monster II
79
Chapter 79 : Invasi Monster III
80
Chapter 80 : Gigantic Tree
81
Chapter 81 : Pencarian Kebenaran?
82
Chapter 82 : Wanita yang Ambigu
83
Chapter 83 : Sandiwara Ren dan Arystina Myziri
84
Chapter 84 : Kemunculan Masalah Baru
85
Chapter 85 : Kegembiraan Ren
86
Chapter 86 : Perjalanan memastikan Kebenaran
87
Chapter 87 : Bloody Palace of the Monarch
88
Chapter 88 : Pemikiran Ren?
89
Chapter 89 : Tidak Penting!
90
Chapter 90 : Keputusan Mutlak dari Ren!
91
Chapter 91 : Kanza yang menjadi Jahat?
92
Chapter 92 : Pertemuan Dua Raja
93
Chapter 93 : Kemunculan Sang Ular Legendaris
94
Chapter 94 : Anryzel Dirvaren [Lose]
95
Chapter 95 : Secercah Cahaya yang menelan Kegelapan
96
Chapter 96 : Awal Kekejaman
97
Chapter 97 : Ketersiksaan dalam Kehidupan.
98
Chapter 98 : Tidak Sederhana
99
Chapter 99 : Sihir Perlindungan
100
Chapter 100 : Kejayaan untuk Anryzel Dirvaren!
101
Chapter 101 : Milžiniška gyvatė
102
Chapter 102 : Ganzalan dan Ampunan Ren
103
Chapter 103 : Sulit untuk diperkirakan
104
Chapter 104 : Penyimpangan Tujuan
105
Chapter 105 : Kanza di Kota Perbatasan
106
Chapter 106 : Rencana dalam Bayang
107
Chapter 107 : Perampok yang malang
108
Chapter 108 : Keberadaan para Pemain?
109
Chapter 109 : Kembali bekerja
110
Chapter 110 : Kegiatan membosankan
111
Chapter 111 : Masakan Nirlayn
112
Chapter 112 : Sang Kusir, dimulai
113
Chapter 113 : Gru'end
114
Chapter 114 : Dicintai oleh PENJARA
115
Chapter 115 ~ Misi penyamaran
116
Chatper 116 ~ Misi Penyamaran II
117
Chapter 117 ~ Battle Magic
118
Chapter 118 ~ Kekacauan Dimulai Dari Saat Ini
119
Ch. Bonus ~ Si Kecil Yang Menunggu
120
Chapter 119 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral
121
Chapter 120 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral II
122
Ch. Bonus ~ Nivania Zournac
123
Chapter 121 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral III
124
Chapter 122 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IV
125
Chapter 123 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral V
126
Chapter 124 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VI
127
Chapter 125 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VII
128
Chapter 126 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral VIII
129
Chapter 127 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral IX
130
Chapter 128 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral X
131
Chapter 129 ~ Kekacauan Kerajaan Suci Sancteral [End]
132
Ch. 130 ~ Konferensi Tanpa Meja
133
Ch. 131 ~ Suasana Tegang
134
Ch. 132 ~ Mengejutkan
135
Chapter 133 : Merasa Kesulitan
136
Chapter 134 : Aroma Kekacauan
137
Chapter 135 : Prototype Anti-Detection Aircraft
138
Chapter 136 : Roh yang Aneh
139
Chapter 137 : Arystina yang Berusaha
140
Chapter 138 : Prototype VS Wyvern
141
Chapter 139 : Peneliti Sihir dan Pertaruhan Bodoh
142
Chapter 140 : Ketika Monarch Kelelahan
143
Chapter 141 : Kecerdasan Tak Biasa
144
Chapter 142 : Mencari Masalah?
145
Chapter 143 : Mereka yang tidak mengerti
146
Chapter 144 : Tiga Sekawan Yang Cukup Tangguh
147
Chapter 145 : Dibalik Penyerangan
148
Chapter 146 : Keanehan Berlanjut
149
Chapter 147 : Oh Celaka, Mengapa Harus Dia?
150
Chapter 148 : Pergerakan Kekaisaran
151
Chapter 149 : Para Utusan Bersitegang
152
Chapter 150 : Para Utusan Bersitegang II
153
Chapter 151 : Nasib Lorei Zonio
154
Chapter 152 : Kembali Ke Masalah Utama
155
Chapter 153 : Undangan Yang Tak Menyenangkan
156
Chapter 154 : Bukti Untuk Utusan
157
Chapter 155 : Floating Magic Ship?
158
Chapter 156 : Jangan Meremehkan Orang Kaya
159
Chapter 157 : Sang Dewa?
160
Chapter 158 : Hal Kecil Yang Datang Saat Gerimis
161
Chapter 159 : Teknologi dari Floating Magic Ship
162
Chapter 160 : Perempuan yang tangguh
163
Chapter 161 : Pemberitahuan Yang Mengejutkan
164
Chapter 162 : Menyelamatkan Korban
165
Chapter 163 : Membentuk [Crown]
166
Chapter 164 : Penyesalan Anryzel
167
Chapter 165 : Penawaran, dan Persyaratan
168
Chapter 166 : Kelas Pahlawan
169
Chapter 167 : Pelatihan Ksatria
170
Chapter 168 : Pelatihan Ksatria dan Hal Memalukan
171
Chapter 169 : Penyihir dan Acara Perpisahan yang tak biasa
172
Chapter 170 : Turquoise Dragon
173
Chapter 171 : Tindakan Ras Naga
174
Chapter 172 : Pertempuran murid
175
Chapter 173 : Murid Bersatu
176
Chapter 174 : Murid Kesulitan
177
Chapter 175 - Pertunjukkan Khusus
178
Chapter 176 - Monster Yang Malang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!