"Argh.... D-Dim-ana i..ni?" Kazumi membuka mata dan mengerang.
Kazumi kemudian mengingat sesuatu..
"Ah!Teman - Tema..!"
Kazumi langsung bangun dan mencari keberadaan teman - teman nya.
Melihat bahwa Yuki, Arisu, dan Reigin berada tak jauh darinya kazumi sedikit tenang. Kazumi langsung memeriksa denyut nadi mereka satu per satu.
"Ahh.. Syukurlah.."
"Tapi, Dimana ini, sebuah tenda?." Kazumi memperhatikan sekitarnya dengan seksama.
Tidak salah lagi, tempat ini merupakan sebuah tenda.
"Tunggu... Simbol itu."
Kazumi menyadari ada sebuah Simbol di tenda ini. Simbol yang sama dengan tenda yang kemarin mereka Gunakan.
"Tenda Kami? siapa orang yang membawa kita kesini."
Kazumi semakin penasaran, kemudian memutuskan untuk memeriksa ke luar tenda.
Setelah keluar dari tenda, Kazumi melihat seorang yang tengah duduk dekat perapian tidak jauh dari tenda.
Seorang pria yang memakai pakaian hitam bercorak merah. Penampilan orang itu membuat Kazumi merasa curiga. Orang itu tidak menunjukan kewaspadaan apapun, penuh dengan celah.
Kazumi perlahan - lahan mendekati orang itu, sambil bersiap untuk menghunuskan pedang kapan pun.
"Ya ampun, kau ini tidak sopan sekali pada orang yang telah menolongmu."
'?!'
Kazumi terkejut, padahal Orang ini tidak menunjukan sedikitpun Rasa waspada.
Dan lagi, Kazumi telah berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan keberadaanya.
Karena orang itu telah menyadari keberadaan nya. Kazumi pun bertanya pada orang itu.
"Apakah benar kau yang menolong kami?" Kazumi bertanya dengan curiga.
"Ya, bagaimana jika kau duduk terlebih dahulu?"
Orang itu membalikan badannya, pada saat inilah Kazumi membeku.
Rambut Hitam dan Mata merah, seorang pria yang layak di sebut sebagai ketampanan sejati.
Kazumi yang seorang lelaki bahkan mengakui orang yang ada di hadapan nya sangat tampan. Namun, Kazumi merasa bahwa suara orang ini sedikit tidak asing baginya.
"Um.. Baiklah, untuk sementara aku akan mempercayaimu." Kazumi menyerah dan duduk di dekat orang itu.
"Itu bagus, tidak ada gunanya bagimu memusuhiku." Orang itu berkata dengan tenang.
"Itu benar, Maafkan aku telah mencurigaimu Dan terima kasih telah menolong kami." Kazumi membungkukan badan nya.
"Tak apa, kebetulan aku hanya ingin menolong kalian."
"Ya, Ngomong - Ngomong boleh aku tahu siapa namamu?" Kazumi bertanya.
"Namaku ya... Nanti akan kuberitahu."
"Huh??"
Kazumi bingung apa yang orang itu katakan tapi memutuskan untuk tidak bertanya lagi.
Kazumi hanya memperhatikan orang itu yang dengan tenang membaca sebuah buku.
Sesaat Kazumi teringat oleh sosok Arisu yang sedang membaca buku.
*
*
*
*
*
"Sepertinya teman - teman mu telah sadar."
Orang itu tiba - tiba berbicara, membuat Kazumi memasang wajah heran.
"Ha? Darimana kau mengetahui itu?" Kazumi bertanya heran.
"Jangan pedulikan hal sepele, cepat kesana dan temui mereka." Orang itu berbicara dengan tenang dan melanjutkan membaca buku.
Meski Kazumi merasa aneh, tapi Kazumi tetap kembali menuju tenda dengan ekspresi rumit di wajahnya.
Begitu Kazumi memasuki Tenda semua orang telah sadar. Namun masih dalam keadaan bingung.
"Teman - teman! Kalian sudah sadar?!"
Kazumi berteriak dengan gembira dan menghampiri mereka.
"Aduduh.... Kazumi? ini mimpi kah? Eh....? Arisu? Reigin? " Yuki membalas sambil menatap teman - teman nya.
Kazumi tidak menjawab pertanyaan yuki, dengan cepat Kazumi menghampiri Yuki dan memeluknya.
"Yuki.. Syukurlah kau baik - baik saja.." Kazumi berkata dengan senang.
"E!? Eh?!!!.... Ap-Apaan kau bodoh!?" Yuki berteriak berusaha melepaskan pelukan Kazumi. Namun, Kazumi memeluknya dengan Erat.
"Hey Hey.. Apakah Tuan pemimpin hanya memikirkan Yuki?" Arisu berkata dengan dingin.
"Arisu.. Jangan ganggu mereka." Reigin membalas Arisu.
Kazumi yang menyadari kata - kata Arisu, langsung melepaskan pelukan nya.
"Maaf - Maaf, aku terlalu senang. Arisu, Reigin Syukurlah kalian juga baik - baik saja." Kazumi terlihat sedikit malu.
"Ya,ya, Tuan pemimpin. Bisakah kau menjelaskan situasi nya? sepertinya kau sudah sadar lebih dulu dari kami." Arisu bertanya, diikuti oleh anggukan Yuki dan Reigin.
"Aku juga tidak tahu, yang jelas ada seorang yang menolong kita dari Lion King itu. Orang yang ku sebut ada diluar dan sedang membaca buku." Kazumi berbicara.
"Dan lagi.. Orang itu sangat misterius, dia juga yang memberitahuku bahwa kalian sudah sadar. Menurutku, orang ini bukan sembarang orang." Kazumi berbicara pelan dengan wajah serius.
"Kita ditolong oleh seorang diri?" Arisu bertanya.
"Siapa namanya?" Yuki bertanya.
"Itu berarti orang yang kau maksud kuat kan Kazumi?" Reigin menyatakan.
"Sepertinya begitu Arisu. Untuk namanya, dia enggan memberitahuku. Soal Kuat atau tidaknya aku tidak tahu." Kazumi menjawab mereka satu per satu.
"Yah.. Jika kalian penasaran, ayo kita temui dia. Tapi ingat satu hal, jangan memasang ekspresi terkejut ok?" Kazumi berbicara tak berdaya.
"Huh??" Ketiga temannya bingung atas perkataan Kazumi.
Arisu, Yuki dan Reigin kemudian meninggalkan tenda bersama dengan Kazumi.
Sosok orang yang Kazumi sebut terlihat oleh mata Mereka.
"Hey Kazumi, Dia orang nya?" Arisu berbisik pada Kazumi.
"Ya, Ada apa?" Kazumi berbisik balik.
"Tidak, hanya saja. Dirinya penuh dengan celah dan tidak waspada sama sekali." Arisu menjelaskan pada Kazumi.
"Haha..." Kazumi hanya bisa tersenyum canggung.
Mereka kemudian mendekati sosok orang itu. Sosok itu terlihat menyadari kedatangan Kazumi dan kawan nya.
"Oh.. Aku senang kalian tidak berniat menyerangku." Sosok itu berbicara sambil menutup buku nya.
"Kalian ingin tahu siapa aku kan? bagaimana jika duduk terlebih dahulu?" Sosok itu berbicara kemudian membalikan Tubuhnya menghadap Kazumi dan teman nya.
Semua orang selain Kazumi membeku, Sosok pria yang sangat tampan memasuki pandangan mereka. Kini mereka mengerti, mengapa Kazumi berbicara untuk tidak terkejut.
"Ada apa? kalian tidak ingin duduk?" Sosok itu bertanya.
Prok. Prok.
"Yuki, Arisu, Reigin. Apakah kalian akan melamun seperti itu terus?"
Mendengar tepukan tangan Kazumi, tiga orang itu akhirnya tersadar. Mereka merasa sedikit malu karena memperlihatkan sesuatu seperti itu. Akhirnya mereka menerima tawaran pria itu dan duduk melingkar.
"Mhm? Bagaimana jika begini, satu orang bisa menanyakan satu pertanyaan. Tentu aku akan berusaha untuk menjawabnya." Sosok Pria itu berkata pada keempat orang dihadapan nya.
"Aku.." Arisu yang pertama kali mengangkat tangan.
"Apa pertanyaan mu?"
"Kau menyelamatkan kami dari Lion King itu seorang diri?"
"Itu benar, lalu siapa selanjutnya?"
"Giliranku." Kazumi berkata. Kemudian sosok itu mengangguk menandakan persetujuan nya.
"Siapa Namamu? dan siapa kau sebenarnya?"
"Bukankah itu 2 pertanyaan sekaligus? aku anggap kau tidak bertanya. Baiklah selanjutnya?"
"Apa?! jangan bercanda?! bukankah jika ada dua pertanyaan, kau bisa menjawab satu?!"
Kazumi berteriak marah.
"Sudah, Sudah..." Reigin menahan Kazumi yang terlihat marah dan ingin memukul sosok pria itu.
"Jika begitu! Aku yang bertanya, Siapa namamu?" Yuki bertanya dengan semangat.
"Kau tidak bisa menanyakan sesuatu yang sama, pertanyaan ini aku anggap gugur." Sosok itu menjawab dengan tersenyum.
"A-Apa?! Kau sengaja kan?!" Yuki juga berteriak dengan penuh emosi. Kali ini Giliran Arisu yang menahan agar yuki tidak menyerang sosok pria itu.
"Itu peraturannya, sekarang pertanyaan hanya tinggal tersisa satu. Pikirkan dengan baik." Pria itu berbicara kembali.
"Reigin, pikirkan dengan baik!." Kazumi berbicara pada Reigin.
"Um? apa yang harus kutanyakan?" Reigin terlihat bingung.
"Ah!" Semua orang menyadari satu hal, jika dalam hal seperti ini. Reigin tidak bisa diandalkan.
"Pfftt.....Hahaha. Kalian semua lucu sekali, baiklah karena pria itu telah menghiburku. Akan kuberitahu siapa aku." Sosok pria itu tertawa melihat tingkah Reigin.
"Kau sengaja kan mempermainkan kami sialan?!" Kazumi masih tetap marah.
"Sstt.. Kazumi sudahlah, yang penting dia akan menyebutkan siapa dirinya." Arisu menenangkan Kazumi.
"Jika aku mengatakan [Hallo, Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan party terbaik kota ini, Namaku Ren S. Alvian. Seorang pedagang yang baru memulai usahanya.] Apakah kalian puas?" Sosok pria itu mengatakannya dengan tersenyum.
"Jadi, Kau adalah Klien?!" Yuki berteriak.
"Tidak mungkin! bagaimana bisa si Ren itu adalah kau?!" Kazumi berbicara seakan tak percaya.
"Pantas saja aku merasa suaranya tak asing bagiku." Arisu memberikan tanggapan.
"Oh jadi kau Ren ya." Reigin hanya terkejut biasa.
"Yah... Ren yang seorang pedagang hanyalah samaranku." Sosok pria itu berbicara.
"Aku sebenarnya adalah..." Pria itu berdiri, kemudian, aura merah darah keluar dari tubuhnya membentuk sebuah pedang yang berwarna merah darah.
"Seorang pemain, seperti kalian." Pria itu mengatakan sambil menebaskan pedang darah nya.
"T-Tidak M-Mungkin? Sosok itu....." Arisu bergumam, menutup mulutnya seakan tak percaya.
"K-Kau adalah...." Yuki melakukan hal yang sama dengan Arisu.
"K-Kau... K-Kau!!" Kazumi sangat terkejut.
"Jadi Di-Dia?!" Reigin yang biasanya tidak terkejut kini memasang ekspresi itu.
Sosok yang berdiri dengan gagah nya memegang sebuah pedang yang terbuat dari darah ditangan nya.
Sosok yang berani menantang Dragon God seorang diri dan membawa kemenangan.
Sosok yang telah menjadi Legenda Hidup dalam COTHENIC.
Sosok yang sangat misterius karena wajahnya selalu di tutupi topeng.
Dialah Sang Legenda Hidup....
"R.Styx?!!!" Keempat orang itu meneriakan nama yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
HIRONIME
gw jadi ngeri anjim
2021-05-08
1
ㅤ
protes
2021-02-11
0
Takeru Hajimasa
Thor jujur saja makin lama cerita nya saya makin kecewa. Awal nya cerita nya sangat menakjubkan dan terlihat cool dan badas mc nya. Keren cerita nya tpi makin lama makin aneh. Alur nya maksain. Cerita nya ngawur dan makin aneh. Dan alur nya membosankan jd nya. Tidak seperti di awal chapter sangat keren.
2020-11-03
0