Ariana baru saja selesai membersihkan dirinya saat mendapati marfel duduk di tepi ranjangnya. Ariana terdiam menatap marfel yang duduk diam dengan pandangan lurus ke depan. Posisi marfel memunggunginya karna ariana yang memang masih berada di depan pintu kamar mandi.
Ariana menghela napas. Ariana sebenarnya sangat takut marfel menanyakan tentang malam itu. Malam dimana marfel memergokinya sedang bersama david. Malam dimana marfel mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengejarnya dan david yang mencoba menghindar dengan melarikan diri. Malam dimana hubunganya dan marfel tiba tiba berubah. Begitu kosong tidak pernah ada cinta.
Pelan pelan ariana melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di samping marfel. Ariana tau mungkin marfel tidak menyadari kehadiranya.
Sedangkan marfel. Pria itu tau ariana memperhatikanya sejak tadi. Tapi marfel pura pura tidak tau.
“Marfel..”
Marfel menggerakan pelan pelan kepalanya namun pandanganya tetap lurus ke depan.
“Ariana..” Senyum marfel tipis.
Marfel bukan pria munafik. Meskipun rasa kecewanya begitu besar tapi marfel tidak bisa menampik perasaan cintanya yang juga masih besar pada ariana. Jika saja ariana tidak menghianatinya mungkin hubungan rumah tangga mereka akan tetap harmonis. Hubungan rumah tangga mereka tidak akan sedingin sekarang. Dan laura, gadis itu tidak akan mungkin hadir di antaranya dan ariana.
“Ada yang mau aku bicarakan ariana. Ini tentang laura.”
Ariana mengeryit. Marfel tidak pernah memanggilnya seperti itu. Marfel selalu memanggilnya ana. Panggilan yang marfel ciptakan sendiri sejak mereka berdua berjabat tangan dan berkenalan.
Ariana mendudukan dirinya di samping marfel namun marfel langsung bergeser memberi jarak antara dirinya dan ariana.
“Kenapa?” Tanya ariana bingung.
“Nggak papa.” Jawab marfel tersenyum tipis.
Marfel kemudian merogoh saku celana yang di kenakanya dan mengeluarkan sebuah amplop coklat. Marfel menyodorkan amplop coklat tersebut pada ariana.
“Ini apa?” Tanya ariana.
“Ini uang..” Jawab marfel.
“Uang? Untuk apa?”
Marfel diam sesaat kemudian tersenyum. Marfel hanya ingin menggantikan semua uang yang sudah ariana keluarkan untuk laura dan keluarganya.
“Kemarin aku dan laura berkunjung ke rumah nenek. Aku sudah tau semuanya ariana. Jadi uang ini aku berikan untuk kamu sebagai ganti semua uang yang sudah kamu keluarkan untuk laura.”
Ariana menggelengkan kepalanya. Marfel tau semuanya tapi tetap terlihat tenang. Marfel tidak marah dan bahkan mengganti semua uang yang sudah ariana keluarkan untuk laura.
“Fel ini..”
“Ariana, laura adalah istriku sekarang. Jadi aku rasa sudah seharusnya semua bebanya menjadi tanggung jawabku. Dan dengan aku menggantikan uang yang sudah kamu keluarkan itu artinya laura sudah tidak punya hutang apa apa sama kamu.”
Marfel menyela apa yang ingin di ucapkan ariana dengan santai. Marfel sangat kecewa sebenarnya tapi marfel menahan dan menyembunyikanya.
“Aku melakukanya ikhlas marfel..”
Marfel tertawa pelan.
“Kamu lucu ya ternyata. Tapi kalau memang kamu ikhlas itu bagus.”
Ariana menatap amplop coklat yang masih belum ariana terima. Ariana membantu laura karna punya niat. Salah satunya adalah syarat yang di ajukanya.
“Aku nggak bisa menerima uangnya.” Lirih ariana.
Marfel menurunkan tanganya. Dengan tenang di letakanya amplop coklat tersebut di atas ranjang di tengah tengah mereka berdua.
“Aku juga tidak mau istriku berhutang budi ariana.”
Ariana terdiam. Marfel bertindak seolah sudah begitu dalam mencintai laura.
“Apa kamu mencintai laura?”
Marfel tersenyum mendengar pertanyaan ariana. Menurut marfel wajah bahkan sah jika dirinya mencintai laura. Karna laura adalah istrinya.
“Tidak ada larangan mencintai istri sendiri bukan?”
Kedua mata ariana melebar. Ariana tau bagaimana marfel. Marfel sangat mencintainya. Marfel rela melakukan apa saja demi dirinya.
“Tapi..”
“Yang di larang itu mencintai orang lain yang bukan siapa siapa kita. Apa lagi kalau kita sudah berpasangan.” Sela marfel tenang.
“Sudah ya. Aku hanya mau ngomong itu saja. Uang itu terserah mau kamu apakan ariana. Yang jelas semua hutang laura sudah aku bayar lunas sama kamu.”
Marfel kemudian bangkit dari duduknya. Marfel ingin sekali segera keluar dari kamar ariana. Kamar yang juga dulu adalah kamarnya. Kamar yang menjadi saksi bisu indahnya cinta mereka berdua.
“Fel tunggu..”
Marfel yang hendak melangkahkan kakinya terdiam kembali.
“Kenapa?” Tanyanya dengan tatapan lurus ke depan serta posisi memunggungi ariana.
“Kamu tidak mau tidur disini bersamaku?”
Marfel tersenyum sinis mendengar pertanyaan itu. Ariana tidak memintanya untuk tetap tinggal. Ariana hanya bertanya yang artinya tidak ada masalah jika marfel enggan.
“Tidak ariana. Aku takut merepotkan.”
Marfel kemudian melangkah dengan sebuah tongkat yang menjadi penunjuk jalanya. Marfel sebenarnya gerah dengan sandiwaranya sendiri. Tapi bersama laura marfel merasa tenang juga di hargai.
Ariana yang masih duduk di tempatnya hanya bisa terdiam. Sedih rasanya melihat pria yang sangat di cintainya tidak bisa melihat apa apa. Marfel benar benar terlihat lemah sekarang di matanya. Tapi ariana juga tidak tau harus bagaimana. Di samping malas mengurus marfel ariana juga merasa marfel seperti tidak lagi menganggapnya.
Ariana menyentuh dadanya. Ariana merasa ada sesuatu yang hilang dari hatinya. Sesuatu yang sangat berharga.
“Nggak.. Kamu nggak boleh mencintai wanita lain selain aku marfel. Sampai kapanpun juga kamu hanya boleh mencintai aku. Hanya aku.”
-----
Laura mondar mandir di depan pintu kamar ariana. Laura benar benar bingung sekarang. Marfel tiba tiba meminta untuk di antarkan ke kamar ariana. Marfel bahkan menyuruhnya keluar dari kamar ariana setelah sampai disana padahal malam sudah larut dan marfel harus segera ber istirahat.
“Bagaimana ini.. Nyonya ariana pasti akan marah jika tuan marfel membuatnya repot..”
Laura menggigiti kuku jarinya. Entah apa yang ingin marfel lakukan di kamar ariana laura sendiri tidak tau. Marfel tidak mengatakan apapun padanya. Dan laura juga tidak menanyakan apapun pada marfel.
“Eh tunggu.. Mereka kan.. Ya tuhan...”
Laura menepuk pelan jidatnya. Laura hampir melupakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh sedetikpun sampai dia lupa. Ariana adalah istri marfel. Mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Seharusnya dengan marfel memintanya untuk di antar ke dalam kamar ariana malam ini laura sudah bisa mengerti.
“Aku hampir saja lupa.. Mereka kan saling mencintai. Mungkin tuan marfel merindukan nyonya ariana. Kenapa aku begitu bodoh malah mondar mandir disini? Sedang di dalam mereka... Oh tuhan.. kemana perginya nyawaku tadi?”
Laura menatap penuh rasa kesal pada pintu kamar ariana. Bisa bisanya dirinya kebingungan setengah mati hanya karna marfel berada di kamar itu.
“Kamu membuatku seperti orang bodoh tuan. Lihat saja besok, aku suapi pake kaki kamu.” Batin laura dengan pipi menggembung.
Ketika laura hendak melangkahkan kakinya tiba tiba pintu kamar ariana terbuka. Laura menoleh dan mengeryit melihat marfel yang keluar dari sana masih dengan penampilan yang sama. Rambut berponi yang tersisir rapi juga pakaian yang masih licin tanpa kusut sedikitpun.
“Kamu masih disini kan laura?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Retno Palupi
yg cari wanita lain kan kamu sendiri? kenapa jd g rela?
2023-10-27
0
Sri Astuti
jadi orang kok egois banget.. lho cinta sm laki lain, kamu kasih dia istri lain.. dia cinta km ga rela.. lucu kan?
2022-12-25
0
fiora amanda p.c.m
y pasti hanya mencintai hartanya saja tuh,kan marfel orang kaya yah pastinya dianya hanya mincintai hartanya saja❄😑😑😑❄❄❄
2022-10-15
3