Pura Pura Buta
“Bagaimana keadaan anak saya dokter?”
Seorang wanita paruh baya bertanya pada dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD dengan wajah panik dan basah oleh air mata. Wanita itu bernama Lina yang tidak lain adalah ibu kandung dari pengusaha muda bernama marfel chandra.
“Saat ini pasien masih dalam keadaan kritis nyonya." Jawab dokter johan pelan.
Tangisan lina semakin hebat. Tubuhnya meluruh ke lantai yang langsung di tubruk oleh suaminya, tedy chandra.
“Mamah tenang mah.. Anak kita kuat.. Papah yakin dia bisa melewati masa kritisnya.” Bisik tedy pada istrinya dengan suara bergetar.
Tedy tidak bisa berbohong. Tedy juga merasa takut juga khawatir. Marfel putra satu satunya. Marfel putra kesayanganya juga kebanggaanya. Dan marfel adalah sumber dari kebahagiaanya selama 27 tahun ini.
Dari kejauhan terlihat seorang wanita cantik berambut kurli berlarian menuju kedua orang tua marfel. Dan wanita itu tidak lain adalah ariana chandra. Istri dari marfel chandra.
“Mamah papah..”
Mendengar suara bergetar ariana kedua orang tua marfel langsung menoleh. Lina yang terus menangis menatap penuh luka pada ariana yang baru datang setelah di beri kabar bahwa marfel mengalami kecelakaan.
“Ana.. Marfel..” Tangis lina terisak.
Ariana langsung menubruk tubuh mamah mertuanya. Ariana memeluk erat tubuh bergetar lina dan ikut menangisi keadaan suaminya.
“Apa yang terjadi mah? Kenapa dengan marfel? Kenapa bisa kecelakaan?” Tanyanya dengan di sertai isak tangis.
Lina hanya menggelengkan kepala dalam pelukan ariana. Wanita baya itu tidak tau menau tentang sebab kecelakaan yang di alami putra tunggalnya.
“Jangan menangis. Kita harus banyak berdo'a untuk marfel. Papah yakin marfel kuat. Marfel bisa melalui masa kritisnya.” Lirih tedy memeluk istri dan menantu kesayanganya.
Deringan ponsel dalam tas kecil ariana membuat tedy langsung melepaskan pelukanya. Begitu juga dengan lina.
“Sebentar mah pah ana angkat telpon dulu.”
Ariana langsung menjauh dari kedua mertuanya sambil mengusap air mata yang membasahi pipi tirusnya. Wanita itu tidak menyadari tatapan tidak percaya ibu mertuanya karna ariana masih sempat mengangkat telpon dalam keadaan suaminya sedang kritis di UGD.
“Bagaimana keadaan tuan marfel?”
“Kamu menelpon di waktu yang tidak tepat. Marfel kritis sekarang. Dan itu gara gara kamu.” Marah ariana pada seorang yang menelponya.
------
Di sisi lain tapi masih di tempat yang sama seorang gadis berambut coklat terang sedang menangis pilu di depan sebuah ruangan tempat dimana orang terkasihnya sedang tidak berdaya.
Gadis itu bernama Laura lusiana atau akrab di sapa laura. Laura menangis pilu karna tidak tau harus bagaimana. Neneknya sedang sakit dan harus segera di operasi. Namun sepeserpun laura tidak memegang uang. Di tambah lagi dengan hutangnya yang menumpuk dengan bunga yang begitu besar pada lintah darat yang hampir setiap hari mendatangi gubuk kecilnya.
“Nenek.. Laura harus bagaimana sekarang.. Hiks hiks.” Tangisnya.
Laura menyembunyikan wajah cantiknya di antara 2 tumpukan lenganya yang bertumpu pada kedua lututnya. Semua yang laura miliki satu persatu di panggil oleh tuhan. Mulai dari ayah, ibu, juga kakeknya. Dan sekarang yang tersisa hanya nenek dan adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Adiknya saat ini laura titipkan di rumah tetangga yang memang baik padanya sementara laura menemani sang nenek di rumah sakit.
Laura menegakan kepalanya. Gadis itu berlahan bangkit dari duduknya di depan pintu ruangan tempat neneknya di rawat.
“Aku nggak boleh nyerah. Nenek sama tian butuh aku.. Aku harus bangkit. Aku harus semangat.” Gumamnya dengan suara bergetar.
Laura yakin juga sadar tuhan tidak akan menguji seorang hamba melebihi batas kemampuan yang hamba itu miliki. Dan keyakinan itu membuat semangat laura kembali berkobar. Laura yakin bisa menghadapi semua ujian yang sedang tuhan berikan padanya.
“Nenek.. Nenek harus sembuh. Nenek harus kuat. Laura sama tian sangat membutuhkan nenek. Laura sama tian sangat sayang sama nenek..” Batin laura bergumam.
Laura menoleh menatap pintu ruang rawat sang nenek. Kedua tanganya mengepal erat.
“Demi nenek juga tian.. Laura nggak akan menyerah..” Gumamnya semangat.
----------
“Saya akan membiayai semua pengobatan nenek kamu tapi dengan satu syarat.”
Laura menatap tidak mengerti pada bos pemilik caffe tempatnya bekerja. Laura juga tidak tau kenapa tiba tiba wanita sombong dan angkuh itu memanggilnya dan menawarkan sejumlah uang bahkan mengiming imingi akan membiayai pengobatan neneknya.
“Syarat apa nyonya?” Tanya laura menelan ludahnya menatap Ariana.
“Kamu harus mau menikah dengan suami saya. Kamu urus baik baik dia. Tapi ingat, jangan pernah mengharap apapun. Apa lagi cinta.”
Jawaban judes ariana membuat laura ternganga tidak percaya. Bagaimana mungkin ada seorang istri yang mencari madu untuknya sendiri.
“Nyonya tapi..”
“Pikirkan itu baik baik. Nasib nenek kamu ada di tangan kamu sendiri. Jam pulang kerja nanti kamu bisa menjawabnya. Silahkan keluar.” Sela ariana.
Laura menggelengkan kepalanya. Laura membutuhkan banyak uang saat ini. Selain untuk pengobatan neneknya laura juga butuh untuk biaya sekolah adiknya tian. Tapi mendengar syarat yang di ajukan bosnya laura menjadi takut juga bimbang.
Menjadi istri ke 2 sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh laura. Apa lagi sampai menjadi madu untuk bosnya.
-------
“Laura lusiana. Kamu istri ke 2 ku sekarang.”
Laura menundukan kepalanya mendengar suara berat marfel. Pria yang baru beberapa menit berjanji di hadapan semua saksi, orang tua dan dengan nama yang kuasa untuk mencintai dan menjaganya sepenuh jiwa dan raganya. Meskipun pernikahan itu sebenarnya hanya sebuah tuntutan bagi laura bukan kemauan.
“Aku pria buta laura. Mungkin aku akan menyusahkan kamu kedepanya.”
Laura hanya bisa diam mendengarkan. Pelan pelan laura mengangkat kepalanya.
”Dia kan buta. Untuk apa aku menunduk? Bahkan aku melotot di depanya pun pasti dia tidak akan tau.” Batin laura bergumam.
Marfel menolehkan kepalanya. Pria itu tersenyum manis. Sangat manis sampai membuat laura terhipnotis bak gadis bodoh.
“Ya tuhan.. Dia sangat tampan. Bahkan mengalahkan oppa oppa..”
Sesaat laura terus menatap marfel yang juga menatapnya. Laura benar benar terpana dengan ketampanan suaminya itu. Ketampanan yang baru laura sadari karna selama ijab kobul laura terus menundukan kepalanya. Bahkan untuk sekedar menoleh saja laura merasa takut saat itu.
“Kamu tidak perlu khawatir. Pernikahan ini hanya berlaku sementara. Kamu bisa bebas setelah masalahku dan ana selesai. Untuk itu tolong bantuanya untuk segala hal nanti.” Sambung marfel.
Laura tidak menggubris apa yang marfel katakan. Gadis dengan kebaya pengantinya itu malah mendekat dengan tampang bodohnya pada marfel.
Sementara marfel yang memang hanya pura pura buta tersenyum merasa terhibur melihat wajah menggemaskan gadis yang baru saja sah menjadi istrinya. Marfel tidak heran jika banyak kaum hawa yang terpikat dengan ketampananya. Tapi ekspresi bodoh tidak biasa laura benar benar sangat langka karna hampir semua wanita yang mendekatinya selalu bergaya centil dan menggoda.
“Dasar gadis bodoh.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
susi 2020
🙄🙄😲🙄🙄😲🙄🙄🙄🙄🙄
2022-12-20
1
susi 2020
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤓
2022-12-20
0
Suprihatin
aku suka Thor, lanjutkan yaaa...plisss
2022-08-19
0