Setelah makan malam marfel meminta untuk laura mengantarnya ke kamar. Awalnya lina dan ariana menawarkan diri untuk membantunya, tapi marfel menolak dan lebih memilih meminta laura yang menuntunya menuju lantai atas dimana kamarnya dan laura berada.
“Kamu lihat ana? Marfel juga sepertinya kecewa sama kamu.”
Ariana menelan ludahnya. Tujuanya menyuruh laura menikah dengan marfel bukanlah untuk menggantikan posisinya, tapi untuk membantunya mengurus marfel karna ariana tidak mau repot setiap hari menyiapkan ini itu untuk marfel.
“Aku lakukan ini juga demi marfel mah.. Istri mana sih yang mau di madu?”
Ariana menatap sendu pada lina yang berdiri dengan bersedekap di depanya. Ariana berharap lina bisa mengerti dirinya yang tidak bisa turun tangan mengurus marfel sendiri.
“Kamu tau ana, sebenarnya mencarikan pengurus untuk marfel itu gampang. Kamu bisa menggaji seorang suster. Bukan membayar orang untuk menjadi istri kedua marfel.” Kata lina tersenyum sinis.
Ariana menghela napas.
“Bukanya mamah juga tau marfel tidak akan mau di sentuh oleh orang asing?”
Lina menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan apa yang berada di kepala cantik menantunya.
“Sudahlah. Capek ngomong sama kamu. Tapi mamah sangat berterimakasih. Laura sepertinya gadis yang baik.”
Lina menatap ariana dari atas sampai bawah. Entah kenapa lina merasa ariana seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
“Oh iya, berapa kamu membayar laura? Biar mamah ganti.”
Ariana tidak tau harus menjawab apa. Ariana sudah mengeluarkan banyak uang untuk memberikan rumah yang layak untuk nenek dan adik laura. Ariana juga sudah membiayai operasi neneknya laura tidak lupa juga melunasi semua hutang keluarga laura pada lintah darat di kampung tempat laura tinggal. Dan jumlah rupiah yang ariana keluarkan tidaklah sedikit.
“Mah.. Tidak perlu melakukan itu. Aku melakukanya juga karna kasihan pada laura.”
Lina tertawa mendengarnya.
“Ana ana. Kamu pintar sekali berbicara ternyata. Kamu bukan kasihan sama laura. Tapi kamu memanfaatkan keadaan laura.”
“Mah sudah...”
Tedy menyentuh lembut bahu lina mencoba meredam emosi istrinya. Tedy juga sebenarnya sangat kecewa. Tapi tedy tidak bisa menghakimi ariana.
Lina berdecak. Wanita itu berpikir mungkin dirinya dan tedy terlalu memanjakan ariana selama ini sehingga ariana bisa berbuat seenaknya.
“Kita istirahat yah..” Senyum tedy lembut.
Lina menghela napas kemudian menganggukan kepalanya. Berbicara pada ariana tidak akan membuat rasa kecewa di hatinya hilang. Justru rasa kecewa itu semakin besar karna jawaban enteng yang di lontarkan oleh ariana dengan gampangnya.
Selepas lina dan tedy berlalu ariana tampak berpikir. Apa yang terjadi pada marfel juga karnanya dan kekasihnya. Jika malam itu ariana tidak berlari dari kejaran marfel mungkin marfel tidak akan mengalami kecelakaan. Mungkin marfel juga tidak akan buta.
“Bodoh. Kenapa harus lari sih? Kenapa nggak pura pura aja kaya biasanya. Jadi runyam gini masalahnya.” Gumam ariana frustasi.
-----
Sementara di dalam kamarnya marfel dan laura tampak diam diaman. Laura yang terus berdiri di samping tas bajunya dan marfel yang duduk santai dengan pandangan lurus ke depan di tepi ranjang.
Marfel sebenarnya bingung dengan tingkah laura. Gadis itu terus berdiri di samping tasnya yang berada di sudut ruangan kamar mewahnya tepatnya di seberang pintu kamar mereka. Entah apa yang sedang di lakukan gadis itu marfel tidak tau. Mungkin sedang melindungi sesuatu yang berada di dalam tas warna orange nya.
“Laura..” Panggil marfel menggerakan kepalanya kekanan dan ke kiri layaknya pria buta sungguhan.
“Iya tuan..” Saut laura dengan wajah sendu.
“Kamu dimana?” Tanya marfel.
Laura menghela napas. Tidak mungkin laura menjawab bahwa dirinya berada di sudut ruangan. Bisa di ketawain suami tampanya nanti.
“Saya ada di depan tuan.”
Setelah menjawab laura kemudian melangkah mendekat dan berdiri tepat di depan marfel.
Marfel tersenyum geli. Laura sedang berbohong padanya. Padahal jelas terlihat laura berdiri di sudut ruangan di samping tas bajunya tadi dan baru mendekat setelah menjawab.
“Kenapa nggak tidur? Memangnya kamu tidak capek?”
Ekspresi sendu laura langsung berubah. Kedua mata belonya semakin lebar mendengar apa yang di tanyakan marfel.
“Ap apa maksud tuan?”
Marfel mengeryit bingung. Entah dimana salahnya yang marfel tanyakan sehingga kedua mata gadis di depanya terbelalak seperti orang terkejut.
“Ya kan sekarang kamu..”
“Tuan.. Saya tau kita memang sudah sah menjadi suami istri. Tapi tugas saya bukan untuk melayani tuan. Tugas saya adalah mengurus dan menyiapkan semua yang tuan perlukan.”
Marfel terdiam. Terkejut sebenarnya. Pertanyaanya pada laura di artikan lain oleh gadis itu.
“Saya tau tuan memang sudah kewajiban seorang istri melayani suaminya. Tapi maaf tuan.. Saya belum siap melakukanya.”
Laura menatap marfel dengan tatapan memelas berharap marfel memakluminya. Marfel memang sangat tampan bahkan mengalahkan ketampanan para aktor korea yang sangat laura gemari. Tapi jika harus melayaninya laura benar benar tidak siap.
“Emm.. Laura, maksud aku bukan begitu. Ini sudah malam. Kamu juga pasti capek. Kamu harus istirahat.”
Laura mengerjapkan beberapa kali kedua matanya. Pipinya langsung terasa panas sampai menjalar ketelinga. Laura benar benar malu karna berpikir terlalu jauh.
“Ya tuhan.. Apa yang aku pikirkan. Tuan marfel itu buta. Dia tidak mungkin bisa melakukan apapun. Bahkan mungkin tuan marfel juga menganggap aku gadis jelek dengan gigi tonggos.” Batin laura.
Laura langsung mengibaskan tanganya berusaha menghilangkan rasa panas di pipinya. Laura bahkan sampai menggunakan berkas yang ada di samping marfel untuk di jadikan kipas.
“Pinjam sebentar nggak papa kali ya?”
Marfel yang melihat laura meraih berkas di sampingnya melotot. Namun ketika hendak membuka mulutnya marfel berpikir ulang. Yang laura tau marfel adalah pria buta.
“Baiklah. Pura pura tidak tau saja.”
Masih merasa panas meskipun sudah menggunakan berkas di samping marfel untuk mengipasi laura pun langsung berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajah memerahnya yang sudah seperti udang rebus warnanya.
Melihat tingkah ajaib laura marfel tertawa pelan. Laura benar benar gadis unik dan polos.
“Kamu bisa tidur di sampingku laura. Tenang saja, aku tidak akan macam macam. Lagi pula aku juga buta. Aku juga tidak bisa melakukan itu dengan seorang gadis yang bahkan aku tidak tau bagaimana rupanya.”
Laura mengerucutkan bibirnya mendengar apa yang di katakan marfel. Laura langsung menolehkan kepalanya menatap pantulan wajah cantiknya di cermin besar yang berada di samping ranjang king zise tempat marfel duduk.
“Aku nggak jelek jelek amat kok.” Gumam laura pelan sambil menyentuh pipi chuby nya.
Laura kemudian menatap marfel yang terus menatap lurus ke depan. Laura memeletkan lidahnya pada marfel meledek pria itu.
“Gadis ini..” Gemas marfel bergumam dalam hati.
“Eemm.. Laura tolong bantu aku berbaring ya..” Pinta marfel dengan nada sedikit kesal karna laura meledeknya.
“Ah ya, baik tuan.”
Setelah membantu marfel berbaring laura pun kembali berpikir.
“Ya sudah. Saya istirahat dulu. Oh iya laura, kertas yang di bawah itu tolong kamu baca baik baik ya.”
Marfel tersenyum dengan tatapan terus lurus menatap langit langit kamarnya. Marfel sebenarnya ingin sekali menoleh dan tertawa melihat ekspresi laura yang unik dan mudah sekali ber ubah ubah tapi marfel menahanya. Marfel tidak mau laura curiga padanya.
“Selamat malam.” Kata marfel kemudian memejamkan kedua matanya.
Sedangkan laura, gadis itu tidak memperdulikan ucapan selamat malam dari marfel. Laura sibuk mencari cari selembar kertas yang tadi laura buang entah kemana.
“Duh.. Apaan ya yang harus di baca..”
Laura tersenyum ketika mendapati selembar kertas itu ada di bawah kaki ranjang. Laura menghela napas lega kemudian mendudukan dirinya di lantai dan menyenderkan punggungya di kaki ranjang tersebut.
“Untung ketemu..”
“Eh tapi kan tuan marfel buta.. Bagaimana mungkin dia bisa tau di selembar kertas ini ada tulisanya? Atau mungkin dia pake mata batin buat nulis ini?”
Laura menoleh dan menatap penuh rasa curiga pada marfel yang sudah damai memejamkan kedua matanya.
“Apa dia cuma pura pura buta?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Memyr 67
bener itu laura. feeling so goof. suamimu memang pura pura buta
2023-05-10
1
Noni Santoso
sumpah lucu laura sm ngakak aku
2022-06-24
0
Diana Ayu
up
2022-05-14
0