Paginya seperti biasa, laura bangun kemudian bergegas membersihkan diri untuk kemudian menunaikan tugasnya sebagai pengasuh suaminya.
“Selamat pagi laura..”
Marfel menyapa laura dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya. Entahlah, marfel merasa sangat berbunga bunga setiap pagi semenjak menikah dengan laura. Marfel merasa di perhatikan dan di sayangi karna laura yang begitu tulus merawat dan menyiapkan semua kebutuhanya.
“Pagi tuan..” Saut laura yang sedang melipat selimutnya di atas sofa.
Setelah selesai membereskan sofa yang menjadi tempat tidurnya, laura pun segera mendekat pada marfel yang masih duduk dengan selimut yang menutupi sebagian kakinya di atas ranjang.
“Bagaimana tidurnya tuan? Apakah tuan merasa nyenyak.”
“Tentu saja. Aku sangat nyenyak.” Senyum marfel menjawab.
“Syukurlah kalau begitu. Ah ya tuan, siang ini saya ada janji temu dengan teman. Saya izin keluar sebentar ya tuan.”
Marfel diam sejenak. Kepalanya menoleh ke arah laura. Marfel benar benar kagum dengan wajah alami juga manis laura. Terasa damai di pandang. Tidak membosankan dan selalu membuat marfel ingin selalu tersenyum sepanjang hari.
“Mau ketemu dimana?” Tanya marfel penasaran.
“Yang jelas bukan di caffe nyonya ariana tuan.”
Marfel mengangguk. Marfel menebak seorang teman yang ingin laura temui adalah nana. Orang yang semalam menelpon laura.
“Aku boleh ikut?” Tanya marfel lagi.
“Hah?! Tuan mau ikut?”
Laura terkejut mendengarnya. Bagaimana mungkin marfel ikut denganya. Bisa bisa nanti nana curiga bahkan tau bahwa dirinya sudah menikah. Laura bukan tidak mau nana tau. Laura hanya belum siap jika sampai orang lain tau termasuk nana.
“Memangnya kenapa? Kamu malu sama temen kamu karna aku buta?”
Marfel menatap laura sendu. Marfel merasa ingin tau apapun tentang istri kecilnya itu. Marfel juga ingin tau siapa saja yang dekat dengan laura termasuk teman laura yang bernama nana.
“Aduh.. Bukan begitu tuan.. Cuma..”
“Kamu takut aku nyusahin kamu?” Sela marfel bertanya.
Laura menghela napas. Laura bukan takut di repotkan ataupun malu karna marfel buta. Laura hanya belum siap jika nana tau bahwa dirinya sudah menikah dengan marfel. Suami dari mantan bosnya yaitu ariana.
“Atau kamu takut teman kamu tau kalau kamu sudah menikah sama aku?”
Marfel kembali menyerang laura dengan pertanyaan yang sangat sulit untuk laura jawab.
“Ya udah deh iya iya tuan boleh ikut.. Tapi tuan nggak boleh ilang ilangan..”
Laura berkata dengan wajah kesalnya. Marfel benar benar sangat bawel.
“Ya sudahlah. Ngirit ongkos juga.” Batin laura.
Menjelang siang laura mendandani marfel yang dengan patuh duduk di kursi saat laura menyisir rambutnya. Marfel tersenyum diam diam. Marfel merasa seperti anak asuh laura bukan suami laura. Tapi tidak bisa di pungkiri marfel merasa senang dan bahagia. Marfel bahkan bisa dengan mudah mengalihkan rasa kecewa dan sakit hatinya karna di hianati oleh ariana. Dan semua itu tentu saja karna laura.
“Tuan..” Panggil laura sambil menyisir rambut marfel.
“Ya..”
“Ini menurut saya ya tuan. Menurut saya rambut tuan sudah terlalu panjang. Harus di potong.”
Marfel meluruskan pandanganya ke arah kaca besar di seberangnya. Memang benar, rambutnya sudah sangat panjang. Dulu ariana yang selalu memperhatikanya juga penampilanya. Ariana juga tidak segan menemani marfel saat potong rambut. Tidak perduli menunggu lama atau sebentar di salon.
Marfel tersenyum miris. Semua keindahan antara dirinya dan ariana hancur begitu saja setelah marfel melihat sendiri ariana bersama david.
“Memangnya kamu mau temani saya ke salon buat potong rambut?”
Laura tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan marfel.
“Tuan lama nggak kalau ke salon?” Tanya laura.
Marfel ingin sekali tertawa. Padahal biasanya pertanyaan yang di lontarkan laura adalah pertanyaan yang bersarang di kebanyakan pria yang enggan menemani pasanganya ke salon.
“Nggak lama kok. Paling cuma satu jam.”
“Apa?! Satu jam? Satu jam nggak lama?”
Marfel menganggukan kepalanya. Lucu sekali melihat wajah terkejut istri kecilnya itu.
“Tuan, satu jam buat orang seperti saya berharga. Buat kerja saja lumayan tuan dapat tuh tiga puluh ribu satu jam.” Kata laura menggelengkan kepala.
Marfel hanya tersenyum saja. Laura dan ariana memang berbeda dari segala segi.
Selesai mendandani marfel, laura kemudian membantu marfel bangkit dari duduknya. Laura dengan sangat telaten menuntun marfel keluar dari kamar dan menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai bawah kediaman keluarga chandra.
“Marfel..”
Laura menghentikan langkahnya begitu juga dengan marfel saat mendengar suara ariana.
Marfel menghela napas. Marfel benar benar sudah merasa muak dengan sikap sok manis ariana.
“Kamu mau kemana fel?”
Laura menelan ludahnya. Dengan sangat hati hati laura membantu marfel berbalik menghadap pada ariana yang berdiri di belakang mereka.
Ariana menatap laura yang menundukan kepalanya. Wanita itu menatap remeh pada penampilan laura yang hanya mengenakan rok pendek selutut model payung yang di padukan denga kaos pendek warna pink bergambar hello kitty.
“Dasar kekanak kanakan.” Batin ariana.
“Kita mau pergi sebentar.” Jawab marfel.
Ariana mengeryit.
“Pargi kemana?” Tanyanya.
“Mencari udara segar di luar. Oh iya ariana, kalau nanti mamah nanyain aku tolong bilangin aku lagi jalan jalan sama laura. Nggak usah di tungguin makan siang juga. Mungkin kita pulang ke rumah nenek dan makan siang disana.”
“Laura ayo.”
Marfel langsung mengajak laura pergi karna tidak mau berhadapan dengan ariana terlalu lama. Marfel benar benar tidak bisa tahan dengan rasa kecewa dan sakit hatinya jika terlalu lama menatap wajah cantik istri pertamanya.
“Ah iya tuan. Nyonya saya permisi.”
Laura mengangguk sopan pada ariana sebelum menuntun marfel berlalu. Laura juga sebenarnya mulai kesal pada ariana yang semakin hari semakin menatapnya dengan tatapan meremehkan.
Ariana berdecak. Kesal sekali rasanya melihat marfel yang sering menghabiskan waktunya bersama laura dari pada bersama dirinya. Marfel bahkan bersikap dingin padanya tidak hangat dan penuh cinta lagi seperti dulu sebelum ada laura di antara mereka.
“Laura, marfel hanya milikku. Kamu tidak boleh memiliki perasaan apapun. Marfel hanya boleh mencintaiku. Bukan kamu atau siapapun.” Gumam ariana menatap penuh kebencian pada punggung laura.
Ariana sebenarnya juga merasa penasaran. Marfel tidak pernah menanyakan tentang malam itu. Marfel bersikap seolah tidak tau apa apa.
“Apa mungkin memang marfel tidak menaruh curiga apa apa pada aku dan david?”
Ariana mulai bertanya tanya. Marfel adalah pria yang suka berterus terang. Marfel tidak pernah mau memendam apapun yang membuatnya tidak nyaman.
“Tapi kalau memang begitu kenapa marfel mengejarku dan david?”
Ariana menelan ludahnya. Ariana mengakui dirinya sangat bodoh malam itu. Padahal ariana bisa beralasan apa saja tanpa harus lari menghindari marfel yang sudah memergokinya sedang besama david.
“Andai aku tidak lari dengan david mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi. Kamu juga nggak akan buta fel.. Aku minta maaf..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Sri Astuti
Ariana... egois mu itu lho. Manusia sptmu itu sungguh memalukan. udah selingkuh tp maunya menguasai dan memanfaatkan orang lain.. gimana Marfel mau sama kamu, kamu aja ga mau dekat dan ga mau ngurus suamimu.. ya sdh lah.. kamu ga bego kan kasih Marfel diurus orang lain.. sdh sah suami istri lagi..
2022-12-30
1
Baiti Abdah
suami udh sempurna 💯✨ apa lagi yg di cari.... emang ga ada imannya
2022-07-28
1
Putri Indrayanti
🤭
2022-05-03
0