Laura menatap bingung pada handoko yang tiba tiba masuk ke dalam ruang rawat neneknya. Entah apa tujuanya laura sendiri tidak tau.
“Pak..”
Laura bangkit dari duduknya juga melepaskan genggaman tanganya pada tangan keriput sang nenek.
“Kamu ikut saya.” Kata handoko tegas.
Laura mengeryit. Entah apa lagi salahnya. Laura sedang menunggu ariana. Laura tidak ingin jika sampai kesempatan bisa membuat neneknya sembuh tertunda atau bahkan sampai batal.
“Pak tapi..”
“Ini perintah nyonya ariana.” Sela handoko cepat.
Laura mengerjapkan beberapa kali kedua matanya.
“Apa mungkin nyonya ariana juga mengutus pak handoko untuk membayar semua administrasi rumah sakit nenek?” Batin laura bertanya tanya.
“Jangan membuang buang waktu saya laura.” Tekan handoko membuat laura tersentak.
“Ah iya iya pak..” Angguk laura cepat.
Laura menoleh pada neneknya yang terus memejamkan kedua matanya.
“Laura keluar sebentar nek..” Pamit laura lirih.
Laura keluar dari ruang rawat neneknya mengikuti handoko yang begitu cepat melangkah di depanya. Laura bahkan sampai hampir berlari untuk mengimbangi langkah handoko.
Setelah handoko menyelesaikan semua pembayaran laura bernafas lega. Tanpa sadar laura meneteskan air matanya. Demi orang yang sangat di kasihinya laura rela menukarkan dirinya sendiri untuk mengabdi pada keluarga bosnya. Meskipun harus menjadi istri ke 2 dari suami bosnya.
“Jangan menangis laura. Kamu harus selalu tersenyum mulai sekarang. Nenek akan sembuh. Dan tian tidak akan lagi menangis saat pulang sekolah.” Batin laura.
“Untuk besok kamu tidak perlu masuk kerja.” Kata handoko kemudian berlalu.
Laura memejamkan matanya. Gerimis kecil memang selalu timbul jika manager berperut buncit itu berbicara.
----
Setelah neneknya di operasi laura pun di minta datang ke kediaman bosnya. Laura yang memang dari awal sudah setuju dengan syarat yang di ajukan oleh ariana pun datang meskipun hatinya ragu dan bimbang.
“Apa apaan kamu ana. Marfel sedang sakit dan kamu malah meminta marfel untuk menikah lagi? Istri macam apa kamu ini?” Marah lina pada ariana.
“Mah.. Sabar.. Kita dengar dulu alasan ana..”
Tedy mengusap lembut bahu lina berusaha untuk menenangkan istrinya. Tedy sendiri tidak tau apa maksud menantunya. Tapi sebagai ayah dan mertua yang baik tedy berusaha untuk menyikapi semuanya dengan bijak dan mendengar lebih dulu alasan ana mencari istri kedua untuk suaminya sendiri.
“Mah.. Ana minta maaf kalau buat mamah marah. Tapi tolong dengarkan dulu alesan ana..” Kata ariana dengan wajah sedih.
“Baik. Apa alasan kamu?” Tanya lina menelan ludahnya kesal.
Ariana menghela nafas. Sebelumnya ariana menolehkan kepalanya ke arah pintu ruang keluarga. Ariana sudah menyuruh laura untuk datang dan langsung menemuinya di ruang keluarga. Ariana bahkan sudah menyuruh asisten rumah tangganya menunggu laura dan mengantarnya untuk menghadap padanya dan keluarga chandra.
“Ana minta waktu mamah sama papah sebentar yah. Sebentar lagi laura pasti datang.”
“Laura? Siapa laura?” Tanya lina mengangkat sebelah alisnya bingung.
Ariana tersenyum. Wanita berambut kurli itu menatap mamah dan papah mertuanya bergantian.
“Laura itu salah satu karyawan di caffe aku mah pah.. Dia gadis yang baik. Rajin juga disiplin. Dan aku memilih dia sebagai maduku..” Terang ariana.
Mulut lina terbuka tidak percaya. Wanita itu tidak menyangka karna ariana bahkan sudah menyiapkan calon istri untuk marfel tanpa sepengetahuan lina dan tedy.
“Ana kamu benar benar keterlaluan.” Hardik lina bangkit dari duduknya.
Tedy menghela nafas. Apa yang ariana lakukan memang keterlaluan. Tapi tedy tidak bisa berbuat apa apa. Ariana tidak meninggalkan marfel yang kini mengalami kebutaan saja tedy sudah bersyukur.
“Permisi nyonya..”
----
Marfel menatap hamparan luas rerumputan hijau di taman belakang rumah megahnya. Bayangan tentang ariana yang berjalan mesra dengan seorang pria kembali di depan matanya. Marfel tidak menyangka juga tidak percaya. Tapi pada kenyataanya marfel melihatnya dengan kedua mata kepalanya sendiri.
“Dimana kurangnya aku ana.. Kenapa kamu bermain api di belakangku?”
Marfel menelan ludahnya. Pria berambut coklat itu menunduk menatap tongkat yang berada di sampingnya. Marfel tersenyum. Demi mengetahui semuanya dengan jelas marfel harus pura pura buta. Marfel harus bersandiwara seperti orang cacat.
“Ana.. Aku sangat mencintai kamu. Dari dulu bahkan sampai sekarang. Tapi nanti, aku tidak bisa memastikanya. Apa yang kamu lakukan di belakangku membuat aku kecewa.”
Marfel memejamkan sejenak kedua matanya. Kepura puraanya buta bukan untuk tidak melihat apa yang terjadi. Tapi justru untuk mengungkap semua yang telah di lakukan ariana di belakangnya. Marfel tau dirinya tidak bisa langsung menuduh ariana tanpa bukti. Maka dari itu marfel ingin mengumpulkan bukti itu dengan caranya sendiri. Meskipun marfel harus berbohong pada semua orang bahkan pada dunia sekalipun.
“Mari ikut saya..”
Marfel mengeryit ketika mendengar suara asisten di rumahnya. Penasaran marfel pun menoleh. Dan tidak jauh darinya marfel melihat seorang gadis sedang melangkah gugup dengan seorang asisten rumah tangga yang melangkah lebih dulu di depanya. Langkah mereka menuju ke arah ruang keluarga dimana kedua orang tua marfel dan ariana sedang bersantai.
“Siapa gadis itu? Apa asisten rumah tangga baru?” Gumam marfel bertanya tanya.
Marfel menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapa siapa disana selain dirinya. Setelah memastikan tidak ada yang akan melihatnya marfel pun membuka pintu kaca penghubung rumah dan taman belakang rumahnya. Marfel ingin tau siapa dan mau apa gadis asing itu datang ke rumahnya.
Marfel berhenti di depan pintu ruang keluarga yang sedikit terbuka. Kedua mata elang pria tampan itu menyipit melihat gadis asing berwajah manis itu berdiri di samping sofa yang di duduki ariana.
“Mah pah.. Perkenalkan ini laura. Dia yang akan mengurus dan menyiapkan semua kebutuhan marfel..”
Marfel tersenyum sinis. Sepertinya dugaanya memang benar. Ariana memang diam diam menjalin hubungan dengan pria lain di belakangnya.
Marfel terus berdiri di depan pintu. Namun marfel membuang pandanganya ke arah lain. Marfel merasa muak melihat wajah cantik istrinya sendiri. Marfel ingin berlalu tapi marfel juga ingin tau apa yang ingin di katakan oleh ariana selanjutnya.
“Laura ini juga yang akan menjadi maduku mah pah.. Dia calon istri marfel.”
Marfel menggelengkan kepalanya. Entah apa yang sedang di rencanakan oleh istrinya sehingga sampai begitu rajin mencarikan istri kedua untuknya.
“Mamah papah kan tau aku sibuk.. Aku nggak mungkin bisa selalu ada untuk marfel. Aku juga nggak bisa mengurus marfel sendiri.. Jadi aku memilih laura untuk membantuku mengurus marfel..” Kata ariana melanjutkan.
“Terserah apa mau kamu ana. Tapi kamu jangan pernah menyesali dengan apa yang kamu lakukan sekarang.” Ujar lina terdengar jengkel.
Sakit juga kecewa marfel rasakan sekarang. Ariana sudah tega selingkuh di belakangnya. Dan sekarang ariana malah mencarikan istri kedua untuknya.
“Baiklah ana. Aku ikuti permainan kamu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Memyr 67
makanya, cari istri jangan cuma diliat kecantikannya, keturunannya dan kekayaannya saja. tapi yg paling utama agamanya. kalau cuma yg tiga di depan jadi kecewa kan?
2023-05-10
0
Riskiya ahmad
haiiis si othor garang hari gini istri cari kan suami nya istri baru lagi ,heeebaast
2022-12-30
0
susi 2020
🤓🤓🤓🤓🤓
2022-12-20
0