Lina dan tedy saling bergandengan tangan. Mereka harap harap cemas saat dokter johan membuka berlahan perban yang menutupi kedua indra penglihatan putra tunggalnya marfel.
“Pah..”
“Sabar mah.. Marfel tidak akan kenapa napa. Marfel anak kita yang kuat.”
Tedy berusaha menenangkan hati istrinya. Sebelumnya dokter johan memang sudah memberitahu bahwa ada kemungkinan marfel akan mengalami gangguan dengan penglihatanya akibat benturan keras di kepalanya saat mengalami kecelakaan.
Lina menolehkan kepalanya mencari sosok cantik ariana.
“Kenapa mah?” Tedy bertanya bingung menatap istrinya.
“Mana ana?”
Tedy menghela nafas. Seharusnya memang ariana ada disana menemani marfel saat dokter membuka perban yang menutupi kedua mata pria tampan itu.
“Mungkin ana masih dalam perjalanan mah..” Jawab tedy miris.
Lina menggelengkan kepalanya. Lina tidak menyangka ariana terus menyibukan dirinya sedangkan marfel sedang tidak berdaya di brankar rumah sakit.
“Dia benar benar keterlaluan.” Gumam lina dengan kedua tangan mengepal.
“Mah.. Sudah. Jangan berpikir yang tidak tidak. Ana mungkin sedang banyak yang harus di tangani.”
Tedy sebenarnya juga merasa kecewa tapi tedy berusaha untuk berpikir positif pada menantunya. Tedy yakin ariana istri yang baik. Meskipun memang ariana tidak pernah ada waktu untuk menemani marfel selama beberapa hari ini. Tapi tedy mencoba maklum. Ariana mungkin sibuk, pikir pria baya itu.
“Anda bisa membuka pelan pelan kedua mata anda tuan.” Kata dokter johan setelah melepas perban juga mengambil kapas yang menutupi kedua mata marfel.
Marfel mengangguk pelan. Berlahan marfel membuka kedua matanya. Cahaya terang lampu langsung masuk ke retina matanya membuat marfel merasa silau. Marfel mendesis pelan kemudian menutup kembali kedua matanya.
Lina dan tedy yang berada di samping marfel tampak sangat cemas. Keduanya terus saling bergenggaman tangan menunggu apa yang akan di katakan oleh putra tunggalnya.
“Tuan.. Pelan pelan saja..” Titah dokter johan.
Dengan kedua mata terpejam marfel menganggukan lagi kepalanya.
“Baiklah. Semuanya di mulai. Mamah papah.. Maaf marfel harus membohongi kalian juga.” Batin marfel.
Marfel kembali membuka berlahan kedua matanya. Sosok pertama yang di lihatnya adalah dokter johan yang memang sudah marfel suruh untuk mengatakan bahwa marfel buta. Memang awalnya dokter johan menolak. Dokter johan tidak ingin membohongi keluarga pasienya, begitu alasanya.
“Bagaimana tuan?” Tanya dokter johan pelan.
Marfel menelan ludahnya. Di tolehkanya kepalanya ke kanan dan ke kiri. Marfel bisa dengan jelas melihat kedua orang tuanya yang sangat mengkhawatirkanya. Terutama sang mamah yang terus menatapnya seakan menahan tangis.
“Dokter bisa tolong hidupkan lampunya? Saya tidak bisa melihat apa apa. Semuanya gelap.” Kata marfel mulai menciptakan kebohongan yang memang sudah di rencanakanya.
“Ya tuhan...” Lina menutup mulutnya. Air mata yang sedari tadi di tahanya menetes meluncur dengan bebas di kedua pipinya.
“Mah.. Tenang..” Lirih tedy dengan suara bergetar.
Tidak ada satupun orang tua yang tidak terpukul jika melihat putra kesayanganya harus kehilangan penglihatanya, termasuk tedy dan lina.
Dokter johan menghela nafas. Ini pertama kali selama menjadi seorang dokter dirinya harus berbohong. Dan itu karna permintaan marfel. Tuan muda dari keluarga chandra yang terkenal cerdas dalam segala hal.
Dokter johan melirik lina yang menangis dengan tubuh meluruh. Jika saja tedy tidak menyangga tubuh wanita itu mungkin lina sudah terduduk di lantai dengan tidak berdaya.
“Tuhan.. Maafkan hambamu.” Batin dokter johan.
Marfel yang juga menyaksikan sendiri tangis pilu mamahnya merasa menyesal. Tapi marfel tidak punya cara lain. Hanya itu satu satunya cara untuk membongkar perselingkuhan istrinya.
“Dokter.. Apa itu suara mamah saya?” Tanya marfel dengan pandangan lurus ke depan.
Lina langsung menubruk tubuh marfel. Wanita baya yang masih terlihat cantik itu menangis meraung raung meratapi keadaan putranya.
“Mamah disini sayang.. Mamah disini. Mamah selalu ada di samping kamu..” Tangisnya.
Tedy menelan ludahnya. Hancur hatinya melihat putra kebanggaanya harus kehilangan penglihatanya. Tedy memejamkan kedua matanya. Saat itu air matanya ikut menetes membasahi pipi tirusnya. Tedy benar benar merasa lemah dan tidak berdaya sekarang. Kedua kakinya bahkan bergetar seperti tidak sanggup menahan bobot tubuhnya.
“Mamah kenapa nangis?” Tanya marfel memeluk tubuh bergetar mamahnya.
“Dokter tolong lampunya..” Kata marfel.
Dokter johan hanya diam. Pria itu enggan mengatakan apapun untuk menumpuk lagi kebohonganya.
“Nak.. Lampunya sudah menyala semua.” Tedy mengatakanya dengan hati hancur.
Marfel mengangkat sebelah alisnya. Suara tedy begitu bergetar dengan ekspresi sedih yang begitu kentara.
“Jadi?” Tanya marfel berpura pura.
Ceklek
Suara pintu yang terbuka membuat lina, tedy, juga dokter johan menoleh. Mereka terdiam menatap ariana yang berdiri dengan nafas tersengal di ambang pintu ruang rawat marfel.
“Marfel..” Lirih ariana.
Ariana langsung berlari menghampiri marfel yang duduk di brankar dengan lina yang menangis di pelukanya.
“Mamah.. Mamah kenapa nangis?” Tanya ariana dengan suara bergetar.
Dokter johan yang berdiri di samping ariana langsung menyingkir. Tugasnya sudah selesai. Dokter johan tidak ingin mengatakan apapun lagi.
Lina terus menangis di pelukan marfel. Wanita baya itu menggelengkan kepalanya tidak sanggup mengatakan bahwa putra satu satunya mengalami kebutaan.
“Pah..” Ariana beralih menatap tedy yang berdiri di samping lina.
“Marfel ana.. Marfel buta..” Jawab tedy pelan.
Ariana langsung menatap cepat pada suaminya. Ariana menggelengkan kepalanya dengan bibir bergetar serta air mata yang menggenangi kelopak matanya.
“Ap apa?” Tanyanya pelan.
Ariana berdecak setelah mengingat semuanya. Beruntung laura mau menerima tawaranya sehingga ariana tidak perlu repot repot mengurus marfel. Ariana tau kebutaan marfel akan menyebabkan hal besar. Buktinya saat ini hampir semua media sedang memberitakan tentang kecelakaan yang menimpa suaminya. Baik di berbagai stasiun televisi, media online, bahkan sampai ke surat kabar.
Ariana menghela nafas. Wanita berambut kurli itu mulai menghidupkan mesin mobilnya. Saat ini ariana berniat mengunjungi nenek laura sekaligus membayar semua administrasi rumah sakit seperti janjinya pada laura.
“Kenapa harus buta? Kenapa tidak amnesia aja?” Hela nafas ariana mempercepat laju mobilnya.
Ariana meraih ponselnya saat bunyi notifikasi terdengar. Kedua matanya membulat sempurna saat menerima pesan dari laura yang memberitahu tempat neneknya di rawat saat ini.
“Loh ini kan rumah sakit tempat marfel di rawat juga.. Jadi neneknya laura di rawat di rumah sakit ini juga?”
Ariana berdecak. Wanita itu menepikan mobilnya untuk membalas pesan dari laura berniat menanyakan dimana kamar rawatnya.
Ting
Satu notifikasi kembali masuk ke ponselnya. Dengan segera ariana membukanya.
“Apa?! Jadi kamar rawat neneknya tidak jauh dari kamar marfel sekarang?”
Ariana benar benar terkejut. Jika sampai kedua mertuanya melihat dirinya masuk ke dalam kamar rawat nenek laura itu bisa membuat tedy dan lina bertanya tanya bahkan curiga padanya.
”Handoko, aku harus minta tolong pada handoko.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Ida Nurqomariyah
baru kali ini tau,kl suami kecelakaan,istri cari pengganti mengurus suami
2023-06-19
1
Mrs.Riozelino Fernandez
terharu bacanya 😭😭😭😭
2023-04-06
0
Meyza Aulia Safitri
awas loh ariana nanti kmu menyesal loh
2022-05-09
0